Hakim Ketua Majelis dan Anggota Majelis Hakim yang kami muliakan,
Panitera Pengganti yang kami hormati,
Saudara Tim Penasehat Hukum terdakwa yang kami hormati,
Saudara Terdakwa yang kami hormati,
Serta peserta sidang pengadilan yang kami muliakan
walaupun siapa pelakunya, dimana perinsip tersebut diakui secara normatif yang
fdilakasanakan secara empiris.
Berangkat dari pendapat tersebut, maka kami berusaha kembali lagi
memberikan pemahaman dan tanggapan mengenai pembahasan unsur-unsur yang
ada dalam surat tuntutan kami agar kekeliruan dan keterbatasan penasihat hukum
terdakwa dapat diluruskan, serta membantu poenasihat hukum terdakwa untuk
benar benar merasakan nilai-nilai keadilan dan dampak dari adanya tindak pidana
korupsi.
Bahwa majelis hakim telah memberikan kesempatan kepada kami selaku
penuntut umum untuk menyampaikan jawaban atas pembelaan team penasihat
hukum terdakwa dalam upaya mempertahankan requesitoir atau tuntutan pidana
yang telah kami sampaikan. Kami penuntut umum menyampaikan terimakasih
kepada majelis hakim yang terhormat atas kesempatan yang diberikan dalam
menyampaikan jawaban ini. Kami berniat untuk meluruskan pemahaman penasihat
hukum terdakwa yang cenderung keliru dalam menginterprestasikan pembahasan
unsur didalam surat tuntutan kami. Sehingga kami mengkhwatirkan terjadinya
kesesatan dalam pemahaan surat tuntutan yang telah kami sampaikan
sebelumnya. Namun hal itu dapatlah kami maklumi sebagai keterbatasan manusia
yang sifatnya alamiah.
Sehubungan dengan hal tersebut ijinkan lah kami selaku penuntut umum
dalam perkara terdakwa Dzakky Hussein, S.T., M.T. pada kesempatan ini, untuk
mengajukan jawaban terhadap pembelaan team penasihat hukum terdakwa yang
telah dibacakan dipersidangan pada hari senin tanggal 5 mei 2014. Adapun
jawaban ini kami susun dengan sistematika sederhana agar dipahami sebagai
berikut:
I.
PENDAHULUAN
II.
2001 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP sebagaimana dalam dakwaan kesatu dan dari
Pasal 12 Huruf a Jo. Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sebagaimana telah dirubah dan
ditambah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP sebagaimana dalam dakwaan kedua.
Kami TIDAK SEPENDAPAT dengan pembelaan Tim Penasehat Hukum
Terdakwa dengan uraian sebagai berikut :
- Bahwa unsur setiap orang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus dihubungkan
dengan perbuatan-perbuatan selanjutnya, yaitu apakah perbuatan yang
didakwakan tersebut memenuhi unsur tindak pidana atau tidak. Jika unsur lainnya
terpenuhi barulah unsur setiap orang dapat dinyatakan terpenuhi atau terbukti.
Dengan demikian, pembuktian serta penjabaran terhadap unsur-unsur tindak
pidana tersebut haruslah dimulai dengan pembahasan terhadap unsur-unsur ke-2,
ke-3, ke-4, ke-5, ke-6 dan seterusnya, baru kemudian dapat dilihat apakah unsur ke1 setiap orang terbukti atau tidak.
- Bahwa karena dalam pembahasan unsur selanjutnya unsur-unsur yang
didakwakan kepada Terdakwa tidak terbukti, maka dengan sendirinya unsur setiap
orang juga tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. - Unsur pertama setiap
orang dijelaskan pada pasal 1 (3) Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang
perubahan atas Undang Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi yaitu orang perseorangan atau termasuk korporasi.
- Korporasi dijelaskan pada Unsur pertama setiap orang dijelaskan pada pasal 1 (3)
Undang Undang No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang Undang No.
31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yaitu kumpulan orang
atau kekayaan yang terorganisir baik merupakan badan hukum maupun bukan
badan hukum.
- Sedangkan yang dimaksud setiap orang dalam hukum pidana adalah subyek
hukum dari pelaku suatu pelaku pidana dengan siapa saja baik sipil, militer,
maupun polisi sebagai pelaku perbuatan pidana,dan orang tersebut adalah orang
yang mampu bertanggung jawab serta dapat dipetanggungjawabkan atas
perbuatannya secara hukum. Dalam hal ini yang diajukan sebagai setiap orang
adalah terdakwa Dzakky Hussein, S.T., M.T.
- Bahwa di persidangan ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:
i. Bahwa benar TERDAKWA adalah Ir. I Ketut Dharma Putra Yoga, Kepala
Dinas Kehutanan Wilayah Lampung Utara
ii. Bahwa terdakwa Ir. I Ketut Dharma Putra Yoga selama persidangan
membenarkan identitas yang dibacakan kepadanya. Terdakwa juga
menerangkan kepada Majelis Hakim bahwa terdakwa berada dalam keadaan
sehat dan tidak berada dalam tekanan. Maka dengan keterangan tersebut
tidak ditemukan adanya alasan pembenar dan atau alasan pemaaf sehingga
kepada terdakwa dipandang mampu bertanggungjawab atas seluruh
perbuatan pidana yang telah dilakukannya.
Dengan demikian, unsur Setiap Orang dalam Dakwaan Kesatu dan
Dakwaan Kedua telah terpenuhi.
yang
III.
PERMOHONAN
IV.
PENUTUP
Tibalah kami pada akhir jawaban ini yang merupakan kesempatan terakhir
bagi kami yang disediakan oleh Undang-Undang untuk mengungkapkan fakta dan
kebenaran dalam perkara ini. Sebelum kami menutup jawaban ini, ijinkalah kami
menyampaikan beberapa addendum yang kiranya dapat dijadikan oleh yang Mulia
Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangan dan putusan pada perkara ini.
Selain itu, semoga addendum ini juga dapat menggugah hati dan membuka mata
dari Tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam memandang dan menjunjung tinggi
nilai kebenaran.