Anda di halaman 1dari 7

Nama

: I Gede Angga Mardika

NIM

: P07134014029

Semester

:V
Pemeriksaan Malaria ( Rapid Test )

Hari, Tanggal Praktikum

: Rabu,5 Oktober 2016

Tempat Praktikum

: Laboratorium Bakteriologi JAK Poltekkes Denpasar

A. Tujuan
Untuk pemeriksaan imunokromatografi ( rapid test ) untuk deteksi secara
kualitatif adanya antibody spesifik terhadap P.falciparum ( Pf.HRP-2 ) dan P.vivax
( pLDH )
B. Metode
Immunochromatographic Assay
C. Prinsip
Antibodi monoclonal bergerak dalam strip tes.Eritrosit yang lisis akan
melepaskan Pf.HRP-2 dan P.vivax pLDH dimana antibody ini akan mengikat secara
selektif.Reagen dilapisi dengan antibody spesifik selanjutnya berikatan secara
antibody-antigen komplek membentuk garis hitam.
D. Dasar Teori
Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit
protozoa,Plasmodium yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk Anopheles. Pada
tahun 2008, terjadi 190 hingga 311 juta kasus malaria di seluruh dunia . Dua spesies
yang paling umum dari parasit yang menyebabkan malaria adalah Plasmodium
falciparum dan Plasmodium vivax. Malaria falciparum merupakan penyebab paling

umum dari malaria dan juga bisa menyebabkan komplikasi lain, seperti anemia dan,
pada kehamilan, bayi berat lahir rendah bahkan menyebabkan kematian.Vivax adalah
bentuk kambuh, yang jarang menyebabkan kejadian fatal tetapi dapat menyebabkan
anemia yang serius pada anak-anak.Spesies Plasmodium lainnya yang menyebabkan
malaria pada orang adalah P. malariae dan P. ovale,namun kedua spesies ini sangat
jarang kasusnya. Malaria adalah penyakit yang dapat disembuhkan, dan karena itu
morbiditas

dan

mortalitas

terkait

malaria

dapat

dikurangi.(

Katharine

Abba,dkk.2014 ).
Penularan malaria adalah proses yang dinamis dan melibatkan banyak faktor yang
saling terkait seperti kondisi lingkungan alam yang tidak terkontrol.Hampir setengah
dari populasi berisiko malaria hidup di kawasan hutan. Malaria endemik di 104
negara-negara tropis dan subtropis, yang terdiri dari setengah dari populasi dunia (3.4
miliar orang), 2.57 miliar beresiko terinfeksi P. falciparum, dan 2.5 miliar untuk P.
vivax . P. malariae dan P. ovale berkontribusi dengan proporsi yang sangat kecil dari
infeksi malaria tapi populasi beresiko P. malariae berdistribusi di seluruh Afrika subSahara, sebagian besar Asia Tenggara, Kepulauan Pasifik Barat, dan Amazon Basin .
P. ovale lazim di Afrika, dan juga dilaporkan di daerah Asia-Pasifik.( Narayani Prasad
Kar,dkk.2014 ).
Tes diagnostik cepat (RDT) diperlukan untuk membedakan spesies yang
menyebabkan gejala pasien, dan mementukan pengobatan yang diperlukan. RDT
dengan dua garis uji untuk membedakan malaria karena P. falciparum atau malaria
karena spesies Plasmodium lain (non-falciparum). RDT ini dapat diklasifikasikan
menurut yang antibodi yang mereka gunakan: Tipe 2 RDT menggunakan HRP-2
(untuk P. falciparum) dan aldolase (semua jenis); Tipe 3 RDT menggunakan HRP-2
(untuk P. falciparum) dan pLDH (semua jenis); Jenis 4 penggunaan pLDH (fromP.
Falciparum) dan pLDH (semua jenis) .( Katharine Abba,dkk.2014 ).

E. Sampel
1. Whole blood ( darah kapiler )
F. Bahan
1. Diluent malaria
G. Alat
1. Device / kaset tes
2. Mikropipet
H. Interpretasi Hasil
1. Negatif
: hanya muncul garis warna pada garis kontrol
2. Pf HRP-2 positif
: warna hanya muncul pada garis T1 dan C
3. pLDH positif
: warna hanya muncul pada garis T2 dan C
4. Pf HRP-2 dan pLDH positif : muncul garis warna pada garis C,T1 dan T2
5. Invalid test
: tidak muncul garis warna pada device atau hanya
muncul garis pada garis T1 atau T2
I. Cara Kerja
1. Disuhu ruangkan semua alat dan bahan yang digunakan
2. Device / kaset tes diletakkan di tempat yang datar dan kering
3. Menggunakan pipet kapiler,spesimen dipipet 10l dan dimasukkan ke
specimen well
4. Diluent ditambahkan sebanyak 3 tetes ke diluent well
5. Hasil dibaca pada 15 menit
J. Hasil pengamatan
No.

Nama pasien

JK

Usia

1.

Angga Mardika

Pria

20 tahun

Hasil negatif (-)

Hasil : negatif ( - ) hanya muncul garis warna pada garis C saja


K. Pembahasan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa,Plasmodium yang
ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk Anopheles.Dua spesies yang paling umum dari
parasit yang menyebabkan malaria adalah Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax. Tes diagnostik cepat (RDT) diperlukan untuk membedakan spesies yang
menyebabkan gejala pasien, dan mementukan pengobatan yang diperlukan. RDT
dengan dua garis uji untuk membedakan malaria karena P. falciparum atau malaria
karena spesies Plasmodium lain (non-falciparum). RDT ini dapat diklasifikasikan
menurut yang antibodi yang mereka gunakan: Tipe 2 RDT menggunakan HRP-2
(untuk P. falciparum) dan aldolase (semua jenis); Tipe 3 RDT menggunakan HRP-2
(untuk P. falciparum) dan pLDH (semua jenis); Jenis 4 penggunaan pLDH (fromP.
Falciparum) dan pLDH (semua jenis) .( Katharine Abba,dkk.2014 ).
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan rapid test untuk mendeteksi
adanya antibody spesifik P.falciparum ( HRP-2 ) dan P.vivax ( pLDH ) dengan kit
pemeriksaan merk MONOTM yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan dengan
nomer registrasi : DEPKES RI AKL 20303902523.Prinsip pemeriksaan ini adalah
antibody monoclonal bergerak dalam strip test,eritrosit yang lisis akan melepaskan
antibody spesifik P.falciparum ( HRP-2 ) dan P.vivax ( pLDH ) dimana antibody ini
akan menikat secara selektif.Reagen yang dilapisi antibody spesifik selanjutnya
berikatan secara antibody-antigen komplek membentuk garis warna.
Pemeriksaan malaria rapid test ini dilakukan kepada pasien atas nama Angga
Mardika ( pria,20 tahun ) dengan menggunakan sampel berupa whole blood dari
kapiler.Whole blood digunakan karena parasit ini umunya ditemukan pada sel darah
merah.Karena menggunakan darah kapiler maka praktikan langsung mengerjakan
pemeriksaan saat itu juga,penyimpanan dilakukan jika darah yang digunakan adalah

darah

dengan

volume

pemeriksaan.Penyimpanan

yang

banyak

dilakukan

dan
dengan

harus

dilakukan

menyimpan

penundaan
sampel

di

refrigerator.Pengambilan darah kapiler dilakukan dengan menusukkan lanset secara


cepat pada jari 4 pasien agar pasien tidak merasa terlalu kesakitan saat diambil
darahnya.Volume darah kapiler yang dibutuhkan untuk sekali pemeriksaan ini adalah
10l.Jika volume kurang dapat menyebabkan hasil yang tidak baik atau bahkan
invalid.Selain sampel,pada pemeriksaan ini juga dibutuhkan diluent khusus untuk uji
malaria.Volume diluent yang dibutuhkan adalah 3 tetes,namun jika setelah satu menit
tidak terlihat tanda-tanda migrasi dari spesimen,diluent dapat ditambahakan sebanyak
1 tetes.Diluent ini berfungsi sebagai pelarut yang akan membantu darah kapiler
bermigrasi secara kromatografi menuju daerah test pada device test yang
digunakan.Device test ini terdiri dari 3 buah garis yakni garis kontrol,T1 dan T2 serta
pada device test terdapat lubang specimen dan diluent untuk memasukkan darah dan
diluent.3 buah garis pada device test digunakan untuk menentukan apakah
pemeriksaan sudah benar dan menentukan hasil pemeriksaan.Garis kontrol ( C )
digunakan untuk melihat apakah prosedur pemeriksaan sudah benar,jika prosedur
salah maka pada garis C tidak akan muncul garis warna.Kesalahan prosedur ini
diinterpretasikan sebagai hasil invalid yang dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti volume specimen atau diluent yang kurang,reagen atau device test yang sudah
kadaluarsa,specimen yang digunakan memilki kualitas yang buruk.Hal yang
sebaiknya dilakukan jika menemukan hal ini adalah mengulang prosedur pemeriksaan
dengan benar dan menggunakan device test yang baru serta melihat kualitas
spesimen.Garis T1 adalah garis yang menunjukkan Plasmodium falciparum
sementara garis T2 menunjukkan Plasmodium vivax.Hasil positif ditunjukkan dengan
munculnya garis warna pada salah satu atau kedua indikator ini.Garis warna yang
muncul dapat berupa garis warna yang tebal ataupun garis yang agak pudar
( tipis ).Untuk penyimpanan device test ini adalah disimpan pada suhu 2-30oc, device
test ini dapat disimpan direfrigerator,namun jika akan digunakan device test harus
disuhu ruangkan terlebih dahulu agar dapat bekerja secara optimal terutama dibagian
membrane testnya.Hal paling penting selanjutnya dalam pemeriksaan ini adalah

waktu dalam membaca hasil yaitu sampai 15 menit.Pembacaan tidak boleh dilakukan
lebih dari 30 menit karena dapat memberikan hasil yang tidak benar akibat dari
terlalu lamanya reaksi antigen-antibodi yang terjadi pada membran device test.Hasil
dapat terlihat pada saat waktu baru berjalan 1 menit jika kadar malaria dalam
spesimen tinggi.
Berdasarkan pemeriksaan malaria rapid test yang dilakukan pada hari Rabu,5
Oktober 2016,didapatkan hasil negatif ( - ) pada spesimen whole blood dari pasien
atas nama Angga Mardika ( pria,20 tahun ).Hasil ini ditunjukan dengan munculnya
garis warna pada garis kontrol saja,pada T1 dan T2 tidak terlihat munculnya garis
warna.Dengan munculnya garis warna pada garis kontrol,menunjukkan bahwa
prosedur dilakukan dengan benar.Dari hasil ini,pasien atas nama Angga Mardika ini
tidak atau belum pernah terinfeksi parasit Plasmodium falciparum dan Plasmodium
vivax.Namun meskipun pada pemeriksaan rapid test ini menunjukkan hasil
negatif,pemeriksaan dengan metode berbeda sangat dianjurkan untuk mendukung
hasil pemeriksaan ini,karena pemeriksaan ini tidak memilki sensitifitas dan spesifitas
100%,sehingga kadar malaria yang rendah dapat tidak terdeteksi oleh pemeriksaan ini
sehingga dapat menimbulkan hasil negatif palsu.
L. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan malaria ( rapid test ) terhadap sampel
whole blood dari pasien atas nama Angga Mardika didapat hasil negatif (-) yang
berarti pasien tidak sedang atau belum terinfeksi parasit Plasmodium falciparum dan
Plasmodium dan belum terbentuk antibodi Pf HRP-2 dan pLDH

Daftar Pustaka
Katharine Abba,dkk.2014.Rapid diagnostic tests for diagnosing uncomplicated nonfalciparum orPlasmodium vivax malaria in endemic countries.
[online].Tersedia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4453861/

:
[diakses

pada 15 Oktober 2016]


Narayani Prasad Kar,dkk.2014.A review of malaria transmission dynamics in forest
ecosystems.[online].Tersedia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4057614/

:
[diakses

pada 15 Oktober 2016]


Peter D. Crompton,dkk.2014.Malaria immunity in man and mosquito: insights into
unsolved mysteries of a deadly infectious disease.[online].Tersedia :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4075043/
pada 15 Oktober 2016]

[diakses

Anda mungkin juga menyukai