Anda di halaman 1dari 4

https://www.academia.

edu/7245584/BIOETIKA_KEDOKTERAN

2.2.1

Beneficence

Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat


manusia, dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam
kondisi sehat. Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam
kaidah ini. Kaidah beneficence menegaskan peran dokter untuk menyediakan
kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Prinsip prinsip yang
terkandung didalam kaidah ini adalah;

Mengutamakan Alturisme

Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya


menguntungkan seorang dokter

Tidak ada pembatasan goal based

Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan


dengan suatu keburukannya

Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti
yang orang lain inginkan

Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

Mengembangkan profesi secara terus menerus

Minimalisasi akibat buruk

2.2.2

Non Malficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak


melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang
paling kecil resikonya bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan
kunoFist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Non-malficence
mempunyai ciri-ciri:

Menolong pasien emergensi

Mengobati pasien yang luka

Tidak membunuh pasien

Tidak memandang pasien sebagai objek

Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

Melindungi pasien dari serangan

Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

Menghindari misrepresentasi

Memberikan semangat hidup

2.2.3

Autonomi

Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia.
Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak
menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara
logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki,
menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya
sendiri. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:

Menghargai hak menentukan nasib sendiri

Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

Berterus terang menghargai privasi

Menjaga rahasia pasien

Menghargai rasionalitas pasien

Melaksanakan Informed Consent

Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan,


termasuk keluarga pasien sendiri

Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi

Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien

Mejaga hubungan atau kontrak

2.2.4

Justice

Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang


dokter wajib memberikan perlakuan sama rata serta adiluntuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,
agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan
kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap
pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

Memberlakukan segala sesuatu secara universal

Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang


sama

Menghargai hak sehat pasien

Menghargai hak hukum pasien

Menghargai hak orang lain

Menjaga kelompok rentan

Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status


social, dan sebagainya

Tidak melakukan penyalahgunaan

Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan


kompeten

Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau
tepat

Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau


gangguan kesehatan

Bijak dalam makroalokasi

DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th
ed). Jakarta: EGC.

2. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I?


Bioetika, Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta:
UKRIDA.
Posted 21st October 2011 by Primus Etgal Putra

Labels: Autonomi Etgal Kedokteran Ukrida Kasus Kaidah


Bioetika Justice Non-maleficence Beneficence BioetikaBioetik Primus Etgal
Putra Makalah

Anda mungkin juga menyukai