Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan dan
pembudayaan individu agar mampu memenuhi kebutuhan perkembangan
dan memenuhi tuntutan sosial, kultural, serta religius dalam lingkungan
kehidupannya. Pengertian pendidikan seperti ini mengimplikasikan bahwa
upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogyanya
terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai
dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut.
Akhir-akhir
ini
pendidikan
menjadi
masalah

yang

ramai

dibicarakan.Berbicara mengenai pendidikan berarti berbicara tentang


profesiguru. Pada saat ini profesi guru merupakan salah satu profesi yang
banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut karena
guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini,
guru yang baik dan berkualitas dapat menjadikan bangsa ini menjadi
bangsa yang berkualitas juga, begitu pun sebaliknya, seorang guru yang
tidak berkualitas akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang
tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi, selain itu
saat ini profesi guru dijamin kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu,
orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun,
menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi antara lain adalah syarat admistrasi, teknis, psikis,
dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan professional.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi proses
perkembangan individu adalah dengan adanya sumber daya manusia
(SDM) yang terkait langsung dengan dunia pendidikan yaitu guru. Salah
satu ujung tombak tercapainya tuJuan pendidikan adalah adanya peran
guru. Ditangan para guru masa depan pendidikan akan terlaksana,karena
guru merupakan salah satu unsur yang berhadapan langsung dengan
Pengembangan Profesi Guru | 1

siswa dalam proses pembelajaran secara nyata. Satu unsur yang tekait
langsung dengan siswa dalam praktek pendidikan adalah guru TK (Taman
Kanak-Kanak).
Namun,kebanyakan orang-orang yang telah menjadi seorang guru
dalam

menjalankan

profesinya

tersebut

tidak

jarang

melakukan

penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma menjadi


seorang guru, sehingga pemerintah menetapkan suatu aturan atau
norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang
dikenal dengan Kode Etik Guru. Dengan adanya Kode Etik Guru ini,
diharapkan

para

guru

dapat

menjalankan

tugasnya

dengan

baik

sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru tersebut.


B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Kode Etik Guru?
2. Apakah isi dari kode etik guru?
3. Apakah hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia?
4. Apakah tujuan kode etik guru?
5. Apakah fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk menjelaskan
2. Untuk menjelaskan
3. Untuk menjelaskan
4. Untuk menjelaskan
5. Untuk menjelaskan

pengertian Kode Etik Guru


isi dari kode etik guru
hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia
tujuan kode etik guru
fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia

Pengembangan Profesi Guru | 2

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kode Etik Guru
Ditinjau dari segi etimologi, pengertian kode etik ini telah dibahas dan
dikembangkan oleh beberapa tokoh yang mempunyai jalan fikiran yang
berbeda-beda. Namun pada dasarnya mempunyai pengetian yang sama.
Socrates seorang filosof yang hidup di zaman Romawi, yang dianggap
sebagai pencetus pertama dari etika yang mana dia telah menguaraikan
etika secara ilmu tersusun. Malah sampai sekarang perkembangan etika
semakin berkembang, hal ini dapat dirasakan dengan adanya fenomenafenomena yang realita dalam masyarakat.1
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan
salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat. Kode Etik Dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda,
pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara
atau aturan yang menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu
kode etik menggambarkan nilai-nilai professional suatu profesi yang
diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai professional
paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
Berikut beberapa pengertian kode etik :
A. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974

Tentang

Pokok-pokok

Kepegawaian. Pasal 28 menyatakan bahwa "Pegawai Negeri Sipil


mempunyai kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku
perbuatan di dalam dan di luar kedinasan". Dalam Penjelasan
Undang-undang tersebut dinyatakan dengan adanya Kode Etik ini,
1 Azizah, Nur, 2005, Kode Etik Guru Indonesia, JTPTIAIN Walisongo,
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-nurazizah3-422Bab2_319-4.pdf, di akses pada tanggal 18 September 2016, Hal.15
Pengembangan Profesi Guru | 3

Pegawai Negeri Sipil sebagai aparatur negara, Abdi Negara, dan


Abdi Masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan
hidup sehari-hari. Selanjutnya dalam Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
itu digariskan pula prinsip-prinsip pokok tentang pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab pegawai negeri. Dari uraian ini dapat di
simpulkan, bahwa kode etik merupakan pedoman sikap, tingkah
laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan dalam hidup
sehari- hari.
B. Kongres PGRI ke XIII, Basuni sebagai Ketua Umum PGRI menyatakan
bahwa Kode Etik Guru Indonesia merupakan landasan moral dan
pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan
panggilan pengabdiaan bekerja sebagai guru (PGRI, 1973). Dari
pendapat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam Kode Etik Guru
Indonesia terdapat dua unsur pokok yakni: (1) sebagai landasan
moral, dan (2) sebagai pedoman tingkah laku.
C. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD),

Pasal

43,

dikemukakan sebagai berikut: (1) Untuk menjaga dan meningkatkan


kehormatan,

dan

martabat

guru

dalam

pelaksanaan

tugas

keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik; (2)


Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma dan
etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas
keprofesionalan.2
Jadi pada intinya, kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas
yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia Sebagai pedoman
sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota maasyarakat dan warga negara.
2. Isi dari kode etik guru
2 Maryiana, Rita, Etika Profesi Guru, UPI,
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/ETIKA_PROFESI_GURU.pdf, di akses pada tanggal 18 september
2016, Hal. 14
Pengembangan Profesi Guru | 4

Adapun rumusan kode etik guru yang merupakan kerangka pedoman


guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu sesuai
dengan hasil kongres PGRI XIII, yang terdiri dari Sembilan item berikut:
I. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
II.

membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.


Guru memiliki kejujuran professional dalam menerapkan kurikulum

III.

sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing


Guru mengadakan komunikasi, terutama dalam

memperoleh

informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala


IV.

bentuk penyalahgunaan.
Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan

V.

dengan

orang

tua

murid

sebaik-baiknya

bagi

kepentingan anak didik.


Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan

VI.

pendidikan.
Guru
secara

VII.

mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.


Guru menciptakan dan memelihara hubungan antarsesama guru

sendiri

dan/atau

bersama-sama

berusaha

baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam hubungan


VIII.

keseluruhan.
Guru
secara

bersama-sama

memelihara,

membina

dan

meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana


IX.

pengabdiannya.
Guru
melaksanakan

segala

ketentuan

yang

merupakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.3


3. Hakikat kode etik guru terhadap guru di Indonesia
Pada dasarnya guru adalah tenaga professional di bidang kependidikan
yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik
agar menjadi manusia yang berpribadi (pancasila).Dengan demikian,
guru memiliki kedudukan yang sangat penting dan tanggung jawab yang
3 Azizah, Nur, 2005, Kode Etik Guru Indonesia, JTPTIAIN Walisongo,
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-nurazizah3-422Bab2_319-4.pdf, di akses pada tanggal 18 September 2016, Hal.27
Pengembangan Profesi Guru | 5

sangat

besar

dalam

menangani

berhasil

atau

tidaknya

program

pendidikan.Kalau boleh dikatakan sedikit secara ideal, baik atar buruknya


suatu bangsa di masa mendatang banyak terletak di tangan guru.
Sehubungan dengan itu guru sebagai tenaga professional
memerlukan pedoman atau kode etik guru agar terhidar dari segala
bentuk penyimpangan. Kode etik menjadi pedoman baginya untuk tetap
professional (sesuai dengan tuntutan dan persyaratan profesi).Setiap
guru yang memegang keprofesionalannya sebagai pendidik akan selalu
berpegang epada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini sebagai salah
satu ciri yang harus ada pada profesi itu sendiri.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru
senantiasa sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan
terarah dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus
menerus memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya.
Kalau kode etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak
dihiraukan berarti akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur
kepribadian guru akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan
pelaksanaan dari kode etik yang sudah disepakati bersama tersebut.
Dalam hubungan ini jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu
dituntut adanya kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan
kehilangan pamornya sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar
lingkup keguruan.
4. Tujuan kode etik guru
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.profesi itu
sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai
berikut.
1) Menjunjung

tinggi

martabat

profesi.

Kode

etik

dapat

menjaga

pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat, agar mereka tidak
memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan. Oleh karena
itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk

Pengembangan Profesi Guru | 6

tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan


nama baik profesi.
2) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
Kesejahteraan mencakup lahir (atau material) maupun batin (spiritual,
emosional, dan mental). Kode etik umumnya memuat laranganlarangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan
kesejahteraan para anggotanya. Misalnya dengan menetapkan tariftarif minimum bagi honorarium anggota profesi dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga siapa saja yang mengadakan tarif di bawah
minimum akan dianggap tercela dan merugikan rekan seprofesi. Dalam
hal

kesejahteraan

batin,

kode

etik

umumnya

memberi

petunjukpetunjukkepada anggotanya untuk melaksanakan profesinya.


3) Pedoman berperilaku. Kode etik mengandung peraturan yang
membatasi tingkah laku yang tidak pantas dan tidak jujur bagi para
anggota prof'esi dalam berinteraksi dengan sesama rekan anggota
profesi.
4) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Kode etik
berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian profesi, sehingga
bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggungjawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh
karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
5) Untuk meningkatkan mutu profesi. Kode etik memuat norma norma
dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
6) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. Kode etik mewajibkan
setiap

anggotanya

untuk

aktif

berpartisipasi

dalam

membina

organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang organisasi.


Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan suatu profesi
menyusun kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi,
menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan

Pengembangan Profesi Guru | 7

pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan mutu profesi dan mutu


organisasi profesi.4
5. Fungsi kode etik terhadap guru di Indonesia
Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai,

perlindungan

dan

pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat


pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449),
sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi
dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggungjawaban

jika

anggota

profesi

yang

bertindak

kewajaaran.
Secara umum, fungsi kode etik guru adalah sebagai berikut:
1) Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas

di

luar

dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan


profesi.
2) Agar guru bertanggungjawab atas profesinya.
3) Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan
internal.
4) Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
5) Agar
profesi
ini
membantu
memecahkan
masalah
dan
mengembangkan diri.
6) Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan
pemerintah.

4 Maryiana, Rita, Etika Profesi Guru, UPI,


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/ETIKA_PROFESI_GURU.pdf, di akses pada tanggal 18 september
2016, Hal. 16
Pengembangan Profesi Guru | 8

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia Sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam

melaksanakan

tugas

profesi

sebagai

pendidik,

anggota

maasyarakat dan warga negara. Adapun rumusan kode etik guru yang
merupakan kerangka pedoman guru dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya itu sesuai dengan hasil kongres PGRI XIII.
Kode etik yang memedomani setiap tingkah laku guru senantiasa
sangat diperlukan. Karena dengan itu penampilan guru akan terarah
dengan baik, bahkan akan terus bertambah baik. Ia akan terus menerus
memperhatikan dan mengembangkan profesi keguruannya. Kalau kode
etik yang merupakan pedoman atau pegangan itu tidak dihiraukan berarti
akan kehilangan pola umum sebagai guru. Jadi postur kepribadian guru
akan dapat dilihat bagaimana pemanfaatan dan pelaksanaan dari kode
etik yang sudah disepakati bersama tersebut. Dalam hubungan ini
jabatan guru yang betuk-betuk professional selalu dituntut adanya
kejujuran professional. Sebab kalau tidak ia akan kehilangan pamornya
sebagai guru atau boleh dikatakan hidup diluar lingkup keguruan.
Tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung
tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan meningkatkan
mutu profesi dan mutu organisasi profesi.
Dan pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai, perlindungan dan
pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai pelindung bagi masyarakat
pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson and Mitchel (1995;449),
sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi
dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta
pertanggungjawaban

jika

anggota

profesi

yang

bertindak

di

luar

kewajaaran.
Pengembangan Profesi Guru | 9

Pengembangan Profesi Guru | 10

DAFTAR PUSTAKA
Azizah,
Nur,
2005,
Kode
Etik
Guru
Indonesia,
JTPTIAIN
Walisongo,
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-nurazizah3-422Bab2_319-4.pdf, di akses pada tanggal 18 September 2016.
Maryiana,
Rita,
Etika
Profesi
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197803082001122RITA_MARIYANA/ETIKA_PROFESI_GURU.pdf, di akses
september 2016.

Guru,
pada

UPI,
tanggal

18

Pengembangan Profesi Guru | 11

Anda mungkin juga menyukai