Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

PENGUAT TEGANGAN MEMBALIK DENGAN PENGUATAN TINGGI


(HIGH-GAIN INVERTING VOLTAGE AMPLIFIER)

Disusun Oleh
Masithah Bilqis Shabrina (3.33.15.0.13)
TK-2A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


2016

PERCOBAAN - 2
PENGUAT TEGANGAN MEMBALIK DENGAN PENGUATAN TINGGI
(HIGH-GAIN INVERTING VOLTAGE AMPLIFIER)

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rankaian, memeriksa rangkaian dan
menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :
a. Menggunakan IC operasional amplifier,

sebagai

penguat membalik dengan

perolehan (gain) tinggi.


b. Menghitung nilai komponen yang diperlukan untuk rangkaian penguat membalik
c. Memperhitungkan dan mengukur penguatan, dan frekuensi cross over pada
kurva respon frekuensi.
d. Merancang rangkaian operasional amplifier sesuai dengan kebutuhan.
2. Dasar Teori
Rangkaian Inverting (Membalik)

Inverting untuk konfigurasi dimana masukan positip menghasikan keluaran negatip atau
masukan negatip menghasilkan keluaran positip. Rangkaian dari penguat operasional
inverting ditunjukkan dengan gambar berikut ini:
Rf

+ Vcc
R1

Vin

Vout

- Vcc

Gambar 2.1. Rangkaian Penguat Membalik (Inverting)

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

Bila suatu tegangan DC (+VIN )dipasang pada masukan (-) lewat tahanan R 1, maka arus I akan
mengalir seperti terlihat pada gambar 12. Arus dikendalikan oleh Op-Amp sedemikian rupa
sehingga tegangan jatuh pada R1 = VIN hal ini di mungkinkan karena disini digunakan teori
pengendalian dengan feed-back negatip (Tahanan Rf sebagai elemen feed-back negatip). Bila
tegangan pada input dan + kecil maka Op -Amp akan mengoreksi sedemikian rupa sehingga
selisih VIN - dengan VIN + sama dengan nol. Dengan demikian berlaku persamaan:
VIN = I.R1

Oleh karena arus I besarnya sama, maka


VOUT

VOUT = -I.Rf.

Rf
VIN
R1

Gain Op-Amp dengan konfigurasi inverting adalah :

VOUT Rf

VIN
R1

tanda negatip disini menyatakan berbalik polaritas atau antara masukan dan keluaran berbalik
fasa 180, bila ditinjau dengan sinyal sinusoida.
Rangkaian Non Inverting (Tidak Membalik)

Non-Inverting untuk konfigurasi dimana masukan positip menghasilkan keluaran positip.


Atau masukan negatif menghasilkan keluaran negatif. Seperti halnya pada rangkaian
inverting, disinipun akan ditunjukan rumus gain dari rangkaian ini.
Rf

+ Vcc
R1

Vout

Vin
-

- Vcc

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

Gambar 2.2. Rangkaian Non-Inverting

Tegangan positip VIN dihubungkan ke terminal masukan (+) Op-Amp, seperti halnya pada
rangkaian inverting beda tegangan pada masukan (-) dan (+) adalah sama dengan 0(nol),
sehingga tegangan masukan sama dengan tegangan jatuh pada R1 dan tegangan keluaran akan
sama dengan tegangan pada R1 ditambah dengan tegangan pada Rf. Untuk itu berlaku rumus
hubungan antara masukan dan keluaran sebagai berikut:
VIN

= I.R1

VOUT = I(R1 +Rf)

VOUT

R1 Rf
VIN
R1

VOUT R1 Rf
Rf

1
VIN
R1
R1

Gain Op-Amp

3. Alat dan Bahan yang Digunakan


a. IC MC 3403
b. Resistor berbagai nilai dari 100 hingga 1M .
c. Kapasitor dari 0,001F hingga 0,1F
d. CRO
e. Generator Fungsi 10 Hz s/d 1 MHz
f. Multimeter Analog & Digital
g. Catu Daya 15 Volt
4. Langkah Percobaan
1. Sebelum percobaan dimulai, isilah tabel 1 dengan menghitung R3, menghitung
perolehan (gain) dalam dB. Untuk nilai R tersebut.
Tabel 1 Pengamatan
Gain
1
10
100
1000
5000

R1, K
10
1
1
1

R2, K
10
10
100
1000

BW
1 MHz
100 KHz
10 KHz
1 KHz

2. Siapkan catu daya ( Power Supply).


4

R3

Gain, terukur

Gain, dB

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

3. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
4. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala.
5. Buat rangkaian seperti berikut:
C1 100pF

R2

IC 3403
+15 Volt
R1

(2)

(4)
(1)

Vin
C2 0,1uF

(3)

(11)

Vout

- -15 Volt
R3

Gambar 2.3. Rangkaian untuk percobaan 2 (Rangkaian Inverting)


6. Berikan sinyal kecil ke input (kira-kira 100mV p-p). Catatlah gain dari penguat.
Isilah tabel 1 untuk gain dan BW terukur.
7. Ukurlah impedansi input pada gain 100. Dengan cara memasang resistor seri
dengan generator fungsi. Ukurlah beda tegangan yang terjadi pada resistor seri
tersebut.
8. Dengan mengganti nilai C1, buatlah agar penguat mempunyai frekuensi cross
over pada frekuensi tinggi sbesar 12 KHz. Catat besarnya kapasitor tersebut.
9. Dengan mengganti nilai C2, buatlah agar penguat mempunyai frekuensi cross
over pada frekuensi rendah sebesar 10 Hz. Catat besarnya kapasitor tersebut.
Apakah ada perubahan pada roll off frekuensi tingginya? Berapa BandWidth
rangkaian?
10. Tentukan nilai. R1 dan R2 untuk penguatan tegangan 5000 pada 1 KHz

5. HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA DATA

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

I.

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

PENGAMATAN I
Rangkaian diberikan sinyal input sebesar 100mV dan disusun seperti gambar dibawah
ini
C1 100pF

R2

IC 3403
+15 Volt
R1

(2)

(4)
(1)

Vin
C2 0,1uF

(3)

(11)

Vout

- -15 Volt
R3

Berikut akan dipaparkan cara perhitungan mecari besar R3 dengan variasi besar
resistor pada R1 dan R2 dan hasil gelombangnya.
1) Saat R1 = R2 = 10K, output pada EWB sbb

Maka didapat VA1 = 181,1539 mV


VB1 = 186,5562 mV
Maka Gain yang dihasilkan
Av = Vout/Vin
= -Rf/R1
6

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

= -10/10
= -1
Gain (dB) = 20log (Vout/Vin)
= 20log (187,1539/186,5562)
= 20log (1.003)
=0
Sehingga
R3 = Rf/-Av
= -10K/1
= 10K
2) Saat R1= 1K dan R2=10K, output pada EWB sebagai berikut

Maka didapat VA1 = -250,3730 mV


VB1 = 25,8666 mV
Maka Gain yang dihasilkan
Av = Vout/Vin
= -Rf/R1
= -10/1
= -10
Gain (dB) = 20log (Vout/Vin)
= 20log (-250,3730/25,8666)
= 20log (0,9678)
= 20 dB
Sehingga
R3 = Rf/-Av
= -10K/-10
7

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

= 1K
3) Saat R1= 1K dan R2= 100K, maka output pada EWB sbb:

Maka didapat VA1 = 11,6401 V


VB1 = -116,5591mV
Maka Gain yang dihasilkan
Av = Vout/Vin
= -Rf/R1
= -100K/1
= 100
Gain (dB) = 20log (Vout/Vin)
= 20log (-116,5591/11,6401)
= 20log (10.01)
= 100 dB
Sehingga
R3 = Rf/-Av
= -100K/-10
4) Saat R1= 1K dan R2= 100K, maka output pada EWB adalah sbb :

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

Maka didapat VA1 = -1,5706 V


VB1 = -152,1521 mV
Maka Gain yang dihasilkan
Av = Vout/Vin
= -Rf/R1
= -100K/1
= 100
Gain (dB) = 20log (Vout/Vin)
= 20log (-152,1521/-1,5706)
= 20log (10.01)
= 96.87 dB
Sehingga
R3 = Rf/-Av
= -100K/100
= 10K
5) Saat Gain = 5000
Maka diperkirakan R1 = 1K
Rf = 5M
Karena
Av = Rf/R1
Av =5M/1K
Av =5000 (cocok)
Gain (dB) = 20log (Vout/Vin)
= 20log (-177.4815/-1,3944)
= 20log (127.53)
= 96.87 dB

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

6) Mengganti C1 = 1.3 nF mengalami pergeseran fasa


Dimana Fc
=1/(2x3,14xRxC)
12K = 1/(2x3,14x10KxC)
C1 = 1,3 nF
F = 12KHz dan R = 10K

7) Mengganti C2 = 1.5F tidak ada pergeseran fasa


Dimana Fc
10
C
10

=1/(2x3,14xRxC)
= 1/(2x3,14x10KxC)
= 1,5 F

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

F = 10Hz dan R=10K

Berikut merupakan tabel hasil percobaan diatas


Tabel Pengamatan 1
Gain
1
10
100
1000
5000

R1, K
10
1
1
1
1

R2, K
10
10
100
1000
5000

BW
1 MHz
100 KHz
10 KHz
1 KHz

R3
10K
1K
1K
1K
1K

Gain, terukur
-1
-10
-100
-1000
-5000

Gain, dB
0
20
40
60
74

6. Tugas dan Pertanyaan


A. Tugas
i.

Rancanglah dua sistem penguat yang, keduanya memiliki dua masukan yang sama
tetapi keluarannya berbeda fasa 180, dan kedua keluarannya mempunyai
amplitudo yang sama. Kedua penguat tersebut memiliki titik roll off pada 3 KHz.
Hitunglah gain dalam dB dari kedua penguat tersebut.

B. Pertanyaaan

11

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

1. Jika anda menggunakan IC linier opamp sebagai penguat inverting, sinyal


masukan diumpankan ke kaki
2. Pada penguat inverting, jika resistor umpan balik R2 = 200 Kohm, dan R1 = 1
Kohm, maka penguatan dari penguat tersebut akan sama dengan ..
3. Dari data komponen IC MC3403, impedansi input typical adalah sebesar
4. Dengan mengganti kapasitor yang terpasang pada umpan balik akan menyebabkan
perubahan pada batas frekuensi ..
7. Jawaban Pertanyaan
A. Tugas
Rangkaian Non-Inverting

Rangkaian Inverting

B.

Pertanyaan
1. Dengan menggunakan IC linier opamp sebagai penguat inverting maka sinyal
masukan diumpankan ke kaki 2
2. Diketahui R = 200 Kohm
R1 = 1 Kohm
Ditanya Gain (dB) = ?
Jawab Vo/V = 1 + (Rf/R1)
= 1 + (200K/1K)
12

Politeknik Negeri Semarang


Prodi Teknik Telekomunikasi

Jurusan Teknik Elektro


Praktek Elektronika Telekomunikasi

= 101
Gain = 20 log 101 = 40,086 dB
3. Dari data komponen IC MC3403, ketentuan nilai impedansi input typical
sebesar 75 Ohm.
4. Mengganti kapasitor yang terpasang pada umpan balik akan menyebabkan
perubahan pada batas frekuensi yang dapat mempengaruhi impendansi output.
Dimana semakin besar kapasitor maka semakin kecil batas frekuensinya,
begitupula semakin kecil kapasitor maka semakin besar batas frekuensinya.
8. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa penguat
inverting adalah penguat yang membalik keluaran yaitu dimana masukan yang positif
di ground kan. Akibatnya adalah terjadi pergeseran fasa sejauh 180 derajat karena
sinyal yang membalik. Pada rangkaian tersebut R3 sangat mempengaruhi besar
kecilnya gelombang output. Sedangkan C (kapasitor) berfungsi sebagai umpan balik.

13

Anda mungkin juga menyukai