64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahan baku utama dalam proses pembuatan gula adalah tebu, yang
berasal dari TR (tebu rakyat) dan TS (Tebu sendiri) dari wilayah jombang sendiri.
Proses pembuatan gula di PG Tjoekir melalui beberapa stasiun, yaitu:
a. Stasiun Persiapan (emplasemen)
b. Stasiun Penggilingan
c. Stasiun Pemurnian
d. Stasiun Penguapan
e. Stasiun Masakan
f. Stasiun Puteran
g. Stasiun Penyelesaian dan,
h. Stasiun Pendukung (St.Ketel)
Hasil produksi utama adalah Gula SHS, selain itu juga menghasilkan
Tetes tebu, Blotong, Ampas akhir atau sepah tebu sebagai produk samping. Dan
pemasaran hasil produksi gula ini dilakukan oleh Direksi PT Perkebunan
Nusantara X (Persero)
Penyediaan bahan baku tebu di PG tjoekir yaitu 98% di pasok dari
rakyat (TR) dan sisanya dari PG sendiri (TS), yang selama 5 tahun terakhir ini
dari luas areal dan produksi tebu mengalami perkembangan yang cukup baik.
Salah satu yang mempengaruhi berkembangnya produksi tebu tahun
ini adalah bagaiman penyediaan bahan baku itu dilaksanakan sesuai rencana
kerja yang telah dibuat, mulai dari perencanaan bahan baku hingga bahan baku
itu dibawa ke pabrik untuk di produksi.
Bab V Penutup
65
Selain bahan baku utama adalah tebu, proses produksi gula juga
memakai bahan baku pembantu yang mana bahan baku pembantu ini terdiri dari:
Susu kapur, phospat, gas sulfit dan flokulant. Keempat bahan baku pembantu ini
sangatlah penting dalam proses produksi gula dan penyediaannyapun harus
sangat diperhatikan.
Untuk perencanaan bahan baku, ada beberapa tahap yang harus
dilakukan yaitu meliputi: pola bukaan lahan, penanaman, budidaya, kemudian
melakukan taksasi. Tahap-tahap ini cukup signifikan guna memperoleh hasil tebu
yang baik. setelah tahap-tahap diatas dilakukan kemudian melakukan tebang dan
muat angkut tebu, tebang muat angkut tebu berperan sangat penting dalam
penyediaan bahan baku untuk dibawa ke pabrik yang siap digiling, yang mana
harus dilakukan sesuai standart operasional procedure yang telah ditetapkan
oleh perusahaan.
Bahan baku yang sudah di bawa ke pabrik kemudian di timbang sesuai
dengan antrian kedatangannya sehingga tebu yang datang lebih dahulu dan dapat
di giling lebih dulu dengan system FIFO (First in first out)
5.2 Saran
5.2.1
Bagi Perusahaan
Bab V Penutup
66
Bagi Universitas
1. Teori dan praktek harus seimbang sehingga mahasiswa tidak kesulitan beradaptasi
di dunia kerja.
2. Mengurangi jam kosong agar waktu tidak terbuang sia-sia.
3. Dalam memberikan Informasi baik mengenai prosedur dan pelaksanaan PKL
maupun program-program lainya yang mendukung proses peningkatan prestasi
akademis dan non akademis bagi mahasiswa sebaiknya di lakukan sedini
mungkin dan lebih terencana.
5.2.3
Bagi Mahasiswa