Anda di halaman 1dari 10

1.

Data Pengamatan Pembuatan Teh Telur

LEMBAR PENGAMATAN STOPWATCH TIME STUDY


Pengamat : Juliwandri Purnama. P

Nama Kegiatan : Pembuatan

Rahmat Rohim

Teh Telur

Teguh Rahayu. S

Operator : Rio

Siti Fathonah
Tempat Pengamatan : Ampera Uniang
Jl. H.R Subrantas km. 13 Panam.
Pengukura

Waktu

n Ke 1
2
3
4

(detik)
346
345
345
344

349

347

7
8
Catatan :

345
345

Ket

Total Waktu : 2766 detik


Operator
merokok
Operator
mengobrol

Rata-Rata : 345,75

2. Uji Kenormalan
Uji kenormalan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data yang digunakan
sudah mewakili populasi yang ada, dalam artian apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak.

Tabel 1.1 Pengolahan Data Pengamatan Pembuatan Teh Telur


No
Xi
f
Xi2
f(Xi)
f(Xi2)
1
344
1
118.336
344
118.336
2
345
4
119.025
1380
476.100
3
346
1
119.716
346
119.716
4
347
1
120.40
347
120.409
5

348

9
121.80

348

121.801

f(Xi)

=8

f(Xi
=

2766
956.362

X =

f(Xi) = 2766 =345,75


8
f

f(Xi 2

f ( ) ( f(Xi) ) =

N(N-1)

8 ( 956.362 ) ( 2766 )
140
=
=1,58
56
8 ( 81 )

Xi = 344
344345,75
Xi X
Z=
=
=1,10

1,58
P1(- 1,10 < Z < 0) = P1(0 < Z < 1,10) = 0,3643

Xi = 345
345345,75
Xi X
Z=
=
=0,47

1,58
p2(- 0,47 < Z < 0) = P1(0 < Z < 0,47) = 0,1808

Xi = 346
346345,75
Xi X
Z=
=
=0,15

1,58
p3(0 < Z < 0,15) = 0,0596
Xi = 347
347345,75
Xi X
Z=
=
=0,79

1,58
p4(0 < Z < 0,79) = 0,2852
Xi = 349
349345,75
Xi X
Z=
=
=2,05

1,58
P5(0 < Z < 2,05) = 0,4798
ei 1 = np1 = 8(0,3643) = 2,9114

ei 4 = np4 = 8(0,2852) = 2,2816

ei 2 = np2 = 8(0,1808) = 1,4464

ei 5 = np5 = 8(0,4798) = 3,8384

ei 3 = np3 = 8(0,0596) = 0,4768


2

X2h =
=

( Oie i )
ei

( 12,9114 )2 ( 11,4464 )2 ( 10,4768 )2 ( 12,2816 )2


+
+
+
+
2,9144
1,4464
0,4768
2,2816

( 13,8384 )2
3,8384

= 1,25 + 4,50 + 0,56 + 0,71 + 2,09 = 9,11


a. Hipotesis : H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal

=5
b.
dk = k 1 = 5 1 = 4
X20,05 = 9,488

c. Karena nilai X2h (9,11) < X20,05 (9,488), maka H0 diterima. Artinya data
pengamatan Pembuatan Teh Telur berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan
pengujian selanjutnya.
3. Uji Keseragaman
Uji keseragaman data adalah pengujian untuk memastikan bahwa data yang
terkumpul berasal dari system yang sama atau seragam.
Tabel 2.1 Pengolahan Uji Keseragaman Data Pengamatan Teh Telur
Pengamatan

Xi
( Xi X )2
Xi2
BKA
Ke1
346
0,0625
119.716
350,49
2
345
0,5625
119.025
350,49
3
345
0,5625
119.025
350,49
4
344
3,0625
118.336
350,49
5
349
10,5625
121.801
350,49
6
347
1,5625
120.409
350,49
7
345
0,5625
119.025
350,49
8
345
0,5625
119.025
350,49

Xi =
( Xi X ) 2 = X i 2
=
17,5

2766

a. Rata-Rata Keseluruhan Data


(Xi) = 2766 =345,75
X =
N
8
b. Standar Deviasi
=

( X i X )2 =

N-1

17,5
=1,58
7

c. Perhitungan BKA dan BKB

1) BKA = X + 3
= 345,75 + 3(1,58) = 350,49
2) BKB =

-3

956.362

BKB
341,01
341,01
341,01
341,01
341,01
341,01
341,01
341,01

= 345,75 3(1,58) = 341,01


Dari hasil pengolahan data, maka data pengamatan teh telur tersebut seragam.
Tidak ada data yang keluar dari batas control atas maupun batas control bawah.
Meskipun pada saat di lapangan, operator melakukan kegiatan lain sambil bekerja,
seperti merokok atau mengobrol, namun hal itu tidak berpengaruh signifikan pada
waktu kerjanya.
4. Uji Kecukupan
Untuk menetapkan berapa jumlah pengamatan yang seharusnya dibuat (N) dapat
digunakan rumus sebagai berikut :

N X i 2 ( X i )

N '=
Xi

Dalam uji kecukupan data kami mengambil derajat kepercayaan ( ) 95%


dengan k=2 dan derjat ketelitian ( ) 5%
N

956.362(2766)

2
2
8

0.05

N X i 2 ( X i )

Xi

= 0,02

Dari hasil pengolahan data uji keseragaman, N > N

Jadi data yang diamati

mencukupi.

5. Perhitungan Waktu Baku


Jika pengukuran-pengukuran telah selesai, yaitu semua data telah terdistribusi
normal, seragam, dan cukup maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu
baku.
a. Waktu Siklus
Ws=

(Xi) = 2766 =345,75


N

detik

b. Waktu Normal
Wn = Ws x p
P adalah penyesuaian. Untuk menentukan penyesuaian, peneliti menggunakan
metoda Westinghouse.
Good Skill (C1)

0.06

Average Effort (C2)

0.02

Average Condition (D)

0.00

Good Consistency (C)

0.01 +

Total
Dengan

patokan

performance

0,09
kerja

normal

penyesuaiannya menjadi p1 = 1 + 0.09 = 1,09


Maka,
Wn = 345,75 x 1,09 = 376,86
c. Waktu Baku
Wb = Wn + ( Wn x l )

100%

1,00

sehingga

adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan


untuk 3 hal, menghilangkan rasa lelah, kebutuhan pribadi, dan gangguangangguan yang tidak dapat dihindarkan.
Perhitungan allowance :
Tenaga yang dikeluarkan (sangat ringan)

6,0

Sikap kerja (berdiri di atas dua kaki)

1,0

Gerakan kerja (ayunan bebas dari palu)

0,0

Kelelahan mata

0,0

Keadaan suhu tempat kerja (normal)

0,0

Keadaan atmosfer

0,0

Keadaan lingkungan (bising)

1,0

Hambatan tak terhindarkan

2,0

Total
Maka,
Wb = 376,86 + ( 376,86 x 0,1) = 414,54 detik

10,0 %

Analisa Stop Watch Time Study Pembuatan Teh Telur


Faktor penyesuaian digunakan untuk memberikan tambahan
waktu kepada operator agar dapat melakukan tugasnya dengan
baik. Faktor penyesuaian ini berguna untuk menentukan waktu
normal di mana operator yang bekerja secara normal dan dengan
kemampuan rata-rata mampu menyelesaikan suatu pekerjaan atau
elemen pekerjaan pada waktu tertentu. Pada Stop watch time study
Pembuatan Teh Telur, peneliti menggunakan faktor penyesuaian
menggunakan metode Westinghouse karena kriteria penilaian yang
lebih detail.
Pada kegiatan pembuatan teh telur di Ampera Uniang
penyesuaian yang diberikan sebesar 1,09. Hal ini dinilai dari 4
kriteria faktor penyesuaian westinghouse yaitu kemampuan (skill),
usaha (effort), kondisi (condition), dan konsistensi (consistency).
Untuk kategori kemampuan, diberikan nilai sebesar + 0,06
(Good (C1)). Operator sudah sangat sering membuat teh telur
sehingga ia terlatih untuk bekerja secara cepat dan baik.
Sedangkan pada kategori usaha (effort) diberikan nilai + 0,02
(Average Effort (C2)). Penilaian ini berdasarkan usaha operator di
lapagan, namun terkadang operator bekerja sambil melakukan hal
lain seperti merokok, mengobrol, dan lain sebagainya
membuat

gerkannya

melambat.

Untuk

kategori

yang

konsistensi

(consistency) diberikan nilai + 0,01 (Good Consisteny (C)). Hal ini


berdasarkan konsistensi operator dalam menyelesaikan setiap
pesanan teh telur dengan baik. Dan untuk kategori kondisi
(condition) diberikan nilai +0,00 (Average Condition (D)). Kondisi
tempat kerja di Ampera Uniang cukup nyaman, meski dekat dengan
jalan raya dan bersebelahan dengan warung makan lain, namun
tidak mengganggu operator bekerja.

Untuk faktor kelonggaran diberikan karena pada saat bekerja


operator juga dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yaitu faktorfaktor dari dalam diri operator. Faktor-faktor tersebut seperti
kebutuhan

pribadi,

kelelahan,

dan

untuk

hambatan

tak

terhindarkan.
Pada perhitungan faktor kelonggaran yaitu tenaga yang dikeluarkan oleh
operator dalam melakukan pekerjaannya diasumsikan sangat ringan dengan nilai 6% ,
sikap kerja operator saat melakukan pekerjaannya adalah berdiri di atas satu kaki, hal
ini karena operator di lapangan bekerja sambil berdiri untuk memudahkan pergerakan
maka nilai kelonggaran yang diberikan sebesar 1%, gerakan kerja operator saat
melakukan pekerjaannya dalam kondisi normal dengan nilai 0%, kelelahan mata
operator saat melakukan pekerjaannya yaitu tidak fokus karena ia sudah sering
melakukan pekerjaannya dan juga membuat teh telur tidak perlu ketelitian tinggi
maka nilai kelonggaran diberikan sebesar 0%, keadaan temperatur dimana tempat
operator bekerja dalam keadaan normal dengan nilai 0%, keadaan atmosfir dimana
tempat operator bekerja dalam keadaan baik dengan nilai 0%, dan keadaan
lingkungan operator dalam kondisi bersih, sehat, cerah, kebisingan rendah dengan
nilai 1%. Selain itu, adanya hambatan tak terhindarkan yang terjadi diberikan nilai
sebesar 2%. Hal ini untuk pesanan-pesanan yang bertumpuk atau saat operator harus
membantu pekerjaan lain. Jadi total keseluruhan faktor kelonggaran benilai 10%.
Nilai kelonggaran dan faktor penyesuaian diasumsikan sama untuk semua
elemen pekerjaan karena antara elemen satu dan elemen lainnya tidak memiliki
perbedaan yang signifikan dan tergolong mudah.
Untuk waktu baku, setelah didapatkan waktu normal dan
besar faktor kelonggaran maka waktu baku untuk pembuatan teh
telur dapat dicari. Dan dari waktu baku yang didapat adalah
sebesar 414,54 detik. Artinya standarisasi pembuatan teh telur di
Ampera Uniang dengan menggunakan pengamatan stop watch time
study adalah selama 414,54 detik.

Anda mungkin juga menyukai