Abstrak
Studi ini menganalisis pengaruh nilai tukar Rupiah terhadap kinerja ekspor Indonesia
menggunakan data tahun 2005 kuartal I sampai tahun 2012 kuartal III dengan menggunakan
Error Correction Model (ECM). Dalam kurun waktu 2005-2012 ekspor Indonesia secara
umum menunjukkan perkembangan yang positif walaupun terjadi penurunan pada periode
2008-2009 dan tahun 2012 terutama ke negara-negara tujuan Eropa dan Amerika. Ini
menunjukkan bahwa ekspor Indonesia perlu ditujukan ke negara-negara yang menjadi
target atau sasaran baru. Studi ini menemukan bahwa nilai tukar dalam jangka panjang dan
jangka pendek memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ekspor Indonesia.
Ini menunjukkan pentingnya kebijakan nilai tukar untuk memicu peningkatan ekspor
Indonesia.
Kata Kunci : Nilai Tukar, Kinerja Ekspor, ECM
Abstract
This paper examines the influence of Indonesias exchange rate on the performance of
Indonesias exports using the data from the first quarter of 2005 until the third quarter of 2012
using an Error Correction Model (ECM). During 2005-2012 Indonesias exports increased,
except in 2008-2009 and 2012 when they declined especially to Europe and America. This
suggests that Indonesias exports should now be directed at newly targeted countries. This
study finds that the appreciation of the exchange rate, in both the long run and the short
run, has a significant negative impact on exports. It shows the importance of exchange rate
policy in improving Indonesias export performance.
Keywords : Exchange Rate, Export Performance, ECM
JEL Classification : F31, F41, C23
PENDAHULUAN
Hampir setiap negara pada saat
ini tidak bisa mengabaikan interaksi
ekonominya dengan luar negeri. Hal ini
disebabkan oleh semakin banyak dan
beragamnya kebutuhan masyarakat
yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi
dalam negeri. Kapasitas produksi dari
berbagai komoditi dalam negeri memiliki
keterbatasan dalam meningkatkan
jumlah dan jenis barang atau jasa yang
diproduksi. Keadaan seperti inilah
yang mendorong terjadinya kegiatan
perdagangan luar negeri baik berupa
barang maupun jasa antar negara.
Hal tersebut berlaku pula bagi
Indonesia. Perkembangan ekonomi
internasional yang semakin pesat,
menyebabkan terjadinya hubungan
antar negara yang saling terkait dan
meningkatnya
arus
perdagangan
barang maupun uang serta modal antar
negara. Gambar 1 memperlihatkan
perkembangan nilai indeks ekspor dari
600
500
Indonesia
400
Malaysia
Singapura
300
Filiphina
200
Vietnam
Thailand
100
0
2003
2004
2005
2006
Tahun
2007
2008
2009
2020
TINJAUAN PUSTAKA
Nilai Tukar Nominal, Nilai Tukar Riil
dan Hubungannya dengan Neraca
Perdagangan
Nilai tukar mata uang suatu negara
dibedakan atas nilai tukar nominal
dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal
merupakan harga relatif mata uang
dua negara. (Mankiw, 2003:127).
Misalnya, USD 1 bernilai seharga
Rp 9.500,- di pasar uang. Sedangkan
nilai tukar riil berkaitan dengan harga
relatif dari barang-barang di antara
dua negara. Nilai tukar riil menyatakan
tingkat, dimana pelaku ekonomi dapat
memperdagangkan barang-barang dari
suatu negara untuk barang-barang dari
negara lain.
Nilai tukar riil di antara kedua mata
uang kedua negara dihitung dari nilai
tukar nominal dikalikan dengan rasio
tingkat harga di kedua negara tersebut.
Hubungan nilai tukar riil dengan nilai
tukar nominal itu, dapat diformulasikan
sebagai berikut :
REER
ER *
FP
DP
dimana :
REER : Real Effective Exchange
Rate (Nilai Tukar Riil)
ER : Exchange Rate nominal
yang dapat dinyatakan
dalam direct term
(dalam rupiah/1 dollar)
maupun indirect term
(dollar/1 rupiah)
FP
: Foreign Price Indeks harga
mitra dagang (luar negeri)
DP : Domestic Price/ Indeks
harga domestik
NX
NX (e,Y,Y*)
Kurva IS merupakan kurva yang menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa. Kurva IS juga menyatakan kombinasi dari
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan keseimbangan dalam pasar
barang untuk barang dan jasa. Dengan kata lain kurva IS adalah kurva yang mewakili peristiwa
yang terjadi di sektor riil atau pasar barang.
LM1*
LM2*
nilai tukar
IS*
Y
Gambar 2. Ekspansi Moneter dalam Sistem Nilai Tukar Mengambang
Sumber: Mankiw (2003)
Tahun
Hasil Penelitian
Doglanlar
2002
Turki, Korea, Malaysia, Indonesia, Pakistan Memiliki pengaruh negatif dan signifikan
Rahmatszar
2002
Thailand
Esquivel Larrain
2002
Bahmani-Oskooe
2002
Iran
Arize, Malindretos
dan Kasighatla
2003
Poon
2005
Rey
2006
Algeria, Mesir, Tunisia, Turki, Israel, Maroko Memiliki pengaruh negatif dan signifikan
untuk Algeria, Mesir, Tunisia dan Turki,
dan pengaruh yang positif untuk Israel dan
Maroko
Wang, Barret
2007
Taiwan
Baak
2007
Tenreyro
2007
87 negara
Arize
2008
Egert, MoralesZumaquero
2010
METODE PENELITIAN
Metode Analisis
Kajian ini menggunakan data
sekunder berupa data time series dengan
metode analisis yang digunakan berupa
analisis time series dengan pendekatan
Model Koreksi Kesalahan (Error
Correction Model: ECM). Pengolahan
data dilakukan dengan menggunakan
software Eviews 6.0. Penggunaan
data time series menyimpan banyak
permasalahan, salah satunya adalah
3
Sekumpulan data dinyatakan stasioner jika nilai rata-rata dan varian dari time series tersebut
tidak mengalami perubahan secara sistematik sepanjang waktu, atau sebagian ahli menyatakan
rata-rata dan variannya konstan.
Data
Pengumpulan data dilakukan melalui
studi pustaka (library research), berupa
dokumen atau arsip yang didapat dari
Badan Pusat Statistik (BPS), Bank
Indonesia (BI), situs internet dan buku
terkait. Jenis data yang digunakan dalam
kajian ini adalah data sekunder kuartalan
dari tahun 2005 kuartal I sampai dengan
2012 kuartal III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Ekspor Indonesia
Perkembangan ekspor Indonesia
dapat dilihat pada Gambar 3. Terlihat
bahwa perkembangan ekspor Indonesia
ke luar negeri didominasi oleh sektor
250000
Nilai Ekspor
200000
Pertanian
150000
Manufaktur
100000
Pertambangan
Lainnya
50000
0
total
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
10
45000000
Nilai Ekspor (USD.000,-)
40000000
35000000
30000000
Amerika
25000000
Eropa
20000000
ASEAN
15000000
Cina
10000000
Australia
0
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Level
First Diffence
ADF
P-Value
ADF
P-Value
Ekspor
-1,081221
0,7100
-3,900608
0,0058
Nilai Tukar
-2,923525
0,6258
-4,381528
0,0001
PDB
-0,534963
0,9474
-2,046160
0,0410
11
t-Statistic
-3,008650
-2,650145
-1,953381
-1,609798
Prob.*
0,0040
12
Coefficient
2,379106
1,892719
-1,214232
Std. Error
2,617582
0,108787
0,208130
t-Statistic
0,908895
17,39846
-5,834005
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0,934359
0,929671
0,076151
0,162372
37,41659
199,2828
0,000000
Prob.
0,3712
0,0000
0,0000
16,21678
0,287150
-2,220425
-2,081652
-2,175189
1,409362
13
17
16
15
14
13
12
11
10
9
6
2005
2006
2007
2008
LOG (EXPORT)
2009
2010
2011
2012
LOG(ER)
16.8
16.4
16.0
15.6
15.2
14.6
14.4
14.0
13.6
13.2
12.8
2005
2006
2007
2008
2009
LOG (EXPORT)
2010
2011
2012
LOG(ER)
14
Coefficient
-0,019764
-1,536066
-0,416608
0,933977
Std. Error
0,012800
0,180335
0,142850
0,450879
t-Statistic
-1,544096
-8,517850
2,916390
2,071459
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0,800457
0,767200
0,043842
0,046131
52,28248
24,06869
0,000000
Prob.
0,1356
0,0000
0,0076
0,0492
0,025671
0,090866
-3,260861
-3,025120
-3,187030
1,731596
15
Hasil
estimasi
di
atas
menggambarkan bahwa dalam jangka
pendek perubahan nilai tukar mempunyai
pengaruh yang negatif terhadap ekspor
Indonesia, ceteris paribus. Demikian
pula halnya dengan PDB yang memiliki
pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Akhirnya berdasarkan persamaan
jangka
pendek
tersebut
dengan
menggunakan
metode
ECM
menghasilkan koefisien ECT. Koefisien
ini mengukur respon regressand
setiap periode yang menyimpang
dari
keseimbangan.
Menurut
Widarjono (2007) koefisien koreksi
ketidakseimbangan ECT dalam bentuk
nilai absolut menjelaskan seberapa cepat
waktu diperlukan untuk mendapatkan
nilai keseimbangan. Nilai koefisien ECT
sebesar 0,4166 mempunyai makna
bahwa perbedaan antara ekspor dengan
nilai keseimbangannya sebesar 0,4166
yang akan disesuaikan dalam waktu
1 tahun.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KEBIJAKAN
Berdasarkan pembahasan diatas,
terdapat tiga kesimpulan sebagai
berikut. Pertama, ekspor Indonesia
dari berbagai sektor dari tahun 2005
sampai tahun 2012 secara keseluruhan
menunjukkan perkembangan tren yang
positif, walaupun pada tahun 20082009 serta tahun 2012 menujukkan
terjadinya penurunan ekspor Indonesia.
Demikian pula halnya dengan ekspor
ke negara tujuan utama ekspor barang
dan jasa Indonesia secara keseluruhan
menunjukkan tren positif dengan negara
tujuan utama yaitu negara-negara
ASEAN, Eropa, dan Amerika. Namun
16
DAFTAR PUSTAKA
Bisnis Indonesia. (2013, 7 Januari). Ekspor
Dibayangi Krisis Eropa.
Bank Indonesia. (2013). Statistik Ekonomi
dan Keuangan Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia.
BPS. (2012). Statistik Ekspor dan Impor.
Jakarta: BPS.
Carmen, S. and Nicolae. (2011). The
Relationship
Between
Exchange
Rate and Exports in Romania Using
a
Vector
Autoregressive
Model.
Anales Universitatis Apulensis Series
Oeconomica No.13 (2). Romania.
Detik Finance. (2013, 13 Februari). 5
Negara Ini Berpotensi Dongkrak Ekspor
Indonesia. Diunduh tanggal 15 Februari
2013 dari (http://finance.detik.com/re
ad/2013/02/04/141430/2160534/4/5negara-ini-berpotensi-dongkrak-eksporindonesia).
Ekananda, M. (2004). Analisis Pengaruh
Volatilitas Nilai Tukar pada Ekspor
Komoditi Manufaktur di Indonesia
Penerapan
Estimasi
dengan
Menggunakan Distribusi Lag Poissons
pada Persamaan Non Linier Seemingly
Unrelated Regression. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan. Jakarta: Bank
Indonesia.
Goeltom, M dan M. Suardhani. (1997).
Analisa Dampak Intervensi Bank
Sentral Dalam Penerapan EksporImpor di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Indonesia. Volume XIV No.1.
Goeltom, M.S. (1998). Manajemen Nilai Tukar
di Indonesia dan Permasalahannya.
Jakarta: Bank Indonesia.
Gujarati, D.N. (2003). Basic Econometrics,
4th Edition. New York: Mc. Graw-Hills
International.
Hall, S. et al. (2010). Exchange Rate
Volatility and Export Performance: Do
Emerging Market Economies Resemble
Industrial Countries or other Developing
Countries. Economic Modeling.
Huchet-Bourdon, M. and J. Korinek. (2012).
Trade Effets of Exchange Rate and their
Volatility: Chilie and New Zeland. OECD
Trade Policy Papers No. 136.
17
18