Anda di halaman 1dari 16

PROTAP SELEKSI PASIEN SEHARI-HARI

No. Dokumen : 03-08020503-08.P-001


SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

Pengertian

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
:

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
MKes

Pasien yang masuk di IGD dilakukan triase oleh perawat/dokter sampai


pasien mendapat terapi dan dinyatakan pulang/rawat inap, keluarga

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

pasien mendaftar ke loket pendaftar di IGD.


Sebagai acuan langkah-langkah untuk penerimaan pasien di IGD
Penerapan penerimaan pasien di IGD
a. Semua pasien masuk di IGD dilakukan triase oleh dokter atau
perawat.
b. Perawat memeriksa pasien dan menentukan jenis kegawatannya.
- Darurat tidak gawat
- Gawat darurat
- Gawat tidak darurat
- Tidak gawat dan tidak darurat
c. Perawat memeriksa vital sign
d. Perawat menyerahkan status pasien kepada dokter jaga IGD untuk
dilakukan anamnesa, pemeriksaan, diagnose, penunjang diagnosa
dan terapi.
e. Untuk pasien dengan kasus :
Kecelakaan lalu lintas (KKL)
Kriminial
Perkosaan
Child Abose
Yang harus dilakukan oleh petugas IGD adalah :

Tangani pasien sesuai dengan kebutuhannya


Lapor ke dokter jaga
Untuk pasien-pasien KKL / karena tindak criminal

Maka :

Kumpulan semua barang milik pasien, dan catat.


Simpan dalam kantung plastic lalu diberi nama, tanggal, dan
diberi

keterangan kemudian simpan di IGD.


Penyimpanan barang / milik pasien disaksikan oleh satpam.
f. Penomoran pada status pasien di IGD disesuaikan dengan
penomoran di rekam medik.
Catat nama, umur, alamat, diagnose medis, tindakan yang diberikan
pada pasien dan keterangan pasien (rawat/pulang), pada status IGD .
Bila pasien dirawat : Catat nama, tindakan yang diberikan, serta

adminitrasi, dan ruangan yang dituju.


Dilengkapi data-data pada status mondok.
Bila pasien pulang : Catat nama obat yang diberikan disertakan

juga rekening.
- Pembiayaan dengan cara membayar ke kasir
- Berikan resep dari dokter
g. Mencatat/menerima surat permintaan visum et repertum, surat

rujaan dan lain-lain.


h. Informasi yang tidak bersifat rahasia jabatan/kedokteran mengenai
pasien, dapat diberikan kepada keluarganya.
i. Lakukan pemeriksaan penunjang bila

diperlukan

seperti

laboratorium atau radiologi sesuai dengan petunjuk dokter.


j. Setelah pasien telah selesai ditangani di IGD
Bila pasien pulang, cek adminitrasi dan beri nasehat pada pasien

serta cross cek dengan kasir.


Bila pasien rawat inap, maka petugas pengantar pasien segera
mengantar ke ruangan dengan mengecek lebih dahulu kesiapan

Instalasi Terkait

ruangan
Petugas IGD
Loket Pendaftaran
Petugas Adminitrasi
Satpam
Rawat Inap

PENANGANAN PASIEN LUKA BAKAR


No. Dokumen : 03-08020503-08.P-002
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM, MKes

Pengertian

Penanganan luka bakar meliputi penilaian terhadap luka baru, tindakan, serta

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

terapi medis.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan luka bakar.
Penerapan prosedur penanganan pasien luka bakar
Dalam menghadapi penderita luka baker,tindakan yang harus dilakukan adalah

a.
b.
c.
d.

Buka pakaian pasien yang terkena luka bakar


Periksa keadaan umum pasien dan periksa tanda-tanda vital
Laporkan ke dokter jaga IGD
Lakukan tindakan
- Mencegah atau mengatasi syok bila ada tanda-tanda syok
- Beri cairan infuse bila luas bakar pada dewasa >20% dengan grade II
dan anak > dari 10% dengan grade II.

Cairan yang diberikan adalah Ringer laktat (RL)


Cara pemberian :
Pada jam 1 diberikan cairan 2,5 4 cc/% IIb setengahnya dibrikan pada jam 8
pertama dihitung mulai jam kecelakaan, setengah sisanya diberikan dalam 16
jam berikutnya.
e. Keadaan luka bakarnya :
- Dibersihkan dari kotoran kalau mungkin
- Cairan bulae dikeluarkan secara steril
- Kulit yang mati atau terkelupas dibuang
- Luka diobati dengan obat topical yang sesuai lalu dibalut
Derajat Luka Bakar
Derajat I : yang terkena hanya lapisan luar epidermis kulit tampak kering
tidak menggelembung dan terasa sakit dan saraf tidak terganggu.
Derajat II : mengenai seluruh lapisan epidermis dan sebagian dermis
menggelembung. Hiperpireksi bila dermis rusak lebih dalam, maka terasa sakit
karena ujung saraf tidak mati sehingga akan terganggu.
Derajat III : yang rusak adalah seluruh lapisan epidermis dan serta lapisan
Instalasi Terkait

yang ada dibawahnya, tidak bergelembung.


Petugas IGD

PENANGANAN KASUS KORBAN


MASSAL
DAN KERACUNAN MASSAL
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-003
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

Pengertian

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

1. Kasus

korban

massal

adalah

suatu

SUCIPTO, SKM,
MKes

kejadian

peristiwa

mengakibatkan jatuhnya korban dengan jumlah lebih dari 15 orang


dalamkurun waktu tertentu.
2. Kasus dengan keracunan massal adalah suatu peristiwa keracunan
yangmengakibatkan jatuhnya korban lebih dari 15 oarng dalam
Tujuan

kurun waktu tertentu.


Kasus korban massal dan keracunan massal mendapat pertolongan

Kebijakan
Prosedur

medis dengan cepat dan tepat.


Mengacu pada disaster plan PKM Merbau Mataram
1. Dilakukan seleksi diruang TRIASE dan apabila ruang triase penuh

ditampung ditampung di ruang observasi atau diruang tunggu


poliklinik rawat jalan.
2. Identitas korban dicatat dilembar sementara yang tersedia kemudian
disalin dalam catatn rekam medik
3. Korban dengan gangguan resusitasi mendapat prioritas utama dalam
penanganan korban.
4. Koran diberikan pertolongan sesuai dengan kasusnya.
5. Korban IGD berkoordinasi dengan komite medik dalam hal
permintaan bantuan tenaga medis apabila diperlukan.
6. Kepala ruang IGD melakukan koordinasi dengan kasi keperawatan /
supervise dalam hal meminta bantuan perawat apabila diperlukan.
7. Kepala IGD memberikan informasi dan laporan kepada direktur
Instalasi Terkait

1.
2.
3.
4.
5.

RSUD Simo.
Instalasi Gawat Darurat
Instalasi rawat inap
Wadir yanmed
Kasie
DKK

PENGGUNAAN NEBULIZER
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-004
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
MKes

Memberikan campuran zat aerosol dalam artikel udara dengan tekanan


udara
Untuk memberikan obat melalui nafas spontan pasien
Penerapan prosedur penggunaan Nebulizer
A. Persiapan:
1. Alat dan Chat
Oksigen set
Set Nebulizer
Cairan normal Saline dan obat yang akan dipakai
Mouth piece bila perlu
2. Lingkungan bersih dan tenag
3. Petugas 1 orang
B. Pelaksana
1. Monitor denyut nadi sebelum dan sesudah pengobatan khususnya
pada pasien yang menggunakan bronkodilator
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin paling sering dalam posisi
semi fowler
4. Petugas mencuci tangan
5. Siapkan alat dan perlengkapannya
6. Periksa filter kotor ganti yang baru

7. Siapkan obat cair yang direkomendasikan doketr


8. Pasang selang pada konektor alat
9. Hubungkan steker pada power cord pada kotak kontak listrik
10. Isi tabung nebulizer dengan obat cair dan volume sesuai perintah
dokter
11. Pasang tutup tabung nebulizer dan pasang masker pada konektor
tutup tabung nebulizer
12. Pasang masker pada penderita
13. Tekan saklar power posisi ON dan bersamaan dengan mulai
pemberian terapi
14. Jika pemberian terapi selesai, tekan saklar power keposisi OFF
Lepas konektor alat dan kelengakpannya serta kembalikan alat pada
tempatnya.
15. Kelengkapan alat (selang, tabung nebulizer dan masker) rendam
dengan air sabun hangat selama 30 menit
16. Bilas dengan air hangat sampai bersih
Instalasi Terkait

kelengkapannya sehingga siap pakai


Instalasi Gawat Darurat

dan

keringkan

PENYEDIAAN CAIRAN INFUSE DI


IGD
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-005
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1
SUCIPTO, SKM,
MKes

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

Pengertian

Suatu proses penyediaan cairan infuse di IGD yang meliputi cara

Tujuan
Kebijakan

penyediaan cairan infuse dan penggunaan cairan infuse.


Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penyediaan cairan infuse
- Petugas yang menggunakan cairan infuse dan menyediakan cairan

Prosedur

infuse , melaksanakan tugasnya dengan rutin


- Petugas menggunakan cairan infuse yang sesuai standar
Cairan infuse di IGD telah disiapkan oleh petugas apotik yang ada di
IGD, jika ternyata ada cairan infuse yang habis maka dapat dilakukan
dengan bon obat di apotik.

Cara bon obat


1. Petugas IGD menulis jenis cairan infuse

yang ada dibuku

pengebonan.
2. Petugas IGD meminta cairan infuse ke apotik dengan membawa

buku pengebonan.
3. Petugas melaporkan bon kepada petugas apotik .
Cara penggunaan obat
1. Petugas mengecek cairan infuse yang habis atau yang perlu diisi
lagi.
2. Petugas

mengambil

dari

gudang

lemari

cairan

infuse

dimasukkan dalam lemari cairan infuse


3. Mengambil cairan infuse sesuai dengan advis dokter.
4. Setiap pengambilan obat ditulis dalam buku pengambilan cairan
infuse berikut nama, bangsal/rawat jalan, jenis cairan infuse dan
jumlahnya.
5. Bila pasien rawat jalan cukup ditulis pada buku pengambilan
Instalasi Terkait

cairan infuse.
1. Petugas politk
2. Gudang farmsi
3. Perawat IGD

PENYEDIAAN LINEN IGD


No. Dokumen : 03-08020503-08.P-006
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

Pengertian

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

Suatu kegiatan

yang

dilakukan

SUCIPTO, SKM,
MKes

untuk melaporkan

permintaan

pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana Rumah Sakit dari


Tujuan

ruangan / bangsal
Agar sarana dan prasarana Rumah Sakit dapat digunakan seoptimal

Kebijakan
Prosedur

mungkin
Petugas IPSRS mengikuti alur permintaan perbaikan yang telah dibuat
1. Ruang / bangsal melaporkan ke IPSRS dengan diketahui oleh subbid
masing-masing
2. Petugas IPSRS menindak lanjuti laporan
3. Jika bias diselesaikan, melaporkan hasil kerja ke ruangan
4. Jika tidka bias diselesaikan karena perlu bergantian suku cadang
petugas melaporkan permintaan penggantian suku cadang ke
bendahara material
5. Tetapi jika suku cadang yang dimaksud tidak diperoleh di pasaran
dan atau tidak bias diperbaiki oleh petugas maka dilanjutkan ke

Instalasi Terkait

6.
1.
2.
3.
4.

pihak III dengan mengetahui subbid masing-masing dan IPSRS


Setelah selesai kembalikan alat ke asal Instalasi atau bangsal
Seluruh Instalasi / bangsal
IPSRS
Bendahara Material
Seluruh subbid

PROSEDUR TETAP
PENGISIAN LEMBAR INFORMED
CONSENT
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-007
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

Pengertian

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
MKes

Suatu jenis pernyataan tentang persetujuan atau penolakan dalam bentuk


tulisan yang ditandatangani penderita/walinya sebagai bukti terhadap
persetujuan atau penolakan tindakan medis yang akan dilakukan kepada

Tujuan

pasien.
Agar semua tindakan (medis) yang dilakukan telah mendapat persetujuan
dari penderita / walinya sehingga dokter / tenaga kesehatan lainnya /
manajemen rumah sakit terhindar dari tuntutan hukum dari pasien

Kebijakan

ataupun keluarga pasien


o
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit
mempunyai hak untuk memperoleh atau menolak pengobatan yang
akan diberikan.
o
Penanda tanganan dilakukan setelah pasien mendapat
penjelasan dari petugas penerima pasien ditempat pendaftaran.
Pemberian persetujuan maupun penolakan terhadap perlakuan yang akan
diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi rumah sakit, pasien, dan
dokter.

Prosedur

Instalasi Terkait

1. Dokter wajib memberikan penjelasan / informasi tentang apa yang


akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi
bilamana suatu tindakan akan diambil serta cara mengatasi.
1. Dokter harus menandatangani juga pernyataan tersebut sebagai tanda
kalau sudah memberikan penjelasan kepada penderita atau keluarga.
2. Pasien / keluarganya telah memahami betul penjelasan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan, resiko dan akibat-akibat yang akan
terjadi atas suatu tindakan medis tersebut serta cara mengatasinya.
3. Pasien / keluarganya mengisi dan menandatangani pernyataan yang
telah disediakan dengan dipandu oleh perawat / petugas rumah sakit.
Saksi yang juga menandatangani pernyataan tersebut dapat diambil dari
keluarga penderita atau perawat yang bertugas.
1.
Dokter
2.
Petugas Poliklinik
3.
Petugas IGD

PROSEDUR TETAP
PENANGGULANGAN BENCANA
KEBAKARAN
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-008
SOP

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
: 1/1

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

Pengertian

SUCIPTO, SKM,
MKes

Penanggulangan Bencana Kebakaran adalah tindakan koordinasi,


komunikasi, permintaan bantuan, evakuasi pasien, penyelamatan

Tujuan

dokumen/alkes, pengendalian api.


Untuk mecegah agar api tidak menimbulkan kerugian material yang

Kebijakan

lebih banyak, tidak menimbulkan korban jiwa.


Penanggulangan
Bencana
direncanakan

Prosedur

dengan

baik

dan

dikoordinasikan dengan instansi terkait.


1. Bila terjadi kebakaran, jangan panik, tetap tenang.
2.
Segera menghubungi Sentral komunikasi
3.

( IGD) dan segera membunyikan bel tanda bahaya.


Bagian informasi / IGD menghubungi

Direktur / Komandan Satgas .


4. Ketua Satgas memimpin Satgas pengendali Api untuk melokalisir
kebakaran di lokasi kebakaran untuk mematikan api, dan Satgas
Penyelamatan Dokumen / Alked ntuk melaksanakan tugas sesuai
fungsinya.
5. Bagian informasi mengumumkan agar pasien dan pengunjung tetap
tenang karena kebakaran sedang diatasi.
6. Satgas Evakuasi pasien mengamankan pasien ke tempat yang aman (
tempat evakuasi yang telah ditentukan).
7. Satga Penyelamat Dokumen /Alked mengamankan dokumen/barang
milik rumah sakit ke tempat yang aman.
8. Permintaan bantuan yang melibatkan instansi terkait Dinas
Kebakaran/Kepolisian diputuskan oleh Direktur Rs atas saran ketua
panitia K3, Komandan Satgas, Sie Penanggulangan Bencana (diatur
dalam prosedur tersendiri).
9. Apabila kebakaran telah diatasi, buat kepal instalasi / ruang
Instalasi Terkait

membuat laporan kejadian bencana,


Instalasi Komunikasi, Instalasi gawat darurat

PROSEDUR TETAP
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
SOP

No. Dokumen : 03-08020503-08.P-009


No. Revisi
:

Tanggal Terbit : 04 Januari 2016


Halaman
:
KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
MKes

Pengertian

Karyawan mampu mananggulangi kebakaran dengan menggunakan Alat

Tujuan
Kebijakan

Api Ringan ( APAR).


Untuk mencegah agar api menjalar
Penanggulangan kebakaran dengan menggunakan Alat Pemadam Api

Prosedur

Ringan ( APAR).
1. Bila terjadi kebakaran, jangan panik, tetap tenang
2.
Segera lapor ke Satpam atau bagian informasi
melalui telpon,Hand phone atau sarana komunikasi yang lain.
Bagian Informasi membunyikan bel tanda

3.

bahaya.
4.
Hubungi Dinas Pemadam Kebakaran.
5. Ambil APAR untuk mematikan api.
6. Diberitahukan agar pasien dan pengunjung tetap tenang, karena
kebakaran sedang diatasi.
7. Amankan dokumen / barang milik rumah sakit / pasien ke tempat
lain.
8. Apabila kebakaran telah diatasi, buat laporan penanggulangan
Instalasi Terkait

bencana.
Seluruh karyawan PKM Merbau Matram

PROSEDUR TETAP
PENCEGAHAN KEBAKARAN
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-009
SOP

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
:

KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
MKes

Pengertian

Suatu usaha yang dilaksanakan oleh rumah sakit untuk mencegah

Tujuan
Kebijakan

adanya kebakaran di rumah sakit.


Agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Dimaksudkan untuk menghindari jangan sampai terjadi kebakaran

Prosedur

rumah sakit
1 Jauhkan barang-barang yang mudah terbakar dari sumber api.
2 Sediakan alat pemadam kebakaran berupa bahan kimia maupun air
yang station maupun yang bisa mobil di tempat yang potensial
terjadi kebakaran.
3 Tersedianya tenaga yang terampil dan terlatih dalam pengoperasian
alat pemadam kebakaran.
4 Tersedia alat komunikasi di tempat yang potensial terjadi kebakaran.
5 Tersedia daftar pejabat / instansi yang harus dihubunginmanakala
betul-betul terjadi kebakaran.
6 Tersedianya tanda-tanda / rambu peringatan pencegahan kebakaran.
7 Tersedianya daftar dan denah penempatan alat pemadam kebakaran
dan sumber air.
8 Terjaminnya peralatan fasilitas / instalasi kelistrikan.
9 Mekanisme pencegahan kebakaran :
a Pencegahan kebakaran yang disebabkan oleh manusia ;
1 Segera tegur dan cegah orang yang merokok khususnya di
area yang rawan terjadi kebakaran.
2 Untuk melakukan penyambungan listrik harus seijin dan
sepengetahuan dari instalasi yang berwenang IPSRS.
3 Melakukan pemeliharaan berkala terhadap fasilitas K3
4 Bakarlah sampah ditempat yang sudah ditentukan /
incinerator.
5 Selalu mematiakn sumber-sumber api ( kompor, alat masak,
gas, dsb) pada saat meninggalkan tempat tugas.
6 Lakukan tindakan baik dan benar untuk mencegah
terjadinya kebakaran.

TRIASE
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-011
SO
P
KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
:

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
Mkes

Proses khusus Memilah dan memilih


pasien berdasarkan berat nya penyakit ,
menentukan prioritas perawatan gawat
medik serta prioritas transportasi.
Artinya memilih berdasarkan prioritas
dan penyebab ancaman hidup.
Tujuan

Sebagai acuan menentukan prioritas dan tempat pelayanan


medik penderita.

Kebijakan

1. Identifikasi cepat korban yang memerlukan stabilisasi


segera, ini lebih mke perawatan yang dilakukan
dilapangan.
2. Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan
dengan pembedahan
3. Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan
4. Mendahulukan penderita yang lebih gawat bukan yang
datang dahulu.

Prosedur

1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD


2. Inform concern (penandatangan persetujuan tindakan) oleh
keluarga pasien.
3. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan
singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya.
Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi
kode huruf :
a. P III adalah penderita tidak gawat dan tidak darurat.
Misalnya : Penderita Common Cold, penderita rawat jalan,
abses, luka robek,
b. P II adalah penderita yang kegawat daruratan masih tidak
urgent
Misalnya : Penderita Thipoid, Hipertensi,DM,
c. P I adalah penderita gawat darurat (pasien dengan
kondisi mengancam)
Misalnya : Penderita stroke trombosis, luka bakar,
Appendic acuta, KLL, CVA, MIA, asma bronchial dll

Unit terkait

5. Penderita mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan


warna : P I-PII-PIII.
6. Pada waktu jam kerja penderita dengan prioritas PIII dikirim
ke BP / rawat jalan
1. Poli Umum
2. IGD
3. Ruang perawatan

PENATALAKSANAAN SYOK
ANAFILAKTIK
No. Dokumen : 03-08020503-08.P-012
SO
P
KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
:

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
Mkes

Keadaan alergi yang mengancam jiwa


yang ditandai dengan penurunan
tekanan darah secara tiba-tiba dan
penyempitan saluran pernafasan,
menyebabkan penderita jatuh pingsan
dan tidak sadarkan diri.

Pengertian

Tujuan

Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di


Puskesmas.

Kebijakan

Semua tenaga medis dan paramedis terampil

Prosedur

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi


Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra
Muskular pada
lengan atas.
Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya
diperlukan 1-4 kali pemberian.
Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk
mencegah penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10
menit
Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar
berjalan baik
Pemberian cairan bila diperlukan
Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 6
jam
Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke
fasilisas Kesehatan yang lebih lengkap
UGD
Poli Umun
Poli Gigi
Poli Anak
Poli Imunisasi

VISUM

No. Dokumen : 03-08020503-08.P-013


SO
P
KABUPATEN
LAMPUNG
SELATAN
1 Pengertian
.

2
.
3
.
4
.
5
.

Tujuan
Kebijakan
Referensi
Prosedur /
Langkahlangkah

No. Revisi
:
Tanggal Terbit : 04 Januari 2016
Halaman
:

KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM

SUCIPTO, SKM,
Mkes

keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter dalam ilmu


kedokteran forensik atas permintaan penyidik yang
berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap
manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga
bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di
bawah sumpah, untuk kepentingan pro yustisia.
Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan
pemeriksaan pasien atau jenazah.
Visum adalah sebagai bahan bukti pengganti bila diperlukan
dipengadilan.
http://puskesmas-oke.blogspot.co.id/2010/01/sop-visum.html
1. UGD puskesmas melayani Visum hidup,
2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh
Kepolisian kepada Puskesmas.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD dalam
waktu 2 x 24 jam sejak kejadian oleh petugas kepolisian
4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum, setelah
meneliti kebenaran surat, petugas menulis tanggal, jam
penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka
surat permintaan Visum ada di UGD '
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada
saat permintaan Visum Et repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas
UGD memriksa kondisi secara umum.
8. penderita yang sudah meninggal dirujuk ke Rumah Sakit
9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang
memeriksa / menangani penderita pada saat visum
diterima.
10.Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2
X 24 jam.
11.Petugas menandatangani penerimaan laporan visum

catatan : dokumentasi visum (menggunakan kamera khusus


visum kemudian disimpan dikomputer UGD)

6 Unit Terkait
.

Kepolisian
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai