Oleh:
DONALDI
2012/1202985
BIODATA
I. Data Diri:
Nama Lengkap
: Donaldi
Tempat/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
: Pria
Agama
: Islam
Anak Ke
: 3 (tiga)
Jumlah Saudara
: 4 (empat)
Alamat Tetap
: MIN Parambahan
SLTP
: SMPN 6 Payakumbuh
SLTA
: SMKN 2 Payakumbuh
Perguruan Tinggi
III.Proyek Akhir:
Judul Proyek Akhir
Tanggal Sidang
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
ii
6. Kedua orang tua dan Kakak/Abang tercinta yang telah memberikan semangat,
motivasi, bimbingan baik moril maupun materil yang tak terhingga demi
selesaiannya proyek akhir ini.
7. Rekan-rekan Teknik Sipil yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama
penulisan proyek akhir ini. Hanya doa yang dapat penulis ucapakan kepada Allah
SWT, semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan yang setimpal
dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa pada proyek akhir ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan.Untuk
itu,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
Penulis
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
BIODATA
RINGKASAN ................................................................................................
ii
iv
vi
vii
viIi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
LANDASAN TEORI
A. Umum
.....................................................................................
18
24
26
iv
33
33
33
36
36
38
D. Pembahasan ..............................................................................
38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
61
B. Saran .........................................................................................
61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
13
14
20
21
22
23
23
24
25
29
30
32
35
38
52
54
56
58
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai berat satuan atau berat sendiri mati untuk gedung........................ 8
Tabel 2. Berat dari beberapa komponen bangunan... .......................................
10
Tabel 5. Percepatan puncak batuan dasar dan percepatan puncak muatan tanah
untuk masing-masing Wilayah gempa Indonesia... ..........................
13
14
16
17
42
43
45
47
48
51
51
58
vii
DAFTAR NOTASI
A adalah luas penampang pondasi
c
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan. Bangunan adalah suatu struktur dan berfungsi untuk mewadahi
aktifitas manusia dengan segala komponen yang dibutuhkan dalam
aktifitasnya. Karena bangunan berfungsi untuk mewadahi aktifitas manusia,
maka harus memiliki keadaaan yang dibutuhkan oleh manusia yaitu
kenyamanan, keamanan dan efisiensi serta kebutuhan-kebutuhan manusia
yang lainnya.
Bangunan termasuk kebutuhan primer bagi manusia. Kebutuhan
primer adalah kebutuhan yang paling utama yang harus dipenuhi dalam
kehidupan manusia. Gedung pusat perbelanjaan modern adalah fenomena
yang dapat ditemui baik di kota kecil maupun kota besar di Indonesia,
keberadaan dari pusat perbelanjaan memiliki dampak tertentu terhadap
perkembangan suatu kota.
Salah satu gedung pusat perbelanjaan modern yaitu gedung
International Trade Center (ITC) Polonia, dimana gedung pusat perbelanjaan
terbesar modern yang sedang didirikan di kota Medan. Karena itu gedung ini
memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat kota. Saat ini pusat
perbelanjaan modern tidak hanya berfungsi sebagai pasar tempat bertemunya
penjual dan pembeli, namun telah menjadi ruang publik tempat masyarakat
melakukan interaksi sosial, melakukan pertemuan, bahkan menjadi tempat
rekreasi bagi keluarga. Gedung ITC Polonia ini termasuk bangunan gedung
tingkat tinggi atau yang biasa disebut dengan istilah gedung pencakar langit.
Semakin tinggi gedung yang akan dibangun maka dibutuhkan
perencanaan yang lebih baik agar struktur bangunan bisa menahan beban dari
bangunan tersebut. Salah satu bagian terpenting bangunan bertingkat tinggi
adalah pondasi. Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan
bangunan dengan tanah, yang menjamin kesetabilan bangunan terhadap
muatan atau beban yang meliputi: berat sendiri, beban berguna, dan gayagaya luar terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi. Pondasi harus
cukup kuat menahan beban dari struktur atas tanpa terjadi penurunan. Salah
satu jenis pondasi dalam yang umumnya digunakan untuk membangun
tingkat tinggi adalah pondasi tiang pancang (pile foundation). Pondasi tiang
pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut pile cap merupakan
konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang sehingga menjadi tiang
kelompok (pile group) dan penghubung antara tiang pancang dengan kolom.
Pile cap mempunyai fungsi untuk menyebarkan beban ke tiang
kelompok (pile group). Pile cap harus direncanakan dengan baik dan efisien
agar tidak mengalami kegagalan seperti patah maupun pergeseran (satu arah
maupun dua arah) desain pile cap juga harus sesuai dengan kebutuhan agar
tidak boros. Oleh sebab itu dibutuhkan perhitungan yang teliti untuk
perencanaan dimensi pile cap, tebal pile cap, serta penulangan pile cap.
Penulis telah melakukan Praktek Lapangan Industri (PLI) pada proyek
pembangunan Gedung ITC Polonia 2 bulan. Selama PLI penulis mengamati
proses pelaksanaan pekerjaan, pile cap, kolom, balok dan pelat lantai.
Jenis gedung ITC Polonia ini adalah konstruksi bangunan beton
bertulang, dibangun oleh PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan luas
bangunan 23137 m. Selama peninjauan di lapangan penulis menemukan
beberapa masalah pada pekerjaan pile cap yaitu perubahan desain dimensi
pile cap yang mana perencanaan awal yaitu tipe 2 pile (P.2) dengan dimensi
3.8 m x 1.6 m x 0.8 m menjadi tipe 4 pile (P.4) dengan dimensi 2.6 m x 2.6m
x 0.8 m serta perubahan desain penulangan, dan tebal pile cap. Perubahan
desain pile cap disebabkan karena penambahan titik tiang pancang dalam
sebuah pile group.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang analisis
perencanaan konstruksi pile cap bangunan ITC Polonia. Hal ini dianggap
menarik karena sebagai tamatan D3 yang banyak berkecimpung di lapangan,
harus mengetahui tentang analisis konstruksi pile cap dan diharapkan menjadi
tenaga yang siap pakai dan mampu menguasai perencanaan suatu proyek
bangunan.
Berdasarkan ulasan tentang kontruksi pile cap di atas, penulis tertarik
untuk mengangkat masalah tentang pile cap tersebut sebagai Proyek Akhir,
dengan judul Analisis Ulang Konstruksi Pile Cap pada Proyek
Pembangunan Gedung International Trade Center (ITC) Polonia kota
Medan .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
diatas
maka
diproleh
beberapa
C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini meliputi:
1. Analisis ulang Gedung ITC Polonia ini dilatasi 11 pada zona 1 yaitu:
output gaya-gaya dalam dan momen. Serta desain dimensi dan
penulangan pile cap dengan menggunakan spesifikasi bahan dan
penampang yang diproleh dari data Proyek Pembangunan Gedung ITC
Polonia.
2. Perencanaan pile cap dikhususkan hanya menghitung pile cap dengan 4
pile, dimensi pile cap, kuat geser satu arah pile cap, kuat geser dua arah
pile cap pada kolom, penulangan pile cap, serta gambar desain
penulangan pile cap.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diangkat
pada proyek akhir ini yaitu bagaimana perhitungan pembebanan, dimensi dan
penulangan pile cap dengan 4 pile pada bangunan Gedung International
Trade Center (ITC) Polonia kota Medan.
2. Manfaat
a. Penulis sendiri, menambah pengetahuan tentang bagaimana analisis
perencanaan
konstruksi
pile
cap
pada
Pembangunan
Gedung
3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab, seperti tertera
berikut ini.
BAB I.
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang proyek, tujuan dan
manfaat proyek, serta sistematika penulisan.
ini
menguraikan
tentang
prosedur/
langkah-langkah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Umum
Dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
beberapa area. Misal, konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi
kapal, dan lain-lain. Konstruksi merupakan objek keseluruhan bangunan yang
terdiri dari bagian-bagian struktur. Menurut Silalahi (2009:1) struktur
merupakan suatu bangun tubuh yang dirancang untuk mampu menopang atau
mendukung beban (muatan) yang bekerja tanpa disertai deformasi berlebihan
berupa perpindahan relative suatu komponen terhadap komponen lainnya.
Pendapat lain dikemukan oleh Schodek (1999:2) struktur merupakan sarana
untuk menyalurkan beban yang diakibatkan penggunaan dan/atau kehadiran
bangunan di atas tanah.
Dapat disimpulkan struktur merupakan bangunan tubuh untuk
mendukung beban atau menyalurkan beban yang diakibatkan bangunan di
atas tanah yang bekerja tanpa disertai deformasi yag berlebihan. Semua
struktur dirancang untuk berfungsi sebagai kesatuan secara utuh dalam
memikul beban, baik yang beraksi secara vertikal maupun secara horizontal
ke tanah.
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah dan
struktur atas. Struktur bawah merupakan bagian bawah dari suatu struktur
bangunan/gedung yang menahan beban dari struktur atas. Struktur bawah
meliputi balok sloof dan pondasi. Sedangkan struktur atas adalah struktur
bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti kolom, balok, plat,
tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di
dalam sebuah struktur (Pamungkas, 2013:1).
Struktur pondasi sangat mempengaruhi kestabilan suatu bangunan.
Sebagai penyalur beban bangunan ke lapisan tanah, pondasi harus dirancang
sedemikian rupa agar mampu mendukung pembebanan maksimum.
Beban Statik
Beban statik adalah beban yang memiliki perubahan intensitas
beban terhadap waktu berjalan lambat atau konstan. Jenis-jenis beban
statik menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk rumah dan
Gedung 1983 adalah sebagai berikut:
a. Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung
yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaianpenyelesaian (finishing), mesin-mesin, serta peralatan tetap yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung. Untuk
menghitung besarnya beban mati suatu elemen dilakukan dengan
meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan volume elemen.
Berat satuan (unit weight) material secara empiris telah
ditentukan dan telah banyak dicantumkan tabelnya pada sejumlah
Berat Sendiri
50 kg/m
20 kg/m
10 kg/m
21 kg/m
24 kg/m
250 kg/m
50 kg/m
10 kg/m
200 kg/m
Berat
125 kg/m
400 kg/m
250 kg/m
rumah sakit
Lantai ruang olahraga
400 kg/m
Panggung penonton
500 kg/m
300 kg/m
301 kg/m
10
perencanaan
Balok induk
dan Portal
Untuk
Peninjauan
gempa
PERUMAHAN ATAU
PENGHUNIAN:
Rumah tinggal, asrama, hotel,
0,75
0,30
0,90
0,50
0,90
0,50
0,60
0,30
0,80
0,80
0,80
0,80
1,00
0,90
rumah sakit
PENDIDIKAN:
Masjid, bioskop, restoran, ruang
dansa
Ruang pergelaran
KANTOR:
kantor, bank
PERDAGANGAN:
Toko, pasar
PENYIMPANAN:
Gudang, perpustakaan, ruang
arsip
INDUSTRI
Pabrik, bengkel
TEMPAT KENDARAAN:
Garase gedung parkir
11
2. Beban Dinamik
Beban dinamik yaitu beban yang bekerja secara tiba-tiba pada
struktur. Pada umumnya, beban ini tidak bersifat tetap (unsteady-state)
serta mempunyai karakteristik besaran dan arah yang berubah dengan
cepat. Deformasi pada struktur akibat beban dinamik ini juga akan
berubah-ubah secara cepat. Beban dinamik terdiri dari 2 macam yaitu
beban dinamik bergetar dan beban dinamik impak.
a.
12
CxI
. Wt
R
Dimana:
C
Wt
13
Wilayah
puncak
gempa
batuan
Tanah
Tanah
Tanah
Tanah
dasar
keras
sedang
lunak
khusus
0.03
0.04
0.05
0.08
Diproleh
0.1
0.12
0.15
0.2
evaluasi
0.15
0.18
0.23
0.3
khusus
0.2
0.25
0.28
0.34
disetiap
0.25
0.28
0.32
0.36
lokasi
0.3
0.33
0.36
0.38
14
Jenis
tanah
Tanah
keras
Tanah
sedang
Tanah
sedang
Kecepatan
rambat
gelombang
geser rata-rata,
v s (m/det)
Nilai hasil
test penetrasi
standar ratarata N
Kuat geser
niralir rata-rata
S u (kpa)
v s 350
N 50
S u 100
175 v s <
350
15N < 50
v s < 175
N < 15
S u< 50
15
= 0.08 3/4
Dimana:
getar
alami
struktur
yang
fundamental
16
dimana:
Wi
Fi
Gi
1.0
1.0
1.0
1.0
1.6
1.6
1.6
1.0
1.4
1.4
1.0
1.4
17
Daktail penuh
Sumber: Raimon kopa, 2008
b.
R pers. (6)
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.3
1.6
2.4
3.2
4.0
4.8
5.6
6.4
7.2
8.0
8.5
18
U = 0.9 D 1.0 W
U = 1.4 (D + F)
= Beban hidup
A = Beban atap
= Tekanan fluida
R = Beban hujan
W = Beban angin
E = Beban gempa
T = Perbedaan penurunan pondasi, perbedaan suhu, rangkak dan
susut beton.
Koefisien 1.0, 1.2, 1.4, 1.6, merupakan faktor pengali dari
beban-beban tersebut, yang disebut faktor beban (load factor).
Sedangkan faktor 0.5 dan 0.9 merupakan faktor reduksi. Sistem
dari elemen struktur harus diperhitungkan
kombinasi
pembebanan,
yaitu
terhadap dua
Pembebanan
Tetap
dan
Pembebanan Sementara.
Momen lentur (Mu), momen torsi atau puntir (Tu), gaya
geser (Vu), dan gaya normal (Pu) yang terjadi pada elemenelemen struktur akibat kedua kombinasi pembebanan yang
ditinjau, dipilih yang paling besar harganya, untuk selanjutnya
digunakan pada proses desain (Hardiyanto, 1987:72).
19
20
terletak pada satu garis vertikal. Jarak antara tiang diusahakan sedekat
mungkin untuk menghemat pile cap, tetapi jika pondasi memikul beban
momen maka jarak tiang perlu diperbesar yang berarti menambah
memperbesar tahanan momen. Jumlah minimum tiang dalam satu pelat
penutup tiang umumnya 3 tiang. Bila tiang hanya berjumlah 2 tiang dalam 1
kolom, maka pelat harus dihubungkan dengan balok sloof yang dihubungkan
dengan kolom lain.
Balok sloof dibuat yang melewati pusat berat tiang-tiang ke arah tegak
lurus deretan tiang (tegak lurus pelat penutup tiang). Demikian pula, bila pelat
penutup tiang hanya melayani 1 tiang, maka dibutuhkan balok sloof yang
menghubungkan ke kolom-kolom yang lain. Bila kolom dilayani hanya 1
tiang yang besar, maka biasanya tidak digunakan pelat penutup tiang
(Hardiyatmo, 2011:283).
Tebal pelat penutup tiang dipengaruhi oleh tegangan geser ijin beton.
Tegangan geser harus dihitung pada potongan kritis. Momen lentur pada pelat
penutup tiang harus dihitung dengan menganggap momen tersebut bekerja
pada pusat tiang ke permukaan kolom terdekat. Contoh susunan tiang-tiang
dalam pile cap dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
21
terlalu
berdekatan.
Selain
itu
dapat
menyebabkan
22
23
24
25
M
bd
26
0,3 Nu
Ag
f'cbw d
struktur
program
SAP
2000
Vers
14.
Analisa
ini
27
beton
- Beban spesi
28
CxI
. Wt
R
Fi , x =
Wi hi
Vx
Wi hi
Fi , y =
Wi hi
Vy
Wi hi
hi
Wi
29
Dimana:
Vu = . L . G
= P/A
30
L = Panjang pondasi
Di mana
Vc = 6 fc' bd
11.2.3
31
as t
bo
fc' bo d
+2
fc' bo d
12
c. Vc = 3 fc' bo t
c =
k
bk
bo = 4B
Dimana:
Vc = Kuat geser nominal beton secara dua arah pada kolom
(N)
Vu = gaya geser 2 arah yang terjadi
fc' = Mutu beton (MPa)
bo = Keliling penampang kritis pondasi telapak (mm)
t = Tebal efektif pile cap (mm)
c = Rasio dari sisi panjang terhadap sisi pendek
as = konstanta untuk perhitungan pondasi telapak.
Agar pile cap tidak mengalami kegagalan geser dua arah
syarat Vc Vu. Jika Vu > Vc maka tebal pile cap harus ditambah.
32
b.
c.
d.
Mn = As fy (d-1/2a)
BAB III
METODOLOGI
33
34
2. Wawancara
Selain melakukan observasi langsung ke lapangan, penulis
mengumplkan data dan sumber mengenai proyek akhr ini dengan metode
wawancara, yaitu menanyakan hal-hal yang perlu diketahui pada
pengawasa lapangan dan supervisor, dan karyawan-karyawaan lainnya.
Dalam proyek akir ini data yang penulis dapatakan melalui wawancara
adalah tentang konstruksi pile cap dan data-data yang dirasa perlu untuk
penulisan proyek akhir. Dalam metode wawancara ini penulis tidak hanya
fokus menanyai pada satu orang saja, penulis mencoba mengkaji dari
beberapa sumber.
3. Literatur
Metoda ini dilakukan untuk memproleh data melalui bacaan dan
gambar kerja yang berkaitan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Dalam
metoda ini data yang penulis dapatkan melalui metoda literature ini adalah
mengenai perhitungan yaitu semua hal yang menangkut perhitungan
pembebanan pada pile cap dan desain penulangan pada pile cap.
Dengan menggunakan metoda ini penulis dapat mengetahui
bagaimana suatu hal-hal lain yang bersangkutan mengenai perhitungan
pembebanan pada pile cap dan desain penulangan pile cap suatu proyek.
Kemudian utuk mempermudah menganalisis data-data pada proyek akhir
ini pedoman yang digunakan adalah SNI 03-2847-2002 dan peraturan
pembebanan Indonesia untuk gedung tahun 1983.
35
D. Skema Perhitungan
Diagram skema perhitungan ini dapat dilihat pada gambar. Diagram
langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Mulai
Pengumpulan Data
1. Denah bangunan ITC Polonia
2. Ukuran pile cap
3. Data tulangan pile cap
Analisis
Pembebanan
Analisis Struktur
Permodelan
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Dekripsi Data
Gedung International Trade Center (ITC) Polonia merupakan gedung
bertingkat yang berlokasi di Komplek Pertokoan Central Business District
(CBD) Polonia, Medan-Sumatera Utara. Bangunan dibagi menjadi (3) bagian
dilatasi. Analisis ulang akan dilakukan pada Gedung ITC Polonia, tepatnya
pada gedung dilatasi 11 pada zona 1 dengan jumlah 4 lantai.
Pile cap berfungsi untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan
dan memindahkan beban kolom kepada tiang, biasanya terbuat dari beton
bertulang. Perencanaan pile cap dilakukan dengan anggapan: pile cap sangat
kaku, ujung atas tiang menggantung pada pile cap, tiang merupakan kolom
pendek dan elastis (Anugrah Pamungkas & Erny Harianti, 2013: 87).
Pada proyek pembangunan gedung ITC Polonia, jenis pile cap yang
digunakan yaitu pile cap dengan 2 sampai 10 tiang pancang. Tapi pada
Proyek Akhir ini yang dibahas adalah pile cap dengan 4 tiang pancang.
Pengecoran pada proyek ini menggunakan ready mix K-350 untuk semua
kegiatan pengecoran.
= 0,12 m
2. Tinggi Perlantai:
H1
= 6,5 m
H2
=5m
H3
=5m
H4
=5m
3. Dimensi Kolom
= 0,8 x 0,8 m
4. Dimensi Balok
B-1
= 0,35 x 0,80 m
B-2
= 0,30 x 0,60 m
36
37
B-3
= 0,30 x 0,50 m
= 250 kg/m
6. Mutu Beton
MPa)
7. Modulus elatisitas beton (E) = 4700 fc'
= 4700 28.49
= 25086.73 MPa
8. Baja Tulangan (Fy)
= 400 MPa
= 0,3
= 80000 MPa
= 2400 kg/m3
Bertulang c
13. Fungsi Bangunan
= toko
14. Spesi terdiri dari adukan semen tebal 1.5 cm (PMI 70 : berat 21 kg/m2 /
cm)
15. Lantai ditutupi ubin setebal 1.5 cm ( PMI 70 : berat 24 kg/m2 /cm )
16. Plafond : ( PMI 70 : berat 11 kg/m2 )
17. Dinding bata terdiri dari pasang bata merah bata ( PMI 70 : berat
dinding 250 kg/m2
= U = 1.2 D + 1.6 L
2) Pembebanan sementara 1
3) Pembebanan sementara 2
= 0.8
2) Compression (T)
= 0.65
Shear
= 0.75
38
C. Langkah-Langkah Analisis
1. Menghitung secara manual beban yang di tahan oleh pelat dan portal.
2. Membuat permodelan struktur bangunan dengan SAP 2000 Versi Student,
dan memasukkan beban-beban yang telah dihitung sebelumnya.
3. Menghitung dimensi dan penulangan pile cap.
D. Pembahasan
1.
= 0.12 m x 2400
kg/m3
= 288 kg/
39
= 1.5 cm x 21 kg/m2
= 31.5 kg/
= 1.5 cm x 24 kg/m2
= 36.0 kg/
Beban dinding
= 288 kg/
= 1.5 cm x 21 kg/m2
= 31.5kg/
= 1.5 cm x 24 kg/m2
= 36.0 kg/
= 11 cm + 7 kg/m2
= 18.0 kg/
Beban dinding
40
= 288 kg/
= 1.5 cm x 21 kg/m2
= 31.5kg/
= 1.5 cm x 24 kg/m2
= 36.0 kg/
= 11 cm + 7 kg/m2
= 18.0 kg/
Beban dinding
= 288 kg/
= 1.5 cm x 21 kg/m2
= 31.5kg/
= 1.5 cm x 24 kg/m2
= 36.0 kg/
= 11 cm + 7 kg/m2
= 18.0 kg/
41
Lx = 6.9 m , maka
Lx = 8 m , maka
Lx = 9 m , maka
Lx = 9.5 m , maka
Lx = 0.5 x qLL x Lx
Lx = 5 m, maka
= 625 kg/m2
Lx = 6.9 m, maka
= 862.5 kg/m2
Lx = 8 m, maka
= 1000 kg/m2
42
Lx = 9 m, maka
= 1125 kg/m2
Lx = 9.5 m, maka
=1187.5 kg/m2
Beban Mati
Beban Beban
segitiga garis
lantai
4
373.5
kg/m1
1250
kg/m1
lantai
3
373.5
kg/m1
1250
kg/m1
lantai
2
373.5
kg/m1
1250
kg/m1
lantai
1
373.5
kg/m1
1250
kg/m1
Beban Hidup
qDL1 qDL2
qx
qDL4
qDL
250
kg/m
250
kg/m
250
kg/m
7171 4800
kg/m kg/m
250
kg/m
b. Beban Horizontal
1) Beban gempa statik ekivalen
a) Pembebanan lantai 4
Beban mati
(1) Pelat
qLL
43
Arah x
Bentangan
Jumlah balok
balok (m)
buah
B1
70.8
566.4
B2
66
132
B3
19
19
Nama
total
2
717.4 m
Arah y
B1
66.5
199.5
B2
82.5
165
B3
16
32
B4
58.5
117
total
513.5 m
(4) Dinding
(5) Plafond
44
b) Pembebanan lantai 3
Beban mati
(a) Pelat
= 1511568 kg
45
(b) Balok
Tabel 11. Keliling daerah balok
no
Arah x
Bentangan
Jumlah balok
balok (m)
(buah)
B1
70.8
495.6
B2
57.3
57.3
B3
66
132
B4
19
19
Nama
Total
703.9 m
Arah y
B1
66.5
199.5
B2
82.5
165
B3
16
32
B4
58.5
117
total
513.5 m
46
(e) Plafond
= 1312125 kg
Koefisien reduksi
WL 3 = 0.3 x 1312125 = 393637.5 kg
Jadi berat lantai 3 :
W3 = WD3 + WL3 = (4318306.88 + 393637.5) = 4711944.38 kg
c) Pembebanan lantai 2
Beban mati
(a) Pelat
= 1511568 kg
47
(b) Balok
Tabel 12. keliling daerah balok
No
1
Arah x
Nama
Bentangan balok
(m)
Jumlah balok
(buah)
70.8
57.3
66
19
total
7
1
2
1
B1
B2
B3
B4
2
495.6
57.3
132
19
703 m
Arah y
B1
B2
B3
B4
66.5
82.5
16
58.5
3
2
2
2
199.5
165
32
117
total
513.5 m
Total keseluruhan 703.9 m + 513.5 m = 1217.4 m
Balok
= keliling daerah balok x lebar balok x
(tinggi balok tebal pelat) x c
(e) Plafond
48
Beban hidup
= luas lantai 3 x qLL
= 5248.5 x 250 kg/m = 1312125 kg
Koefisien reduksi
WL2 = 0.3 x 1312125 = 393637.5 kg
Jadi berat lantai 3 :
W2 = WD3 + WL3 = (4318306.88 + 393637.5) = 4711944.38 kg
d) Pembebanan lantai 1
Beban mati
(a) Pelat = (panjang pelat + lebar pelat) (panjang void x
lebar void)
= (82.5 m x 70.8 m) (39 m x 9 m + 25.5 m x 5 m
+ 25.5 m x 5 m + 4 m x 3 m)
= 5841 m 6185 m = 5223 m
= (luas pelat x tebal pelat x c
(b) Balok
Arah x
Bentangan balok Jumlah balok
Nama
(m)
(buah)
B1
70.8
6
424.8
B2
60.8
2
121.6
B3
65.8
2
131.6
B4
19
1
19
Total
697 m
Arah y
B1
58.5
2
117
B2
82.5
3
247.5
B3
16
2
32
B4
33.5
2
67
B5
66.5
2
133
Total
596. m
Total 697 + 596.5 = 1293.5 m
49
Balok
(e) Plafond
Beban hidup
= luas lantai 1 x qLL
= 5223 x 250 kg/ m2
= 1305750 kg
Koefisien reduksi
WL1 = 0.3 x 1305750
= 391725 kg
= W1 + W2 + W3 + W4
= 5699070 kg + 4711944.38 kg + 4711944.38 kg + 4783051.81 kg
= 19906010.57 kg
50
2) Wilayah gempa
V=
CxI
0.90 x 1.0
. Wt =
x 422153101.5 kg= 44698563.69 kg
R
8.5
Fi , x =
Wi hi
Vx
Wi hi
Fi , y =
Wi hi
Vy
Wi hi
51
wi
wihi
(m)
(kg)
(kg)
(kg)
1/9 fix
1/11 fiy
4783051
102835613
16910843.6
1878982.6
1537349.4
4711944
77747082
12785150
1420572.2
1162286.3
4711944
5418736
8910862
990095.7
810078.36
5699070
37043955
6091707.98
676856.4
553791.63
271814011
44698563
4966506.9
4063505.8
21.5
16.5
11.5
6.5
total
2.
Fix.y
hi
Pu
V2
V3
M2
(kg)
(kg)
(kg)
(kg.m)
(kg.m)
118924.97
1453.18
251.55
1.71
160.34
2600
700
A-02
600
2600
800
600
800
700
700
1200
700
52
800
75
75
75
800
400
400
264
50
264
100
Lantai Kerja
600
600
2600
= 800 75 = 725 mm
= 3D = 3 x 50 = 150 cm
=Dx2
Total panjang
= 100 cm
= 250 cm
53
Vc = 6 fc' bd
54
= . (L . G)
Dimana:
= 18.9 ton/m
= 152,2 cm
= 250 cm
Vu
ak
bk
80
=
=1
80
55
bo = 4B
= 4B
= 4 x 152,5 cm
= 610 cm
= 6100 mm
Vc
= 1+
2
c
fc' bo d
6
= 1+
= 11.802.773 N
= 118 ton
as d
Vc =
=
bo
+2
40 x 725 mm
6100 mm
fc' bo d
12
+2
= 13.286.182 N
= 133 ton
Vc
= 3 fc' bo d
56
Mu
= 2(Pu/4) (s) q B
= 2 (118000 kg /4) (0,3) (4800 kg/m) (0,85)
= 15966 kg/m
= 156.57 kNm
= 0,25 x 3,14 x 16 x 17
= 3416 mm
57
=
=
As . fy
0,85 .fc .b
3416 x 400
0,85 x 28.49 x 2500
= 22.56 m
Mn = As . fy (d-1/2 a)
(OK)
Untuk tulangan tekan bagian atas, bisa diberikan sebesar 20% tulangan
utama. Bila dipasang tulangan atas d13-150 maka As = 2122 mm > 20 % x 3416
mm = 683 mm. Jadi hasil penulangan pile cap dapat dilihat pada gambar 13.
58
Pu
800
Lantai 1
beban segitiga
373.5 kg/m1
1625 kg/m
Lantai 2
beban garis
qDL1
beban segitiga
Lantai 3
beban garis
qDL1
beban segitiga
beban garis
qDL1
250 kg/m
373.5 kg/m
1250 kg/m
250 kg/m
373.5 kg/m1
1250 kg/m
250 kg/m
59
Lantai 4
beban segitiga
373.5 kg/m1
beban garis
qDL1
1250 kg/m
Qx
2. beban horizontal
Lantai 4
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
a. Pelat
b. Balok
c. Kolom
d. Dinding
e. Plafond
WD 4
WL4
W4
a. Pelat
b. Balok
c. Kolom
d. Dinding
e. Plafond
WD 3
WL3
W3
a. Pelat
b. Balok
c. Kolom
d. Dinding
e. Plafond
WD 2
WL2
W2
a. Pelat
b. Balok
c. Kolom
d. Dinding
e. Plafond
WD 1
WL1
250 kg/m
7171 kg/m
4800 kg/m
1560168 kg
703090.8 kg
57600 kg
1537500 kg
97510.5 kg
4376758.08 kg
406293.7 kg
4783051.8
1511568 kg
695378.8 kg
591360 kg
1520000 kg
94680 kg
4318306.8 kg
393637.5 kg
4711944.4 kg
1511568 kg
695378.8 kg
591360 kg
1520000 kg
94680 kg
1312125 kg
393637.5 kg
4711944.4 kg
1504224 kg
738561.6 kg
868608 kg
2101937.5 kg
94014 kg
5307345 kg
391725 kg
60
W1
Maka berat total bangunan
5699070
Fix
4
1878982.6
3
1420572.2
2
990095.7
1
676856.4
F. kontrol gaya geser pile cap
Type pile
cap
Pile cap 4
Fiy
1537349.4
1162286.3
810078.36
553791.63
Vc >Vu
Vc >Vu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan Proyek Akhir ini.maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis ulang gedung ITC Polonia dilatasi 11 pada zona 1 output gayagaya dalam dan momen yaitu: Pu = 118924,97 kg, V2 1453,18 kg, 251,55
kg, V3 251,55 kg, T 1,71 kg.m, dan M2 160,34 kg.m.
2. Perhitungan dimensi pile cap 4 pile yaitu panjang 2500 mm, lebar 2500
mm dan tinggi 800 mm. Kuat geser satu arah pile cap = 121 ton > =
5,9 ton, kuat geser dua arah pile cap pada kolom = 88,5 ton > =
74,3 ton. Tulangan yang digunakan untuk lapis bawah adalah 16D16-150,
lapis atas 16D13-150 untuk arah memanjang dan melebar.
B. Saran
Dari hasil perhitungan dan kesimpulan diatas, penulis memberi saran
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan harus sesuai dengan perencanaan gambar Bestek.
2. Bagian desainer struktur wajib mematuhi kaidah-kaidah perencanaan yang
sudah ditetapkan dalam SNI 03-1726-2002 dan SNI 03-2847-2002.
61
DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, Hary Christady. 2011. Analisis dan Perancangan Fondasi II.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Hardiyanto, Christady, H., Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta, 1987.
Kopa, Raiman, 2008. Rekayasa Gempa. Padang: FT UNP
Novieyandi Setia, Struktur bangunan bertingkat tinggi, penerbit PT. Refika
Aditama, Bandung, 2001.
Pamungkas, Anugrah.,&Harianti, Erny. 2013. Desain Pondasi Tahan Gempa.
Yogyakarta: ANDI
Peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung 1983.
Putri, prima yane. (2007). Analisis dan Desain Struktur Rangka dengan Sap 2000
versi student. Padang: UNP Press.
Rekayasa Fundasi II (Fundasi Dangkal dan Fundasi Dalam), Penerbit
Gunadarma,Jakarta, 1997.
Reinforced Concrete Design. Design of pile cap. From http://www.ceref.com/RC_Design/Pile_cap/Pile_cap.html, 14 september 2014
Schodek, Daniel L. 1999. Struktur. Jakarta: Erlangga
Setiawan, Agus. perencanaan struktur baja dengan metode LRFD: berdasarkan
SNI 03-1729-2002, Penerbit Erlangga, Jakarata, 2008.
Silalahi, Juniman. 2009.Mekanika Struktur. Padang: UNP Press
SNI 03 2847 2002
Terzaghi, Karl, Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa Jilid 1, Erelangga
Jakarta, 1987.
Wahyudi Laurentius, A. Rahim syahril. Struktur beton bertulang: standar SNI T 15 1991 -03, Jakarta: Gramedia pustaka utama, 1997.
62
3D frame section
(sumber SAP 2000)