Anda di halaman 1dari 1

Penanganan Jalan Napas

Pada pasien tidak sadar atau dalam keadaan anestesia posisi terlentang,
tonus otot jalan napas dan otot genioglosus akan hilang sehingga lidah akan
menyumbat hipofaring dan dapat menyebabkan sumbatan jalan napas baik total
maupun sebagian. hal tersebut merupakan indikasi utama dari penatalaksanaan
jalan napas. Tujuan dari penatalaksanaan jalan napas ialah membebaskan jalan
napas dari benda benda yang dapat menghalangi jalan napas.
Tanda apabila terdapat sumbatan parsial ialah terdapat bunyi napas
tambahan seperti lengking yang disebabkan oleh penyempitan jalan napas
bawah, suara seperti mendengkur dan suara seperti berkumur apabila terdapat
cairan. Sumbatan total dapat ditandai dengan hembusan dan suara napas yang
tidak dapat dirasakan. Tanda lainnya ialah dengan adanya retraksi otot
tambahan, dada tidak mengembang, dan kesulitan inflasi pada ventilasi buatan.
Penatalaksanaan jalan napas apabila terdapat sumbatan dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan alat atau tanpa alat bantu ventilasi.
Penatalaksanaan jalan napas tanpa menggunakan alat dapat dilakukan dengan
beberapa tindakan. Tiga manuver dapat dilakukan untuk mengatasi sumbatan
karena lidah pada penatalaksanaan jalan napas tanpa alat. Manuver ini dilakukan
dengan mengektensikan kepala pada sendi atlanto-oksipital dilanjutkan dengan
mendorong kedepan angulus mendibularis kemudian membuka mulut. Pada
pasien tanpa cedera servikal dapat dilakukan tindakan head tilt-chin lift. Pada
pasien dengan cedera servikal tindakan tersebut tidak dapat dilakukan karena
dapat menyebabkan trauma pada sistem saraf pusat sehingga pergerakan
kepala harus diminimalisasi. Tindakan yang dapat dilakukan pada pasien dengan
cedera servikal yaitu teknik jaw thrust. Teknik lain pada pembebasan jalan napas
tanpa alat ialah dengan membersihkan jalan napas dan atasi sumbatan. Pada
pasien sadar berikan oksigen 100 % dan berikan bantalan pada kepala pasien.
Untuk pasien dengan penurunan kesadaran tetapi masih dapat bernapas dengan
spontan dapat diposisikan head tilt-chin lift.
Penatalaksanakan jalan napas dengan menggunakan alat dapat dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan oropharyngeal airway (OPA)
dan nasopharyngeal airway (NPA), sungkup muka, sungkup laring, dan pipa
trakea. Pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran tetapi masih dapat
bernapas dengan spontan dapat dilakukan pemasangan OPA. Pemasangan OPA
dilakukan dengan cara membuka mulut kemudian memasukan dengan posisi
menghadap langit langit mulut selanjutnya setelah mencapai langit-langit OPA
diputar 180o. Apabila pasien mengalami henti napas atau ventilasi tidak adekuat
dapat dilakukan pemasangan endotrakeal tube.

Anda mungkin juga menyukai