Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan
menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh, mengontrol tekanan
darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada setiap sisi dari
spine (tulang belakang). Mereka mendapat penyediaan darah melalui arteri-arteri renal secara
langsung dari aorta dan mengirim darah kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena
cava. Istilah renal berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh,
konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan
keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring produk-produk sisa dari metabolisme
tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produkproduk sisa dalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami penurunan kerja dan fungsinya,
hingga menyebabkan tidak mampu bekerja dalam menyaring elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium dan kalium) dalam darah atau produksi
urine.(Anonim:2010).

1.2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan beberapa
pertanyaan penulisan yaitu:

A.
B.
C.
D.
E.

PENGERTIAN GINJAL, STRUKTUR DAN FUNGSINYA


PENYEBAB KERUSAKAN GINJAL (CKD)
TANDA KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
KLINIS KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
PENGOBATAN ATAU TERAPI

1.3

PERTANYAAN PENULIS MAKALAH

1). BAGAIMANA CARA MENGHINDARI KERUSAKAN GINJAL?


2). APAKAH ORANG YANG SUDAH MENGALAMI KERUSAKAN GINJAL BISA
DISEMBUHKAN?
1.4

TUJUAN PENULISAN
MENGETAHUI PERAN ORGAN VITAL GINJAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GINJAL
2.1.1 Pengertian
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
2.1.2 Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.
2.1.3 Struktur
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang
sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram
atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
2.1.4 Organ
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagianmedulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan
diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas ginjal terdapat kelenjar
adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari
ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arusdan kotranspor. Hasil
akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring

akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan
berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk
filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein
yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebuttubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya
adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi
nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an.
Lengkung Henle menjaga gradienosmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan
untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali
glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat
masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir
dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:

tubulus penghubung

tubulus kolektivus kortikal

tubulus kloektivus medularis


Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular,
mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemihmelewati ureter.
2.1.5 Fungsi Ginjal
Ginjal mempunyai 10 fungsi yaitu:
1. Menyaring Darah
Konsumsi makanan yang kita makan setiap hari sebagai penghasil energi setelah
melalui proses pencernaan pastilah akan menghasilkan banyak zat sisa dan limbah serta racun

atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh ginjal karena jika tidak maka akan
sangat berbahaya bagi tubuh kita.
Nefron adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini. Apabila seseorang tidak
memiliki ginjal, maka orang tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni oleh kotoran yang
dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri. Untuk melakukan hal tersebut, ginjal harus
menyaring sekitar 200 liter darah dan menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air per harinya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Anda buang air kecil sebanyak kurang lebih 2 liter per harinya.
2. Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.
3. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang merugikan bagi tubuh seperti
urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri, dan juga obat-obatan. Jika zat
tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat membahayakan kesehatan di
dalam tubuh.
4. Memproses Ulang Zat
Ginjal akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh kembali menuju
darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses pengembalian zat
yang masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.
5. Mengatur Volume Cairan dalam Darah
Ginjal dapat mengontrol jumlah cairan darah yang dipertahnkan agar tetap seimbang didalam
tubuh. Tanpa adanya control dari ginjal maka tubuh akan menjadi kering karena kekurangan
cairan darah atau sebaliknya, tubuh tenggelam karena kebanjiran cairan didalam tubuh yang
menumpuk tidak terbuang.
6. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
Salah satu contohnya yaitu mengatur kadar garam didalam darah.
7. Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah dengan
menggunakan hormon insulin dan adrenalin. Ini penting untuk menghindari diabetes. Insulin
berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah jika kadar gula dalam darah
berlebih. Adrenalin berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah jika kadar gula di
dalam darah tidak mencukupi.
8. Penghasil Zat dan Hormon
Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan
renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal yaitu hormon eritroprotein atau yang disingkat
dengan EPO berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah
oleh sumsum tulang. Renin berfungsi untuk mengatur tekanan darah di dalam tubuh,
sementara kalsitriol merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga

keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan kalsium di dalam tulang
yang ada di dalam tubuh.
9. Menjaga Tekanan Osmosis
Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-garam di dalam
tubuh.
10. Menjaga Darah
Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan
hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada
pH 8.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 GAGAL GINJAL

Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urin.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran
dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Anonim,
2010).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat
kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan
asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Penderita yang berada pada stadium akhir untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu hemodialisis (HD),
peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan Continuos Ambulatory Peritoneal dialysis
(CAPD) atau transplantasi ginjal ( Wilson & Price;1994 dalam Rindiastuti;2006).
Penyakit ginjal tahap akhir biasanya ditandai dengan test klirens kreatinin rendah. Penderita
dengan test klirens kreatinin <15 ml/menit dianjurkan untuk menjalani terapi pengganti,
salah satunya adalah dengan dialisis. Tindakan dialisis merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan kadar ureum, kreatinin
dan zat toksik lainnya dalam darah (Anonim, 2010).

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
3.2

PENYEBAB GAGAL GINJAL

Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan dapat terjadi dari
suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-penyebab ini seringkali dikatagorikan
berdasarkan dimana luka terjadi.
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh
tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya (Susanto) :
1). Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2). Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3). Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
4). Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
5). Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
6). Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal
apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ;
Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta
penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obatobatan dan Amiloidosis (Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya (Tim Vitahealth, 2008).
Kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal
Seringnya mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan kerusakan pada
ginjal. Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa
orang menyebutnya cuci darah di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama CH, Lakilaki, usia 24 tahun.
CH sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan. awalnya CH sering nyeri
pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering

kencing. Kemudian saya langsung saja membawa CH berobat kerumah sakit kemudian oleh
dokter disarankan periksa darah Hemoglobin, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit, Glukosa,
SGOT, SGPT, Ureum, dan Creatinin. Setelah diperiksakan darah hasil dari pemeriksaan
laboratorium tersebut dibacakan oleh dokter, nilai Leukosit, Thrombosit, SGOT, SGPT,dan
Glukosanya normal, hanya saja untuk nilai Hb dan Hematokritnya rendah. Kemudian untuk
nilai ureum dan kreatininnya sangat tinggi, nilainya diatas normal Ureum: dan Kreatinin:
.Kemudian dokter menyarankan saya untuk melakukan tindakan cuci darah atau hemodialisa
segera. Dari situ dokter langsung memvonis CH mengalami kerusakan pada fungsi ginjalny
Ujar Ibu CH.
Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering sekali
mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari bisa minum 3 sampai 4
kali sehari katanya kalo gak minum lemes dan jarang sekali dia minum air putih, padahal
saya sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut. Ujar Ibu CH

3.3

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan
pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah tandatanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.
Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui (Anonim, 2010):
Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.
Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.
Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa
membuang air yang berlebih.
Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai
asma atau kegagalan jantung.
Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.
Rasa pegal di punggung.
Gatal-gatal, utamanya di kaki.
Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara
akut antara lain :
1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah,
sering kencing.
2) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri (Anonim, 2010).

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain :
1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal,
sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine
darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif (Anonim, 2010).
3.4

Perjalanan Klinis Gagal Ginjal

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium:


Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang
paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasasakan
gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas
normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas
normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin
hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan
kemih yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat
melakukan tugas-tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL menurun. Pada
stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan
garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat-obatan yang bersifat menggnggu
faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah
penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang
berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi BUN ini berbeda-beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini
kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang
tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya
ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % – 25 % . faal
ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah akan
naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %). Semua gejala sudah jelas dan
penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hair sebaimana

mestinya. Gejal gejal yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang., sesak
nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya
terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa
nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin
sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan
gejala yang cukup parah karena ginjal
tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh.
Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena
kegagalan glomerulus meskipun proses
penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal, Kompleks menyerang tubulus ginjal,
kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik
mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti
akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
3.5 PENGOBATAN
Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi pendamping
(komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah terjadinya infeksi
dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat
rendah protein dengan kalori yang cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya
kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk
mendukung kegiatan sehari– hari, dan berat badan normal tetap terjaga (Anonim,
2010).
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal
ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain motivasi
atau keyakinan sembuh terhadap program pengobatan yang diberikan. Sedangkan menurut
Mechenbaum (1977) dikutip dari Rindiastuti (2006),
faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan sosial dalam bentuk
dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, dan uang.
Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sedemikian
kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh pasien sehingga
memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita (Rindiastuti, 2006).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala,
meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh,
pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan.

Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan
obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau
mungkin kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008).
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor
pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian
darah {Haemodialisa
(dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau
transplantasi ginjal (Tim Vitahealth, 2008) .
Apakah kerusakan pada ginjal bisa disembuhkan?
Gagal ginjal sesungguhnya dapat disembuhkan karena ALLAH menciptakan penyakit
tentunya ALLAH memberikan obatnya. Begitu juga dengan gagal ginjal . Biasanya
Seseorang divonis gagal ginjal apabila nilai Kreatininnya diatas 1,5 mg/dl, UREUMnya
diatas
50
mg/dl
dan
hemoglobinnya
drop
dibawah
12
g/dl.
Berdasarkan data tersebut diatas maka seseorang dianjurkan oleh Dokter Internist
ginjal untuk cuci darah dan biasanya sesudah sekali cuci darah , selanjut terus menerus cuci
darah dan pada umumnya seseorang cuci darah satu minggu dua kali.
Gagal ginjal bisa disembuhkan minimal mengurangi cuci darah sari satu minggu 2 kali
menjadi satu minggu 1 kali, selanjutnya dua minggu sekali, tiga minggu sekali , empat
minggu sekali dan akhirnya berhenti cuci darah.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan
pada stadium dini untuk penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahanyang telah

terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular adalah (Anonim,
2010):
Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecilrisiko penurunan
fungsi ginjal
- Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
- Penghentian merokok
- Peningkatan aktivitas fisik
- Pengendalian berat badan
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan teratur
Jika dalam kondisi normal (sehat) diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
kedokter/kontrol/laboratorium untuk memeriksakan darah secara rutin. Sedangkan bagi
mereka yang dinyatakan mengalami ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati
dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila
terinfeksi segera diobati, hindari kekurangan cairan (muntaber), dan melakukan kontrol
secara periodik.

4.2

SARAN

Sakit dan sehat memang sudah ada yang mengatur takdir kita sebagai manusia. Tetapi
kita bisa menjauhkan keadaan sakit itu dengan berusaha untuk tetap prima dan fit agar tubuh
kita tetap sehat dengan cara Pola Hidup Sehat (PHS), yaitu dengan pola makan dan minum
yang sehat, Olahraga yang cukup, Hygienis, dan istirahat yang cukup.Jika mengalami
keadaan tubuh yang kurang sehat segeralah berobat untuk mendapatkan tindakan dan
pengobatan secara dini sebelum terjadi sakit yang kronis.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair. Ac. Id
Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi

Hadisasrawan. Blogspot.com.
Artikel Sistem Ekskresi Hidup Sehat. Doktergaul.com.
Wikipedia Indonesia. Ensiklopediabebas. Id.wikipedia.org
Diposkan oleh Okbi Mardian di 19.28 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Makalah Gagal Ginjal
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ginjal memainkan peran-peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan
menyeimbangkan tingkat-tingkat elektrolit-elektrolit didalam tubuh, mengontrol tekanan
darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Ginjal berlokasi dalam perut ke arah kebelakang, normalnya satu pada setiap sisi dari
spine (tulang belakang). Mereka mendapat penyediaan darah melalui arteri-arteri renal secara
langsung dari aorta dan mengirim darah kembali ke jantung via vena-vena renal ke vena
cava. Istilah renal berasal dari nama Latin untuk ginjal.
Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh,
konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan
keseimbangan asam-basa dari tubuh, juga menyaring produk-produk sisa dari metabolisme
tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produkproduk sisa dalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr).
Gagal Ginjal terjadi karena organ ginjal mengalami penurunan kerja dan fungsinya,
hingga menyebabkan tidak mampu bekerja dalam menyaring elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh (sodium dan kalium) dalam darah atau produksi
urine.(Anonim:2010).

1.2

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka dapat diasumsikan beberapa
pertanyaan penulisan yaitu:

A.
B.
C.
D.
E.

PENGERTIAN GINJAL, STRUKTUR DAN FUNGSINYA


PENYEBAB KERUSAKAN GINJAL (CKD)
TANDA KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
KLINIS KERUSAKAN/ GAGAL GINJAL (CKD)
PENGOBATAN ATAU TERAPI
1.3

PERTANYAAN PENULIS MAKALAH

1). BAGAIMANA CARA MENGHINDARI KERUSAKAN GINJAL?


2). APAKAH ORANG YANG SUDAH MENGALAMI KERUSAKAN GINJAL BISA
DISEMBUHKAN?
1.4

TUJUAN PENULISAN
MENGETAHUI PERAN ORGAN VITAL GINJAL

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GINJAL
2.1.1 Pengertian

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
2.1.2 Letak
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas
(superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian
atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di
bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal
dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.
2.1.3 Struktur
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang
sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram
atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan
lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang
menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.
2.1.4 Organ
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagianmedulla ginjal manusia
dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal
dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebut kapsula fibrosa ginjal dan
diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelahatas ginjal terdapat kelenjar
adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari
ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal
manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit)
dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang
masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arusdan kotranspor. Hasil
akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah

komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh
saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang
disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran
darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau
penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari
glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring
akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen. Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan
berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati
ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk
filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein
yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah
manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit,
menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini
digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebuttubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya
adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal. Lengkung Henle diberi
nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an.
Lengkung Henle menjaga gradienosmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan
untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali
glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat
masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir
dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:

tubulus penghubung

tubulus kolektivus kortikal

tubulus kloektivus medularis


Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular,
mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat
terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemihmelewati ureter.

2.1.5 Fungsi Ginjal


Ginjal mempunyai 10 fungsi yaitu:
1. Menyaring Darah
Konsumsi makanan yang kita makan setiap hari sebagai penghasil energi setelah
melalui proses pencernaan pastilah akan menghasilkan banyak zat sisa dan limbah serta racun
atau toksin. Zat-zat tersebutlah yang akan dikeluarkan oleh ginjal karena jika tidak maka akan
sangat berbahaya bagi tubuh kita.
Nefron adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi ini. Apabila seseorang tidak
memiliki ginjal, maka orang tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni oleh kotoran yang
dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri. Untuk melakukan hal tersebut, ginjal harus
menyaring sekitar 200 liter darah dan menghasilkan 2 liter zat-zat sisa dan air per harinya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa Anda buang air kecil sebanyak kurang lebih 2 liter per harinya.
2. Mempertahankan keseimbangan Kadar Asam dan Basa
Ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urine.
3. Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh
Ginjal akan mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang merugikan bagi tubuh seperti
urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri, dan juga obat-obatan. Jika zat
tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat membahayakan kesehatan di
dalam tubuh.
4. Memproses Ulang Zat
Ginjal akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh kembali menuju
darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino. Proses pengembalian zat
yang masih berguna ke dalam darah disebut reabsorpsi.
5. Mengatur Volume Cairan dalam Darah
Ginjal dapat mengontrol jumlah cairan darah yang dipertahnkan agar tetap seimbang didalam
tubuh. Tanpa adanya control dari ginjal maka tubuh akan menjadi kering karena kekurangan
cairan darah atau sebaliknya, tubuh tenggelam karena kebanjiran cairan didalam tubuh yang
menumpuk tidak terbuang.
6. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia dalam Darah
Salah satu contohnya yaitu mengatur kadar garam didalam darah.
7. Mengendalikan Kadar Gula dalam Darah
Ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah dengan
menggunakan hormon insulin dan adrenalin. Ini penting untuk menghindari diabetes. Insulin
berfungsi sebagai hormon penurun kadar gula dalam darah jika kadar gula dalam darah
berlebih. Adrenalin berfungsi untuk menaikkan kadar gula dalam darah jika kadar gula di
dalam darah tidak mencukupi.

8. Penghasil Zat dan Hormon


Ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan
renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal yaitu hormon eritroprotein atau yang disingkat
dengan EPO berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah
oleh sumsum tulang. Renin berfungsi untuk mengatur tekanan darah di dalam tubuh,
sementara kalsitriol merupakan fungsi ginjal untuk membentuk vitamin D, menjaga
keseimbangan kimia di dalam tubuh, serta untuk mempertahankan kalsium di dalam tulang
yang ada di dalam tubuh.
9. Menjaga Tekanan Osmosis
Ginjal menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur keseimbangan garam-garam di dalam
tubuh.
10. Menjaga Darah
Ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal
mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan
hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada
pH 8.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 GAGAL GINJAL

Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau
produksi urin.
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran
dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Anonim,
2010).
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi ginjal yang bersifat
kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun pada keadaan ini ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan cairan tubuh dalam keadaan
asupan diet normal (Rindiastuti, 2006). Penderita yang berada pada stadium akhir untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya diperlukan terapi penganti yaitu hemodialisis (HD),
peritoneal dialysis mandiri berkesinambungan Continuos Ambulatory Peritoneal dialysis
(CAPD) atau transplantasi ginjal ( Wilson & Price;1994 dalam Rindiastuti;2006).

Penyakit ginjal tahap akhir biasanya ditandai dengan test klirens kreatinin rendah. Penderita
dengan test klirens kreatinin <15 ml/menit dianjurkan untuk menjalani terapi pengganti,
salah satunya adalah dengan dialisis. Tindakan dialisis merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan kelangsungan hidup pasien bertujuan menurunkan kadar ureum, kreatinin
dan zat toksik lainnya dalam darah (Anonim, 2010).
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
3.2

PENYEBAB GAGAL GINJAL

Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan dapat terjadi dari
suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-penyebab ini seringkali dikatagorikan
berdasarkan dimana luka terjadi.
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh
tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya (Susanto) :
1). Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
2). Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3). Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
4). Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)
5). Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
6). Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal
apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ;
Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta
penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obatobatan dan Amiloidosis (Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya (Tim Vitahealth, 2008).
Kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal

Seringnya mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan kerusakan pada


ginjal. Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa
orang menyebutnya cuci darah di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama CH, Lakilaki, usia 24 tahun.
CH sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan. awalnya CH sering nyeri
pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering
kencing. Kemudian saya langsung saja membawa CH berobat kerumah sakit kemudian oleh
dokter disarankan periksa darah Hemoglobin, Leukosit, Thrombosit, Hematokrit, Glukosa,
SGOT, SGPT, Ureum, dan Creatinin. Setelah diperiksakan darah hasil dari pemeriksaan
laboratorium tersebut dibacakan oleh dokter, nilai Leukosit, Thrombosit, SGOT, SGPT,dan
Glukosanya normal, hanya saja untuk nilai Hb dan Hematokritnya rendah. Kemudian untuk
nilai ureum dan kreatininnya sangat tinggi, nilainya diatas normal Ureum: dan Kreatinin:
.Kemudian dokter menyarankan saya untuk melakukan tindakan cuci darah atau hemodialisa
segera. Dari situ dokter langsung memvonis CH mengalami kerusakan pada fungsi ginjalny
Ujar Ibu CH.
Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering sekali
mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari bisa minum 3 sampai 4
kali sehari katanya kalo gak minum lemes dan jarang sekali dia minum air putih, padahal
saya sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut. Ujar Ibu CH

3.3

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan
pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah tandatanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.
Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui (Anonim, 2010):
Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.
Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing.
Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa
membuang air yang berlebih.
Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai
asma atau kegagalan jantung.
Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.
Rasa pegal di punggung.
Gatal-gatal, utamanya di kaki.
Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara
akut antara lain :
1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah,
sering kencing.
2) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri (Anonim, 2010).
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain :
1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal,
sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine
darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif (Anonim, 2010).
3.4

Perjalanan Klinis Gagal Ginjal

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi 3 stadium:


Stadium I
Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 % – 75 %). Tahap inilah yang
paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita ini belum merasasakan
gejala gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam masih dalam batas
normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dalam batas
normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin
hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan
kemih yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.
Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % – 50 %). Pada tahap ini penderita dapat
melakukan tugas-tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjaL menurun. Pada
stadium ini pengobatan harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan
garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat-obatan yang bersifat menggnggu
faal ginjal. Bila langkah langkah ini dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah
penderita masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75 % jaringan yang
berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas normal. Peningkatan
konsentrasi BUN ini berbeda-beda, tergantung dari kadar protein dalam diit.pada stadium ini
kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal.
Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada penyakit yang terutama menyerang
tubulus, meskipun poliuria bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter / hari. Biasanya
ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5 % – 25 % . faal

ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala gejala kekurangan darah, tekanan darah akan
naik, aktifitas penderita mulai terganggu.
Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10 %). Semua gejala sudah jelas dan
penderita masuk dalam keadaan dimana tak dapat melakukan tugas sehari hair sebaimana
mestinya. Gejal gejal yang timbul antara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang., sesak
nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur, kejang-kejang dan akhirnya
terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90 % dari massa
nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10 % dari keadaan normal dan kadar kreatinin mungkin
sebesar 5-10 ml / menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan sangat
mencolok sebagai penurunan. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan
gejala yang cukup parah karena ginjal
tidak sanggup lagi mempertahankan homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh.
Penderita biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari 500/ hari karena
kegagalan glomerulus meskipun proses
penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal, Kompleks menyerang tubulus ginjal,
kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang dinamakan sindrom uremik
mempengaruhi setiap sistem dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti
akan menggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis.
3.5 PENGOBATAN
Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi pendamping
(komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah terjadinya infeksi
dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat
rendah protein dengan kalori yang cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya
kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk
mendukung kegiatan sehari– hari, dan berat badan normal tetap terjaga (Anonim,
2010).
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada penderita gagal
ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dimaksud antara lain motivasi
atau keyakinan sembuh terhadap program pengobatan yang diberikan. Sedangkan menurut
Mechenbaum (1977) dikutip dari Rindiastuti (2006),
faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan sosial dalam bentuk
dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, dan uang.

Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani hemodialisis sedemikian
kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk di patuhi oleh pasien sehingga
memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita (Rindiastuti, 2006).
Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan
fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala,
meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh,
pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan.
Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan
obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau
mungkin kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008).
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor
pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian
darah {Haemodialisa
(dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau
transplantasi ginjal (Tim Vitahealth, 2008) .
Apakah kerusakan pada ginjal bisa disembuhkan?
Gagal ginjal sesungguhnya dapat disembuhkan karena ALLAH menciptakan penyakit
tentunya ALLAH memberikan obatnya. Begitu juga dengan gagal ginjal . Biasanya
Seseorang divonis gagal ginjal apabila nilai Kreatininnya diatas 1,5 mg/dl, UREUMnya
diatas
50
mg/dl
dan
hemoglobinnya
drop
dibawah
12
g/dl.
Berdasarkan data tersebut diatas maka seseorang dianjurkan oleh Dokter Internist
ginjal untuk cuci darah dan biasanya sesudah sekali cuci darah , selanjut terus menerus cuci
darah dan pada umumnya seseorang cuci darah satu minggu dua kali.
Gagal ginjal bisa disembuhkan minimal mengurangi cuci darah sari satu minggu 2 kali
menjadi satu minggu 1 kali, selanjutnya dua minggu sekali, tiga minggu sekali , empat
minggu sekali dan akhirnya berhenti cuci darah.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Untuk pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai dilakukan
pada stadium dini untuk penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahanyang telah
terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan kardiovaskular adalah (Anonim,
2010):
Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecilrisiko penurunan
fungsi ginjal
- Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
- Penghentian merokok
- Peningkatan aktivitas fisik
- Pengendalian berat badan
- Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan teratur
Jika dalam kondisi normal (sehat) diharapkan dapat melakukan pemeriksaan
kedokter/kontrol/laboratorium untuk memeriksakan darah secara rutin. Sedangkan bagi
mereka yang dinyatakan mengalami ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati
dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila
terinfeksi segera diobati, hindari kekurangan cairan (muntaber), dan melakukan kontrol
secara periodik.

4.2

SARAN

Sakit dan sehat memang sudah ada yang mengatur takdir kita sebagai manusia. Tetapi
kita bisa menjauhkan keadaan sakit itu dengan berusaha untuk tetap prima dan fit agar tubuh
kita tetap sehat dengan cara Pola Hidup Sehat (PHS), yaitu dengan pola makan dan minum
yang sehat, Olahraga yang cukup, Hygienis, dan istirahat yang cukup.Jika mengalami
keadaan tubuh yang kurang sehat segeralah berobat untuk mendapatkan tindakan dan
pengobatan secara dini sebelum terjadi sakit yang kronis.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Sri. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Universitas Ibn Khaldun. Bogor.
Warianto, Chaidar. 2011. Gagal Ginjal. Unair. Ac. Id

Dewanto, Rudi. 2009. Gagal Ginjal. Teknomobi


Hadisasrawan. Blogspot.com.
Artikel Sistem Ekskresi Hidup Sehat. Doktergaul.com.
Wikipedia Indonesia. Ensiklopediabebas. Id.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai