Bahan Baku A
300 kg
@ Rp 800,-
= Rp 240.000,-
Bahan Baku B
200 kg
@ Rp 700
= Rp 140.000,-
Biaya angkut yang dibayar untuk bahan abku A dan B tersebut di atas
berjumlah Rp 25.000,- Alokasi biaya angkut kepada bahan baku A dan
B ,dihitung sebagai berikut
Bahan baku A ( 300:500) x Rp 25.000,- = Rp 15.000,Bahan baku B (200:500) x Rp 25.000,- = Rp 10.000
Biaya angkut per kg bahan baku A Rp 15.000:Rp 300 = Rp 50
Biaya angkut per Kg bahan baku A Rp 10.000 : Rp 200 = Rp 50
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa alokasi biaya angkut bahan atas
dasar perbandingan kuantitas tiap jensi bahan akan menghasilkan biaya
angkut tiap kg yang sama untuk setiap jenis bahan baku
2. Atas dasar Perbandingan Harga Faktur Tiap Jenis bahan baku yang dibeli
Contoh : Suatu perusahaan membeli tiga jenis bahan baku sebagai berikut :
Bahan baku A
600 kg
Bahan Baku B
700 kg
Bahan Baku C
500 kg
@Rp
Jumlah
1.800 kg
=Rp 1.840.000,-
=Rp 15.000,-
Bahan Baku B
=Rp 21.000,-
Bahan Baku C
=Rp 10.000,-
Jumlah
=Rp 46.000,-
Tiap kg bahan baku yang dibeli ,masing masing dibebani dengan biaya angkut
sebagai berikut :
Bahan baku A
15.000 : 600 kg
=Rp 25.-
Bahan baku B
21.000 : 700 kg
=Rp 30,-
Bahan baku C
10.000 : 500 kg
=Rp 20,-
3. Biaya Bahan Angkut Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli
Berdasarkan Tarif yang Ditentukan Di Muka.
Jenis Bahan
Baku
A
B
C
Berat Kg
10.000
15.000
25.0000
50.000
Harga Faktur
(Rp)
4.500.000
6.000.000
5.500.000
16.000.000
Biaya anngkut
yang
dibebankan
atas dasar tarif
(Rp)
800.000
1.200.000
2.000.000
4.000.000
Harga Pokok
bahan baku
(Rp)
5.300.000
7.200.000
7.500.000
20.000.000
Metode
Metode
Metode
Metode
Metode
identifikasi khusus
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP)
Biaya Standar
Rata rata
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi ,tergantung
kepada sistem pencatatan dan metode persediaan yang diterapkan .Jika
pencatatan persediaan menggunakan sistem periodek,maka harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi,baru dapat diketahui setelah
persediaan bahan baku akhir periode diketahui .Untuk mengetahui harga
pokok persediaan bahan baku pada akhir peiode ,dalam sistem periode
pertama dihitung banyaknya bahan baku yang ada pads akhir periode
.Selanjutnya untuk menentukan niali persediaan bahan baku diterapkan
tergantung pada metode penilaian ,apakah metode MPKP,MTKP ,rata rat
atau metode lainnya.
Setelah harga pokok persediaan bahan baku akhir periode
diketahui,maka harga pokok persediaan bahan baku yang dipakai dalam
proses produksi dapat dihitung sebagai berikut :
Persediaan bahan baku awal periode
Rp xxxx
Ditambah :Pembelian
Rp xxxx
Bahan baku yang tersedia untuk dipakai
Rp
xxxx
Dikurangi persediaan .bhn. baku akhir periode
Rp
xxxx
Harga pokok bahan baku yan dipakai dalam proses produksi
Rp
xxxx
= Rp 100.000
= Rp 110.000
Jumlah
Rp 210.000
TGL
Dibeli
Kg
1
5
3000
55
2000
3000
2000
2000
50
55
100.0
00
110.0
00
Sisa
@
50
50
55
100.0
00
165.0
00
1000
55
Jumla
h
100.0
00
55.00
0
Tgl
1
5
Kg
3000
55
10
165.0
00
50.00
0
1000
Sisa
@
50
50
55
50
Jumla
h
100.0
00
165.0
00
50.00
0
Tgl
Kg
1
5
7
3000
50
55
5000
53
1000
53
165,0
00
4000
53
2120
00
Sisa
@
Jumla
h
100.0
00
265.0
00
53000
f.
Perlakuan terhadap saldo perkiraan selisih harag bahan baku akhir tahun
tergantung kepada material atau tdaknya selisih tersebut.Bila selisihnya
material ,maka selisih tersebut ditutup ke perkiraan persediaan bahan
baku ,persediaan barang dalam proses ,persdiaan produk jadi dan harga
pokok penjualan .bila selisih tersebut tidak material maka dipindahakan ke
perkiraan harga pokok penjualan.
Metode Rata rata harag pokok bahan baku pada kahir bulan
a. Dlam metoe ini ,pada tiap akhit bulan dilakukan perhitungan harga
pokok rata rata persatuan tiap jenis persediaan bahan baku yang
ada di gudang .Harga pokok rata rata satuan ini kemudian
digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi dalam bulan berikutnya.