I.
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
Umur
: 8 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Tandem
Pekerjaan
:-
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Status
: Belum Menikah
Anamnesis
Aloanamnesis
Keluhan Utama
Tampak bercak putih mengkilat di kedua pipi dan kering
sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien
datang
DR.H.Djoelham Binjai
ke
Poliklinik
Kulit
dan
Kelamin
RSUD
pernah
menderita
keluhan
seperti
ini
sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obatobatan, dan debu.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan
yang sama seperti pasien. Riwayat alergi makanan, obat-obatan
dan debu disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum
: tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi
: Tidak dilakukan
Suhu
: Tidak dilakukan
Pernapasan
: Tidak dilakukan
Status Dermatologis
Distribusi
: Regional
2
Ad Regio
Lesi
Efloresensi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan dengan lampu wood; tidak didapatkan gambaran
kuning keemasan atau gambaran lesi yang lebih terang dengan
batas yang tegas.
2. Dilakukan kerokan spesimen KOH 10% kemudian dilihat dengan
mikroskop cahaya dengan mikroskopik pembesaran objektif 40%,
pembesaran okuler 10% tidak ditemuan hifa atau spora.
RESUME
Seorang anak laki laki, berusia 8 tahun, beragama Islam
datang diantar oleh ayahnya untuk berobat ke poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD DR.H.Djoelham dengan keluhan timbunya bercak
putih di pipi. Keluhan ini dirasakan sejak 1 bulan sebelum pasien
berobat ke poli, awalnya ruam timbul di pipi kanan lalu menyebar
ke pipi kiri dan kening. Keluhan nyeri dan gatal disangkal. Pasien
tidak pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya. Tidak ada
riwayat alergi terhadap makanan, obat-obatan, dan debu. Tidak ada
anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama
seperti pasien. Riwayat alergi makanan, obat-obatan dan debu
disangkal.
DIAGNOSIS BANDING
1. Pityriasis Alba
2. Vitiligo
3. Tinea vesicolor
DIAGNOSIS KERJA
Pityriasis Alba
PENATALAKSANAAN
1. UMUM
agen
oral
antistaphylokokus
terapi
dan
tambahan
bebat
untuk
b. Sistemik
PROGNOSIS
Quo
Quo
Quo
Quo
Ad
Ad
Ad
Ad
vitam
: ad bonam
functionam : ad bonam
cosmeticam
: ad bonam
sanationam
: ad bonam
BAB II
PENDAHULUAN
I.1 Pendahuluan
Paronikia merupakan
salah
satu
infeksi
tersering
yang
mengenai
tangan.1Definisi paronikia adalah inflamasi atau infeksi pada jaringan lunak disekitar
kuku (periungual). Secara klinis, paronikia tampak sebagai suatu kondisi yang akut
atau kronis. Inflmasi atau infeksi yang terjadi bersifat terlokalisir dan superficial pada
perioncyhium, yaitu epidermis yang mengelilingi kuku, lebih sering mengenai jari
tangan daripada jari kaki. Paronikia terjadi ketika terdapat gangguan padapelindung
antara lipatan proksimal kuku dan lempeng kuku. Factor predisposisi antara lain
adanya kebiasaan menggigit atau menghisap uku serta sering terpaparnya kuku pada
kondisi basah/lembab.1,2,3
Gejala klinis paronikia akut sering diabaikan oleh pasien, sehingga tidak
mendapatkan terpai yang adekuat akan berkembang menjadi suatu kondisi pronikia
kronis. Paronikia kronis yang bersifat rekalsitran, sebelumnya dianggap sebagai suatu
5
kondisi yang disebabkan oleh Candida. Namun, akhir-akhir ini data terbaru
menunjukkan bahwa paronikia kronis merupakan bentuk dermatitis pada tangan yang
disebabkan oleh paparan terhadap bahan iritan atau allergen. Munculan suatu sudut
pandang baru bahwa paronikia kronis bukan suatu penyakit mikosis melainkan suatu
kondisi eksematous dengan etiologi yang multifactorial.4
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Anatomi Kuku
Kuku merupakan unit kompleks yang terdiri dari 5 bagian utama struktur
kutaneus yang termodifikasi, yaitu matriks kuku, lempeng kuku, dasar kuku, kutikula
(eponikium) dan lipatan kuku.5,6
Kuku muncul dari lipatan kuku proksimal dan membagi lipatan kuku menjadi
2 komponen, yaitu bagian dorsal roof dan ventral floor, dimana keduanya
mengandung germinal matrix. Kutikula tumbuh dari lipatan kuku proksimal dan
terletak diantara kulit jari dan lempeng kuku, menggabungkan kedua struktur ini
bersamaan. Konfigurasi ini membentuk suatu segel/perlindungan yang tahan air,
secara normal berfungsi mencegah bahan iritan eksternal, allergen dan organisme
pathogen memasuki area matriks proksimal. Sama halnya dengan dinding dan
lipatan kuku bagian lateral. Ketiga segel ini rusak, maka akan terbentuk suatu
celah sehingga bahan iritan atau pathogen dapat dengan mudah memasuki celah
tersebut, hal inilah yang dapat menyebabkan paronikia2,4
Lipatan Kuku Proksimal
Meliputi seperempat proksimal dari lempeng kuku . Memiliki dua permukaan epitel ,
dorsal dan ventral. Tanpa tanda dermatoglyphic dan kelenjar sebaceous.Bagian dorsal
secara anatomi serupa dengan kulit pada jari pada dorsal jari tetapi lebih tipis tetapi
tanpa unit pilosebaseus. Bagian depan melanjut menjadi matrix germinative menutupi
kira-kira seperempat lempeng kuku. Lipatan kuku proksimal berdekat dengan
permukaan lemnpeng kuku. Batas antara lipatan kuku proksimal dan matriks kuku
yaitu tempat hilangnya lapisan granular
Kutikula
Celah dua permukaan epitel PNF, bagiandistal ke permukaan kuku, menuup PNF dan
kuku. Melindungi struktur pada dasar kuku ( matriks germinative ) dari iritasi, alergi,
bakteri patogen / jamur . Kehilangan kutikula menghasilkan potensi ruang atau celah :
radang clah ini menyebabkan paronychia kronis
Lipatan Lateral
Biasanya menutupi bagian ujung lateral
Lunula
Dibagian bawah lipatan proksimal. Normalnya berwarna putih. Merupakan daerah
yang paling distal dari matriks
Matriks Kuku
Matriks kuku adalah jaringan yang melindungi kuku, bagian dari kuku yang terletak
di bawah kuku dan berisi saraf, getah bening dan pembuluh darah Matriks
bertanggung jawab.memproduksi sel-sel yang menjadi lempeng kuku. Lebar dan
ketebalan lempeng kuku ditentukan oleh ukuran, panjang, dan ketebalan dari matriks,
sedangkan bentuk dari ujung jari itu sendiri menunjukkan jika lempeng kuku yang
rata, melengkung atau bengkok Matriks akan terus tumbuh selama ia menerima
nutrisi dan tetap dalam kondisi sehat Seperti sel-sel kuku baru dibuat, mereka
8
mendorong sel-sel lempeng tua ke depan;. Dan dengan cara ini sel-sel tua tertekan,
datar, dan tembus.Hal ini membuat kapiler di kuku di bawah terlihat, menghasilkan
warna merah muda2
Hiponikium
Hiponikium adalah epitel terletak di bawah lempeng kuku di persimpangan antara
tepi bebas dan kulit ujung kuku. Ini membentuk bagian yang melindungi kuku. Pita
onychodermal adalah bagian antara lempeng kuku dan hyponychium tersebut. Hal ini
ditemukan tepat di bawah tepi bebas, yang sebagian dari kuku berakhir dan dapat
dikenali dengan warna keabu-abuan (pada orang berkulit putih)2.
kutikula membentuk segel pelindung. Kutikula pada lempeng kuku adalah sel-sel
mati dan sering dihapus selama manikur.tapi eponychium ini sel-sel hidup dan tidak
boleh disentuh2.
abses di bawah lipatan kuku. Fluktuasi dan purulensi local pada perbatasan
kuku dapat terjadi selama beberapa hari, lipatan kuku menjadi tegang dan
nyeri berdenyut merupakan gejala utamanya.2 Jika intervensi bedah terlambat
dilakukan, pus akan meluas ke bawah lipatan kuku proksimal, mengenai dasar
kuku dan meyebabkan matriks kuku mengalami inflamasi, hal ini yang
bertanggung jawab terhadap adanya distrofi lempeng kuku, baik sementara
atau permanen1,2
11
3. Diagnosis
Diagnosis paronychia akut berdasar riwayat trauma, penemuan pada
pemeriksaan fisik lipat kuku. Tes tekan jari dapat membantu pada infeksi
stadium awal keberadaan atau luas abses Pengujian ini dilakukan meminta
pasien menjauhkan ibu jari dan jari yang terkena, kemudian memberi tekanan
ringan pada aspek volar distal digit yang terkena. Peningkatan tekanan di
dalam lipatan kuku (khususnya cavum abses) menyebabkan perubahan warna
menjadi putih dari kulit di atasnya dan demarkasi yang jelas dari abses. Pada
pasien dengan infeksi berat atau abses, spesimen harus diperoleh untuk
mengidentifikasi patogen yang bertanggung jawab dan untuk menyingkirkan
infeksi Staphylococcus aureusresisten metisilin (MRSA)3.
Selain gambaran klinis perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, yaitu :
(1) pemeriksaan gram dan uji sensitivitas bacterial, (2) KOH jika dicurigai
adanya infeksi Candida, (3) Tzanck smear jika dicurigai adanya herpetic
whitlow, dan (4) biopsi jika terdapat kecurigaan adanya keganasan.
12
4. Tatalaksana
Penatalaksanaan paronikia akut antara lain rendam air hangat 3-4 kali
dalam sehari, terapi ini efektif di saat awal terjadinya penyakit disaat belum
terbentuk abses (tidak ada tanda fluktuasi). Namun jika infeksi tetap
berlangsung, rendam hangat dapat dilakukan sebagai terapi tambahan
penggunaan agen oral antistaphylokokus dan bebat untuk melindungi bagian
jari yang terkena.1 Jika terdapat abses maka perlu dilakukan insisi pada puncak
dimana
nyeri
paling
hebat
dirasakan,
bukan
pada
lokasi
dengan
infeksi
bakteri
sekunder.
Berbagai
organisme
14
15
3. Penatalaksanaan
Dasar terapi paronikia kronis bertujuan untuk menghindari factor yang
merusak kutikula dan meminimalisir kerusakan lebih lanjut dengan
mengurangi manipulasi kuku. Yang pertama adalah dengan menghindari
paparan terhadap lingkungan yang lembab, serta bahan allergen atau atau
16
kontak iritan seperti sabun dan deterjen. Area yang terkena harus dijaga dalam
keadaan kering.2,12 Terapi lini pertama adalah dengan steroid topical dan
sistemik.4 Aplikasi steroid topical potensi tinggi (clobetasol propionate 0,05%)
sekali sehari tiap malam merupakan terapi lini pertama yang efektif. 2 Jika
didapatkan infeksi Candida, sebaiknya diberikan topical glongan imidazole
pada pagi hari. Terapi dengan kombinasi topical steroid dan agen antifungal
telah menunjukkan keberhasilan. Pada kasus berat, steroid intralesi atau
steroid sistemik (prednisone 20 mg/hari) dapat digunakan selama beberapa
hari untuk mengurangi inflamasi dan nyeri.2,13
Tacrolimus berperan pada fase elisitasi dermatitis kontak alergi dengan
menghambat migrasi sek dendritic menuju aliran kelenjar getah bening dan
menekan reaksi tes temple kontak dan iritan. 14,15 Tacrolimus ointment juga
dapat meningkatkan fungsi barrier pada peryonychium yang sedang
mengalami inflamasi.
Eksaserbasi akut paronikia kronis tidak memerlukan pemberian
antibiotic karena dapat reda sendiri secara spontan dalam waktu singkat. Pada
kondisi yang berpotensi terjadinya infeksi bacterial sekunder dapat diberikan
solusio atau salep antibacterial, larutan acetic acid, atau antibiotic oral.
Pemulihan sempurna biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu dan
terpi sebaiknya diteruskan hingga kutikula tumbuh kembali. Kekambuhan
sering terjadi karena fungus barrier liapatn proksimal kuku masih belum
normal selama beberapa bulan atau tahun setelah episode paronikia kronis.2
Intervensi bedah dilakukan ketika paronikia kronis menjadi rekalsitran
dan tidak respon terhadap terapi medis,2,4 dengan tujuan melepas jaringan
inflamasI yang kronis, sehingga penetrasi obat topical maupun oral serta
regenerasi kutikula menjadi efektif.4 Intervensi bedah tersebut adalah melepas
lipatan kuku proksimal dan latelal bersamaan dengan lempeng kuku
proksimal, lalu diikuti dengan aplikasi salep antifungal-steroid pada dasar
kuku.1,2 Penyembuhan normal memakan waktu kira-kira 8 minggu setelah
prosedur ini.
17
18
BAB III
KESIMPULAN
Paronychia adalah salah satu
perionikiuim (lipat kuku) tangan, jarang pada kaki. Paronychia terjadi jika adanya
kerusakan pada daerah kulit lipat kuku yang berbatasan dengan lempeng kuku
sehingga kuman dapat masuk.
Paronychia akut kerupakan keluhan yang sering terjadi dan biasanya
disebabkan olehstafilokokus. Keadaan ini dapat disebabkan oleh trauma langsung
ataupun tidak langsung, misalnya kuku pecah, menggigit kuku, menghisap kuku,
Bakteri patogen yang sering menyebabkan paronikia akut antara lain, Streptokokus
pyogenes , Pseudomonaspyocyaneaceae, Organisme koliform dan Proteus Vulgaris,
flora normal yang berasal dari mulut, bakteri anaerob gram negatif.
Paronychia kronik adalah penyakit inflamasi multifaktorial pada lipatan
kuku proximal terhadap iritan dan alergen. Penyakit ini sebagai hasil berbagai kondisi
seperti mencuci piring, menghisap jari, pengangkatan kutikula pada manikur, kontak
dengan bahan kimia
Manifestasi paronikia akut Pada paronikia biasanya hanya satu jari kuku
yang terkena, Kondisi ini ditandai oleh eritema, edema, rasa nyeri pada lipat kuku
lateral dan proximal. Biasanya terjadi dua sampai lima hari serelah trauma.
Manifestasi klinis yang mirip dengan paronychia akut: eritema, nyeri, dan
bengkak, dengan terangkatnya lipatan kuku proksimal dan tidak adanya kutikula yang
19
berdekatan. Nanah bisa terbentuk di bawah lipat kuku. Satu atau beberapa kuku
biasanya terkena, biasanya ibu jari dan kedua atau ketiga tangan dominan. Lempeng
kuku menjadi tebal dan berwarna. Paronychia kronis umumnya terdapat selama
setidaknya enam minggu pada saat diagnosis.
Pengobatan paronikia akut dan kronis yang umum digunakan adalah
antibiotik peroral , antibiotik topikal, antimikotik, kortikosteroid topikal atau
kombinasi antara kortikosteroid topikal dan anti jamur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rockwell PG. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician
2001;63:1113-6
20
21
15. Lauerma AI, Stein BD, Homey B. topical FK 506: Suppression of allergic and
irritant contact dermatitis in the guinea pig. Arch Dermatol Res 1994;286:33740
22