Anda di halaman 1dari 3

Analisis

Phase 1 Othering
Other sendiri berarti kondisi sosial atau psikologis di mana suatu gologan kelompok
meminggirkan kelompok golongan lain lain. Dengan menyatakan seseorang "other," orang-orang
lainnya akan cenderung menekankan apa yang membuat mereka berbeda dari atau berkebalikan
dengan yang lain, dan ini juga menunjukkan cara mereka menggambarkan orang lain, terutama
secara stereotipikal (Mitchell).
Seperti yang dapat kita lihat di bait pertama dari puisi ini. Stanza pertama telihat berbeda
dari bait yang lain, karena bait pertama hanyala terdiri dari tiga baris sedangkan bait yang lain
terdiri dari banyak baris. Hal tersebut mungkin menunjukkan bahwa penulis ingin menakankan
sesuatu, yaitu bahwa fakta bahwa dirinya lahir sebagai ras campuran membuatnya dilihat sebagai
seorang yang tidak lengkap incomplete not whole seperti yang digambarkan dalam bait,
standing on one leg I am Half-caste. Berdiri dengan satu kaki aku merupakan setengah kasta
atau bukan dilihat sebagai orang sepenuhnya tetapi hanyalah terbatas dari fakta bahwa dirinya
adalah kelahiran dari ras campuran. Ini merupakan contoh othering dimana suatu golongan akan
selalu melihat dari apa yang membuat orang golongan other berbeda dari mereka dan mereka
juga meminggirkan golongan other. Agard mungkin memaksudkan hal ini untuk orang kulit
putih karena mereka biasanya melihat orang lain yang non-white sebagai inferior atau berbeda
dari mereka. Hal ini juga didukung dengan fakta bahwa walaupun Agard lahir di inggris
kolonisasi di Guiania dia bukan lah orang kulit putih, dia merupakan golongan yang terjajah,
merapukan kelahiran campuran dimana ayahya berasal dari portugis dan ibunya karibia.
Excuse me
Standing on one leg
I'm half-caste
Penentangan Agard terhadap pandangan othering terhadap ras campuran yang
cenderung rasis juga dapat dilihat dalam puisi in pada Explain yuself Wha u mean When yu say
half-caste. Kata kata- kata tersebut terus diulang didalam puisi Agard. Hal ini semakin
menekankan penolakan Agard. Agard mententang golongan yuself disini yang mungkin
merepukan kulit putih atau orang- orang yang memandang rendah orang orang ras campuran
untuk menjelaskan mengapa mereka menganggap orang orang half-caste atau mixed race
sebagai inferior bukan sebagai full-person selayaknya manusia normal. Hal ini juga mungkin
menunjukkan bahwa Agard menganggap pandang dan tersebut sebagai pandangan yang buruk
dan tidak seharusnya dilakukan. Sebagai sesame manusia kita semua harusnya dipandang
sebagai equal atau setara.
Phase 2 Identity

Identitas sendiri merupakan cara di mana seorang individu dan / atau kelompok mendefinisikan
dirinya. Identitas merupakan hal yang penting untuk konsep diri, moral sosial, dan pemahaman
nasional (Mitchell)
Puisis Half-caste sendiri mencerminkan penulisnya yaitu John Agard yang merupakan
produk hibriditas atau kelahiran campuran. Dapat dilihihat dari penjelasan sebelumnya bahwa
menjadi seorang kelahiran campuran cenderung di anggap rendah atau sebelah mata, cenderung
dipinggirkan. Agard menentang hal ini dan terlihat menunjukkan bahwa identitas nya sebagai
mixed-race atau campuran bukanlah suatu hal yang buruk. Seperti yang ditunjukkan pada bait
kedua. Dimana Agard mengartikan atau membandingkan Half-caste dengan hal- hal yanh baik
seperti, Yu mean when Picasso Mix red an green Is a half-caste canvas Yu mean Tchaikovsky
Sit down at dah piano An mix a black key Wid a white keyIs a half-caste symphon
Pandangan Agard di dalam puisinya yang mengaitkan half-caste dengan karya karya
masterpiece atau pelukis dan composer yang sering menghasilkan karya karya mater piece
menunjukkan bahwa menjadi seorang half-caste mixed-race bukanlah suatu hal yanh
harunya dianggap buruk melainkan hal yang seharusnya diaggap baik, bahkan mungkin patut
dibanggakan.
Phase 3 Language
Bahasa: dalam konteks kolonialisme dan postkolonialisme, bahasa sering menjadi wadah
untuk Penjajahan dan perlawanan (Mitchell) :

Abrogasi: penolakan untuk menggunakan bahasa penjajah dengan cara yang benar atau
sesuai dengan standar.
Apropriasi: "proses dimana bahasa tersebut dibuat untuk 'menanggung beban'
pengalaman budaya suatu golongan itu sendiri."

Dalam konteks bahasa, puisi ini cenderung melawan bahasa dari penjajah yaitu standar
bahasa inggris yang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunakan kata yu and
yuself. Agard tidak menggunakan standard bahasa inggris yang seharusnya merupakan you
dan yourself. Sedangkan dia menggunakan bahasa yang terlihat menentang standar inggris
tersebut. Hal tersebut merupakan contoh dari abrogasi, yaitu merupakam penolakan untuk
menggunakan bahasa penjajah yang benar atau sesuai standar. Agard dengan demikian
menunjukkan perlawanannya terhadap orang kulit putih atau idelogi mereka yang cenderung
meminggirkan orang orang terjajah atau orang- orang yang tidak berkulit putih. Penentangan
tersebut juga dapat di lihat dari pengulangan penggunaan kata yu and yuself itu sendiri. Ini
juga menunjukkan kebanggaan nya sebagain dirinya sendiri atau idetitas dirinya yang merupakan
mixed-race. Pengulangan ini mungkin semakin menunjukkan bahwa puisi ini di tujukkan
untuk dan menentang pandangan orang kulit putih atau orang- orang yang melihat orang- orang
ras campuran atau non-white sebelah mata.

Kata kata dalam puisi lain yang menunjukkan abrogasi dalam puisi Half-Caste yaitu
Wha u de dat dem. Banyak nya penggunaan bahasa inggris yang tidak standar
tersebut semakin menunjukan pandangan Agard yang menentang pihak penjajah yang disini
merupakan britis. Karena Agard sendiri berasal dari Guyana yang merupakan bekas jajahan
inggris. Dengan demikikan hal ini semakin menunjukkan bahya yu yuself disini
kemungkinan ditunjukkan untuk orang kulit putih atau golongan penjajah seperti Inggris .
Mitchell, Philip. Key Terms in Post-Colonial Theory. 30 May 2016

Works Cited
Mitchell, Philip. Key Terms in Post-Colonial Theory. 30 May 2016
<http://www3.dbu.edu/mitchell/postcold.htm>.

Anda mungkin juga menyukai