Anda di halaman 1dari 18

TEORI SISTEM

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan
baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana
tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat
disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan.
Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki,
tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Belajar dan memahami teori sistem dan konsep berubah dalam keperawatan merupakan
salah satu solusi pemecahan dalam masalah keperawatan . teori sistem akan membentuk sistem
keperawatan menjadi lebih harmonis untuk mencapai tujuan bersama dan konsep berubah akan
mengajarkan perawat untuk lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. dengan
mempelajari kedua aspek ini kita akan menambah kemampuan profesional yang dimiliki
perawat.

B. Tujuan
Dapat memahami secara teori sistem dan konsep berubah tentang perubahan didunia
keperawatan. Dan bisa mengaplikasikannya dipraktek atau setelah tamat di dunia perkuliahan
serta bisa mengamati perubahan yang terjadi di masyarakat.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Teori Sistem Keperawatan


1.

Definisi
Teori sistem merupakan perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan
atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel.
Teori sistem dapat dianalogikan dengan sistem yang ada pada organisme. Organisme sel itu
terdiri atas sel-sel, dan sel-sel membentuk suatu molekul. Tiap bagian yang ada membentuk
sistem yang terintegrasi dan terdiri dari struktur yang saling bergantungan dan bekerja secara
harmonis.

2.

Macam-macam Teori Sistem


Ada 3 sistem menurut system teori umum:

Sistem mekanistis (mesin buatan manusia dan alam material) : masih bisa dijelaskan dalam
kerangka pandangan dunia mekanistis a la Newton

Sistem organistis (makhluk hidup) : sistem yang sangat kompleks yang tidak dapat dikalkulasi
secara matematis dan deterministis

Sistem semiotis (masyarakat sebagai sistem makna) : sistem yang lebih kompleks daripada
sistem organisme.
3. Tipe dari teori sistem

a.

Tipe I

: Theory for Analyzing. Menganalisa apa itu sebagai kebalikan dari


penjelasan kausalitas atau melakukan generalisasi yang prediktif. Teori
ini adalah teori paling dasar dari teori.

b. Tipe II

: Theory for Explaining. Menjelaskan bagaimana dan kenapa suatu


fenomena terjadi

c.

Tipe III : Theory for Predicting. Bertujuan memprediksi apa yang akan terjadi bukan kenapa itu
terjadi; sebagian dari sistem masih merupakan kotak hitam.

d.

Tipe IV :Theory for Explaining and Predicting (EP Theory). Tipe ini Mengatakan apa itu,
bagaimana, kenapa, dimana dan apa yang akan terjadi.

e.

Tipe V :Theory for Design and Action. Tipe teori ini menceritakan bagaimana melakukan
sesuatu.
4. Konsep Teori Sistem
Teori sistem memiliki dua konsep dasar yaitu pertama, konsep subsistem yang melihat
hubungan antar bagian sebagai hubungan sebab akibat. Konsep kedua memandang sebab jamak
(multiple causation) sebagai hubungan yang saling berkaitan yakni tiap bagian merupakan
kompleks (kumpulan) yang tiap faktornya saling berkaitan.

5. Karakterisitik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai :

Komponen (components)
Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama membentuk

satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa subsistem atau subbagian,
dimana setiap subsistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.

Batas sistem (boundary)


Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau
dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu
kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem (environments)
Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan. Lingkungan yang menguntungkan harus tetap
dijaga dan dipelihara, sebaliknya lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem.
Penghubung (interface)
Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumbar- sumber
daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya melalui penghubung disamping sebagai
penghubung untuk
mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu kesatuan.
Masukan (input)
Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi yang
diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program
adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah
signal input untuk diolah menjadi informasi.

Keluaran (output)
Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna

dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. Misalnya
untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan
merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

Pengolah (process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahanbahan lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-data
transaksi menjadi laporan- laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh
manajemen.

Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)


Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem

tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem
sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan
sistem.
Suatu sistem dikatakan bersila bila mengenai sasaran atau tujuannya.
6. Contoh teori system Keperawatan
a) Teori menurut Nightingale (1860)
Tujuan Keperawatan : Untuk memfasulitasi proses penyembuhan tubuh dengan memanipulasi
lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja praktik : Lingkungan klien dimanipulasi untuk ketenangan, nutrisi, kebersihan,
cahaya, kenyamanan, sosilaisasi dan harapan yang sesuai
b) Teori menurut Peplau (1952)
Tujuan Keperawatan : Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien (Peplau, 1952)
Kerangka Kerja Praktik : Keperawatan adalah proses penting, terapeutik dan interpersonal
(Peplau, 1952). Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan
untuk memfasilitasi kondisi yang alami dan kecenderungan manusia untuk mengembangkan
hubungan interpersonal (Marriner-Toney, 1994)
c)

Teori menurut Henderson (1955)


Tujuan Keperawatan

: Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan

kesehatan, membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin


Kerangka Kerja Praktik :Praktik keperawatan membentuk klien untuk melakukan 14 kebutuhan
dasar Henderson
d) Teori menurut Abdellah (1960)

Tujuan Keperawatan : Untuk memberikan pelayanan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia
yang tinggi, kompeten, dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan Abdellah
e) Teori menurut Orlando (1961)
Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien
dengan segera. Untuk berionteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat
mungkin dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, tindakan keperawatn yang
dilakukan
Kerangka Kerja Praktik : Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan
perawat membentuk situasi keperawatan
f)

Teori menurut Hall (1962)


Tujuan Keperawatan : Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses
penyakit
Kerangka Kerja Praktik :

Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang

saling tumpang tindih yaitu manusia (inti), status patologis, dan pengobatan (penyembuhan) dan
tubuh perawatan. Perawat sebagai pemberi perawatan
g) Teori menurut Rogers (1970)
Tujuan Keperawatan : Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah
kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan
pendekatan humanistic keperawatan
Kerangka Kerja Praktik : Manusia utuh meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus
menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya
h) Teori menurut Orem (1971)
Tujuan Keperawatan : Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total
Kerangka Kerja Praktik : Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan
keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis,
psikologis, perkembangan dan sosial
i)

Teori menurut King (1974)

Tujuan Keperawatan : Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai


kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan
Kerangka Kerja Praktik : Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang
dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan
7. Ada empat tujuan utama dari teori:

Analysis and description.


Teori menyediakan deskripsi dari fenomena kepentingan, menganalisa relasi diantara
bangunan-bangunan, derajat generalisasi pada banguan dan relasi dan batas-batas pada relasi.

Explanation.
Teori menyediakan penjelasan dari bagaimana, kenapa, dan kapan sesuatu itu terjadi.

Prediction.
Teori menyatakan apa yang akan terjadi di kemudian harinya jika kondisi sebelumnya pasti
diadakan.

Prescription.
Kasus spesial dari prediksi yang ada dimana teori menyediakan deskripsi dari metode atau
struktur atau keduanya dalam pembangunan artifact.

B. KONSEP BERUBAH
1.

Pengertian
Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu Atkinson (1987),
mendefinisikan berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya. Brooten (1978), mendefinisikan berubah merupakan
proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi

2. Teori-teori Perubahan

Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum

melakukan perubahan, yaitu :

a. Ada perubahan yang akan dilakukan


b. Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan
a. Diagnosis
b. Penetapan objektif bersama
c. Penekanan kelompok
d. Informasi maksimal
e. Diskusi tentang pelaksanaan
f. Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat
atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan
tersebut.

Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :

a. Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada
tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
b. Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orangorang yang dapat membantu memecahkan masalah.

c. Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan
distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah
berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippittmengungkapkan tujuh hal

yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu:


a. Mendiagnosis masalah, yaitu mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung
atau menghambat perubahan
b. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah, mencoba mencari pemecahan
masalah
c. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen, mencari dukungan baik internal maupun
eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman
d. Menyeleksi objektif akhir perubahan, yaitu menyusun semua hasil yang di dapat untuk
membuat perencanaan.
e.

Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahm, yaitu pada tahap ini sering terjadi
konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.

f. Mempertahankan perubahan, yaitu perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur


kekuatan untuk mempertahankannya.
g.

Mengakhiri hubungan saling membantu, yaitu perawat sebagai agen berubah, mulai
mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat
mandiri.

Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :

a. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, yaitu menjadi lebih baik
dari metodeyang sudah ada
b. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak bertentangan
c. Kompleksitas, yaitu ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang
sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
d. Dapat dibagi, yaitu perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
e. Dapat dikomunikasikan, yaitu semakin mudah perubahan digunakan maka semakin
mudah perubahan disebarkan.

Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang

akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.


1. Membangun suatu hubungan
2. Mendiagnosis masalah
3. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4. Memilih jalan keluar
5. Meningkatkan penerimaan
6. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri

Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk

mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut
adalah langkah dasar dari model Spradley.

a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
3. Faktor Pendorong Perubahan
a. Kebutuhan dasar manusia
b. Kebutuhan dasar interpersonal

Kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama

Kebutuhan untuk mengendalikan

Kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional

4. Faktor Penghambat

Mengancam kepentingan pribadi

Persepsi yang kurang tepat

Sebagai reaksi psikologis

Toleransi untuk berubah rendah

5.Tingkat Perubahan
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka
pemahaman tentang
tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard
(1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan:
a. Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling
mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan
dosen.
b. Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan
atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan
pengetahuan.
c. Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer
mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik
dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak
menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut.
d. Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan
banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba
mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari
dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan
Partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku
kelompok. Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan
mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku

berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini
memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan
karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan.
Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi
dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara evolusi, tetapi cenderung tahan
lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi
tertanam secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan eksterinsik.
Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang dengan perubahan partisifatif,
perubahan ini dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih
tinggi memberikan tentang arah dan perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh
organisasi dapat
menjadi fokus. Perintah disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan mematuhinya.
Harapan mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan
pengetahuan lebih lanjut. Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung menghilang bila
manajer tidak konsisten untuk menerapkannya.
6.Respon terhadap suatu Perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan, tetapi kadang-kadang perubahan juga dipandang
sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang
selama ini didapat. apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau
negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap
perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.
Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan
perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh karenanya
timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari
individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin
timbul akibat perubahan.
Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan,
kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut

berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan
paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk
menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha
untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi
untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak
yang mungkin ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi ? Beberapa contoh
ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu
perubahan antara lain :
o Takut karena tidak tahu
o Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait
dengan pekerjaannya
o Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan
o Takut karena kehilangan imbalan
o Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.
7. Perencanaan dan Pelaksanaan Perubahan
Menurut Kron dalam Kozier (1998) untuk merencanakan dan mengimplementasikan
perubahan disarankan 7 (tujuh) pertanyaan yang harus dijawab.
1.

Apa ?
Apa masalah yang spesifik dan perubahan apa yang direncanakan

2.

Mengapa ?
Mengapa perubahan tersebut diperlukan ? Apakah situasi yang baru akan lebih baik ? Apa yang
dirubah ? Apa yang di dapat ?

3.

Siapa ?
Siapa yang akan terlibat dan siapa yang menjadi sasaran / target perubahan ?

4.

Bagaimana ?
Bagaimana perbahan tersebut dilaksanakan ?

5.

Kapan ?

Rencanakan waktu perencanaan dan pelaksanannya


6.

Dimana ?
Dimana perubahan tersebut akan dilaksanakan ?

7.

Mungkinkah ?
Mungkinkah perubahan tersebut dapat dilaksanakan ? Apakah sumber-sumber yang ada
mendukung atau menolak ?

8. Strategi Membuat Perubahan

Memiliki visi yang jelas

Menciptakan iklim yang kondusif atau budaya organisasi yang kondusif Sistem
komunikasi yg jelas, singkat & berkesinambungan

Keterlibatan yang tepat

9.Strategi Perubaha
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam perubahan , strategi
tersebut antara lain yaitu :

Strategi Persahabatan
Penekanan didasarkan pada kebersamaan dalam kelompok, dengan cara mengenal

kelompok, membangun ikatan sosial, diantara anggotanya. Strategi ini cocok diterapkan pada
anak buah yang
membutuhkan rasa sosial yang tinggi. Model ini cocok diterapkan pada kondisi pertimbangan
tinggi dan struktur rendah.

Strategi Politis
Hal ini identik dengan struktur kekuasaan formal dan informal. Setelah struktur ini di

identifikasi , baru dilakukan beberapa upaya untuk mempengaruhi mereka yang berada pada
kekuasaan. Anggapan dasar strategi ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang yang
berpengaruh dalam sebuah sistem mau melakukannya.

Strategi Ekonomis
Tekanannya pada bagaimana mengendalikan materi. Dengan sumber daya materi, apaun

dan siapapun dapat membeli / menjual. Pelibatan hal ini kedalam kelompok sering didasarkan
pada pemilikan atau pengendalian sumber-sumber daya yang dapat di jual.

Strategi Akademis
Strategi ini menekankan pada pengetahuan dan pendalaman pengetahuan yang

merupakan pengaruh primer. Anggapan dasarnya adalah logis dan rasional,objektif : bahwa
keputusan yang didasarkan pada apa yang dianjurkan oleh penelitian adalah jalan terbaik untuk
diikuti. Strategi ini tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara maka pemimpin dapat
mencari studi penelitian yang mendukung tujuannya.

Strategi Teknis
Metoda ini tepat bagi orang-orang yang mengabaikan subjek-subjek dengan

memperhatikan lingkungannya. Ini merupakan salah satu pendekatan sosiologis dengan


anggapan dasar bahwa lingkungan disekelilingnya berubah.

Strategi Militer
Metode ini berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman yang nyata. Posisi /kekuasaan

digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini
merupakan strategi struktur tingkat tinggi.

Strategi Konfrontasi
Pendekatan ini menimbulkan konflik non kekerasan dan non fisik diantara orang.

Dengan melakukan ini, seorang pemimpin mendesak orang untuk mendengar dan melihat apa
yang terjadi selanjutnya akan terjadi perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau
geng sebagai akibat strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan atau tidak dapat
didengar dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan kerja adalah salah satu
contohnya.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Teori sistem merupakan perubahan dalam satu atau lebih dari satu variabel bersamaan
atau disusul dengan perubahan variabel lain atau kombinasi variabel sedangkan berubah
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan
sebelumnya(Atkinson, 1987).
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada.
Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu /
institusi, (Brooten,1978).
B.Saran
Perawat diharapkan dapat mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu
keperawatan,sehingga dapat memberikan perawatan yang lebih baik lagi kepada pasien,dan juga
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada

DAFTAR PUSTAKA
1. Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin,
2001, Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM, EGC, Jakarta.
2. Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati, 2000, Pengantar
kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat
Klinis,EGC, Jakarta.
3. La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly.,1998,
Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Pendekatan
Berdasarkan Pengalaman, EGC,Jakarta.
4.Manajemen Bidang Keperawatan, 2000, Pusat
Pengembangan Keperawatan Carolus,Jakarta.
5. Kozier, Fundamental of Nursing, 1991,Concept, Process, and
Practice,Addison Wesley,Publishing company,Inc.
6. Arifianto,2008, Konsep Berubah, dafid-pekajangan.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai