Nyicil Modul
Nyicil Modul
MIA SASKIA
093174204
NO
1
NAMA ALAT
SPESIFIKASI
Gelas kimia
Bahan: gelas borosilikat.
1000 ml
Volume : 1000 ml.
Berskala teratur dan
permanen warna putih,
tingkatan untuk
percobaan siswa.
FUNGSI
Untuk mengukur
volume larutan yang
tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang
tinggi
Menampung zat kimia
Memanaskan cairan
Media pemanasan
cairan
Gelas kimia
100 ml
Untuk mengukur
volume larutan yang
tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang
tinggi
Menampung zat kimia
Memanaskan cairan
Media pemanasan
cairan
Erlenmeyer
100 ml
Gelas ukur
100 ml
GAMBAR
Erlenmeyer
250 ml
Pembakar
spirtus
Tabung reaksi
Batang
pengaduk
Indikator
universal
Untuk identifikasi
keasamaan larutan/zat
dan lainnya.
10
Lampu senter
Bahan : plastik.
Penggunaan umum.
Jumlah batere : 2. Ukuran
D.
Untuk menyelidiki
beberapa campuran yang
bersifat suspensi
11
Penjepit
tabung reaksi
12
Pipet tetes
Bahan:Gelas. Panjang:
150 mm dengan karet
kualitas baik.
Untuk meneteskan
larutan dengan jumlah
kecil.
13
14
Spatula logam
15
Termometer
alkohol
Jangkauan pengukuran
-10 oC - 110 oC.
16
Over Head
Projector
(OHP)
Untuk menayangkan
gambar-gambar yang
ada pada transparansi..
17
SLIDE
Untuk slide 35 mm,
PROYEKTOR dengan lampu 150 watt
kuartz, halogen atau yang
lebih baik, tombol putar
untuk pemfokusan.Wadah
/magasin lurus untuk 36
Untuk menayangkan
gambar-gambar yang
akan ditampilkan
Kaca arloji
19
Botol semprot
Berfungsi sebagai
tempat menyimpan
aquades. Cara
menggunakannya
dengan menekan badan
botol sampai airnya
keluar.
20
Pipet
berukuran
Berguna untuk
mengukur dan
memindahkan larutan
dengan volume tertentu
secara tepat.
21
Klem buret
22
Klem
bosshead
untuk menghubungkan
statif dengan klem
manice atau pemegang
corong.
23
Stirrer
magnetic
digunakan untuk
mengaduk larutan
24
Spectronic 20
Mempunyai skala
digunakan untuk
mengukur absorbansi
larutan berwarna dalam
proses spektrofotometri.
digunakan dalam proses
kromatografi kertas.
25
Chromatograp
hy
26
Statif
27
Gambar
dinding sistem
periodik unsur
Untuk mengenali
beberapa unsur yang
sudah ditemukan
terdapat di alam dan
yang belum terdapat di
alam.
28
Kertas saring
Untuk menyaring
larutan.
29
30
lup (kaca
pembesar)
Diameter: 50 mm.
Bertangkai. Bingkai kaca:
logam.
Untuk memperbesar
penglihatan pada saat
mengamati zat suspensi,
gerak brown, dan lain
sebagainya.
31
Kondenser
32
Klem
universal
Untuk menjepit
erlenmeyer dan lain-lain.
33
Kaki tiga
Untuk penyangga
pembakar spirtus
34
Boshead
35
Labu destilasi
Bahan borosilikat.
Berlengan, kapasitas 125,
dilengkapi karet penutup
berlubang kira-kira 6 mm
36
Neraca
37
Pipa kapiler
Diameter: 8 mm.
Diameter dalam: 0.8 mm.
Panjang 15 cm.
38
volumetrik
amber.
39
Rak tabung
reaksi
40
Selang
kondenser
41
Statif dasar
persegi
Merangkai peralatan
praktikum
42
Plat alas
pembakaran
43
Untuk megnidentifikasi
zat dengan cara uji nyala
44
Selang
Dialisis
Diameter: kira-kira 15
mm. Selaput
semipermiabel. Panjang
20 cm.
45
Bola hisap
berfungsi untuk
mengendapkan dan
memisahkan padatan
dari larutan.
46
Sentrifuge
47
Erlenmeyer
Buchner
48
Corong pisah
49
Klem manice
50
Desikator
Dipakai untuk
menampung cairan
hasil filtrasi
Untuk memisahkan
campuran larutan yang
memiliki kelarutan yang
berbeda. Biasanya
digunakan dalam proses
ekstraksi.
Berfungsi untuk
memegang peralatan
gelas yang dipakai pada
proses destilasi. Bagian
belakangnya
dihubungkan dengan
statif menggunakan
klem bosshead.
Berupa panci bersusun
Tempat menyimpan
dua yang bagian
sampel yang harus
bawahnya diisi bahan
bebas air
pengering, dengan
Mengeringkan
penutup yang sulit dilepas
padatan
dalam keadaan dingin
karena dilapisi vaseline.
Ada 2 macam desikator :
desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum
pada bagian tutupnya ada
katup yang bisa dibuka
tutup, yang dihubungkan
dengan selang ke pompa.
51
Corong
Buchner
52
Kawat kasa
53
Corong
54
Cara menggunakannya
dengan meletakkan
kertas saring yang
diameternya sama
dengan diameter corong.
Digunakan sebagai alas
dalam penyebaran panas
yang berasal dari suatu
pembakar.
Untuk menyaring
campuran kimia dengan
gravitasi.
Buret
55
Sumbat Karet
Digunakan untuk
menutup
56
Stop Watch
57
Voltmeter
Untuk mengeluarkan
larutan dengan volume
tertentu, biasanya
digunakan untuk titrasi.
58
Ohmeter
59
Amperemeter
60
Pipet Gondok
61
Pipa U
62
Plat Tetes
63
Termometer
Raksa
Digunakan untuk
Terdapat skala angka
Terdapat lubang-lubang mengukur kuat arus
untuk menancapkan
kabel
Bentuk tengahnya
membesar dan ujungnya
meruncing
Berbentuk U
Berwarna putih
bening
Terbuat dari porselen
Terdapat lubanglubang
Digunakan untuk
mengukur hambatan
Dipakai untuk
mengambil larutan
dengan volume tertentu
dan tepat.
Untuk tempat percobaan
redoks
Digunakan untuk
Digunakan untuk
mengukur suhu
(temperatur), ataupun
perubahan suhu larutan.
BAB 1
KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)
1.1 Pengertian k3lh
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3
merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
1.1.2 Undang-Undang K3
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
2. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 203 tentang
Ketenagakerjaan.
1.1.3 Peraturan Pemerintah terkait K3
1. Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).
2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas
Peredaran,Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.
3. peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.
4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada
Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.
1.1.4 Peraturan Menteri terkait K3
1. Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.
2. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
3. Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang
Serta Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Ahli Keselamatan Kerja.
4. Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis
Perusahaan.
5. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan.
6. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7. Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
8. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
9. Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10. Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.