Kalau kita menengok ke belakang untuk mencoba merunut asal mula nenek moyang bangsa
Indonesia, kita akan mendapatkan berbagai gambaran yang cukup beragam. Sebagian besar teori
tentang Kebudayaan Prasejarah Indonesia yang datang dari Barat menjelaskan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia datang dari Asia Tenggara (Indochina/Yunnan). Diduga mereka datang
dalam dua gelombang migrasi besar yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 5000 SM dan tahun
2000 SM. Mereka menyeberang ke kepulauan di Samudera India, kemudian menyebar dari
Madagaskar hingga ke Filipina dan Melanesia, yang akhirnya hidup menyatu dengan penduduk
asli setempat. Inilah yang disebut sebagai nenek moyang bangsa Indonesia.
Salah satu pendukung teori nenek moyang bangsa Indonesia di atas adalah von Heine Geldern.
Menurut beliau, nenek moyang bangsa Indonesia yang menurunkan generasi paling banyak
sekarang ini berasal dari benua Asia (Yunnan, Cina Selatan). Pendapat Geldern didukung bukti
berupa kesamaan peninggalan benda-benda antara daerah Yunnan dan Indonesia. Benda-benda
yang sama itu, antara lain kapak lonjong dan kapak persegi. Nenek moyang yang berasal dari
Yunnan migrasi ke kepulauan Nusantara karena terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat. Selain
itu, mereka hidup di alam yang tidak banyak memberikan kesejahteraan hidup. Seperti yang
telah kami sebutkan sebelumnya, nenek moyang bangsa Indonesia tersebut datang dengan dua
gelombang. Gelombang pertama disebut Melayu Tua (Proto Melayu) dan berikutnya disebut
dengan Melayu Muda (Deutero Melayu).
Austronesia, dan sisa ras Austro-Melanesoid melahirkan bermacam-macam suku bangsa yang
tersebut di seluruh pelosok Indonesia.
Peninggalan Budaya
Alat-alat batu yang digunakan pada zaman batu tua masih sangat kasar, sebab
teknik pembuatannya masih sangat sederhana. Alat-alat batu ini dibuat dengan
cara membenturkan antara batu yang satu dengan yang lainnya. Pecahan batu
yang menyerupai bentuk kapak, mereka pergunakan sebagai alat. Berdasarkan
nama tempat penemuannya, hasil-hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia
dibagi menjadi dua, yaitu : Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong.
b.
Manusia Pendukung
Kehidupan Sosial
Berpindah-pindah (Nomaden)
Homo Soloensis
Hommo Wajakensis
Pithecanthropus Erectus
Hasil Kebudayaan
Alat-alat batu dari zaman batu tua pada zaman batu madya masih terus digunakan
dan dikembangkan serta mendapat pengaruh dari Asia Daratan, sehingga
memunculkan corak tersendiri. Manusia pada zaman ini juga telah mampu
membuat gerabah.
a)
Banyak alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya ditemukan di abri sous
roche. Penelitian pertama terhadap abri sous roche dilakukan oleh Van Stein
Callenfels di gua Lawa, dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur dari tahun 1928
sampai 1931. Alat-alat mesolithik yang ditemukan dari gua tersebut adalah : alatalat batu seperti mata panah dan flake, batu-batu penggiling dan alat-alat dari
tulang dan tanduk. Bersamaan dengan alat-alat dari Sampung ini, ditemukan pula
fosil manusia Papua Melanesoide.
b)
Penelitian di gua-gua di Lumancong, yang masih didiami oleh suku bangsa Toala,
berhasil menemukan alat-alat serpih (flake), mata panah bergerigi dan alat-alat
tulang. Van Stein Callenfels memastikan bahwa kebudayaan Toala tersebut
merupakan kebudayaan Mesolithikum yang berlangsung sekitar tahun 3000 sampai
1000 SM.
c)
Di sepanjang pesisir Sumatera Timur Laut, antara Langsa (Aceh) dan Medan
ditemukan bekas-bekas tempat tinggal manusia dari zaman Batu Madya. Temuan
itu berupa tumpukan kulit kerang yang membatu dan tingginya ada yang mencapai
7 meter. Dalam bahasa Denmark, tumpukan kulit kerang ini disebut
Kjokkenmoddinger (sampah dapur). Bersama-sama Kjokkenmoddinger ini, Van Stein
Callenfels pada tahun 1925, juga menemukan :
peble (kapak genggam Sumatera)
hache courte (kapak pendek)
batu-batu penggiling
alu dan lesung batu
pisau batu, dan sebagainya
Bone Culture
terutama di abri sous roche
Mesolithikum Flake Culture
Pebble Culture
b.
terutama di Kjokkenmoddinger
Manusia Pendukung
c.
Kehidupan Sosial
zaman batu madya yang hidup di pesisir. Mereka hidup dengan menangkap ikan,
siput dan kerang.
c.
Seni Lukis
Penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya dilakukan
oleh C.H.M. Heeren Palm pada tahun 1950 di Leang Patta E. Menurut Van Heekeren
gambar babi hutan di gua Leang-leang di Sulawesi Selatan berumur sekitar 4000
tahun.
d.
Kepercayaan
Hasil kebudayaan
Alat-alat batu yang dipergunakan pada zaman batu muda sudah sangat halus
pembuatannya, karena mereka sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam.
Berdasarkan alat batu yang menjadi ciri khas, kebudayaan zaman batu muda di
Indonesia dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu : Kebudayaan Kapak Persegi
dan Kebudayaan Kapak Lonjong.
b.
Manusia Pendukung
Perubahan besar dalam bidang sosial budaya terjadi pada zaman batu muda.
Perubahan tersebut dikenal dengan nama Revolusi Neolithik yaitu perubahan dari
mengumpulkan makanan (food gathering) menjadi menghasilkan makanan (food
producing), dari kehidupan berpindah-pindah (nomaden) menjadi kehidupan
menetap.
d.
Kepercayaan
Cara Hidup
Manusia Pendukung
- Gerabah
- Perhiasan (gelang dan manik-manik)
- Alat pemukul kulit kayu - Revolusi Neolitik
- Hidup menetap bertempat tinggal di rumah-rumah sederhana / mulai membentuk perkampungan
- Hidup dengan bercocok tanam dan berternak
- Menggunakan bahasa Melayu-Polinesia (Austronesia) - Indonesia Barat
Proto Melayu 2000 SM nenek moyang dari suku bangsa : Nias, Toraja, Sasak, Batak
- Indonesia Timur
Papua Melanesoide
Megalithikum
Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan
bangunan-bangunan yang terbuat dari batu-batu besar. Kebudayaan Megalithikum
muncul pada zaman neolithikum dan berkembang luas pada zaman logam. Adapun
hasil-hasil terpenting dari kebudayaan megalithikum adalah :
1. Menhir
2. Dolmen
3. Sarkofagus
4. Kubur peti batu
5. Waruga
6. Punden Berundak
7. Arca.
B.
Pada zaman logam ini penduduk Indonesia telah mampu mengolah dan melebur
logam. Kepandaian ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh dari
kebudayaan Dongsong (Vietnam) yaitu kebudayaan Perunggu di Asia Tenggara yang
menyebar ke Indonesia sekitar tahun 500 SM.
a.
Hasil-hasil kebudayaan
Pada zaman logam manusia sudah mampu melebur dan mengolah logam
menjadi alat-alat untuk keperluan sehari-hari atau alat upacara. Hasil-hasil
kebudayaan dari zaman logam diantaranya sebagai berikut :
1. Kapak Corong
2. Nekara
3. Bejana Perunggu
4. Arca-arca
5. Benda-benda perunggu lain
6. Benda-benda besi
7. Gerabah
b.
Teknologi
Manusia pendukung
Pelayaran
Pengetahuan manusia pada zaman logam dalam berbagai bidang meningkat pesat.
Ilmu tentang perbintangan (astronomi) dan iklim telah dikuasai untuk mengatur
kegiatan pertanian dan pelayaran. Hornell menyimpulkan bahwa perahu bercadik
atau perahu bersayap adalah perahu khusus dari Indonesia.
METODE PEMBELAJARAN :
1. Ceramah Bervariasi
2. Diskusi
3. Pemutaran Film
4. Tanya Jawab
5. Penugasan