Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

Biaya Bahan Baku


1.Prosedur Pembelian Bahan Baku
Walaupun proses pembelian dan pengadaan bahan baku tidak sama disetiap
perusahaan ,tetapi banyak perusahaan perusahaan yang ada selalu mengikuti
prosedur yang rutin seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
a. Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Bagian produksi yang membutuhkan bahann baku meminta bahan baku
yangdibutuhkan ke bagian gudang .Jika persediaan bahan baku yang ada di
gudang sudah mencapai titik minimum,maka akan dilakukan pembelian
kembali .Bagian gudang membuat surat permintaan pembelian sebanyak dua
lembar yakni
- Lembar asli dikirim kepada bagian pembelian
- Lembar kedua sebagai arsip di bagian gudang
b. Prosedur Order Pembelian
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat permintaan
pembelian dari bagian gudang ,setelah disetujui siapa pemasok daro bagian
bahan tersebut ,bagian pembelian membuata surat order pembelian sebanyak
enam lembar yakni:
- Lembar 1 dan 2 dikirim kepada leveransir yang penawarannya telah
disetujui
- Lembaran ke dua diterima kembali oleh bagian pembelian ,setelah
ditanda tangani oleh leveransir
- Lembaran ke 3 dikirim ke bagian hutang
- Lembaran ke 4 dikirim kepada bagian penerimaan untuk kepentingan
pengendalian
- Lembaran ke 5 dikirim ke bagian gudang
- Lembaran ke 6 untuk arsip bagian pembelian
c. Prosedur Penerimaan Bahan Baku
Bagian penerimaan yang bertugas menerima barang ,mencocokan kualitas
,kuantitas ,serta jenis bahan baku yang diterima dari leveransir .Apabila bahan
baku yang diterima sudah sesuai dengan order pembelian,bagian penerimaan
membuat laporan penerimaan rangkap 4 yakni:
- Lembaran 2 ke bagian hutang/akuntansi
- Lembaran ke dua bagian gudang
- Lembaran ke 3 ke bagian pembelian
- Lembaran ke 4 ke sebagai arsip di bagian penerimaan
2. PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENGELUARAN BAHAN BAKU
Prosedur pengeluaran bahan baku ,secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Bagian produksi membuat bukti penerimaan sebanyak 3 lembar , dan


harus disahkan oleh yang berwenang .Setiap bukti penerimaan barang
berisi tentang:
1. Nomor pekerjaan atau bagian yang meminta barang
2. Jumlah dan keterangan barang yang diperlukan
3. Harga per unit dan harga total yang dikeluarkan.Bukti
penerimaan barang ( 3 lembar diserahkan kepada bagian
gudang)
b. Bagian gudang menyiapkan barang sesuai dengan yang diminta dalam
bukti permintaan barang ,untuk diserahkan kepada bagian produksi
.Barang yang diserahkan kepada bagian produksi ,dicatat oleh bagian
gudang pada tempat yang telah disediakan .Bukti penerimaan barang
setelah disahkan oleh kepala bagian gudang ,dibagikan sebagai berikut :
- Lemabar 1,ke bagian akuntansi
- Lembar 2 ,sebagai arsip di bagian gudang
- Lembar 3 ,bersamaan dengan bahan diserahkan kepada bagian produksi
3. HARGA POKOK BAHAN BAKU YANG DIBELI
Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk
memperoleh bahan baku untuk mendapatkannya dalam keadaan siap dipakai
merupakan elemen harag pokok bahan baku yang dibeli.Oleh karena itu,harag
pokok bahan yang dibeli ,bukan saja yang tercantum dalam faktur pembelian
,akan tetapi meliputi
a. Harga faktur
b. Biaya angkut
c. Biaya biaya lain yang berhubungan ,serti biaya pemesanan ,biaya
penerimaan ,biaya penggudangan ,biaya asuransi dan sebagainya .
Apabila di dalam pembelian bahan baku ,leveransir memberikan potongan
tunai maka potongan itu diperlakukan sebagai pengurangan terhadap
harga pokok bahan baku yang dibeli.
Mengenai biaya angkut ,jika bahan yang dibeli hanya satu jenis ,tidak
ada kesulitan ,membebankan biaya angkut kepada bahan baku yang
dibeli.Tetapi jika biaya angkut yang dikeluarkan untuk beberapa jenis
bahan ,maka timbul masalah pengalokasian biaya angkut kepada bahan
bahan yang dibeli.Perlakuan terhadap biaya angkut ini dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Biaya Angkut Diperlakukan Sebagai Tambahan Harga Pokok Bahan Baku yang
Dibeli
Cara ini biasanya dipergunakan jika satuan ukuran bahan baku yang dibeli
sama atau dapat disamakan .
Contoh :PT .Ardian mebeli dua jenis bahan baku ,masing-masing sebagai
berikut:
-

Bahan Baku A

300 kg

@ Rp 800,-

= Rp 240.000,-

Bahan Baku B

200 kg

@ Rp 700

= Rp 140.000,-

Biaya angkut yang dibayar untuk bahan abku A dan B tersebut di atas
berjumlah Rp 25.000,- Alokasi biaya angkut kepada bahan baku A dan
B ,dihitung sebagai berikut
Bahan baku A ( 300:500) x Rp 25.000,- = Rp 15.000,Bahan baku B (200:500) x Rp 25.000,- = Rp 10.000
Biaya angkut per kg bahan baku A Rp 15.000:Rp 300 = Rp 50
Biaya angkut per Kg bahan baku A Rp 10.000 : Rp 200 = Rp 50
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa alokasi biaya angkut bahan atas
dasar perbandingan kuantitas tiap jensi bahan akan menghasilkan biaya
angkut tiap kg yang sama untuk setiap jenis bahan baku
2. Atas dasar Perbandingan Harga Faktur Tiap Jenis bahan baku yang dibeli
Contoh : Suatu perusahaan membeli tiga jenis bahan baku sebagai berikut :
Bahan baku A

600 kg

@Rp 1.000,- = Rp 600.000,-

Bahan Baku B

700 kg

@Rp 1.200,- =Rp 840.000,-

Bahan Baku C

500 kg

@Rp

Jumlah

1.800 kg

800 =Rp 400.000,-

=Rp 1.840.000,-

Biaya angkut untuk ketiga jenis bahan baku tersebut,dikeluarkan sebesar Rp


46.000,Alokasi biaya angkut bahan baku yang dibeli ,adalah sebagai berikut :
Bahan Baku A

600.000 : 1.840.000 x 46.000,-

=Rp 15.000,-

Bahan Baku B

840.000 : 1.840.000 x 46.000,-

=Rp 21.000,-

Bahan Baku C

400.000 : 1.840.000 x 46.000,-

=Rp 10.000,-

Jumlah

=Rp 46.000,-

Tiap kg bahan baku yang dibeli ,masing masing dibebani dengan biaya angkut
sebagai berikut :
Bahan baku A

15.000 : 600 kg

=Rp 25.-

Bahan baku B

21.000 : 700 kg

=Rp 30,-

Bahan baku C

10.000 : 500 kg

=Rp 20,-

3. Biaya Bahan Angkut Diperhitungkan Dalam Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli
Berdasarkan Tarif yang Ditentukan Di Muka.

Untuk mnyederhanakan perhitungan harga pokok bahan baku ,biaya angkut


dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar yang ditentukan di
muka.Perhitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkut yang akan
dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu .Taksiran biaya angkut ini kemudian
dibagi dengan dasar yang akan digunakan untuk megalokasikan biaya angkut
tersebut.Pada saat terjadi pembelian bahan baku ,harga faktur bahan baku
ditambah dengan biaya angkut sebesar tarif yang telah ditentukan.Biaya angkut
yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam perkiraan biaya nagkut.
Contoh:
Biaya angkut yang diperkirakan akan dikeluarkan dalam tahun 2015 adalah
sebesar Rp 4.000.000,- dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan
sebanyak 50.000 kg.Jadi tarif biaya angkut untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp
80,- adalah sebesar Rp 80,- (Rp 4.000.000 : 50.000 kg) per kg dari bahan baku
yang dibeli dan alokasi biaya angkut atas dasar tarif adalah sebagai berikut :

Jenis Bahan
Baku
A
B
C

Berat Kg
10.000
15.000
25.0000
50.000

Harga Faktur
(Rp)
4.500.000
6.000.000
5.500.000
16.000.000

Biaya anngkut
yang
dibebankan
atas dasar tarif
(Rp)
800.000
1.200.000
2.000.000
4.000.000

Harga Pokok
bahan baku
(Rp)
5.300.000
7.200.000
7.500.000
20.000.000

Jika misalnya biaya angkut sesungguhnya dibayar dalam tahun 2015


adalah sebesar 4.250.000 maka jurnal yang dibuat dalam tahun 2015
untuk mencatat bahan baku yang dibeli tersebut adalah sebagai berikut
a.Jurnal pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku
Rp 16.000.000
Hutang Dagang Rp
Rp 16.000.000
b.
Jurnal pembebanan biaya angkut atas dasar tarif
Persediaan Bahan Baku
Rp 4.000.000
Biaya angkut
Rp 4.000.000
c.
Jurnal pencatatan biaya angkut yang sesungguhnya
Biaya angkut
Rp 4.250.000
Kas
Rp 4.250.000
d.
Jurnal penutupan saldo perkiraan biaya angkut ke perkiraan
harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan
Rp 250.000
Biaya angkut
Rp 250.000
4. Biaya angkut Tidak Diperhitungkan sebagai tambahan Harga Pokok Bahan Baku
yang dibeli ,Tetapi Diperlukan sebagai elemen Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan cara ini,biaya tidak diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok


bahan baku yang dibeli,biaya angkut diperlakukan sebagai elemen biaya overhead
pabrik.Pada awal tahun anggaran biaya angkut yang akan dikeluarakan selama
satu tahun ditaksir.Jumlah taksiran biaya angkut ini diperhitungkan sebagai
elemen biaya overhead pabrik .Biaya angkut yang sesungguhnya dikeluarakan
kemudian dicatat di sebelah debet perkiraan biaya overhead pabrik
sesungguhnya.
4. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku Yang dipakai Dalam Produksi
Karena dalam satu periode akuntansi sering terjadi fluktuasi harga ,maka
harga beli bahan baku
berbeda antara sat dengan yang lainnya .oleh karena itu
persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga satuan yang
berbeda beda ,meskipun jenisnya sama.Hal ini menimbulkan masalah dalam hal
menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan berbagai metode penetuan
harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi di antaranya :
a.
b.
c.
d.
e.

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

identifikasi khusus
Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP)
Biaya Standar
Rata rata

Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi ,tergantung
kepada sistem pencatatan dan metode persediaan yang diterapkan .Jika
pencatatan persediaan menggunakan sistem periodek,maka harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi,baru dapat diketahui setelah
persediaan bahan baku akhir periode diketahui .Untuk mengetahui harga
pokok persediaan bahan baku pada akhir peiode ,dalam sistem periode
pertama dihitung banyaknya bahan baku yang ada pads akhir periode
.Selanjutnya untuk menentukan niali persediaan bahan baku diterapkan
tergantung pada metode penilaian ,apakah metode MPKP,MTKP ,rata rat
atau metode lainnya.
Setelah harga pokok persediaan bahan baku akhir periode
diketahui,maka harga pokok persediaan bahan baku yang dipakai dalam
proses produksi dapat dihitung sebagai berikut :
Persediaan bahan baku awal periode
Rp xxxx
Ditambah :Pembelian
Rp xxxx
Bahan baku yang tersedia untuk dipakai
Rp
xxxx
Dikurangi persediaan .bhn. baku akhir periode
Rp
xxxx
Harga pokok bahan baku yan dipakai dalam proses produksi
Rp
xxxx

Dari uraian diatas ,jika pencatatan persediaan mempergunakan


sistem periodic,maka masalah penilaian bahan baku baru timbul pada akhir
periode .
Selanjutnya akan dibahas penentuan harga pokok bahan baku yang
dipakai dalam proses produksi ,jika pencatatan persediaan mempergunakan
sistem perpetual .Dimuka telah disinggung bahwa dalam sistem perpetual
,mutasi persdiaan dicatat dalam persediaan yang bersangkutan.Dengan
demikian perkiraan persediaan bahan baku merupakan tempat mencatat
harga pokok bahan baku yang dibeli dan harga pokok bahan baku yang
dipakai.
Setiap terjadi transaksi pengeluaran bahan baku dari gudang,pada
saat itu pula harus diketahui harga pokonya .Dengan demikian masalah
penilaian bahan baku yang dipakai dalam proses produksi ,timbul setiap
terjadi pengeluaran bahan baku untuk dimasukkan dalam proses produksi
.Hal ininperlu untuk data pencatatan dalam perkiraan persediaan bahan baku
dan pencatatan dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
Berikut ini akan dibahas enam metode penilaian bahan baku yang
dipakai dalam proses produksi seperti yang telah diutarakan diatas.
a. Metode Identifikasi Khusus
Dalam metode ini,setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus
diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku tersebut
dibeli.Setiap pembelian yang harga pokok persatuannya berbeda dengan
harga pokok persatuan yang telah ada di udang ,harus dipisahkan
penyimpanannya dan diberi tanda berapa harga pokoknya .Dalam metode
ini setiap bahan baku yang ada digudang jelas identifikasi harga pokoknya
,sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokoknya
secara tepat.
Metode ini merupakan metode penentuan harga pokok baahn yang
dipakai dalam produksi yang paling teliti ,namun seringkali tidak
praktis .Metode ini sangat efektif dipakai apabila bahan baku yang dibeli
buakn merupakan baarng standard an dibeli untuk pesanan tertentu.
b. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Metode ini mengasumsikan bahwa harga pokok per satuan bahan
baku yang pertama kali masuk gudang ,digunakan untuk menentukan
harga bahan baku yang pertama kali dipakai .
Contoh : PT Ardian selama bulan Januari 2015 ,diperoleh data
mengenai bahan baku A diantaranya sebagi berikut :
1 Januari 2015 persediaan
5 Januari 2015 pembelian
7 Januari 2015 Pemakaian
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tanggal 7
Januari sebanyak 4000 Kg ,dihitung sebagai berikut :
2000 kg dengan harga Rp 50
2000 Kg dengan harga Rp 55

= Rp 100.000
= Rp 110.000

Jumlah

Rp 210.000

Dalam kartu persediaan bahan baku A Nampak sebagai berikut :

TGL

Dibeli
Kg

1
5

3000

55

KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU A


Dipakai
Jumla
Kg
@
Jumla
Kg
h
h
2000
165.0
00

2000
3000
2000
2000

50
55

100.0
00
110.0
00

Sisa
@
50

50
55

100.0
00
165.0
00

1000

55

Jumla
h
100.0
00

55.00
0

c. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama ( MTKP)


Metode ini mengsumsikan bahwwa harga pokok per satuan bahan baku
yan terkahir masuk gudang ,digunakan untk menentukan harga bahan
baku yang pertama kali dipakai dalam proses produksi .
Berdasarkan contoh diatas,pencatatan harga pokok bahan baku yang
dipakai dengan menggunakan metode MTKP ,Nampak sebagi berikut :
Harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi tanggal
7 Januari sebanyak 4000 kg ,Nampak sebagai berikut :
3000 kg dengan harga Rp 55
= Rp 165.000
1000 kg dengan harga Rp 50
= Rp 50.000
Jumlah
Rp 215.000
Dalam kartu persediaan bahan baku A Nampak sebagai berikut :

Tgl
1
5

Kg
3000

KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU A


Dibeli
Dipakai
Jumla
Jumla
@
Kg
@
Kg
h
h
2000
55
165.0
2000
00
3000
3000
1000

55
10

165.0
00
50.00
0

1000

Sisa
@
50
50
55

50

Jumla
h
100.0
00
165.0
00
50.00
0

d. Metode Rata Rata Bergerak


Dalam metode ini ,persdiaan bahan baku yang ada di gudang dihitung
harga pokok rata ratanya ,dengan cara membagi total harga pokok
dengan jumlah satuannya .Setiap kali terjadi pembelia yang harga
satuannya berbeda beda dengan harga pokok rata rata persediaan yang
ada di gudang,harus dihitung harga pokok rata rata persatuan yang baru.
Berdasarkan contoh di atras ,harga pokok bahan baku yang dipakai
dengan menggunakan metode rata rata bergerak namapak sebagai
berikut :

Tgl

Kg

1
5
7

3000

KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU A


Dibebli
Dipakai
Jumla
Jumla
@
Kg
@
Kg
h
h
2000

50

55

5000

53

1000

53

165,0
00
4000

53

2120
00

Sisa
@

Jumla
h
100.0
00
265.0
00
53000

e. Metode Biaya Standar


Dalam metode ini ,bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu
persediaan sebesar harga standar yaitu harga takisran yang
mencerminkan harag yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang .Harga standar merupakan hara yang diperkirakan untuk tahun
anggran tertentu.Pada saat dipakai bahan baku dibebankan kepada
produk pada harga standar tersebut.
Jurnal yang dibuat pada saat pembelian bahan baku adalah sebagai
berikut :
Persediaan bahan baku
xxxx
Selisih harga
xxxx
(Kuantitas x harga standar per unit)
Jurnal untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dipakai
Selisih harga
xxxx
Hutang Dagang
xxxx
Selisih harga standar dengan harga sesungguhnya Nampak dalam
perkiraan selisih harga .Saldo perkiraan selisih harga ,setiap akhir bulan
dibiarkan tetap terbuka dan disajikan dalam laporan keuanagan
bulanan.Hal ini dilakukan karena saldo perkiraan selisih harga setiap akhir
bulan mungkin saling kompensasi ,sehingga hanya pada akhir tahun saja
saldo perkiraan selisih harga perlu ditutup.

Jurnal pemakaian bahan baku dalam produksi :


Barang dalam proses bahan baku
xxxx

Persediaan bahan baku


xxxx
( Kuantitas sesungguhnya dipakai x harag standar)

f.

Perlakuan terhadap saldo perkiraan selisih harag bahan baku akhir tahun
tergantung kepada material atau tdaknya selisih tersebut.Bila selisihnya
material ,maka selisih tersebut ditutup ke perkiraan persediaan bahan
baku ,persediaan barang dalam proses ,persdiaan produk jadi dan harga
pokok penjualan .bila selisih tersebut tidak material maka dipindahakan ke
perkiraan harga pokok penjualan.
Metode Rata rata harag pokok bahan baku pada kahir bulan
a. Dlam metoe ini ,pada tiap akhit bulan dilakukan perhitungan harga
pokok rata rata persatuan tiap jenis persediaan bahan baku yang
ada di gudang .Harga pokok rata rata satuan ini kemudian
digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi dalam bulan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai