Anda di halaman 1dari 10

Tulang kepala

1. Os premaxillare : tulang bagian muka dari rahang atas dan tempat untuk gigi seri
2. Os maxillare : terletak di bidang lateral daerah wajah
3. Os nasale : tulang hidung terletak di sebelah anterior dari os frontale
4. Os malare : tulang yang berbentuk garis segitiga yang tidak teratur dan terletak di antara os
lacrimale(dorsal) dan os maxilla (ventral dan anterior)
5. Os lacrimale : merupakan tulang air mata yang terletak antara os occipitalis di bagian
anterior dari orbita dan memanjang ke depan samapai ke margo posterior dari os maxilare
6. Os frontale : tulang dahi

7. Os temporale : tulang pelipis


8. Os parietale : tu;ang ubun-ubun
9. Os occipitale : tulang kepala belakang
10. Os mandibulare : tulang rahang bawah dari tulang wajah
11. Os palatinum : terletak di sebelah lateral choanae (pintu hidung belakang)
12. Os sphenoideus : tulang dasar dari tengkorak
13. Os pterygoideus : tulang kecil dan panjang yang terletak di sebelah medial dari processus
pterygoideus dari os sphenoidale dan os palatinum
14. Os tumbinatum : tulang kerang-kerang hidung
15. Os ethmoidale : tulang tapis
16. Crista facialis
17. Crista nuchalis
18. Foramen infraorbitalis : lubang (lebih kecil) yang terdapat pada daerah sekitar mata
19. Processus paramastoideus
20. Condylus occipitalis
21. Foramen opticum
22. Foramen orbitale
23. Foramen rotundum

24. Foramen alare aborale


25. Foramen alare parvum
26. Foramen sphenopalatinum
27. Foramen maxillare
28. Foramen lacerum anterior
29. Foramen supraorbitalis : lubang (lebih besar) yang terdapat di daerah sekitar mata
30. foramen lacerum posterior
31. Processus musbularis
32. Processus hyoideus : taju pada tulang lidah
33. Meatus accousticus externus : lubang telinga yang terdapat pada tulang tengkorak
34. Processus accousticus externus : taju dari lubang telinga
35. Foramen stylomastoideus : tempat keluarnya nervus facialis
36. Processus aboralis
37. Processus mastoideus : terletak antara os occipitalis dan bagaian posterior dari squama
temporalis
38. Processus paramastoideus : taju yng terdapat pada bagian caudal tulang tengkorak (dekat
dengan foramen magnum)
39. Processus postglenoidalis

40. Condylus occipitalis


41. Protuberance occipitalis externus
42. Processus zygomaticus
43. Bula tympanica : tulang pada bagian caudal tulang tengkorak (bisa bergerak)
44. Basis occipitalis
45. Tuberculum basilaris
46. Basis sphenoidale
47. Foramen magnum : lubang besar yang terdapat pada bagian caudal tulang tengkorak
48. Foramen hypoglosum : lubang besar yang terdapat pada bagian caudal tulang tengkorak
(yang disana terdapat basis occipitalis, tuberculum basilaris dan basis sphenoidalis)
49. Os vomer : tulang tulang yang memanjang dari ujung anterior corpus sphenoidale
samapai ke processus palatinus dari os premaxillare

Tulang leher
1. Atlas : disebut juga vertebrae cervicalis I
2. Axis : di sebut juga vertebrae cervicalis II
3. Processus transversus atlantis
4. Processus transversus axis

5. Processus transverse tubercula dorsalis


6. Processus transverse tubercula ventralis
7. Lamina ventralis processus transverse vertebrae cervicalis 17
8. Processus articularis cranialis
9. Processus articularis caudalis
10. Processus transversus vertebrae cervicalis VII
11. Processus spinosus
12. Foramen vertebrae laterale atlantis
13. Arcus ventralis atlantis
14. Processus spinosum axis
15. Processus spinosus vertebrae thoracicus I
16. Processus transversus vertebrae thoracicae I
17. Fovea costalis caudalis
18. Fovea costalis transversalis
19. Fovea costalis cranialis
20. Condylus occipitalis
21. Processus paracondylaris

22. Arcus zygomaticus


23. Mandibula
24. Canalis transversarius
ANATOMI LEHER
Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thoraks dan caput.
Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis yang ditarik dari angulus
mandibula menuju ke processus mastoideus, linea nuchae suprema sampai ke protuberantia
occipitalis eksterna. Batas kaudal dari ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis
sterni, klavicula, acromion dan suatu garis lurus yang menghubungkan kedua acromia.

Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis membungkus
musculus Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu
dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot-otot pratrakeal dan bertemu pula

dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fascia coli
superficial. Ke dorsal fascia koli media membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis
interna dan nervus vagus jadi satu. Fascia koli profunda membungkus musculus
prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fascia koli media.
Bentuk umum leher adalah sebagai conus dengan basis yang menghadap ke arah
kaudal. Ditentukan oleh processus spinosus vertebra cervicalis, otot-otot panniculus adiposus,
os. hyoideum, trachea dan glandula thyroidea. Turut menentukan adalah posisi kepala dan
columna vertebralis, pada posisi antefleksi kepala dan leher maka processus spinosus dari
vertebra prominens sangat menonjol, kulit disebelah ventral melipat-lipat. Pada posisi
retrofleksi kepala dan leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat sedangkan disebelah
ventral akan kelihatan dengan jelas laring, trachea dan glandula thyroidea (terutama pada
wanita).
Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum anterior atau
medial dan trigonum posterior atau lateral.
1. Trigonum anterior : di anterior dibatasi oleh sternokleidomastoideus, linea mediana
leher dan mandibulae, terdiri dari :
1) Trigonum muscular : dibentuk oleh linea mediana, musculus omohyoid venter
superior, dan musculus sternokleidomastoideus.
2) Trigonum caroticum : dibentuk oleh musculus omohyoid venter superior,
musculus sternokleidomastoideus, musculus digastricus venter posterior.
3) Trigonum submentale : dibentuk oleh venter anterior musculus digastricus, os.
hyoid dan linea mediana.
4) Trigonum submandibulare : dibentuk oleh mandibula, venter superior musulus
digastricus, dan venter anterior musculus digastricus.
2. Trigonum posterior : dibatasi superior oleh musculus sternokleidomastoideus,
musculus trapezius dan clavicula, terdiri dari :
1) Trigonum supraclavicular : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,
clavicula dan musculus sternokleidomastoideus.
2) Trigonum occipitalis : dibentuk oleh venter inferior musculus omohyoid,
musculus trapezius dan musculus sternokleidomastoideus.

A. Tulang Tengkorak
Terdiri Kalvarium dan basis kranii. Rongga tengkorak dasar dibagi 3 fosa :
1. Anterior: tempat lobus frontalis
2. Media: tempat lobus temporalis
3. Posterior: tempat batang otak bawah dan serebelum
B. Meningen
Selaput ini menutupi seluruh permukaan otak terdiri 3 lapisan:
1. Durameter
Merupakan selaput keras atas jaringan ikat fibrosa melekat dengan tabula interna atau
bagian dalam kranium namun tidak melekat pada selaput arachnoid dibawahnya,
sehingga terdapat ruangan potensial disebut ruang subdural yang terletak antara
durameter dan arachnoid. Pada cedera kepala pembuluh vena yang berjalan pada
permukaan otak menuju sinus sagitalis superior digaris tengah disebut Bridging Veins,
dapat mengalami robekan serta menyebabkan perdarahan subdural. Durameter
membelah membentuk 2 sinus yang mengalirkan darah vena ke otak, yaitu : sinus
sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus transverses dan sinus sigmoideus.
Perdarahan akibat sinus cedera 1/3 anterior diligasi aman, tetapi 2/3 posterior
berbahaya karena dapat menyebabkan infark vena dan kenaikan tekanan intracranial.
Arteri-arteri meningen terletak pada ruang epidural, yang sering mengalami cedera

adalah arteri meningen media yang terletak pada fosa temporalis dapat menimbulkan
perdarahan epidural.
2. Arachnoid
3. Piameter
Lapisan ini melekat pada permukaan korteks serebri. Cairan serebro spinal
bersirkulasi diantara arachnoid dan piameter dalam ruang subarahnoid. Perdarahan
ditempat ini akibat pecahnya aneurysma intra cranial.
C. Otak
1. Serebrum
Terdiri atas hemisfer kanan dan kiri dipisahkan oleh falks serebri yaitu lipatan durameter
yang berada di inferior sinus sagitalis superior. Hemisfer kiri terdapat pusat bicara.
2. Serebelum
Berfungsi dalam kordinasi dan keseimbangan dan terletak dalam fosa posterior
berhubungan dengan medulla spinalis batang otak dan kedua hemisfer serebri.
3. Batang otak
Terdiri dari mesensefalon (midbrain) dan pons berfungsi dalam kesadaran dan
kewaspadaan, serta medulla oblongata yang memanjang sampai medulla spinalis.
D. Cairan Serebrospinalis
Normal produksi cairan serebrospinal adalah 0,2-0,35 mL per menit atau sekitar 500
mL per 24 jam. Sebagian besar diproduksi oleh oleh pleksus koroideus yang terdapat pada
ventrikel lateralis dan ventrikel IV. Kapasitas dari ventrikel lateralis dan ventrikel III pada
orang sehat sekitar 20 mL dan total volume cairan serebrospinal pada orang dewasa sekitar
120 mL Cairan serebrospinal setelah diproduksi oleh pleksus koroideus akan mengalir ke
ventrikel lateralis, kemudian melalui foramen interventrikuler Monro masuk ke ventrikel III ,
kemudian masuk ke dalam ventrikel IV melalui akuaduktus Sylvii, setelah itu melalui 2
foramen Luschka di sebelah lateral dan 1 foramen Magendie di sebelah medial masuk
kedalam ruangan subaraknoid, melalui granulasi araknoidea masuk ke dalam sinus
duramater kemudian masuk ke aliran vena.
Tekanan Intra kranial meningkat karena produksi cairan serebrospinal

melebihi

jumlah yang diabsorpsi. Ini terjadi apabila terdapat produksi cairan serebrospinal yang
berlebihan, peningkatan hambatan aliran atau peningkatan tekanan dari venous sinus.
Mekanisme kompensasi yang terjadi adalah transventricular absorption, dural absorption,
nerve root sleeves absorption dan unrepaired meningocoeles. Pelebaran ventrikel pertama
biasanya terjadi pada frontal dan temporal horns, seringkali asimetris, keadaan ini
menyebabkan elevasi dari corpus callosum, penegangan atau perforasi dari septum
pellucidum, penipisan dari cerebral mantle dan pelebaran ventrikel III ke arah bawah hingga
fossa pituitary (menyebabkan pituitary disfunction).

E. Tentorium
absorption dan unrepaired meningocoeles. Pelebaran ventrikel pertama biasanya
terjadi pada

frontal dan temporal horns, seringkali asimetris, keadaan ini menyebabkan elevasi
dari corpus

callosum, penegangan atau perforasi dari septum pellucidum, penipisan dari cerebral
mantle dan

pelebaran ventrikel III ke arah bawah hingga fossa pituitary (menyebabkan pituitary
disfunction)

Anda mungkin juga menyukai