Makalah DM
Makalah DM
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka penderita diabetes selama 50 tahun terakhir meningkat pesat
seiring dengan meningkatnya angka kegemukan. Pada tahun 2010,
diperkirakan ada 285 juta orang mengalami penyakit ini, dibandingkan
hanya ada 30 juta pasien pada tahun 1985. Komplikasi jangka panjang
yang mungkin terjadi akibat kadar glukosa darah tinggi antara lain penyakit
jantung, stroke, retinopati diabetes yang mempengaruhi penglihatan mata,
gagal ginjal yang memerlukan dialisis, dan kurangnya sirkulasi darah di
bagian tungkai yang mengharuskan dilakukannya amputasi. Komplikasi
akut berupa ketoasidosis, yang merupakan salah satu ciri diabetes tipe 1,
jarang terjadi. Namun pasien dapat mengalami koma hiperosmolar
nonketotik.
Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak
menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit
gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi
masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan
seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki tahapan koma. Gejala
kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu ke waktu dalam
hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita
penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya mereka
tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak
mengetahui telah menderita kencing manis.
Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang
sangatlah kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah
menjadi ancaman serius. Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun
dan dalam setiap 10 detik seorang penderita akan meninggal karena
sebab-sebab yang terkait dengan diabetes.
Pada makalah ini, kami akan membahas tentang penyakit diabetes
mellitus tipe 2 tentang faktor -faktor penyebabnya dan cara pencegahan
dan pengobatannya.
B. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk bahan pertimbangan
perawatan DNM di ruang HCU
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Diabetes Militus adalah keadaan kronik,yang berkarakteristik penyakit
progresif oleh ketidakmampuan tubuh untuk metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang menuju pada hiperglikemia(peningkatan gula
darah). Diabetes militus mengacu sebagai gula yang tinggi oleh pasien
dan penyedia perawatan kesehatan. (Jane Hokanson Hawks.2005.Buku
Ajar:MEDICAL SURGICAL NURSING,EDISI 8,VOL 1,hal:1062.)
Diabetes melitus tipe 2 yang dahulu disebut diabetes melitus tidak
tergantung insulin (non-insulin-dependent diabetes melitus/NIDDM) atau
diabetes onset dewasa merupakan kelainan metabolik yang ditandai
dengan kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin
dan defisiensi insulin relatif. Penyakit diabetes melitus jenis ini merupakan
kebalikan dari diabetes melitus tipe 1, yang mana terdapat defisiensi
insulin mutlak akibat rusaknya sel islet di pankreas. Gejala klasiknya antara
lain haus berlebihan, sering berkemih, dan lapar terus-menerus. Diabetes
tipe 2 berjumlah 90% dari seluruh kasus diabetes dan 10% sisanya
terutama merupakan diabetes melitus tipe 1 dan diabetes gestasional.
Kegemukan diduga merupakan penyebab utama diabetes tipe 2 pada
orang yang secara genetik memiliki kecenderungan penyakit ini. (Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
Diabetes militus tipe 2,biasanya disebut NIDDM,adalah kerusakan
genetik dan faktor lingkungan. DM tipe 2 adalah tipe paling umum dari
diabetes militus yang meliputi
90% dari semua populasi diabetes.
Biasanya didiagnosa setelah umur 40 tahun dan umumnya menyerang
orang dewasa, orang yang gemuk dan pastinya populasi etnik dan ras.
(Jane Hokanson Hawks.2005.Buku Ajar:Medical Surgical Nursing,edisi 8,Vol
1,hal:1064.)
Diabetes militus tipe 2,dulunya disebut NIDDM(non-insulin-dependent
diabetes militus),terdiri dari 90%-95% dari contoh diabetes. Dimulai
dengan perlawanan insulin,sebuah situasi dimana sel tidak seluruhnya
menggunakan
insulin.
Sebagai
kebutuhan
untuk
meningkatkan
insulin,pankreas
berlangsung
kehilangan
kemampuan
untuk
B. Etiologi
Diabetes tipe 2 diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan
lingkungan. Banyak pasien diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga yang
juga menderita diabetes tipe 2 atau masalah kesehatan lain yang
berhubungan dengan diabetes, misalnya kolesterol darah yang tinggi,
tekanan darah tinggi (hipertensi) atau obesitas. Keturunan ras Hispanik,
Afrika dan Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menderita
diabetes tipe 2. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi risiko
menderita diabetes tipe 2 adalah makanan dan aktivitas fisik kita seharihari. Berikut ini adalah faktor-faktor risiko mayor seseorang untuk
menderita diabetes tipe 2.
Riwayat keluarga inti menderita diabetes tipe 2 (orang tua atau kakak
atau adik)
Tekanan darah tinggi (>140/90 mm Hg)
Dislipidemia: kadar trigliserida (lemak) dalam darah yang tinggi
(>150mg/dl) atau kadar kolesterol HDL <40mg/dl
Riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa
Terganggu (GDPT)
C. Patofisiologi
D. Klasifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes
melitus berdasarkan perawatan dan simtoma yaitu Diabetes tipe 2, yang
diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan
sindrom resistansi insulin.
Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesityrelated diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM)
merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio
insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk
yang mengekspresikan disfungsi sel , gangguan sekresi hormon insulin,
resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10
dengan kofaktor hormonresistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama
pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan
penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula
darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi padakromosom 19 yang
merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan
hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolismeglikogenolisis
dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan
peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati.
NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom
resistansi insulin. Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah
berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi
dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap
penurunan rasio plasma dan kadar kolesterol dalam hati, antara lain
dengan menekan 3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme reductase, asilKoA, kolesterol asiltransferase
penurunan oksidasi asam lemak di dalam hati dan aktivitas karnitina
palmitoil, antara lain dengan mengurangi sintesis glukosa-6 fosfatase
dehidrogenase dan fosfatidat fosfohidrolase
meningkatkan laju lintasan
glikolisis dan/atau menurunkan laju lintasan glukoneogenesis sedang
naringin
sendiri,
menurunkan
transkripsi
mRNA
fosfoenolpiruvat
karboksikinase dan glukosa-6 fosfatase di dalam hati.
E.
Manifestasi Klinis
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM
umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah
keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan
F.
Komplikasi
1. Akut
Hipoglikemia
Diabetik ketoasidosis (KTA)
Sindrom non ketotik hiperosmolar hiperglikemia (SNKHH).
2.
Kronis
a. Mikrovaskular ;
Retinopati.
Nefropati.
Neuropati.
b. Makrovaskular ;
Kardiovaskular ;
c. Serangan jantung
Kadar gula darah tak terkendali membuat darah mengental
serta menyebabkan pengerasan dan penyempitan pembuluh darah.
Sumbatan pembuluh darah mudah terjadi, jantung kurang darah,
akhirnya otot jantung berhenti (infark).
Hipertensi
Infeksi.
Gangguan pada fungsi ginjal
Ginjal dipacu bekerja lebih berat dan penyempitan pembuluh darah
kapiler dalam ginjal.
Gangguan mata hingga kebutaan
Kadar gula darah tak terkendali menyebabkan penebalan selaput
jala dan kelainan bentuk sel. Mudah terjadi perdarahan di retina,
kecembungan lensa terganggu, glukoma dan juga katarak.
Impotensi
dan tidak
Penatalaksanaan
1.
2.
Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani teratur, 3-4 kali tiap minggu selama + 0,5
jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous, Rhytmical, Progresive,
Endurance Trainning). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti,
otot-otot berkonsentrasi dan relaksasi secara teratur, selang-seling antara
gerak cepat dan lambat, berangsur-angsur dari sedikit kelatihan yang lebih
berat secara bertahap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang
dapat dijadikan pilihan adalah jalan kaki, jogging, lari, renang, bersepeda
dan berdayung.
3.
a.
Sulfonilurea
Obat golongan sulfonilurea bekerja dengan cara
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan berat badan
normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih.
Klorpropamid kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan
orang tua karena resiko hipoglikemia yang berkepanjangan, demikian juga
glibenklamid, untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja
pendek (tolbutamid, glikuidon). Glikuidon juga diberikan pada pasien DM
dengan gangguan fungsi ginjal atau hati ringan.
b.
Biguanid
Biguanid menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di bawah
normal. Preparat yang ada dan aman adalah metformin. Obat ini dianjurkan
untuk pasien gemuk (indeks masa tubuh / IMT >30) sebagai obat tunggal.
Pada pasien dengan berat lebih (IMT 27-30) dapat dikombinasikan dengan
obat golongan sulfonilurea.
c.
H.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Diagnosa Keperawatan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan oral, mual,
anoreksia, peningkatan metabolisme protein dan lemak
Devisit volume cairan dean elektrolit b/d diuresis osmotic
Intoleransi aktivitas b/d penurunan simpanan energi
Gangguan integritas kulit b/d gangren
Gangguan citra diri b/d ekstremitas gangren
Resiko injuri b/d gangguan penglihatan
Resiko gangguan volume cairan lebih
Intervensi
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d meningkatnya kadar asam lambung
ditandai dengan Mual, muntah, makan sedikit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
a.
b.
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan pasien
Rasional :
terapeutik
c.
Kriteria hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh
tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler
baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas
normal.
Intervensi :
a.
Rasional
takikardia.
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Rasional :
Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi
yang adekuat
d.
Pantau pemeriksaan lab seperti : Hematoksit (Ht), BUN (kreatinin) dan
Osmulalitas darah, Natrium, kalium
Rasional :
Ht
Mengkaji tingkat hidrasi dan sering kali meningkat akibat
homokonsentrasi yang terjadi setelah dieresis osmotik
BUN
:
Peningkatan nilai dapat mencerminkan kerusakan sel karena
dehidrasi atau tanda awitan kegagalan ginbjal.
Osmolalitas darah :
dan dehidrasi
Natrium
:
Mungkin menurun yang dapat mencerminkan
perpindahan cairan dari intra sel (dieresis osmotik)
Kalium
pada asodisis
3.
Tujuan
produksi energi
Kriteria hasil :
c.
Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan TD sebelum / sesudah melakukan
aktivitas.
Rasional
fisiologi.
4.
Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam
diharapkan integritas kulit dapat membaik.
Kriteria hasil :
Intervensi :
a.
Lihat kulit, area sirkulasinya terganggu / pigmentasi atau kegemukan /
kurus
Rasional :
Kulit beresiko karena gangguan sirkulasinya perifer, imobilitas
fisik dan gangguan status nutrisi.
b.
Rasional :
c.
Rendam kaki dalam air steril pada suhu kamar dengan larutan betadine
tiga kali sehari selama 15 menit
Rasional :
Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam
pasien dapat menerima keadaannya yang sekarang.
Kriteria hasil :
Menunjukkan pandangan yang realistis dan pemahaman diri dalam
situasi.
Intervensi :
a.
Rasional
:
Membantu pasien / orang terdekat untuk memulai menerima
perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi atau gaya
hidup.
c.
Diskusikan pandangan klien terhadap citra diri dan efek yang ditimbulkan
dari penyakit
Rasional
:
Persepsi pasien mengenai pada perubahan citra diri mungkin
terjadi secara tiba-tiba atau kemudian atau menjadi proses halus yang secara
terus menerus.
d. Bantu pasien atau orang terdekat dengan menjelaskan hal-hal yang
diharapkan dan hal-hal tersebut mungkin diperkukan untuk dilepaskan atau
diubah.
Rasional : Memberi kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan konsep
dan mulai melihat pilihan-pilihan, meningkatkan orientasi realita.
e.
Rujuk pada dukungan psikiatri atau group terapi, pelayanan sosial sesuai
petunjuk
Rasional :
Mungkin dibutuhkan untuk membantu pasien / orang terdekat
untuk mencapai kesembuhan optimal.
6.
Tujuan
:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam
diharapkan tidak terjadi injuri pada pasien
Kriteria hasil :
Memodifikasi lingkungan sesuai petunjuk untuk meningkatkan keamanan
dan penggunaan sumber-sumber secara tepat.
Intervensi :
a.
Rasional :
Rasional :
Resiko gangguan volume cairan lebih dari kebutuhan b.d kerusakan ginjal
Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan volume
cairan dari tubuh kembali normal / seimbang.
Kriteria hasil
paru
BAB III
PENGKAJIAN
: HCU
:
:
B. DATA DASAR
Identitas Pasien
Nama (inisial klien)
:x
Usia
: 57 tahun
Status Perkawinan
: menikah
Pekerjaan
: wiraswasta
Agama
: islam
Pendidikan
: SD
Suku
: jawaBarat
: indonesia
:
: Jamkesmas
: 24/09/2013
: Diabetes Militus
: Tuminem
Usia
: 56 tahun
: istri
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kesehatan masuk RS :
Pasien baru datang ke UGD dalam keluhan luka pada kakinya , sejak 1 bulan
yang lalu.
Penyebab
: Luka DM
: tidak ada
Kapan terjadinya
Keluhan penyerta
: tidak ada
: tidak ada
Riwayat kecelakaan
Riwayat perawatan di RS
sakit DM
: tidak ada
Riwayat pengobatan
: ada
Riwayat operasi
: tidak ada
Support System
Komunikasi
:
:
Sebelum sakit
: 5 x/ hari
Saat sakit
: 1 x/hari
Lingkungan
Rumah
Kebersihan
: Cukup
Polusi
: tidak ada
Bahaya
: tidak ada
Pekerjaan
Kebersihan
: kurang
Polusi
: ada
Bahaya
: ada
Asupan
:(
Frekwensi Makan
Saat sakit
) enteral
) TPN
: kurang
Diit
Makanan tambahan
: 3 x/ hari
Nafsu makan
Saat sakit
) oral
: tidak ada
: ubi talas
Frekwensi
Saat sakit
: 5 sampai 6 x/hari
Waktu
Jumlah
: 50 cc/hari
Warna
Saat sakit
Bau
: khas
Frekwensi
: Sebelum Sakit
Saat sakit
Waktu
: Pagi
Warna
: Sebelum Sakit
Saat sakit
: 2 x/hari
: 1 x/hari
: kuning
: kuning
Bau
: khas
Konsistensi
: keras
Keluhan
Frekwensi
Saat sakit
: Sebelum Sakit
: 2 x/hari
Oral hygiene :
Frekwensi
: Sebelum Sakit
Saat sakit
: 2 x/hari
Waktu
: 2 x/hari
Cuci rambut
Frekwensi
Saat sakit
: 1 x/hari
Lama tidur
Waktu
Siang
: 3 jam
Malam
: 10 jam
: 7 jam
Kebiasaan sebelum tidur / pengantar tidur :
) menjelang tidur
Jelaskan alasannya :
Pola aktivitas dan latihan (sebelum dan saat sakit)
Jenis pekerjaan
: berdagang
Waktu pekerjaan
: istirahat/santai
: tidak ada
Olahraga
Jenis
: tidak ada
Frekwensi
: tidak ada
) mandi
) menggunakan pakaian
) berhias
Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok
:(
) Ya
) Tidak
Frekwensi
Jumlah
: 1 bungkus
:(
) Ya
) Tidak
Jumlah
: tidak ada
Lama pemakaian
: tidak ada
Ketergantungan obat
(
) Ya
) Tidak
Jika Ya , Jelaskan :
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Umum
Kesadaran
: Compos Mentis
TD
: 130/90 mmHg
Nadi
: 80 x/mnt
RR
: 20 x/mnt
Suhu
: 37,3 C
TB/BB
: 170 cm , 40 kg.
Sistem Penglihatan
Posisi mata
:(
) Simetris
) Asimetris
Kelopak Mata
: normal
Konjungtiva
: tidak ada
Kornea
: normal
Sklera
: normal
Lapang pandang
: kurang
Tanda-tanda radang
: tidak ada
Keluhan lain
sesuatu yang lebih dari 1 meter
Sistem Pendengaran
Kesimetrisan
: simetris
Karakter serumen
: tidak ada
Tanda radang
: tidak ada
: tidak ada
Fungsi pendengaran
: baik
Sistem Wicara
Jalan nafas
:normal
Keluhan
) Sesak
Bila sesak
) Setelah aktivitas
) Tanpa aktivitas
) Saat aktivitas
Bila nyeri
: tidak ada
Frekwensi
: 20 x/mnt
Irama
) Nyeri
) teratur
) tidak teratur
Kedalaman
:(
Suara Nafas
: normal
Batuk
:(
Perkusi dada
) Dalam
) Ya
) Dangkal
) Tidak
: normal
: normal
Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi perifer
Nadi
Irama
:(
) teratur
Denyut
:(
) Lemah (
) Tidak teratur
) Kuat
Temperatur kulit
: (
) Hangat
) Dingin
Warna kulit
: (
) pucat
) cyanosis
) kemerahan
Pengisian kapiler
: normal
Edema
: tidak ada
Sirkulasi jantung
: 80 x/mnt
Irama
: (
: tidak ada
: tidak ada
) Teratur
Sistem Neurologi
Pemeriksaan reflek
Patologis
: 15, E = 4
M= 6
: tidak ada
: tidak ada
Keadaan mulut
: baik
Kesulitan menelan
: tidak ada
Muntah
: tidak pernah
Bising usus
:12 x/mnt
Asites
: tidak ada
: tidak ada
Sistem Immunology
: tidak ada
V=5
) tidak teratur
:(
) Ya
) Tidak
Luka
:(
) Ya
) Tidak .
jika ya , jelaskan
Exopthalmus
:(
) Ya
) Tidak
Tremor
:(
) Ya
) Tidak
) Polidipsi (
) poliuri (
: (
) Ya
) Tidak
) polifagi
Sistem Urogenital
Nyeri tekan
: tidak ada
) anuria
: tidak ada
) nocture
) hematuria
) oliguria
Penggunaan kateter
: tidak ada
Penggunaan irigasi
: tidak ada
Keadaan genital
: baik
Keadaan integumen
Keadaan rambut
Kekuatan
: baik
Warna
: putih
Kebersihan
: cukup
Kebersihan kuku
) disuria
) poliuria
Kekuatan
: kuat
Warna
: putih bening
Kebersihan
: cukup
Keadaan kulit
Kekuatan
: baik
Warna
: coklat
Kebersihan
: cukup
Luka
Dekubitus
Pruritus
: tidak ada
: tidak ada
Tanda-tanda fraktur
Lokasi
Tonus otot
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
:(
) kuat
) lemah
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Diabetes Militus adalah keadaan kronik,yang berkarakteristik penyakit progresif
oleh ketidakmampuan tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang menuju pada hiperglikemia(peningkatan gula darah). Diabetes
militus mengacu sebagai gula yang tinggi oleh pasien dan penyedia
perawatan kesehatan.