Anda di halaman 1dari 16

HUKUM INTERNASIONAL

STUDI KASUS

KLAIM JERMAN, INGGRIS DAN ITALIA


TERHADAP VENEZUELA
The Hague, February 22, 1904

OLEH
Nama : Andri Safrizal
NPM : 1512011262

Fakultas Hukum
Universitas Lampung
Tahun 2016

BAB I
KASUS POSISI

A. Fakta Hukum
Dalam mempelajari Hukum Internasional, tentunya tidak terlepas dari
subyek Hukum Internasional itu sendiri. Salah satu subyek Hukum
Internasional adalah Negara. Karena ada begitu banyak negara pasti timbulah
suatu konflik, sengketa atau klaim negara satu terhadap negara lainya. Salah
satu metode penyelesaian sengketa internasional adalah arbitrase, yaitu
metode penyelesaian sengketa yang dapat dipergunakan secara ad hoc
sebagaimana konsiliasi ketika persengketaan muncul1. Salah satu hal yang
menarik dari arbitrase adalah memberikan keleluasaan bagi para pihak yang
bersengketa untuk menentukan proses perkara. Ketentuan penggunaan
arbitrase didasarkan pada hukum internasional2. Akan tetapi, para pihak dapat
meminta keistimewaan untuk memasukan prinsip-prinsip khusus untuk
dijadikan pertimbangan melalui persetujuan semua pihak melalui kompromi
untuk suatu kesepakatan.
Kasus ini adalah tentang pemblokadean laut venezuella pada desember
1902- februari 1903 oleh inggris, jerman, dan italia karena atas penolakan
presiden cipriano castro untuk membayar utang luar negri dan kerusakan yang
diderita oleh warga eropa dalam perang sipil Venezuela. Pada tahun 1902,
sebagai balasan atas kegagalan debitur untuk melakukan pembayaran klaim,
tiga kekuatan tersebut diatas memblokade pelabuhan Venezuela. blokade
dicabut setelah Venezuela mengakui keabsahan klaim yang disampaikan oleh
Jerman, Inggris dan Italia dan setuju untuk menjamin pembayaran dengan
pengadaan pajak 30% dari pendapatan bea cukai bulanan dari dua pelabuhan ,
tindakan sejalan juga diambil mengenai klaim yang dikeluarkan oleh negaranegara lain yang berpegang pada perjanjian dengan Venezuela.
Pihak pemblokade menuntut perlakuan istimewa dalam pembayaran
klaim mereka tapi ini tidak diberikan oleh Venezuela. Karena tidak dapat
menyelesaikan pertanyaan berbagi pendapatan dengan semua kreditur,
Venezuela dan tiga kekuatan memblokade memutuskan untuk menjalankan
proses arbitrase. Jadi berdasarkan Pasal III dari Protokol Washington 7 Mei
1903, Yang Mulia Kaisar Rusia diminta oleh semua pihak untuk menunjuk di
antara anggota Mahkamah Tetap Arbitrase The Hague yaitu tiga Arbiter yang
1 Jawahir Thontowi dan Pranoto Iskandar, Hukum Internasional Kontemporer, Bandung:
Refika Aditama, 2006, hlm.231.
2 Frans Hendra Winarta, Hukum Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Sinar Grafika, 2012,
hlm. 159

akan membentuk Pengadilan Arbitrase. Yang Mulia Kaisar Rusia, sesuai


dengan permintaan dari semua kekuatan penandatangan Protokol Washington
7 Mei 1903, akhirnya memutuskan 3 nama sebagai anggota Arbiter dari
Pengadilan Tetap Arbitrase, yaitu:
Yang Mulia Bapak N. V. MOURAWIEFF, Menteri Luar Negeri Yang Mulia
Kaisar Rusia, sebenarnya anggota dewan, Menteri Kehakiman dan Prokurator
Umum Kekaisaran Rusia,
Bapak H. LAMMASCH, Profesor Pidana dan Hukum Internasional di
University of Vienna, Anggota Majelis Tinggi Parlemen Austria, dan
Yang Mulia Bapak F. DE Martens, Doktor Hukum, anggota tetap Dewan
Kementerian Luar Negeri Rusia, Anggota dari "Institut de France";
Pengadilan memutuskan bahwa tiga kekuatan memblokade memang
berhak mendapat perlakuan istimewa dalam pembayaran klaim mereka. Pihak
yang netral yang hanya berpegang pada perjanjian dengan Venezuela tidak
memperoleh hak baru, dan juga mereka tidak mendapatkan keuntungan dari
setiap hasil putusan.
B. Pihak - Pihak Yang Bersengketa
Pihak-pihak yang bersengketa pada kasus ini adalah Negara venezuella
dengan Jerman, Inggris, dan Italia sebagai pihak yang mengklaim. Dan juga
setiap bangsa yang mempunyai klaim terhadap venezuella dapat pula
memohon untuk ikut serta dalam suatu persidangan suatu sengketa manakala
Negara tersebut memiliki kepentingan hukum. Kepentingan hokum disini
mksudnya adalah jika negara itu terlibat sebuah perjanjian dengan venezulla
sebelelumnya.

BAB II
MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORITIK

A. Masalah Hukum
1. Hal apakah yang mendasari terjadinya klaim terhadap venezuella oleh
Jerman, Inggris, dan Italia?
2. Bagaimana cara penyelesaian pengadilan tetap arbitrase dalam
menangani kasus tersebut?
3. Bagaimana hasil keputusan pengadilan tetap arbitrase (PCA) tersebut?
B. Tinjauan Teoritik
Penyelesaian sengketa antara keempat negara yakni jerman,
inggris, dan italia terhadap Venezuela ini diselesaikan melalui pengadilan
tetap arbitrase (permanent court of arbitration). Dalam konteks Hukum
Internasional Publik, sengketa bisa didefinisikan sebagai ketidaksepakatan salah satu subjek mengenai sebuah hukum/fakta/kebijakan, yang
kemudian dibantah oleh pihak lain, atau juga ketidak-sepakatan terhadap
satu masalah hukum/fakta-fakta/konflik mengenai penafsiran dua bangsa
yang berbeda3.
Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara sukarela kepada pihak ketiga
yang netral. Pihak ketiga ini bisa individu, arbitrase terlembaga
(institusional), atau arbitrase sementara (ad hoc). Arbitrase ad hoc
merupakan arbitrase yang dibentuk secara khusus untuk menyelesaikan
atau memutuskan perselisihan tertentu, namun yang perlu diperhatikan,
para pihak harus benar- benar memahami sifat- sifat arbitrase dan
merumuskan sendiri hukum acaranya4. Arbitrase institusional adalah badan
arbitrase yang bersifat permanen sehingga akan tetap ada meskipun
perselisihan yang ditangani telah selesai. Penyelesaian sengketa melalui
arbitrase mengharuskan adanya persetujuan dari kedua pihak yang
bersengketa untuk membawa sengketanya ke arbitrase. Hal ini harus
terpenuhi lebih dulu sebelum arbitrase dapat menjalankan yurisdiksinya.
Dalam penyelesaian arbitrase ini para pihak bebas memilih hakim (arbiter)
yang menurut mereka netral dan ahli atau spesialis mengenai pokok
sengketa yang sedang mereka hadapi. Putusan arbitrase juga relatif lebih
3 Boer Mauna, Pengertian, Peranan, dan Fungsi Hukum Internasional
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sengketa-internasional-dan.html
[18/06/2016]
4 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika,
2012. Hlm.24.

dapat dilaksanakan di negara lain dibanding dengan sengketa yang


diselesaikan melalui misalnya pengadilan.
Arbitrase sebagai alternatif penyelesaian sengketa dipandang
sebagai cara yang efektif dan adil. Sumbangan badan ini terhadap
perkembangan hukum internasional secara umum cukup signifikan.8
Namun demikian, forum arbitrase juga memiliki kelemahan yang patut
dipertimbangkan oleh kedua belah pihak sebelum memutuskan
menyerahkan perkara mereka. Kelebihan yang sangat menonjol dari
arbitrase antara lain:
1. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase relatif lebih cepat daripada
proses berperkara di pengadilan, sebab dalam arbitrase tidak dikenal
upaya banding, kasasi, atau peninjauan kembali. Berhubungan dengan
waktu penyelesaian sengketa yang cepat, maka akan berpengaruh pada
biaya arbitrase yang tidak semahal biaya peradilan biasa. Kedua hal ini
sangat penting dalam dunia usaha yang bertujuan untuk mencapai
efisiensi serta berorientasi pada profit.
2. Sifat kerahasiaan. Persidangan arbitrase dimungkinkan untuk
dilaksanakan secara rahasia apabila para pihak menginginkannya.
Kerahasiaan yang dmaksud mencakup proses persidangan dan hasil
putusan arbitrasenya. Dalam Appendix 3 WTO Dispute Settlement
Understanding disebutkan bahwa para pihak dapat memutuskan
sendiri apakah perkara yang mereka ajukan akan dirahasiakan dari
publik atau tidak. Hal ini menurut pandangan penulis sangatlah penting
dalam penyelesaian sengketa bagi perusahaan - perusahaan
multinasional. Sebab mereka tetap perlu menjaga citra baik perusahaan
masing- masing di mata publik pada umumnya dan konsumen pada
khususnya.
3. Putusan arbitrase pada prinsipnya adalah mengikat dan final. Hal ini
dikuatkan dalam pasal 30 ketentuan- ketentuan mengenai arbitrasi oleh
Komisi Hukum Internasional yang menyatakan bahwa keputusan
arbitrasi mengikat para pihak yang bersengketa segera setelah
diumumkan. Mayoritas putusan arbitrase dilaksanakan oleh pihak yang
bersengketa, meski tidak ada alat penegakan hukumnya. Dengan
demikian, maka perusahaan multinasional tidak perlu lagi harus
mengorbankan waktu dan materi yang tidak sedikit demi mendapatkan
keadilan di berbagai tempat.
Selain kelebihan yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam praktik
sesungguhnya arbitrase memiliki kelemahan. Suatu putusan arbitrase akan
sama sekali kehilangan kekuatannya jika salah satu pihak atau pihak yang
terlibat dalam sengketa tidak memenuhi syarat bonafiditas (itikad baik).
Maka dari itu untuk meminimalisir hal tersebut harus dilengkapi dengan
penyempurnaan pada kelemahan arbitrase misalnya dengan cara
memastikan bonafiditas para pihak, hukum nasional suatu negara
berkenaan dengan eksekusi suatu keputusan arbitrase, dan menetapkan

klausula arbitrase secara cermat, ringkas dan jelas berkenaan dengan


forum arbitrase yang akan dipilih untuk menyelesaikan sengketa.
Kemudian syarat sahnya perjanjian arbitrase adalah antara lain5:
1. Perjanjian tersebut harus dibuat secara tertulis
2. Perjanjian tersebut mengatur sengketa-sengketa yang telah timbul atau
yang mungkin akan timbuldiantara para pihak
3. Sengketa-sengketa yang timbul tersebut adalah sengketa-sengketa yang
berasal dari suatu hubungan hokum baik yang sifatnya kontraktual atau
bukan.
4. Sengketa-sengketa tersebut adalah masalah yang dapat diselesaikan
oleh arbitrase.
5. Para pihak dalam perjanjian tersebut memiliki kemampuan hokum
menurut hokum yang berlaku kepada mereka.
6. Perjanjian arbitrase tersebut harus sah menurut hokum para pihak dan
apabila tidak ada pengaturan seperti itu, maka perjanjian tersebut harus
sah menurut negara dimana suatu arbitrase dibuat.
Karena kasus antara jerman, inggris, dan italia melawan venezuela itu
memenuhu syarat-syarat diatas, maka kasus itu dapat diajukan kepada
pengadilan permanen arbitrase.

5 Huala adolf, Hukum Arbitrase Komersial Internasional, Jakarta: Grafindo Perkasa,


hlm. 40.

BAB III
RINGKASAN PUTUSAN
Pengadilan Tetap Arbitrase
LAPORAN ISTIMEWA KLAIM DARI KEKUASAAN MEMBLOKADE
TERHADAP VENEZUELA
JERMAN, INGGRIS DAN ITALIA
v.
VENEZUELA

Putusan dari pengadilan

Arbiter:
N. Mourawieff
H. Lammasch
Martens
The Hague, 22 Februari 1904

Putusan dari Pengadilan Arbitrase, berdasarkan dari Protokol yang ditandatangani


di Washington pada 7 Mei 1903.
Pengadilan Arbitrase, berdasarkan dari Protokol yang ditandatangani di
Washington pada 7 Mei 1903 antara Jerman, Inggris dan Italia di satu sisi dan
Venezuela di sisi lain;

Sedangkan Protokol lainnya telah ditandatangani untuk masalah yang sama


dengan Belgia, Perancis, Meksiko, Belanda, Spanyol, Swedia dan Norwegia dan
Amerika Serikat di satu sisi dan Venezuela di sisi lain;
Sedangkan semua protokol ini menyatakan persetujuan dari semua Pihak dengan
mengacu pada penyelesaian klaim terhadap Pemerintah Venezuela;
Walaupun pertanyaan lebih lanjut timbul dari tindakan Pemerintah Jerman,
Inggris dan Italia tentang penyelesaian Ulasan klaim mereka, tidak mudah
diselesaikan dengan metode diplomatik biasa;
Sedangkan pihak penggugat tertarik Memutuskan untuk memecahkan Ulasan
pertanyaan ini dengan mengirimkan mereka ke arbitrase, sesuai dengan disposisi
dari Konvensi, ditandatangani di Den Haag pada tanggal 29 Juli 1899, untuk
Penyelesaian Pacific Sengketa Internasional;
Sedangkan berdasarkan Pasal III dari Protokol Washington 7 Mei 1903, Yang
Mulia Kaisar Rusia diminta oleh semua Penggugat untuk memilih nama dan
menunjuk dari diantara anggota Pengadilan Tetap Arbitrase The Hague tiga
Arbiter yang akan membentuk Pengadilan Arbitrase yang diharapkan memberi
solusi dan penyelesaian pertanyaan yang diajukan untuk itu berdasarkan Protokol
tersebut di atas;
Sedangkan tidak ada Arbiter yg bersedia bisa dari warga negara atau subjek dari
salah satu penanda tangan atau kreditur Powers, dan karena Pengadilan akan
bertemu di Den Haag pada tanggal 1 September 1903, dan membuat putusan
dalam jangka waktu enam bulan;
Yang Mulia Kaisar Rusia, sesuai dengan permintaan dari semua kekuatan
penandatangan Protokol yang disebutkan di atas di Washington 7 Mei 1903,
akhirnya ditetapkan sebagai Arbiter anggota berikut dari Pengadilan Tetap
Arbitrase:
Yang Mulia Bapak N. V. MOURAWIEFF, Menteri Luar Negeri Yang Mulia
Kaisar Rusia, sebenarnya anggota dewan, Menteri Kehakiman dan prokurator
umum Kekaisaran Rusia,
Bapak H. LAMMASCH, Profesor Pidana dan Hukum Internasional di University
of Vienna, Anggota Majelis Tinggi Parlemen Austria, dan
Yang Mulia Bapak F. DE Martens, Doktor Hukum, anggota dewan, anggota tetap
Dewan Kementerian Luar Negeri Rusia, Anggota dari "Institut de France";
Sedangkan dengan keadaan yang tak terduga Pengadilan Arbitrase tidak bisa pasti
dilaksanakan sampai 1 Oktober 1903, para arbiter, pada pertemuan pertama
mereka pada hari itu, proses sesuai dengan Pasal XXXIV Konvensi tanggal 29

Juli 1899, untuk pencalonan Presiden Tribunal, Terpilih seperti yang Mulia Bapak
MOURAWIEFF, Menteri Kehakiman;
Dan sedangkan dalam putusan Protokol Washington 7 Mei, 1903, atas-nama
Arbiter, membentuk hukum merupakan Pengadilan Arbitrase, harus Putuskan,
sesuai dengan Pasal I dari Protokol Washington 7 Mei, 1903, hal berikut:
"Pertanyaan untuk Apakah atau tidak Jerman, Inggris dan Italia berhak
perlakuan istimewa atau terpisah dalam pembayaran Ulasan klaim mereka
melawan Venezuela, dan keputusannya bersifat final." Venezuela telah sepakat
untuk menyisihkan 30 persen dari pendapatan kebiasaan La Guayra dan Puerto
Cabello untuk pembayaran klaim dari semua bangsa melawan Venezuela,
Pengadilan di Den Haag akan Putuskan berapa pendapatan mengatakan akan
dibagi antara memblokade Powers di satu sisi dan Powers Kreditur lain pada sisi
lain, dan keputusannya bersifat final. "Jika perlakuan istimewa atau terpisah tidak
diberikan kepada Powers memblokade, Majelis harus Putuskan berapa pendapatan
mengatakan akan didistribusikan antara semua Pihak Kreditur, dan Pihak dengan
ini setuju bahwa Pengadilan, dalam kasus itu, akan Pertimbangkan, sehubungan
dengan pembayaran klaim dari 30 persen, preferensi atau janji dari pendapatan
dinikmati oleh salah satu Pihak Kreditur, dan harus sesuai Tentukan pertanyaan
distribusi, sehingga tidak ada Tenaga Listrik akan Mendapatkan perlakuan
istimewa, dan keputusannya bersifat final . "
Sedangkan Arbiter yang disebutkan di atas, setelah Diperiksa dengan
ketidakberpihakan dan memperhatikan semua dokumen dan bertindak diajukan
kepada Pengadilan Arbitrase oleh Agen dari Powers tertarik dalam litigasi ini, dan
setelah mendengarkan dengan perhatian terbesar terhadap pembelaan lisan
disampaikan sebelum Pengadilan yang oleh Agen dan penasehat dari Pihak
litigasi;
Sedangkan Pengadilan, dalam pemeriksaan atas gugatan ini, harus dipandu oleh
prinsip-prinsip hukum internasional dan prinsip-prinsip keadilan;
Sedangkan berbagai Protokol ditandatangani di Washington sejak 13 Februari
1903, dan khususnya tunduk pada Protokol 7 Mei 1903, kekuatan wajib dari yang
berada di luar semua keraguan, membentuk dasar hukum untuk putusan arbitrase;
Sedangkan Tribunal tidak memiliki kompetensi sama sekali baik untuk kontes
yurisdiksi Komisi Mixed Arbitrase didirikan di Caracas, ataupun hakim Ulasan
aksi mereka; Sedangkan Pengadilan menganggap dirinya benar-benar tidak
kompeten untuk memberikan keputusan untuk karakter atau sifat dari operasi
militer yang dilakukan oleh Jerman, Inggris dan Italia melawan Venezuela;
Sedangkan Juga Pengadilan Arbitrase tidak dipanggil untuk memutuskan apakah
tiga memblokade Powers telah habis semua metode Pasifik dalam sengketa
mereka dengan Venezuela untuk Mencegah kerja kekuatan;

Dan itu hanya dapat menyatakan fakta bahwa sejak 1901 Pemerintah Venezuela
kategoris menolak untuk menyerahkan sengketa dengan Jerman dan Inggris untuk
arbitrase, yang diusulkan beberapa kali dan terutama oleh Catatan dari Pemerintah
Jerman 16 Juli, 1901;

Bahwa setelah perang antara Jerman, Inggris dan Italia di satu sisi dan Venezuela
di sisi lain ada perjanjian formal damai disimpulkan antara pihak berperang;
Meskipun Protokol, yang ditandatangani di Washington pada tanggal 13 Februari
1903, belum menjawab seluruh pertanyaan dalam sengketa antara para pihak yang
berperang, meninggalkan begitu saja pertanyaan dari pembagian hasil penerimaan
dari bea cukai La Guayra dan Puerto Cabello;
Sedangkan para pihak berperang, dalam mengajukan pertanyaan untuk perlakuan
istimewa dalam hal tentang penerimaan ini untuk keadilan Pengadilan Arbitrase,
Setuju bahwa putusan arbitrase harus melayani untuk mengisi kekosongan ini
Memastikan pasti pembentukan kembali perdamaian antara mereka;
Sedangkan di sisi lain operasi Warlike dari tiga Powers besar Eropa melawan
Venezuela berhenti sebelum mereka telah menerima kepuasan pada semua Ulasan
klaim mereka, dan di sisi lain pertanyaan dari perlakuan istimewa diserahkan ke
arbitrase, Pengadilan harus Kenali Dalam fakta ini bukti berharga yang
mendukung prinsip besar arbitrase dalam semua tahap Sengketa internasional;
Sedangkan memblokade Powers, untuk mengakui adhesi pada ketentuan Protokol
13 Februari 1903, dari pihak lainnya yang memiliki klaim terhadap Venezuela,
bisa jelas tidak memiliki niat menyangkal Ulasan hak-hak mereka diperoleh baik
aktual atau ulasan posisi istimewa mereka ;
Sedangkan Pemerintah Venezuela, dalam Protokol 13 Februari 1903, (Pasal I)
sendiri Mengakui "pada prinsipnya keadilan klaim" disajikan untuk itu oleh
Pemerintah Jerman, Inggris dan Italia;
Sementara dalam Protokol ditandatangani antara Venezuela dan disebut pihak
yang netral atau pacific keadilan mengklaim ulasan terakhir ini tidak Diakui pada
prinsipnya;
Sedangkan Pemerintah Venezuela, hingga akhir Januari 1903, tidak ada cara
memprotes pretensi dari pihak pemblokade untuk menuntut efek khusus untuk
penyelesaian Ulasan klaim mereka;
Sedangkan Venezuela sendiri selama negosiasi diplomatik selalu membuat
perbedaan formal antara "yang bersekutu Powers" dan "netral atau Powers
pacific";

Sedangkan Powers netral, yang kini mengklaim sebelum Pengadilan Arbitrase


kesetaraan dalam distribusi dari 30 persen dari penerimaan bea cukai dari La
Guayra dan Puerto Cabello, tidak memprotes pretensi dari Powers memblokade
ke perlakuan baik di saat penghentian perang melawan Venezuela atau segera
setelah penandatanganan Protokol 13 Februari 1903;
Sedangkan muncul dari negosiasi yang mengakibatkan tanda tangan dari Protokol
13 Februari dan 7 Mei 1903, bahwa Pemerintah Jerman dan Inggris terus
bersikeras jaminan mereka diberikan untuk "debit yang cukup dan tepat waktu
dari kewajiban" (British Memorandum 23 Desember 1902, disampaikan kepada
Pemerintah Amerika Serikat);
Sedangkan Berkuasa Penuh Pemerintah Venezuela diterima reservasi ini pada
bagian dari Powers sekutu tanpa setidaknya protes;
Sedangkan Pemerintah Venezuela terlibat, sehubungan dengan Powers bersekutu
saja, untuk menawarkan jaminan khusus untuk pemenuhan keterlibatan nya;
Sedangkan itikad baik yang seharusnya mengatur hubungan internasional
membebankan tugas Menyatakan bahwa kata-kata "semua klaim" yang digunakan
oleh perwakilan dari Pemerintah Venezuela dalam konferensi dengan perwakilan
dari Powers sekutu (pernyataan yang tersisa di tangan Sir MICHAEL Herbert oleh
Bapak H. BOWEN 23 Januari 1903) hanya bisa berarti klaim Ulasan ini yang
terakhir dan hanya bisa merujuk kepada mereka;
Sedangkan Powers netral, setelah mengambil bagian dalam operasi Warlike
melawan Venezuela, bisa dalam beberapa keuntungan hal dengan keadaan yang
diciptakan oleh Ulasan operasi-operasi, tapi tanpa memperoleh hak baru;
Sedangkan hak yang diperoleh oleh Powers netral atau pacific berkaitan dengan
Venezuela Werner dalam waktu benar-benar utuh dan dijamin oleh pengaturan
internasional masing;
Sedangkan berdasarkan Pasal V dari Protokol 7 Mei 1903, yang ditandatangani di
Washington, Pengadilan "akan Juga Putuskan, tunduk pada ketentuan umum yang
diatur dalam Pasal LVII Konvensi Internasional tanggal 29 Juli 1899, bagaimana,
kapan dan oleh siapa biaya arbitrase ini harus dibayar ";
Untuk alasan ini, Pengadilan Arbitrase memutuskan dan mengucapkan suara bulat
bahwa:
1. Jerman, Inggris dan Italia memiliki hak untuk perlakuan istimewa untuk
pembayaran Ulasan klaim mereka melawan Venezuela;
2. Venezuela telah menyetujui untuk menyisihkan 30 persen dari pendapatan dari
kebiasaan La Guayra dan Puerto Cabello untuk pembayaran klaim dari semua

bangsa melawan Venezuela, tiga Powers yang disebutkan di atas memiliki hak
untuk preferensi dalam pembayaran Ulasan klaim mereka dengan cara Ulasan ini
30 persen dari penerimaan dari dua port Venezuela Disebutkan di atas;
3. Setiap Pihak litigasi harus menanggung biaya sendiri dan bagian yang sama
dari biaya Pengadilan.
Pemerintah Amerika Serikat diwajibkan untuk melihat pelaksanaan klausul
terakhir ini dalam jangka waktu tiga bulan.
Dilakukan di The Hague, di Pengadilan Tetap Arbitrase, 22 Februari 1904.

(Tertanda)
N. MOURAWIEFF.
H. LAMMASCH.
MARTENS.

BAB IV
ANALISIS PUTUSAN
Krisis Venezuela pada 1902-1903 ini terjadi karena adanya pemblokadean
laut Venezuela oleh jerman, inggris, dan italia karena ketidak mampuan presiden
cipriano castro utuk membayar utang luar negrinya dan juga membayar ganti rugi
akibat kerusakan yang melanda warga eropa karena perang sipil di Venezuela.
Kemudian, ketiga negara tersebut meminta agar dilaksanakana arbitrase.
1. Proses Terjadinya Arbitrase
Setelah setuju untuk menjalani arbitrase di Washington. Inggris,
Jerman dan Italia mencapai kesepakatan dengan Venezuela pada 13 Februari,
yang menghasilkan protokol Washington. Venezuela yang diwakili oleh Duta
Besar AS di Caracas Herbert W. Bowen. Utang Venezuela yang sangat besar
tidak seimbang terhadap pendapatannya, dengan utang pemerintah Bs120 juta
pokok dan Bs46 juta dan juga (Bs186 juta untuk mengklaim ganti rugi akibat
perang) , dan hanya memiliki pendapatan tahunan Bs30 juta. Perjanjian ni
mengurangi klaim yang luar biasa yaitu Bs150 juta, dan membuat rencana
pembayaran dengan memperhitungkan pendapatan negara. Venezuela setuju
untuk menjanjikan 30% dari pendapatan bea cukai yang ada didua pelabuhan
utama (La Guaira dan Puerto Cabello) ke negara-negara kreditor. Setiap pihak
awalnya menerima $ 27.500, dengan Jerman berjanji lain $ 340.000 dalam
waktu tiga bulan. Pemlokadean itu akhirnya dicabut pada 19 Februari 1903.
Perjanjian Washington melihat terlebih dahulu serangkaian beragak pendapat
untuk mengadili klaim terhadap Venezuela (dari masing-masing satu wakil
Venezuela, salah satu perwakilan dari bangsa penggugat, dan seorang wasit,
dan ini "bekerja, dengan beberapa pengecualian, memuaskan; putusan mereka
diterima; dan sengketa itu secara tegas dianggap telah diselesaikan.
Namun, negara-negara pemblokade berpendapat untuk mendaptkan
perlakuan istimewa untuk klaim mereka, yang mana Venezuela menolaknya,
dan pada 7 Mei 1903 dengan total sepuluh kekuatan dengan keluhan terhadap
Venezuela, termasuk Amerika Serikat, menandatangani protokol merujuk
masalah ini ke Pengadilan Tetap Arbitrase di The Hague. Pengadilan akhirnya
memutuskan pada tanggal 22 Februari 1904 kekuatan pemblokiran berhak
untuk mendapat perlakuan istimewa dalam pembayaran klaim mereka. AS
tidak setuju dengan keputusan pada prinsipnya, dan dikhawatirkan akan

mendorong masa depan Eropa intervensi untuk mendapatkan keuntungan


tersebut. Akibatnya, krisis menghasilkan pemikiran Roosevelt Corollary yaitu
ajaran Monroe, dijelaskan pada tahun 1904 pesan Theodore Roosevelt
kepada Kongres. Akibatnya, Amerika Serikat menegaskan hak campur
tangan untuk "menstabilkan" urusan ekonomi negara-negara kecil di Karibia
dan Amerika Tengah jika mereka tidak mampu membayar utang internasional
mereka, dalam rangka untuk mencegah intervensi Eropa untuk
melakukannya. Venezuela krisis itu, dan khususnya putusan arbitrase, adalah
kunci dalam pengembangan ajaran Corollary tersebut.
2. Hasil dari keputusan pengadilan
Setelah dijalankannya proses arbitrase antara negara-negara
tersebut diatas, kemudian berdasarkan Pasal V dari Protokol 7 Mei 1903,
yang ditandatangani di Washington, Pengadilan Juga memutuskan untuk
tunduk pada ketentuan umum yang diatur dalam Pasal LVII Konvensi
Internasional tanggal 29 Juli 1899, bagaimana, kapan dan oleh siapa biaya
arbitrase ini harus dibayar ";
Untuk alasan ini, Pengadilan Arbitrase memutuskan dan mengucapkan
suara bulat bahwa:
1. Jerman, Inggris dan Italia memiliki hak untuk perlakuan istimewa untuk
pembayaran Ulasan klaim mereka melawan Venezuela;
2. Venezuela telah menyetujui untuk menyisihkan 30 persen pendapatan
dari kebiasaan La Guayra dan Puerto Cabello untuk pembayaran klaim
dari semua bangsa melawan Venezuela, tiga pihak yang disebutkan di
atas memiliki hak untuk preferensi dalam pembayaran tentang klaim
mereka dengan cara yaitu menerima 30 persen dari penerimaan dua
pelabuhan Venezuela yang disebutkan di atas;
3. Setiap Pihak litigasi harus menanggung biaya sendiri dan bagian yang
sama dari biaya Pengadilan.

BAB V
KESIMPULAN
Pada kasus diatas dapat disimpulkan bahwa krisis Venezuela terjadi karena
adanya pemblokadean laut venezuella pada desember 1902- februari 1903 oleh
inggris, jerman, dan italia karena atas penolakan presiden cipriano castro untuk
membayar utang luar negri dan kerusakan yang diderita oleh warga eropa dalam
perang sipil Venezuela. Pada tahun 1902, sebagai balasan atas kegagalan debitur
untuk melakukan pembayaran klaim, tiga kekuatan tersebut diatas memblokade
pelabuhan Venezuela. blokade dicabut setelah Venezuela mengakui keabsahan
klaim yang disampaikan oleh Jerman, Inggris dan Italia dan setuju untuk
menjamin pembayaran dengan pengadaan pajak 30% dari pendapatan bea cukai
bulanan dari dua pelabuhan , tindakan sejalan juga diambil mengenai klaim yang
dikeluarkan oleh negara-negara lain yang berpegang pada perjanjian dengan
Venezuela. Namun pihak pemblokade menuntut perlakuan istimewa dalam
pembayaran klaim mereka tapi ini tidak diberikan oleh Venezuela. Karena tidak
dapat menyelesaikan pertanyaan berbagi pendapatan dengan semua kreditur,
Venezuela dan tiga kekuatan memblokade memutuskan untuk menjalankan proses
arbitrase
Dalam Sengketa ini pengadilan akhirnya memutuskan pada tanggal 22 Februari
1904 pihak pemblokiran berhak untuk mendapat perlakuan istimewa dalam
pembayaran klaim mereka. AS tidak setuju dengan keputusan pada prinsipnya,
dan dikhawatirkan akan mendorong masa depan Eropa intervensi untuk
mendapatkan keuntungan tersebut. Akibatnya, krisis menghasilkan pemikiran
Roosevelt Corollary yaitu ajaran Monroe, dijelaskan pada tahun 1904 pesan
Theodore Roosevelt kepada Kongres. Akibatnya, Amerika Serikat menegaskan
hak campur tangan untuk "menstabilkan" urusan ekonomi negara-negara kecil di
Karibia dan Amerika Tengah jika mereka tidak mampu membayar utang
internasional mereka, dalam rangka untuk mencegah intervensi Eropa untuk
melakukannya. Venezuela krisis itu, dan khususnya putusan arbitrase, adalah
kunci dalam pengembangan ajaran Corollary tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Adolf, Huala. 2012. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar
Grafika.
Adolf, Huala.1994. Hukum Arbitrase Komersial Internasional. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa.
Muthalib Tahar, Abdul. 2012. Hukum Internasional dan Perkembangannya.
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Winarta, Frans Hendra.2012. Hukum Penyelesaian Sengketa. Jakarta: Sinar
Grafika.
Thontowi, Jawahir dan Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional
Kontemporer. Bandung: Refika Aditama.
Boer Mauna, Pengertian, Peranan, dan Fungsi Hukum Internasional
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-sengketa-internasionaldan.html [18/06/2016]
https://en.wikipedia.org/wiki/Venezuelan_crisis_of_1902%E2%80%9303

Anda mungkin juga menyukai