Helen Perlintan
Helen Perlintan
PENDAHULUAN
kontribusi daerah tersebut adalah 90% terhadap produksi kacang hijau nasional,
dan 70% berasal dari lahan sawah. Potensi lahan kering di daerah tersebut yang
sesuai ditanam kacang hiaju sangat luas. Tantangan pengembangan kacang hijau di
lahan kering adalah peningkatan produktivitas dan mempertahankan kualitas lahan
untuk berproduksi lebih lanjut. Produksi tahunan diperkirakan 2,5-3 juta ton sekitar
5 juta hektar areal produksi. Produksi ini kira-kira 5% dari produksi seluruh kacang
bijian.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek
(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau
golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti
berikut ini:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus
Secara morfologi, tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat
bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada
bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada
yang hijau dan ada yang ungu.
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya
cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai
hiaju tua.
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang
serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri.
Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan
biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah
tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau
lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau
kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam
. Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
Tanaman kacang hijau masih kurang mendapat perhatian petani, meskipun hasil
tanaman ini mempunyai nilai gizi yang tinggi dan harga yang baik. Dibanding
dengan tanaman kacang-kacangan lain, kacang hijau memiliki kelebihan ditinjau
dari segi agronomi maupun ekonomis seperti : lebih tahan kekeringan, serangan
hama penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada umur 55-60 hari, dapat ditanam
pada tanah yang kurang subur, dan cara budidayanya mudah. Dengan demikian,
kacang hijau mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan.
Untuk
tersebut, petani harus mengenal gejala serangan, jenis patogen, siklus hidup, dan
cara penyebaran serta cara pengendaliannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan disease notebook ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis
penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau diantaranya penyakit busuk
batang Sclerotium, penyakit kudis, penyakit embun tepung, dan penyakit mosaik
kuning. Selain itu, untuk mengetahui gejala, daur hidup, penyebaran dan
pengendalian penyakit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit mempunyai ciri khusus yang berbeda dari yang lain, misalnya patogen
penyebab, struktur morfologi patogen, siklus penyakit, penyebaran patogen, gejala
yang ditimbulkan, serta cara pengendaliannya, diantaranya sebagai berikut :
Pangkal batang kacang hijau sering terserang oleh jamur Sclerotium rolfsii.
Tanaman
yang
terserang
Sclerotium
rolfsii
akan
menimbulkan
gejala
layu
Daur Hidup
Cendawan ini merupakan cendawan imperfect kelompok Deuteromycetes, hanya
mempunyai fase anamorf. Struktur anamorfnya berupa sklerotium yang berbentuk
bulat, licin, dan berwarna agak kuning. Siklus patogen ini mempunyai dua bentuk.
Pada fase anamorf berbentuk Sclerotium sedangkan fase teliomorfnya yaitu
Aethalia.
Keterangan eko-biologinya, patogen ini bersifat polifag, dapat hidup sebagai
saprofitis di dalam tanah yang agak basah, sifat serangannya epidemik berbunga
tunggal single interest disease.
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini terdapat beberapa cara yang telah diaplikasikan,
diantaranya, yaitu: menanam varietas unggul yang resisten, sistem rotasi tanam
antara palawija dengan tanaman lainnya seperti padi akan menghambat dalam
kelangsungan hidup sclerotia dapat dikurangi dengan tanah yang diairi. Siklus
penyakit juga dapat rusak dengan tanaman yang toleran atau resisten.
Melakukan desinfeksi atau mensterilkan tanah dengan uap panas atau dengan
menggunakan zat kimia khusus, dan juga dengan meniadakan kontaminan pada
biji-biji dengan perlakuan biji (seed treatment) dengan beberapa zat kimia.
Perlakuan kimia pada saat tanam dengan menambah fungisida saat penanaman
benih.
Pengendalian
secara
biologi
juga
dapat
diterapkan
dalam
mengendalikan
Sclerotium rolfsii, salah satu pengendalian secara biologi yang telah dilakukan yakni
menggunakan Trichoderma glaucum sebagai cendawan antagonis yang efektif
untuk mengendalikan Sclerotium rolfsii penyebab penyakit busuk batang pada
kacang hijau.
Pemindahan puing tanaman yang terinfeksi adalah penting karena hal ini dapat
berfungsi sebagai inokulum bagi tanaman berikutnya. Penyebaran penyakit
propagules juga harus dibatasi, dalam bentuk hifa atau sclerotia dalam tanah atau
pada sampah.
Penggalian tanah dan pengolahan yang lebih dalam akan menguburkan bahan
tanaman yang terinfeksi dan sclerotia sehingga tanaman berikutnya tidak mudah
bersentuhan dengan penyebab/sumber penyakit yang tertanam di dalam tanah,
namun peralatan budidaya dapat membantu dalam penyebaran patogen ke daerah
yang sebelumnya tidak terinfeksi. Pengapuran untuk meningkatkan pH menjadi
sekitar 7,0 juga dapat membantu dalam pengendalian Sclerotium rolfsii. Fallowing
biasanya tidak langkah kontrol yang efektif sebagai gulma banyak juga host
penyakit ini.
Struktur patogen :
Konidia hialin, askus bulat telur atau jorong, 5-6,5 m x 2-3 m. Selain itu terdapat
aservulus pada bagian tengah bercak yang baru atau di bagian tepi bercak yang
muda, aservulus berbentuk cakram atau bantal. Selain itu tanda lain patogen ini
yaitu konidiofor sangat pendek dan sangat rapat sehingga sukar dibedakan satu
persatu.
Gejala
Gejala penyakit ini tampak pada daun, tangkai daun, batang dan polong. Pada daun
mula-mula timbul bercak kecil, bulat dengan garis tengah 1-2 mm, coklat atau
coklat kemerahan. Seringkali jaringan daun di sekitar bercak menguning. Bercak
sedikit demi sedikit membesar sehingga garis tengahnya mencapai 3-5 mm,
kadang-kadang tampak agak bersudut. Bercak yang tua mempunyai pusat berwana
kelabu atau putih kelabu dan dapat berlubang. Bercak daun terjadi pada atau
sepanjang tulang daun atau tulang tengah. Pada tulang daun dan tulang tengah
daun, bercak tampak seperti kanker atau kudis berwarna suram dan tampak lebih
jelas pasa bagian bawah daun daripada sisi atas daun. Daun mengeriting jika
terinfeksi pada waktu masih muda.
Pada batang bercak bulat atau lonjong dengan garis tengah 3-5 mm, pusatnya
berwana kelabu atau putih kelabu. Seringkali bercak bersatu sehingga panjangnya
bisa mencapai 1cm atau lebih, sejajar dengan sumbu batang. Bercak sering agak
terangkat, suram, berwana kelabu atau putih kelabu, dan menunjukkan gejala kudis
yang khas.
Gejala pada polong merupakan gejala yang paling jelas. Bercak-bercak pada polong
hijau yang masih muda agak melekuk, jorong, agak bulat, atau kadang-kadang
tidak teratur, ukurannya bervariasi dari satu titik sampai bergaris tengah 5-8 mm.
bercak berwarna coklat tua atau coklat kemerahan dan pusatnya sering berwana
kelabu jika polong menjadi masak, bercak-bercak sedikit demi sedikit terangkat dan
warnanya menjadi lebih muda, yaitu kelabu atau putih kelabu.
Daur Hidup
Pemencaran patogen ini terjadi melalui air, meskipun spora mungkin dapat juga
dipencarkan oleh angin. Cendawan ini dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa
tanaman sakit. Diketahui bahwa penyakit kudis karena E. phaseoli pada kratok
dapat bertahan pada biji. Elsinoe glycines, selain pada kacang hijau, dapat menular
ke kara (Dolichos lablab) dan kacang azuki (Phaseolus angularis), meskipun
tanaman-tanaman ini kurang rentan.
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini terdapat beberapa cara, yaitu: menggunakan varietas
yang tahan bila memungkinkan, merotasikan tanah bekas tanaman kacang hijau
dengan tanaman yang berbeda familinya, dan memperbaiki system drainase lahan.
Selain secara teknis, pengendalian secara kimia dilakukan dengan penyemprotan
fungisida.
Daur Hidup
Jamur tepung dipencarkan oleh konidiumnya yang terbawa oleh angin. Oidium
mempunyai banyak tumbuhan inang yang termasuk ke dalam kacang-kacangan.
Gambar Oidium sp.
Kondisi yang mendukung
Perkembangan penyakit embun tepung ini dibantu oleh udara yang sejuk (22-260C)
dengan kelembaban nisbi 80-88%. Perkecambahan konidium dibantu oleh udara
sejuk, lembab dan keadaan yang terlindung (teduh). Tetapi pembentukan spora
dipicu oleh sinar matahari dan suhu yang agak tinggi. Keadaan kering dan banyak
angin membantu pemencaran konidium. Sebaliknya hujan yang terus menerus akan
menghambat perkembangan penyakit. Oleh karena itu, penyakit tepung lebih
banyak terdapat pada pertanaman musim kemarau.
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan varietas yang
tahan terhadap penyakit embun tepung. Pengendalian secara kimia dapat diakukan
dengan penyerbukan belerang dan penyemprotan fungisida ( bahan kimia dinokap
dan benomyle).
proses
asimilasi
terganggu,
pertumbuhan
tidak
normal
dan
Pengendalian
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penanaman varietas tahan dan
bebas
virus,
mencabut
dan
membakar
tanaman
terserang,
menggunakan
Faktor
diantaranya
yang
adalah
mendukung
faktor
penyakit
yang
disebabkan
kelembaban
yang
berguna
oleh
untuk
pertumbuhan dan perkecambahan spora. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi
adalah angin yang membantu dalam penyebaran spora. Sedangkan faktor yang
mendukung penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus adalah serangga
vektor.
Penyakit busuk batang Sclerotium disebabkan oleh cendawan Sclerotium rolfsii.
Tanaman
yang
terserang
Sclerotium
rolfsii
akan
menimbulkan
gejala
layu
mendadak. Gejala lanjut penyakit ini, pada bagian pangkal batang dan di
permukaan tanah sekelilingnya terdapat benang-benang miselium seperti bulu,
membentuk banyak sklerotium yang semula berwarna putih, kemudian menjadi
berwarna coklat, sebesar biji sawi. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan beberapa
glaucum
sebagai
cendawan
antagonis
yang
efektif
untuk
tengah 5-8 mm. bercak berwarna coklat tua atau coklat kemerahan dan pusatnya
sering berwana kelabu jika polong menjadi masak, bercak-bercak sedikit demi
sedikit terangkat dan warnanya menjadi lebih muda, yaitu kelabu atau putih kelabu.
Pengendalian penyakit ini terdapat beberapa cara, diantaranya menggunakan
varietas yang tahan bila memungkinkan, merotasikan tanah bekas tanaman kacang
hijau dengan tanaman yang berbeda familinya, dan memperbaiki system drainase
lahan.
Selain
secara
teknis,
pengendalian
secara
kimia
dilakukan
dengan
penyemprotan fungisida.
Penyakit Embun Tepung (Downy Mildew) disebabkan oleh Oidium sp.. Mula-mula
pada permukaan atas daun terdapat bercak putih, yang lalu meluas sehingga dapat
menutupi seluruh permukaan daun. Lebih dulu gejala tampak pada daun-daun
bawah. Lapisan putih dapat juga terjadi pada batang dan polong. Lapisan putih itu
adalah miselium, konidofor, dan konidium cendawan. Pada serangan yang parah
daun layu dan rontok. Bila serangan yang parah ini timbul sebelum pembungaan,
tanaman tidak dapat membentuk polong, atau membentuk polong kecil yang
menghasilkan sedikit biji yang tidak normal. Pengendalian penyakit ini dapat
dilakukan dengan menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit embun
tepung. Pengendalian secara kimia dapat diakukan dengan penyerbukan belerang
dan penyemprotan fungisida ( bahan kimia dinokap dan benomyle).
Penyakit mosaik kuning disebabkan oleh Bean yellow mosaic virus (BYMV). Gejala
yang ditimbulkan akibat serangan patogen ini yaitu pada daunnya terdapat bercakbercak kuning, serangan lanjut patogen ini menyebabkan daun kuning semuanya,
proses asimilasi terganggu, pertumbuhan tidak normal dan menyebabkan tanaman
kerdil. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan penanaman varietas
tahan
dan
bebas
virus,
mencabut
dan
membakar
tanaman
terserang,
BAB III
KESIMPULAN
Serangan penyakit pada kacang hijau sering menimbulkan kerugian bagi para
petani, diantara penyakit penyakit kacang hijau yang sering menyerang adalah
penyakit busuk batang Sclerotium, penyakit kudis, penyakit embun tepung, dan
penyakit mozaik kuning. Untuk melindungi tanaman agar tidak terserang penyakit
tersebut harus mengenal gejala serangan, jenis patogen, siklus hidup, dan cara
penyebaran
serta
cara
pengendaliannya.
Dari
keempat
penyakit
tersebut
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Kunkel, L. O. . 1964. Plant Virology. Edited by: M. K. Corbett and H. D. Sisler. 1967.
Florida: University of Florida Press Book.
Matnawy, Hudi. 1991. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Yudiarti, Turrini. 2007. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
www.puslittan.bogor.net