Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jeffry Rulyanto M. S
102011414
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telephone: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731
Email: jeahfoolee@gmail.com
Pendahuluan
Tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat terus melakukan metabolism.
Energi yang diperlukan itu didapat dari konsumsi makanan yang berasal dari luar
tubuh. Agar makanan tersebut dapat diserap dengan baik, diperlukan proses
pencernaan. Proses ini akan mengubah makanan dari yang bermolekul besar
menjadi molekul lebih kecil yang dapat diserap dan dibawa oleh darah ke seluruh
bagian tubuh. Untuk melakukan proses pencernaan ini dibutuhkan saluran
pencernaan (mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan
anus) dan juga organ organ tambahan (hati, kandung empedu, pancreas, kelenjar
ludah, gigi, lidah). Hasil akhir dari proses pencernaan yang dilakukan tubuh manusia
adalah berupa feces yang dikeluarkan melalui proses defekasi.
Sedangkan salah satu gangguan pencernaan adalah demam tifoid atau yang
kita kenal dengan sebutan tifus, merupakan penyakit endemik di Indonesia yang
disebabkan oleh infeksi sistemik kuman Salmonella thypi. Kuman masuk melalui
makanan/minuman, setelah melewati lambung kuman mencapai usus halus dan
setelah itu menembus dinding-dinding usus halus hingga mencapai area yg disebut
Plaques Peyeri. Kuman kemudian ikut larut dengan aliran pembuluh limfe
mesenterial ke dalam sirkulasi darah.
Lambung / Gaster
Ada tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung, yaitu
mukosa, submukosa, dan jaringan muskularis beserta modifikasinya. Lambung
dibagi menjadi tiga bagian yaitu fundus, corpus, pylorus. Pada bagian fundus,
lapisan mukosa lambung dilapisi oleh epitel selapis torak. Sumur sumur lambung
1
juga terdapat di simi berupa celah diantara dua tonkolan mukosa. Pada dasar sumur
terdapat muara kelenjar kubah (kelenjar fundus). Dapat ditemukan juga beberapa
macam sel pada bagian ini, yaitu sel leher mucus, sel parietal, sel chief. Pada
bagian pylorus, epitel yang melapisinya sama dengan epitel kubah yaitu selapis
torak. Pylorus mempunyai sumur sumur lambung yang dalam. Di dalam lamina
propia terdapat nodule limfatici yang kadang meluas sampai ke lapisan submukosa.
Lapisan oto yang melingkar amat tebal karena membentuk otot lingkar karena
membentuk otot lingkar yaitu sfingter pilorus.
Sekresi lambung distimulasi oleh sekresi gastrin duodenum sehingga dapat
berlangsung selama beberapa jam. Gastrin ini dihasilkan oleh bagian atas
(duodenum) usus halus dan dibawa dalam sirkulasi menuju lambung. 1
Usus halus
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari
pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki
(22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah
rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi
semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar
2,5 cm.
Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu yang pertama duodenum. Duodenum
bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas.
Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus), tempat ini
dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar brunner untuk memproduksi getah intestinum.
Panjang duodenum sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai jejunum.
Yang kedua yaitu jejunum. Jejunum panjangnya 2-3 meter dan berkelokkelok, terletak di sebelah kiri atas intestinum minor. Dengan perantaraan lipatan
peritoneum yang berbentuk kipas (mesentrium) memungkinkan keluar masuknya
arteri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara
lapisan peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan
banyak mengandung pembuluh darah.
Dan yang ketiga yaitu ileum yang ujung batas antara ileum dan jejunum tidak
jelas, panjangnya 4-5 m. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah
kanan bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium
ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang
berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum. 2,3
Vaskularisasi Duodenum
Vaskularisasi duodenum baik arteri maupun vena nya terbagi menjadi 2. Utk
duodenum pars superior hingga duodenum pars descendens diatas papilla duodeni
major (muara ductus pancreticus major), divaskularisasi oleh R. superior a.
pancrearicoduodenalis cabang dr a. gastroduodenalis, cabang dr a. hepatica
communis, cabang dr triple hallery yg dicabangkan dr aorta setinggi Vertebae
Thoracal XII Vertebrae Lumbal I. dan aliran vena nya lgsg bermuara ke system
portae.4
Sedangkan dibawah papilla duodeni major, duodenum divaskularisasi oleh R.
duodenalis a. mesenterica superior yg dicabangkan dr aorta setinggi Vertebrae
Lumbal I. Sedangkan aliran vena nya bermuara ke v. mesenterica superior.5
Persarafan Duodenum
Duodenum di innervasi oleh persarafan simpatis oleh truncus sympaticus
segmen thoracal VI-XII, sdgkn persarafan parasimpatis nya oleh n. vagus (n. X)
3
mikrovili, juluran sitoplasma yang menutupi apex sel-sel absorptif usus. Di dalam
usus makin ke distal terdapat sel-sel goblet.
Kelenjar
usus
halus
juga
mengandung
kelenjar
intestinal
(kelenjar
Penyerapan Karbohidrat
Karbohidrat makanan dicerna di usus halus untuk diserap terutama dalam
bentuk disakarida maltosa (produk pencernaan polisakarida), sukrosa dan laktosa.
Diskaridase yang terletak di membran brush border sel epitel usus meneruskan
penguraian disakarida ini menjadi unit-unit monosakarida yang dapat diserap yaitu
glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Glukosa dan galaktosa diserap oleh transpor aktif sekunder, di mana
pembawa kotranspor di membran luminal memindahkan monosakarida dan Na + dari
lumen ke dalam interior sel usus. Bekerjanya membawa kotranspor ini, yang tidak
secara langsung menggunakan energi, bergantung pada gradien konsentrasi Na +
yang tercipta oleh pompa Na+-K+ basolateral yang menggunakan energi. Glukosa
7
Penyerapan Protein
Baik protein yang dicerna (dari makanan) maupun protein endogen ( di dalam
tubuh) yang masuk ke lumen saluran cerna dai 3 sumber berikut dicerna dan
diserap: (1) enzim pencernaan, yang semuanya adalah protein yang di sekresikan
ke dalam lumen, (2) protein di dalam sel yang terdorong hingga lepas dari vilus ke
dalam lumen selama proses pertukaran mukosa, (3) sejumlah kecil protein plasma
yang normalnya bocor dari kapiler ke dalam lumen saluran cerna.
Sekitar 20 sampai 40 g protein endogen masuk ke lumen setiap hari dari
ketiga sumber ini. Jumlah ini dapat berjumlah lebih dari jumlah protein yang berasal
dari makanan. Semua protein endogen yang harus dicerna dan diserap bersama
dengan protein makanan untuk mencegah terkurasnya simpanan protein tubuh.
Asam-asam amino yang diserap dari protein makanan dan endogen terutama yang
digunakan untuk membentuk protein baru di tubuh.
Protein yang disajikan ke usus halus untuk diserap terutama berada dalam
bentuk asam amino dan beberapa potongan kecil peptida. Asam amino diserap
menembus sel usus oleh transpor aktif sekunder, serupa dengan penyerapan
glukosa dan galaktosa. Karena itu, glukosa, galaktosa dan asam amino dapat
tumpangan gratis untuk masuk transpo Na + yang membutuhkan energi. Peptida
kecil memperoleh jalan masuk melalui pembawa yang berbeda dan diuraikan
menjadi asam-asam amino konstituennya oleh amino peptidase di dalam membran
brush border atau oleh peptidase intrasel. Seperti monosakarida, asam amino
masuk ke anyaman kapiler di dalam vilus.1
Sumber sekresi
Peranan
Kelenjar saliva
Pancreas
Usus halus
Usus halus
disakarida
Maltosa => glukosa
Sukrosa => glukosa dan
Usus halus
fruktosa
Laktosa => glukosa dan
galaktosa
10
Protein
Pepsin
Tripsin
Gaster
Pancreas
Peptidase
Lemak
Lipase pancreas
Usus halus
Pancreas
Trigliserida=>monogliserid
Lipase usus
Usus halus
asam
Kesimpulan
Jika seseorang makan tentu akan melewati proses proses pencernaan,
yang diawali dari mulut hingga ke anus. Dari mulut pun sudah terdapat enzim
enzim yang menunjang proses pencernaan. Di lambung juga ada HCL yang akan
mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Lalu semua akan diserap di usus
halus, yang lemak di lumen dari usus, sedangkan yang karbohidrat dan protein di
brush border. Apabila seseorang terkena demam typhoid, maka tentu ada bakteri
salmonella thypi yang tentu memicu terjadinya typoid ini. Yang terjadi gangguan
adalah organ usus halusnya tepatnya di bagian plaques peyeri. Dimana bakteri
tersebut mengeluarkan toksin yang cukup berbahaya.
Daftar pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. 6 Ed. Jakarta: EGC; 2011.H.65465.
2. Wibowo DS. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo; 2000. h. 84-5.
3. Widjaja H. Anatomi abdomen. Edisi 1. Jakarta: EGC; 2009. h. 53-88
4. Moore KL . Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR. Sistem Digestivus. Jakarta: EGC;
2002.h.83-7.
5. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006. H.14852.
6. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas saluran cerna. Jakarta:
11