Kode Etik Guru
Kode Etik Guru
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan
pembudayaan individu agar mampu memenuhi kebutuhan perkembangan
dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta religius dalam lingkungan
kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini mengimplikasikan bahwa
upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogyanya
terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai
dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut.
Akhir-akhir
ini
pendidikan
menjadi
masalah
yang
ramai
siswa dalam proses pembelajaran secara nyata. Satu unsur yang tekait
langsung dengan siswa dalam praktek pendidikan adalah guru TK (Taman
Kanak-Kanak).
Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru
dalam
menjalankan
profesinya
tersebut
tidak
jarang
melakukan
para
guru
dapat
menjalankan
tugasnya
dengan
baik
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kode Etik Guru
Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang
berbeda-beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengetian yang sama.
Socrates seorang filosof yang hidup di zaman Romawi, yang dianggap
sebagai pencetus pertama dari etika yang mana dia telah menguaraikan
etika secara ilmu tersusun. Malah sampai sekarang perkembangan etika
semakin berkembang, hal ini dapat dirasakan dengan adanya fenomenafenomena yang realita dalam masyarakat.1
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan
salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat. Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara
atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu
kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional
paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Berikut beberapa pengertian kode etik :
A. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974
Tentang
Pokok-pokok
Pasal
43,
dan
martabat
guru
dalam
pelaksanaan
tugas
III.
memperoleh
bentuk penyalahgunaan.
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan
V.
dengan
orang
tua
murid
sebaik-baiknya
bagi
VI.
pendidikan.
Guru
secara
VII.
sendiri
dan/atau
bersama-sama
berusaha
keseluruhan.
Guru
secara
bersama-sama
memelihara,
membina
dan
pengabdiannya.
Guru
melaksanakan
segala
ketentuan
yang
merupakan
sangat
besar
dalam
menangani
berhasil
atau
tidaknya
program
tinggi
martabat
profesi.
Kode
etik
dapat
menjaga
pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak
memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena
itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
kesejahteraan
batin,
kode
etik
umumnya
memberi
anggotanya
untuk
aktif
berpartisipasi
dalam
membina
perlindungan
dan
jika
anggota
profesi
yang
bertindak
kewajaaran.
Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:
1) Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas
di
luar
dalam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia Sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam
melaksanakan
tugas
profesi
sebagai
pendidik,
anggota
maasyarakat dan warga negara. Adapun rumusan kode etik guru yang
merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa
sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah
dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus
memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode
etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti
akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru
akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode
etik yang sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini
jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu dituntut adanya
kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya
sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.
Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung
tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan
mutu profesi dan mutu organisasi profesi.
Dan pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan
pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat
pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449),
sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi
dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggungjawaban
jika
anggota
profesi
yang
bertindak
di
luar
kewajaaran.
Pengembangan Profesi Guru | 9
DAFTAR PUSTAKA
Azizah,
Nur,
2005,
Kode
Etik
Guru
Indonesia,
JTPTIAIN
Walisongo,
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-nurazizah3-422Bab2_319-4.pdf, di akses pada tanggal 18 September 2016.
Maryiana,
Rita,
Etika
Profesi
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/ETIKA_PROFESI_GURU.pdf, di akses
september 2016.
Guru,
pada
UPI,
tanggal
18