Anda di halaman 1dari 3

Panduan Praktik Klinis

SMF/KSM ILMU BEDAH


BAGIAN TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROK

RSUD KabupatenMimika
TGL/BLN/THN
PENGESAHAN
:

Revisi Ke.

DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUD MIMIKA

Dr. Maurits Okoseray, MARS


NIP. 19570530 199003 1 001

BENDA ASING DALAM ESOFAGUS (ICD X: T 181)


1. Pengertian (Definisi)

Benda asing dalam esofagus adalah benda asing terhenti


dalam esofagus.

2. Anamnesis

a.
b.
c.
d.

3. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok, tak ditemukan


kelainan yang khas.

4. Kriteria Diagnosis

5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding

Tertelan sesuatu
Terasa ngganjel pada tenggorok
Sakit/sulit waktu menelan
Muntah bila ada obstruksi total

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Terasa tercekik, tersumbat di tenggorok


Batuk
Muntah
Disfagia, berat badan menurun.
Demam
Gangguan pernapasan
Harus diketahui dengan baik ukuran, bentuk dan jenis
benda asing dan apakan mempunyai bagian yang tajam.

1. Anamnesis
a. Tertelan sesuatu
b. Terasa ngganjel pada tenggorok
c. Sakit/sulit waktu menelan
d. Muntah bila ada obstruksi total
2. Pemeriksaan fisik:
Pada pemeriksaan telinga, hidung, tenggorok, tak
ditemukan kelainan yang khas.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Tes minum:
b. Obstruksi total (biasanya pada benda asing daging):
muntah. Obstruski sebagian (biasanya benda asing
uang logam): masih dapat minum sedikit-sedikit.
c. Pemeriksaan X-foto:
1) Dibuat foto leher-troaks-abdomen AP (anak-anak)
atau foto leher (dewasa/orang tua) bila benda asing
radio-opaque. Foto leher ini harus dibuat sebab
besar (>90%) benda asing berhenti pada
daerah krikofarine cricopharynx).
2) Dibuat foto esofagus dengan kontras (barium +
kapas), bila benda asing tidal; opaque dan kecil.
3) Untuk benda asing daging, tidak perlu dibuat foto.
1. Faringitis akut.
2. Esofagitis.

7. Pemeriksaan Penunjang

Tes minum:
Obstruksi total (biasanya pada benda asing daging):
muntah.
Obstruksi sebagian (biasanya benda asing uang logam):
masih dapat minum sedikit-sedikit.
Pemeriksaan X-foto:
1. Dibuat foto leher-troaks-abdomen AP (anak-anak) atau
foto leher (dewasa/orang tua) bila benda asing radioopaque. Foto leher ini harus dibuat sebab sebagian besar
(>90%) benda asing berhenti pada daerah
krikofaring
2. Dibuat foto esofagus dengan kontras (barium + kapas),
bila benda asing tidal; opaque dan kecil.
3. Untuk benda asing daging, tidak perlu dibuat foto.

8. Terapi

Dipersiapkan esofagoskopi yang bersifat urgent dengan


pembiusan umum untuk diagnosis pasti dan sekaligus
ekstraksi benda asing.

9. Edukasi

Menghindari faktor predisposisi, antara lain :


1. Belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan
dengan baik
2. Koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang
belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan sampai 1
tahun.
3. Retardasi mental
4. Gangguan pertumbuhan dan penyakit neurologic lain
yang mendasarinya.
5. Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami
oleh pemabuk atau pemakai gigi palsu yang kehilangan
sensasi rasa (tactile sensation) dari palatum, pada pasien
gangguan mental dan psikosis
6. Adanya penyakit esophagus yang menimbulkan gejala
disfagia kronis.

10. Prognosis

11. Tingkat Evidens


12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
14. Indikator Medis
15. Kepustakaan

Ad vitam
Ad sanationam
Ad fungsionam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
I/II/III/IV
A/B/C

dr. Antonius Pasulu,MKes,Sp.THT


a. Rasa tercekik/ngganjel di tenggorokan
b. Gangguan dalam menelan
1. Thompson JN, Browne JD. Caustic ingestion and foreign
bodies in the aerodigestive tract. In: Bailey BJ and
Pillsburry III HC. eds. Head and Neck Surgery Otolaryngology Vol. I. Philadelphia: JB Lippincott
Company. 1993:725-37.
2. McNab Jones RE Foreign bodies in esophagus. In:

Ballantyne J, Groves J. eds. Scott-Brown's diseases of the


ear, nose, throat. 4th ed. Vol IV. The pharynx and larynx.
London: Butterwoths, 1979:237-43.
3. Snow JB. Esophagology. In: Ballenger JJ. ed. Diseases of
the Nose. Throat, Ear. Head and Neck. 14th ed. Philadelphia,
London: Lea & Febiger, 1991: 1297-321.
4. Mohz RM. Endoscopy and foreign body removal. In:
Paparella NN, Shumrick DD. Stuckman JL, Meyerhoff WL,
eds. Otolaryngology 3rd ed. Vol. III, Head and Neck.
Philadelphia. London. Toronto, WB Saunders, Co,
1991:2399-428.

Ketua Komite Medik


dr. Jeanne Rini P, Sp.A, MSc, Ph.D
NIP. 19660222 199102 2 003

Penyusun
dr. Antonius Pasulu,MKes,Sp.THT
NIP. 19770411 200605 1 001

Anda mungkin juga menyukai