Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

KEJANG DEMAM

Pendahuluan
Kejang demam Merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada
anak.
Insiden terjadinya kejang demam terutama golongan anak umur 6 bulan 4 tahun. Dan
lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan. Karena pada wanita didapatkan
maturasi serebral yang lebih cepat.
Prioritas askep kejang demam : mencegah / mengendalikan aktivitas kejang, melindungi
pasien dari trauma, mempertahankan jalan napas, meingkatkan harga diri yang positif,
memberikan informasi penyakit pada keluarga, prognosis dan penanganannya.

Tinjauan Pustaka
Pengertian
Kejang demam / Febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal diatas 380C ). Yang diebabkan oleh poses ekstrakranium ( Ngastiyah,
1997; 229)
Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan suhu badan yang tinggi dan
cepat, yang disebabkan oleh infeksi dilur SSP , misalnya: tonsilitis, otitis media akut,
bronchitis dll
Patofisiologi
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal
10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada anak 3 tahun sirkulasi otak
mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh
karena itu kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan
dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion natrium akibat terjadinya lepas muatan
listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel sekitarnya dengan bantuan neuotransmitter => kejang .

Prognosa
Dengan penanggulangan yang cepat dan tepat prognosisnya baik dan tidak menyebabkan
kematian, resiko seorang anak sesudah menderita kejang demamtergantung :
1. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
2. Kelainan dalam perkembangan / kelainan syaraf sebelum anak menderita kejang
3. Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal
Manifestasi Klinik
Serangan kejang biasanya terjadi 24 jam pertama sewaktu demam, singkat, dengan sifat
bangkitan kejang dapat berbentuk : tonik-klonik, tonik, fokal ataau akinetik.
Di subbagian anak FKUI RSCM Jakarta, kriteria Livingstore dipakai sebagian pedoman
membuat diagnosa kejang demam sederhana, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Umur anak ketika kejang antara 6 bulan- 4tahun


Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit
Kejang bersifat umum
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
Pemeriksaan syaraf sebelum dan sesudah kejang normal
Pemeriksaan EEG 1 minggu setelah suhu normal tidak menunjukkan kelainan
Frekuensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak > 4 kali

Penatalaksanaan Medik
Ada 4 faktor yang perlu dikerjakan, yaitu :
1. Pemberantasan kejang secepat mungkin
Apabila seorang anak datang dalam keadaan kejang, maka :
1.

Segera diberikan diazepam intravena


Atau
Diazepam Rectal
bila kejang tidak berhenti
tunggu 15 menit

dosis rata-rata 0,3 mg/ kg


dosis

Dapat diulang dengan cara / dosis yang sama


Kejang behenti

Berikan dosis awal fenobarbital

Dosis : neonatus

: 30 mg I.M

1 bulan -1 tahun

: 50 mg I.M

1 tahun

: 75 mg I.M

2. Bila diazepam tidak tersedia , langsung memakai fenobarbital dengan dosis awal
dan selanjutnya diterus kan dengan dosis rumat
2. Pengobatan penunjang
a. Buka semua pakaian ketat
b. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung
c. Usahakan agar jalan napas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen
d. Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen
3. Pengobatan rumat
Fenobarbital dosis maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari pertama,
kedua diteruskan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari berikutnya.
4. Mencari dan mengobati penyebab
Jika kejang demam penyebabnya infeksi respiratorius bagian atas dan media
akut => pemberian antibiotic
Jika kejang pasien lama, membutuhkan pemeriksaan lebih intensif ; foto
thorax, EEG, Fungsi lumbal, kalium, magnesium, natrium dan faal hati.

KONSEP DASAR ASKEP KEJANG DEMAM


1. Pengkajian
Pengumpulan data pada kasus kejang demam meliputi:
a.) Data Subyektif
1. Biodata anak meliputi: nama, umur, jenis kelamin. Serta biodata orang tua
2. Riwayat penyakit : apakah betul ada kejang , apakah disertai demam (jika iya,
tanyakan jarak antara timbulnya kejang dengan demam ), lama serangan, pola
serangan (apakah bersifat umum, fokal, tonik, klonik ), apakah serangan berupa
kontraksi sejenak tanpa hilang kesadaran seperti : epilepsi mioklonik , apakah
serangan beupa tonus otot hilang sejenak disertai gangguan kesadaran seperti :
epilepsi akinetik, apakah serangan dengan kepala dan tubuh mengadakan flexi
sementara tangan naik sepanjang kepala, seperti pada spasme infantile, frekuensi
serangan, apakah pernah mengalami kejang sebelumnya (jika iya, umur berapa
pertama kali kejang, frekuensi kejang pertahun, adakah rangsangan yang dapat
menimbulkan kejang, dimana kejang dimulai, dan bagaimana menjalarnya ),
riwayat penyakit sekarang yang menyertai.
3. Riwayat penyakit dahulu : apakah pernah mengalami kejang sebelumnya, umur
berapa, apakah ada riwayat trauma kepala : radang selaput otak, KP, OMA dll

4. Riwayat kehamilan dan persalinan : riwayat sewaktu hamil per trimester, riwayat
trauma, riwayat persalinan sukar / dll, keadaan selama neonatal (apakah bayi
panas,diare, dll)
5. Riwayat imunisasi : jenis imunisasi yang sudah dan beli, didapatkan, umur brapa
mendapat imunisasi ?
6. Riwayat perkembangan : ditanyakan kemampuan perkembangan, meliputi :
personal sosial ( kepribadian / tingkah laku sosial ), gerakan motorik halus
( kemampuan anak untuk mengamati sesuatu ), gerakan motoruk kasar
(berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, bahasa : kemampuan
memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
7. Riwayat kesehatan keluarga : adakah anggota keluarga yang menderita kejang,
penyakit syaraf, ISPA, Diare atau penyakit infeksi menular
8. Riwayat sosial : siapakah yang mengasuh anak, bagaimana hubungan dengan
anggota keluarga dan teman sebayanya
9. Pola kebiasaan dan fungsi kesehatan : keadaan sebelum dan selama sakit, pola
persepsi dan tatalaksana hidup sehat, gaya hidup yang berkaitan dengan
kesehatan, pengetahuan , pencegahan dan kepatuhan pada setiap perawatan dan
tindakan medis,
10. Pola nutrisi, kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi, makanan yang
disukai dan tidak disukai, berapa kali minum, jumlah perhari,
11. Pola Eliminasi : BAK dan BAB
12. Pola aktivitas dan latihan : bagaimana cara bermain, berkumpul dengan keluarga
sehari berapa jam, aktivitas yang disukai
13. Pola tidur / istirahat : berapa jam tidur sehari, tidur jam berapa, bangun tidur jam
berapa, kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur siang
b.) Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum : Tingkat kesadaran, TTV meliputi : TD,Nadi, Suhu biasanya
meningkat, dan RR
2. Pemeriksaan Fisik, meliputi ;
a. Kepala : adakah tanda-tanda mikro / makrosepali, adakah dispersi bentuk
kepala, adakah tanda-tanda tekanan intrakranial meningkat, yaitu ubun-ubun
besar cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar menutup atau belum?
b. Rambut : Warna, lebat, karakteristik lain rambut
c. Muka / wajah : paralisis fasialis menyebakan asimetri wajah , adakah tanda
rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ? apakah ada gangguan nervus cranial?
d. Mata : saat kejang terjadi dilatasi pupil, keadaan sklera, konjungtiva
e. Telinga : fungsi telinga, kebersihan, tanda-tanda infeksi
f. Hidung : apakah ada pernapasan cuping hidung, polip yang menyumbat jalan
nafas, adakah kelua sekret,konsistensi, jumlahnya?
g. Mulut : apakah ada tanda-tanda sardonicus , cynosis, keadaan lidah, apakah
stomatitis, jumlah gigi yang tumbuh, apakah ada caries gigi?
h. Tenggorokan : tanda-tanda peradangan tonsil, adakah tanda-tanda infeksi
faring, cairan eksudat
i. Leher : adakah tanda kaku kuduk, pembesaran kel. Tioid, pembesaran vena
jugularis

j. Thorax : pada infeksi , amati : bentuk dada, gerakan pernafasan,


frekwensinya, irama, kedalaman, adakah retraksi intercostale, pada auskultasi
, adakah suara napas tambahan?
k. Jantung : bagaimana keadaan dan frekwensi jantung, irama, adakah bunyi
tambahan, adakah bradicardi / tachycardia?
l. Abdomen : adakah distensi abdomen, kekakuan otot, tugor kulit dan
peristaltik usus, tanda meteorismus, pembesaran lien dan hepar
m. Kulit: keadaan kulit ( kebersihan, warna), odeme, hemogloma, turgor kulit
n. Ekstremitas : apakah terdapat odeme / paralise setelah terjadi kejang , suhu
pada daerah akral
o. Genetalia : apakah odeme, sekret yang keluar dari vagina, tanda- tanda
infeksi?
c.) Pemeriksaan Penunjang :
1. Darah
Hipoglikemi
Bun
Ketidak seimbangan Elektolit
2. Cairan Cerebro Spinal : Deteksi abnormal dari CCS tanda infeksi, perdarahan
3. Skull ray : identifikasi proses desak ruang dan lesi
4. Transiluminasi : penatalksanaan pada bayi dengan usia dibawah 2 tahun pada
kamar gelap dengan lampu khusus.
5. EEG : menekan aktivitas listrik otak
6. CT Scan : Identifikasi lesi cerebral infaik hematoma, cerebral odeme, trauma,
abses, tumor dll
2. Analisa Data
a. Suhu tubuh > Normal => Hipetermia => kejang berulang
Nadi > Cepat
Riwayat kejang demam
Kulit terasa panas
RR Meningkat
b. Capek => kelelahan => Nyeri otot => kesadaran menurun => riwayat kejang demam
kemungkinan penyebab : kejang => resiko trauma fisik
c. Suhu tubuh abnormal , kulit terasa panas, nadi meningkat, ISPA => kuman penyakit
=> gangguan rasa nyaman.
3. Diagnosa keperawatan yang muncul
1. Potensial terjadinya kejang ulang b/d Hipetermi
Perencanaan : Tujuan : agar tidak kejang
: KH: tidak terjadi serangan kejang, ttv normal,
kesadaran composmentis
Rencana tindakan : 1. Longgarkan pakaian
2. Kompres dingin
3. Ekstra cairan (susu, sari buah dll )
4. Observasi kejang dan TTV tiap 4 jam
5. Batasi aktivitas selama anak panas
6. Berikan anti piretika selama anak panas
2.Potensial terjadinya trauma fisik b/d kurangnya koordinasi otot

Tujuan : Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan


KH : Tidak terjadi trauma fisik, mempertahankan aktivitas kejang, identifikasi
tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang
Rencana Tindakan :
1. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tt yang rendah
2. Tinggallah bersama klien selama fase kejang
3. berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah
4. letakkan ditempat yang lembut,
5. catat tipe kejang, TTV
3.Gangguan rasa nyaman b/d hipetermi ( suhu meningkat, anak rewel )
Tujuan : asa nyaman terpenuhi
KH : TTV Normal, anak tidak rewel
Rencana tindakan :
1. kaji faktor- faktor terjadinya hipertermi
2. observasi TTV tiap 4 jam sekali
3. pertahankan suhu tubuh
4. ajarkan pada kelurga memberikan kompres dingin pada kepala/ ketiak
5. anjukan menggunakan baju tipis
6. atur sirkulasi udara ruangan
7. beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minum
8. batasi aktivitas fisik
4. kurang pengetahuan keluarga b/d keterbatasan informasi
Tujuan : pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknya
KH : 1. Keluarga tidak sering bertanya tentang penyakit anaknya
2.mampu diikut sertakan pada proses keperawatan
3.keluarga mentaati setiap proses keperawatan
Rencana tindakan :
1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga
2. Beri penjelasan kepada keluarga
3. HE

Anda mungkin juga menyukai