PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Tumbuh Kembang Dan Geriatri adalah blok XXI pada semester
VII dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada blok XXI ini,
mahasiswa akan mempelajari mengenai berbagai hal mengenai Tumbuh
Kembang Dan Geriatri yang termasuk diantaranya yaitu Pertumbuhan Anak di
Posyandu.
Malnutrisi di masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap 60% dari 10,9 juta kematian anak dalam setiap tahunnya
dimana dampak jangka pendek gizi kurang/buruk pada masa batita adalah
gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak, otot, komposisi tubuh dan
metabolic programming glukosa, lemak dan protein (Agostoni et al., 2005).
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur. Anak tidak saja menjadi besar secara fisik, tapi ukuran
dan struktur organ dalam tubuh dan otak meningkat. Akibatnya ada
pertumbuhan otak, anak tersebut memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
belajar, mengingat dan berpikir (Hurlock, 2007).
Gangguan pertumbuhan merupakan suatu keadaan apabila pertumbuhan
anak secara bermakna lebih rendah atau pendek dibandingkan anak seusianya
yang berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) berada dibawah
2 SD kurva pertumbuhan WHO (Depkes RI, 2010).
Penilaian gangguan pertumbuhan dapat dilakukan sedini mungkin sejak
anak dilahirkan. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan
pertumbuhan anak secara dini, sehingga upaya pencegahan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses pertumbuhan sesuai
dengan umur anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi pertumbuhan yang
optimal.
Penilaian
pertumbuhan
dapat
dilakukan
melalui
penilaian
2.
3.
4.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan Tugas Pengenalan
Profesi kali ini adalah:
1. Untuk mahasiswa
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan anak.
2. Untuk staff pengajar & profesi khususnya bidang kesehatan
a.
b.
3. Untuk masyarakat
a. Dapat menambah wawasan terhadap pertumbuhan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan
masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia
bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun)
hingga remaja (11-18 tahun) (Azis, 2005).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO, batasan usia anak adalah
sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19 tahun. Berdasarkan Konvensi
Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsabangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan diratifikasi Indonesia pada tahun
1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang yang
berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku
bagi anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Kemenkes RI,
2014).
2.2 Pertumbuhan Anak
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat
membelah diri dan mensintesis protein baru mengahsilkan peningkatan
ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2009).
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan
juga karena bertambah besarnya sel. Adanya multiflikasi dan pertambahan
ukuran sel berarti ada pertambahan secara kuantitatif dan hal tersebut terjadi
sejak terjadinya konsepsi, yaitu bertemunya sel telur dan sperma hingga
dewasa. Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan pada bertambahnya ukuran fisik
seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti
bertambahnya ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi
sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik
dimulai dari arah kepala ke kaki. Kematangan pertumbuhan tubuh pada
bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur
diikuti oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih
cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari
total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah
secara teratur. Pada usia dua tahun, besar kepala kurang dari seperempat
panjang badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstremitas bawah lebih dari
seperempatnya (Nelson, 2000).
2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Anak
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak. Secara garis
besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor
dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan), pertumbuhan
merupakan kombinasi antara kedua faktor tersebut (Chamidah, 2009).
Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga,
umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang
terlahir dari suatu ras tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai
yang lebih panjang daripada ras Mongol. Wanita lebih cepat dewasa
dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita umumnya tumbuh lebih cepat
daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa pubertas sebalinya lakilaki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan kromosom
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang
terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down (Chamidah, 2009).
Selain faktor internal, faktor eksternal/lingkungan juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor lingkungan yang
banyak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi,
stimulasi, dan sosial ekonomi (Chamidah, 2009).
ada
hambatan
pada
pertumbuhan
tengkorak
maka
2009).
10
Gambar 2.1 Kartu Menuju Sehat untuk Laki laki dan perempuan.
Sumber: Depkes RI 2009
Apabila anak tumbuh sehat berat badan naik sesuai garis pertumbuhan
mengikuti pita hijau pada KMS atau naik ke pita warna diatasnya.Anak yang
tumbuh kurang sehat apabila berat badan anak tidak naik atau turun, garis di
KMS turun, datar, atau pindah ke pita warna dibawahnya, garis KMS
dibawah garis merah (Depkes, 2009).
2.2.3 Gangguan Pertumbuhan Anak
Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas
normal dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan berat
badan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara
mudah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak. Menurut Soetjiningsih
(2013) bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak
mengalami obesitas atau kelainan hormonal. Sedangkan, apabila grafik berat
badan di bawah normal kemungkinan anak mengalami kurang gizi, menderita
penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala juga menjadi salah
satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala
termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari
normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali,
tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan apabila
lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi
mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal. Deteksi
dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu dilakukan
untuk mengantisipasi terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis gangguan
penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas visual
yang terlambat, gangguan refraksi, juling, nistagmus, ambliopia, buta warna,
dan kebutaan akibat katarak, neuritis optik, glaukoma, dan lain sebagainya.
(Soetjiningsih, 2013). Sedangkan ketulian pada anak dapat dibedakan
11
menjadi tuli konduksi dan tuli sensorineural. Menurut Hendarmin (2006), tuli
pada anak dapat disebabkan karena faktor prenatal dan postnatal. Faktor
prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi TORCH yang terjadi selama
kehamilan. Sedangkan faktor postnatal yang sering mengakibatkan ketulian
adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis media (Chamidah,
2009).
2.3 Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi bagi ibu,
bayi dan anak balita. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
dan penanggulangan diare (Kemenkes RI, 2012).
2.3.1 Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2012) kegiatan yang terdapat di
posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan.
Kegiatan utama, mencakup:
1. Kesehatan ibu dan anak
a. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan.
b. Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila ditemukan
kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
c. Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada
hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan menyusui,
12
lahir.
Pemberian vitamin A dan tablet besi
Perawatan payudara
Senam ibu nifas
Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan
pmeriksaan lochea.
e. Bayi dan anak balita
1. Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
2. Penimbangan
3. Penentuan status gizi
4. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
5. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2. Keluarga berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas kesehatan maka dapat
dilayani KB suntik dan konseling KB.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada
petugas kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang
diberikan yang sesuai program, baik untuk bayi, balita maupun untuk
ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus
toxoid.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk
pelayanannya meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan
pertumbuhan,
penyuluhan
gizi,
pemberian
PMT,
pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi (Fe). Untuk ibu hamil
dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah endemis
gondok.
13
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat
(PHBS).
kemudahan
untuk
mendapatkan
informasi
dan
14
15
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Daftar pertanyaan
2.
Pena
3.
Buku tulis
4.
Kamera
16
3. Tahap Penyelesaian
a. Mengumpulkan
semua
data,
mengolah,
menganalisa
dan
menyimpulkan.
b. Menyusun laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan.
c. Mendapatkan ACC laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan dari
pembimbing tugas pengenalan profesi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Agostoni C, Axelson I, Colomb V, Goulet O, Koletzko B, Michaelsen KF, et al.
The need for nutrition support teams in pediatric units: A commentary by
the ESPGHAN committee on nutrition. J Pediatri Gastroenterol Nutr.
2005; 41:8-11.
Aziz, Hidayat Al. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
Medika.
Chamidah, A. N. 2009. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan perkembangan
Anak. Jurnal Pendidikan Khusus. 5 (2): 85-89.
Depkes RI.(2010). Pedoman Nasional Tumbuh Kembang Anak . Jakarta:
Gramedia.
Hendarmin, H 2006, Pencegahan gangguan pendengaran dan ketulian di
Indonesia.
(http://www.thsc.com.sg/files/newsletter/thsc-edisi-4-pdf,
18
19