Anda di halaman 1dari 6

Nama : M. Isfailah Maulana.

NIM : 15370050.
Resume Filsafat Politik
No
.
1.

Pemikir

Latar Belakang

Metode Berpikir

Pemikiran Politik

Plato

Sesuatu yang
universal
Tidak akan
muncul di dunia,
melainkan
hanya dalam
alam ide.

1. Negara ideal
ialah negara yang
adil.
2. Dikuasai oleh
filsuf.
3. Hukum sebagai
penstabil politik.
4. Tujuan negara
kebahagiaan
bersaama.

2.

Aristoteles

1. Lahir ketika
sistem
demokrasi
menguasai
Yunani.
2. Keadaan
militer dan
kultur
Intelektual
mendominasi
pada waktu itu.
1. Hidup dalam
lingkungan
istana.
2. Menerima
pengetahuan
empiris dari
ayahnya.
3. Hidup dalam
gejolak politik
yang ada.

Tidak setuju
dengan unversal
dalam alam ide,
dalam hal ini
melihat alam
real (nyata)

1.
Politik
ialah
sesuatu
yang
praktis.
2. Negara ideal
ialah negara
konstitusi.
3.Tujuan negara
ialah kebaikan
bersama.
4. Hukum sebagai
penjamin kebaikan.

3.

St.
Agustinus

1. Lahir ketika
munculnya
agama langit.
2. Hidup dalam
lingkup sebagai
pendeta

Seperti halnya
plato. Ide
universal dalam
berpikir.

1. Agama harus
mensetir jalannya
pemerintahan.
2. Negara ideal
ialah monarki.
3. Keadilan ialah
mematuhi hukum
Tuhan.
4. Membumikan
ajaran Tuhan.

4.

Thomas
Aquinas

5.

Al Mawardi

1. Seorang
pendeta juga
pemikir.
2. Kondisi
politik waktu
itu.

1. Hidup pada
masa Dinasti
Abbasiyah
2. Hidup ketika
Khalifahkhalifah
Abbasiyah
dalam keadaan
lemah.
3. gejolak yang
terjadi salah
satunya karena
pro kontra
mengenai
syarat
kepemimpinan
(Quraisy
ataupun non
Quraisy).

Melihat fakta
real yang ada
(empiris).

1. Kombinasi
agama dengan
ilmu.
2. Negara ideal
sesuai kondisi
watak manusianya.
3. Keadilan
berdasarkan Tuhan.
Namun,
mendasarkannya
pada diri manusia.
4. membagi 4
model hukum.
Hukum abadi,
alam, manusia dan
hukum Tuhan.
1. Menimbang
1. Manusia adalah
nilai nilai rasa,
makhluk sosial.
menitik beratkan 2. Memasukkan
pada ide.
norma (agama)
2. Melihat
dalam
peristiwa masa
pemerintahan.
itu.
3. Negara ideal
ialah yang
berdasarkan
agama, wibawa,
keadilan,
keamanan,
kesejahteraan dan
harapan
kelangsungan
hidup.
4. Bentuk negara
sesuai dengan
kesepakatan
kontrak sosial
(antara rakyat
dengan yang
memimpin).

6.

Ibn
Taimiyyah

1. Hidup di
zaman
kemunduran
dan
Kehancuran.
2. Pada saat itu
sudah banyak
bermunculan
dinasti-dinasti
kecil.
2. Merupakan
seorang
pemurni al
Quran dan al
Hadits.

1. Melihat fakta
real pada masa
itu karena
kemerosotan
moral.
2. Empiris

7.

Marthin
Luther

1. Seorang
pakar hukum
yang menjadi
pendeta.
2. Merupakan
seorang teolog.
3. pikirannyapikiranya di
latarbelakangi
untuk
membangkitkan
rasa
nasionalisme
Jerman. Di sisi
lain harus
didukung
kekuatan dunia.

1. Menggunakan
agama sebagai
pelindung
negara akan
menimbulkan
tirani.
2. Nilai nilai
perasaan dalam
berpikir (ide).

1. Pemimpin adalah
sebuah
keniscayaan (harus
ada).
2. Memasukkan
nilai agama dalam
kenegaraan ( al
Quran & as
Sunnah).
3. Kriteria negara
yang baik ialah
yang menjunjung
tinggi amanah,
supremasi hukum
dan musyawarah.
4. bentuk
pemerintahan
tergantung fakta
real yang ada
dalam
perkembangannya
1. Pemisahan
mutlak antara
kekuasaan dunia
dengan kekuasaan
spiritual.
2. Mewajibkan
gereja untuk
tunduk pasif
terhadap UndangUndang politik dan
sosial.
3. Realitas agama
dan di luar agama
sama sama di akui,
antara agama dan
negara saling
mendukung.
4. Memberikan
warna ketuhanan
dalam pemerintah
sipil (Injil)

8.

John Calvin

1. Hidup di
zaman
reformasi
gereja.
2. Seorang
pemikir teolog.

9.

Monarcom
ach

1.Hidup di
zaman dimana
antara agama
dan negara
sama-sama
diakui.

10
.

Machiavelli

1. Hidup di
zaman
kehancuran
sosial dan
politik.
2. Hidup ketika
Italia dirundung
konflik

1. Nasib semua
manusia
ditentukan oleh
Tuhan.
2. Rasio.

1.Pengaruh
sejarah
( Keadaan pada
masa itu).
2. Empirisme
3. Mengambil
dari tiga realita
(Tuhan, Alam,
Manusia).
3. Tirani,
dianggap
sebagai orang
yang tidak
mengenal
agama).
1. Di dasarkan
berbagai riset
dan pengalaman
sejarah. Tetapi
tidak
berdasarkan
pengalamannya
sendiri.
2. Pemisahan
etika dengan
rasio/empirik.

1. Mengakui
realitas agama dan
negara.
2. Pemerintahan
merupakan hajat
(kebutuhan)
manusia.
3.Agama dan
negara, dua
kekuasaan yang
saling mendukung.
4.Ilmu ialah
sesuatu yang
praktis.
5.Rakyat harus
patuh terhadap
pemimpin.
1. Rakyat wajib
patuh terhadap
pemerintah yang
patuh terhadap
Tuhan.
2. Memasukkan
nilai-nilai
ketuhanan dalam
pemerintahan.

1. Perlu adanya
pemimpin yang
kuat bahkan tirani,
untuk meraih
tujuan bersama.
2. Negara diatur
sesua kebijakan
politik yang sesuai
dengan prinsip
kemanusiaan
semata.

3. Manusia
berkarakter
jahat.

11
.

Thomas
Hobbes

1. Hidup dalam
keadaan chaos
(konflik).
2. Hidup dalam
lingkup
kerajaan.

1. Manusia
adalah homo
homini lupus
(musuh bagi
yang lain) juga
egois.

12
.

John Locke

1. Sama halnya
dengan
Hobbes, hidup
dalam keadaan
konflik
(pergolakan
antara katolik
dan protestan).
2. Juga terjadi
konlik antara
kerajaan dan
parlemen.

1. Memilih
orientasi yang
empiris dalam
kaitannya
dengan
2. Filsafat
Manusia dalam
keadaan damai,
namun rapuh.

13
.

JJ Rosseau

1. Termasuk
seorang yang
skeptis (raguragu), bimbang

1. berorientasi
dalam alam
perasaan (ide).
2. Parameter

3. Bentuk negara
terserah apa yang
ada, tidak ada yang
di idealkan
(fungsional).
4. Mengahalalkan
segala cara untuk
mendapatkan
tujuan.
1. Penguasa
bersifat absolut.
2. Kedaulatan
bersifat mutlak.
3. Kebaikan ialah
terpenuhi
keinginan walau
dengan cara
dhalim.
4. Pelaku kontrak
sosial ialah
individu.
1. Penguasa
dibatasi hukum
(tidak absolut).
2. Penguasa
legitimasi
mayoritas (dalam
kontrak sosial).
3. Penguasa
bertujuan
melindungi hak-hak
individu.
4. Memisahkan
kekuasaan
(legislatif, eksekutif
dan federatif).
5. Negara yang
ideal adalah negara
parlementer.
1. Perasaan
(intuisi),
mengalahkan akal.
2. Politik sebagai

ambigu dan
konversi.
2. Kondisi sosial
dalam masa
konflik.

dengan hati
(irrasional).
3. Secara alami
manusia itu
emosional.

suatu keharusan
(kewajiban).
3. Penguasa yang
sedemikian itu,
diangkat melalui
kontrak sosial
(kemauan umum).

Anda mungkin juga menyukai