PENDAHULUAN
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu
yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian
dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah
selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu
yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi
sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan
memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup
faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen
bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode
pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth
Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang
mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu
seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi
termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah
orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami,
keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau
tenaga
kesehatan.
Untuk
mencapai
keberhasilan
menyusui
diperlukan
SAP
(Satuan Acara Penyuluhan)
Pokok bahasan
Hari/Tanggal
Waktu
: 30 menit
Tempat
Sasaran
: Ibu Menyusui
Penyaji
A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui
yang baik dan benar
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lembar balik
2.
Boneka
F. Kegiatan penyuluhan
No
1.
Tahap/waktu
Pembukaan :
3 menit
Kegiatan penyuluhan
1. Memberi salam
Kegiatan sasaran
Menjawab salam
pembuka
2. Memperkenalkan
Memperhatikan
diri
3. Menjelaskan pokok Memperhatikan
bahasan dam
tujuan penyuluhan
2.
Pelaksanaan :
20 menit
1. Menjelaskan
Memperhatikan
pengertian tekhnik
menyusui yang
benar
2. Menjelaskan posisi
Memperhatikan
dan perlekatan
menyusui yang
benar
3. Menjelaskan
Memperhatikan
persiapan
memperlancar
pengeluaran ASI
4. Menjelaskan
Memperhatikan
langkah-langkah
menyusui yang
benar
5. Menjelaskan cara
pengamatan
Memperhatikan
tekhnik menyusui
yang benar.
6. Lama dan
3.
Memperhatikan
Evaluasi :
frekuensi menyusui
Menanyakan kepada Menjawab
5 menit
peserta tentang
pertanyaan
diberikan.
1. Mengucapkan
Terminasi :
2 menit
Mendengarkan
terimakasih atas
peran serta dan
peserta
2. Mengucapkan
Menjawab salam
salam penutup
G. Evaluasi
1.
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi yang baik dan benar?
3.
dengan
perlekatan
dan
posisi
ibu
dan
bayi
dengan
benar
(Saminem,2009).
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan
Hesti, 2010).
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan
bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu
dan memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk
menyusu.
B. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI
menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang
terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011
G. Teknik Melepaskan Hisapan Bayi
bayi
melepaskan
hisapannya,
sendawakan
bayi
sebelum
DAFTAR PUSTAKA
Maribeth
Hasselquist.
2006.
Kendala
menyusui.