Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori Tabula Rasa, yakni anak lahir
di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyai corak
dan tulisan yang digores oleh lingkungan.
jika anak memiliki bakat baik, ia akan baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai
dengan bakat yang dibawa tidak akan berguna bagi perkembangan anak itu
sendiri.
Dalam kenyataan sering ditemukan anak mirip orang tuanya(secara
fisik)dan anak juga mewarisi bakat-bakat orangtua. Tetapi pembawaan bukanlah
satu-satunya faktor yang menentukan perkembangan,masih banyak faktor lain
yang mampengaruhinya. Pandangan konvergensi akan memberikan penjelasan
tentang kedua faktor yaitu pambawaan(hereditas) dan dan lingkungan dalam
perkembangan anak.Terdapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang
berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu inti pribadi
(G.Leibnitz;Monad)
yang
mendorong
manusia
untuk
mewujudkan
diri,
antara
lain
humanistic
psychologi
(Carl
R.Rogers)
ataupun
2.
3.
4.
betapa pentingnya
3. Aliran Naturalisme
Tokoh aliran ini adalah J.J.Rousseau seorang filsuf Prancis (1712-1778).
Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia
mempunya pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak
karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme sering disebut
Negativisme,
karena
berpendapat
bahwa
pendidik
wajib
membiarkan
pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan.
Naturalisme memiliki 3 prinsip tentang proses pembelajaran (M.Arifin dan
Aminuddin R), yaitu :
a.
antara
pengalaman
dengan
kemampuan
pertumbuhan
dan
c.
2.
3.
5. Aliran Progresivisme
Tokoh aliran Progresivisme adalah Jonh Dewey. Aliran ini berpendapat
bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat
menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan,ataupun masalahmasalah yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa peserta
didik mampunyai akal dan kecerdasan.
Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan
jika disbanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif dan
didukung oleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan
masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori
mengerti karakter peserta didiknya.
Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani,
namun juga termanivestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada
dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu
dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak
mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di
sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.
6. Aliran Esensialisme
Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan
realisme.Sumbangan yang diberikan keduanya bersifat eklektik. Artimya, dua
aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang berpendapat bahwa
pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat mendatangkan kestabilan,
Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagian. Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah
yang berasal dari kebudayaan dan filsafat yang korelatif selama 4 abad yang lalu,
yaitu zaman Renaisans. Adapun pandangan tentang pendidikan dari tokoh
pendidikan Renaisans yang pertama adalah Johan Cornenius (1592-1670), yaitu
agar segala sesuatu diajar melalui indra, karena indra adalah pintu gerbangnya
jiwa. Tokoh kudua adalah Johan Frieddrich Herbart (1776-1841) yang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan
Esensialisme
menghendaki agar landasan pendidikan adalah nilai-nilai esnsial, yaitu yang telah
teruji oleh waktu, bersifat menuntun, dan telah turun menurun dari zaman ke
zaman sejak zaman Renaisans.
7. Aliran Perenialisme
Tokoh aliran Perenialisme adalah Plato, Aris Toteles, dan Thomas Aquino.
Perenialisme memandangbahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad
pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang. Pandangan aliran ini
tentang pendidikan adalah belajar untauk berpikir. Oleh sebab itu, pesrta didik
harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini. Pada awalnya, peserta didik
diberi kecakapan-kecakapan
Selanjutnya perlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi seperti berlogika,
retorika, dan bahasa.
8. Aliran Konstruktivisme
Gagasan
penyesuain kembali yang secara terus menerus dilakukan antara asimilasi dan
akomodasi (Suwardi).
Kesimpulannya, aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam dari seseorang, melalui
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2009.
ALIRAN-ALIRAN
PENDIDIKAN.
http://www.one.indoskripsi.com/aliran-aliran-pendidikan.
tanggal 20 November 2009 pukul 19.00 wib.
Tirtahardja, Umar dan S. La Sulo. Pengantar Pendidikan.
Diakses
Dalam
pada