Komprehensif Bu Rida
Komprehensif Bu Rida
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Kehamilan
1.1.1 Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari
ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Jarang seorang ahli medik
terlatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan
normal. Mereka menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam
memberikan dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana
menyambut anggota keluarga baru, memantau perubahan-perubahan
fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin, juga
mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal. Pada
umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadangkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui
sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian
resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah
selama kehamilannya. Oleh karena itu, pelayanan atau asuhan antenatal
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
1. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin;
2. Denyut jantung janin:
a) Didengar dengan stetoskop-monooral Laennec.
b) Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram.
d) Dilihat pada ultrasonografi.
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
(Sumber: Jilid 1 Sinopsis Obstetri, halaman 43-45)
1.1.4 Perubahan fisiologi dalam Kehamilan
1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr, menjadi
100 gr. Dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka
belakang 22 cm. Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otototot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel - sel otot
yang baru.
2. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitet)
vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah, sebagai persiapan
persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan,
reaksinya asam pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya
darah
bertambah,
baik
plasmanya
maupun
a) Hb. 10 gr %.
b) Erythrocyt 3,5 juta per mm3.
c) Leucocyt 8000-10000 per mm3.
Jadi, dari jumlah leucocyt naik secara fisiologis. Dalam
kehamilan jumlah leucocyt yang lebih dari 12000/mm 3 baru
menunjukkan akan adanya infeksi.
1.1.5 Perubahan Psikologi dalam Kehamilan
Trimester I
Masa penyesuaian akan kehamilan yang dialami ibu.
a)
b)
c)
d)
e)
b)
c)
d)
Kebutuhan nutrisi.
Trimester II
Masa transisi adalah masa menerima kehamilan ke masa
menyiapkan kelahiran dan menerima bayi. Hal - hal yang perlu
mendapat perhatian pada masa ini :
a)
b)
Rasa kletidaknyamanan.
c)
Trimester III
Masa penungguan yang waspada, biasanya libido menurun,
karena pembesaran perut ibu hamil.
a) Persiapan untuk melahirkan.
b) Persiapan menyusui.
c) Rencana perawatan bayi.
d) Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul.
1.1.6 Ketidaknyamanan pada Kehamilan
Trimester I
a.
2.
Faktor emosional.
10
3.
Kelelahan.
Penanganan :
1. Menghindari bau/faktor - faktor penyebab.
2. Makan biscuit kering/roti panggang sebelum bangun dari tidur
pada pagi hari.
3. Makan porsi kecil dan sering.
4. Menghindari makanan berlemak atau berbumbu.
5. Makan makanan kering dan cairan diantara jam makan.
b. Sering Kencing
Dipengaruhi oleh penekanan uterus pada kandung kencing
pada trimester I dan III.
Penanganan :
1. Penting untuk kencing jika sudah terasa.
2. Meningkatkan input cairan pada siang hari.
3. Mengurangi input cairan pada sore atau malam hari untuk
menurunkan nocturia ( kencing di malam hari ).
c. Ketegangan buah dada
Dipengaruhioleh faktor meningklatnya hormon estrogen dan
progesteron. Pencegahannya dengan memakai BH yang baik sebagai
penyangga buah dada.
d. Meningkatnya pengeluaran vagina
11
Meningkatnya
menyebabkan
manurunnya
produksi
motilitas
12
progesteron
gastrointestinal
yang
dan
2.
b. Varises
Faktor yang mempengaruhi :
1. Kongesti vena pada vena-vena bagian bawah sewaktu hamil.
2. Faktor hereditas ( kelemahan dinding vena ).
3. Maningkatnya berat badan.
4. Pengaruh progesteron.
5. Dapat diatasi dengan kaos kaki penahan dan hindari menyilangkan
kedua kaki pada ltut, berdiri lama, dan ikatan - ikatan yang ketat
pada kaki.
c. Haemoroid
Dipengaruhi oleh faktor konstipasi. Meningkatnya tekanan
uterus karena kehamilan pada vena - vena heomoroidal.
d. Konstipasi
Dipengaruhi oleh faktor penekanan dan pembesara
uterus pada usus, diet dan kurang bergerak, kurang cairan, kemalasan
untuk BAB. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan pemasukan
cairan ( 6-8 gelas/hari ), diet tinggi serat, mengembangkan kebiasaan
BAB secara teratur.
e. Sakit bagian belakang
13
14
Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan.
15
a.
b.
c.
16
2.
3.
4.
Interval
TT1
TT2
TT3
TT4
TT5
Lama perlindungan
% per
3 tahun*
5 tahun
10 tahun
25 tahun/seumur hidup
lindungan
80
95
99
99
artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi
17
18
19
20
21
NOMOR : 900/MENKES/SK/VII/2002
TENTANG
REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN
Pasal 16
(1)
a.
b.
Pemeriksaan fisik;
c.
d.
Pasal 18
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 berwenang untuk :
a. Memberikan imunisasi.
b. Memberikan suntikan pada penyakit kehamilan, persalinan dan
nifas.
c. Mengeluarkan plasenta secara manual.
d. Bimbingan senam hamil.
e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi.
f. Episiotomi.
22
KEPUTUSAN
REPUBLIK
MENTERI
INDONESIA
KESEHATAN
NOMOR:
1.2 Persalinan
1.2.1 Konsep Dasar Persalinan
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
23
24
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
1.2.3 Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan
1. Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron
bekerja sebagai penenang otot-otot rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
2. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang menyebabklan kekejangan pembuluh darah hal
ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkaniskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik : di belakang serviks terletak ganglion servikale (
fleksus Frankenhauser ). Bila ganglion ini bergeser dan diotekan,
misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus ( induction of labour ). Partus dapat pula ditimbulkan
dengan jalan :
a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam
kanalis
servikalis
Frankenhauser.
25
dengantujuan
merangsang
pleksus
26
mengalami
perubahan-perubahan
sedemikian
rupa,
27
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b.
c.
d.
1.
a)
b)
c)
d)
Ligamentum
action
terutama
ligamentum
rotundum.
2.
3.
Mekanisme Persalinan
a.
Kala Persalinan
28
29
30
atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100200 cc.
Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu terurtama terhadap bahaya
perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi
Multi
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
jam
Kala III
jam
jam
Lama Persalinan
14 jam
7 jam
31
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pernyataan standar :
Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian
memberikan
asuhan
dan
pemantauan
yang
memadai,
dengan
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap
sopan dan pengharaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi
setempat.
32
3.
Pernyataan Standar :
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4.
Pernyataan Standar :
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada Kala II yang
lama,
dan
segera
melakukan
episiotomi
dengan
aman
untuk
33
34
atau
anus
terkontaminasi
oleh
kotoran
ibu,
35
b.
sesuai
dengan
pedoman
persalinan
aktif
dan
mendokumentasikan penamuan-penemuan.
b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat
mendukung dan memberi semangat kepad ibu saat mulai
meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran, ( pada saat ada his, Bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman ).
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran :
a.
36
h.
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit ( 2 jam ) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit ( 1 jam ) untuk multipara, merujuk
segera.
17.
37
18.
20.
b.
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di
dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut.
21.
spontan.
Lahirnya Bahu
22.
38
24.
25.
b.
39
verniks. Ganti
28.
29.
30.
31.
b.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan
mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lannya.
c.
40
32.
33.
Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
35.
Letakkan satu tangan lain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,
untuk mendeteksi. Tangan lain menegangklan tali pusat.
36.
Mengeluarkan plasenta
41
37.
plasenta.
b.
2)
3)
4)
5)
38.
42
Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun nayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap danm utuh. Masukkan plasenta
ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
41.
43
42.
43.
44.
45.
b.
Evaluasi
44
46.
b.
c.
d.
47.
48.
49.
b.
50.
45
51.
53.
54.
55.
56.
57.
Dokumentasi
58.
1.2.11 Partograf
46
Partograf
memberi
peringatan
pada
petugas
b.
c.
47
48
e.
f.
Pertolongan
persalinan
abnormal,
yang
mencakup
letak
KEPUTUSAN
REPUBLIK
MENTERI
INDONESIA
KESEHATAN
NOMOR:
49
1.3 Nifas
1.3.1 Konsep Dasar Nifas
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa
60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
(Sumber: Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal, Edisi pertama cetakan ketiga, halaman 122)
1.3.2 Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu. (Prof. Dr. Rustam
Mochtar MPH).
Puerperium ialah masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Bagian Obstetri dan Ginekologi fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Saifuddin,
Abdul Bari ).
50
51
52
a) Lochia rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari
pasca persalinan.
b) Lochia sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lender,
hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochia serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
7-14 pasca persalinan.
d) Lochia alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochia purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiostasis: Lochia tidak lancar keluarnya.
1)
2)
kendor. Setelah
melahirkan,
biasanya
wanita
Indonesia
53
2.
3.
4.
54
5.
a)
b)
6.
a)
b)
c)
Hipervaskularisasi
pada
Setelah
persalinan,
pengaruh
55
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
56
Pernyataan Standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar; penemuan dini; penanganan/rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta memberikan
penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan,
makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi
dan KB.
(Sumber: STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN, halaman 5)
1.3.9 Peraturan Menteri Kesehatan
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 900/MENKES/SK/VII/2002
TENTANG
REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN
Pasal 16
(1)
g.
h.
i.
57
58
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir adalah 2500-4000
gr.Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2:
(1) Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan biasa.
(2) Bayi gawat (higt risk baby) memerlukan penanggulangan khusus
seperti adanya asfiksia dan perdarahan.
Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh
bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan
bayi. Pada kelahiran abnormal, yang memerlukan pertolongan
spesialis, bayi baru lahir diurus oleh bidan dan, bila di rumah sakit
yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi, hendaknya ditangani oleh
dokter anak. (Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH).
Dari ketiga definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini
terhadap factor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil
perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak
antar kehamilan, dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu
dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan
penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal
59
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
60
1.
2.
3.
4.
Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik
kemudian dijepit dengan klem jepit plastic atau diikat dengan pita
atau benang tali pusat.
5.
Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernafas,
serta menggerakkan tangan dan kakinya; kulit akan berwarna
kemerahan.
6.
7.
8.
9.
61
A: Appearance color
1
Badan
merah,
Seluruh tubuh
Pucat
(warna kulit)
Angka
ekstremitas
kemerah-merahan
biru
P: Pulse (heart rate)
Tidak ada
Dibawah 100
Diatas 100
Menangis, batuk/bersin
(frekuensi jantung)
Sedikit
G: Grimace (reaksi
Tidak ada
gerakan
terhadap rangsangan)
mimic
62
Ekstrimitas
A: Activity (tonus
Lumpuh
dalam fleksi
Gerakan aktif
Menangis kuat
otot)
sedikit
Lemah, tidak
R: Respiration (usaha
Tidak ada
nafas)
teratur
Jumlah
Kencing dan berak harus dijaga dan selalu dibersihkan, popok diganti.
2)
2. Menyusukan bayi:
1) Pada 12 jam pertama bayi puasa kemudian baru disusui.
3. Makanan tambahan, kalau ASI kurang.
4. Cara memandikan bayi dan merawat tali pusat.
(Sumber: Jilid 1 Sinopsis Obstetri, halaman 119-121)
1.4.7 Lima Imunisasi Dasar
Ada lima imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi atau balita,
antara lain :
1.
2.
3.
4.
63
5.
64
65
a. Obat-obatan;
b. Perlengkapan berisi:
1. Alat tetes mata,
2. Gelas obat kecil steril dan kapas.
c. Cairan NaCl untuk irigasi mata (bila yang dipakai Perak Nitrat).
Perubahan warna dari cairan penetes berarti telah terjadi perubahan
kimia, sehingga tak dapat dipakai lagi.
a) Petugas hendaknya secara rutin meneliti terjadinya perubahan warna
pada cairan obat yang dipakai atau adanya Kristal yang timbul yang
mungkin terjadi apabila suhu ruangan melebihi 340C.
2.4.10 Pemantauan Tanda-Tanda Vital
1. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak.
2. Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hamper bersamaan tanpa
adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu inspirasi maupun
ekspirasi. Gerak pernafasan 30-50 kali per menit.
3. Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi perifer.
4. Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.
Mencatat hasil pantauan merupakan salah satu cara kerjasama seluruh
tim dalam membuat program perawatan. Pencegahan lebih bermanfaat dan
ekonomis daripada pengobatan.
1.4.11 Hal-hal yang Dipantau pada Bayi baru lahir
1. Suhu badan dan lingkungan
66
2. Tanda-tanda vital.
3. Berat badan.
4. Mandi dan perawatan kulit
5. Pakaian.
6. Perawatan tali pusat.
1.4.12 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan
Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda
kegawatan/kelainan yang menunjukkan suatu penyakit.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda-tanda berikut :
1.
Sesak nafas.
2.
3.
4.
5.
Kurang aktif.
6.
Sulit minum.
2.
67
3.
Perut kembung.
4.
Periode apneu.
5.
6.
Merintih.
7.
Perdarahan.
8.
Sangat kuning.
9.
68
KEPUTUSAN
INDONESIA
NOMOR:
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
900/MENKES/SK/VII/2002
TENTANG
69
1.5 Kontrasepsi
1.5.1 Konsep Dasar Kontrasepsi
Keberhasilan Program Keluarga Berencana Nasional sudah tidak
disangsikan lagi. Hal ini dilihat secara demografis maupun secara normative
mampu mengendalikan jumlah penduduk sebesar 79 juta jiwa dalam kurun
waktu 30 tahun dari tahun 1970 sampai tahun 2000. dalam era baru, Visi
program KB Semua Keluarga Ikut KB relevan dengan Program Keluarga
Berencana berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang
Program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Oleh karena
itu, pelaksanaan Program Keluarga Berencana secara perlahan mulai tahun
2005 mendapat perhatian dan kembali eksis di semua lapisan, baik Pemerintah
maupun masyarakat.
1.5.2 Definisi
Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai
kesejahteraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan
kemandulan dan penjarangan kehamilan (Depkes, 1999).
1.5.3 Metode Kontrasepsi
1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
70
2.
Segera efektif.
3.
4.
Tidak
ada
efek
samping
secara
sistemik.
5.
6.
7.
Tanpa biaya.
Keterbatasan :
1.
2.
71
3.
4.
2.
3.
Cara Kerja:
Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi
Billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan Metode
Simtomtermal adalah paling efektif.
Mekanisme Kerja :
Untuk kontrasepsi
Senggama dihindari pada masa subur yaitu pada fase siklus menstruasi
dimana kemungkinan terjadi konsepsi/kehamilan.
Untuk mencapai kehamilan:
Senggama direncanakan pada masa subur yaitu dekat dengan pertengahan
siklus (biasanya pada hari ke 10-15), atau terdapat tanda-tanda adanya
kesuburan, ketika kemungkinan besar terjadinya konsepsi.
72
Manfaat:
Kontrasepsi
a.
b.
c.
d.
Keterbatasan
1.
Billings
bila
aturan
ditaati
kegagalan
0%
(kegagalan
3.
4.
5.
73
7.
8.
9.
10.
3. Senggama Terputus
Adalah
metode
keluarga
berencana
tradisional,
dimana
pria
b.
c.
d.
e.
74
f.
Keterbatasan:
1.
2.
3.
Memutus
kenikmatan
dalam
berhubungan
seksual.
Metode Barier (Kondom)
Kondom tidak hanya merncegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS
termasuk HIV/AIDS. Efektif bila dipakai dengan baik dan benar. Dapat
dipakai bersamaan kontrasepsi lain untuk mencegah IMS. Kondom
merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)
yang dipasang di penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet
sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti putting susu.
Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris
aktivitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal:
1. Bentuk.
75
2. Warna.
3. Pelumas.
4. Ketebalan.
5. Bahan.
Cara kerja:
1.
2.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
76
Keterbatasan
1) Efektivitas tidak terlalu tinggi.
2) Cara
penggunaan
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
kontrasepsi.
3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung).
4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi.
5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah.
4. Kontrasepsi Kombinasi (Pil Kombinasi)
Profil
1) Efektif dan refersibel.
2) Harus diminum setiap hari. Pada bula-bulan pertama efek
samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak
berbahaya dan segera akan hilang.
3) Efek samping serius sangat jarang terjadi.
4) Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang
sudah mempunyai anak maupun belum.
5) Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak
hamil.
77
2.
3.
Cara kerja:
a. Menekan ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula.
Manfaat:
a.
78
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kesuburan
segera
kembali
setelah
penggunaan
dihentikan.
i.
j.
Membantu mencegah :
1)
Kehamilan ektopik;
2)
Kanker ovarium;
3)
Kanker endometrium;
4)
Kista ovarium;
5)
6)
7)
Dismenore; dan
8)
Akne.
Keterbatasan
79
pil
a.
b.
c.
d.
Pusing.
e.
Nyeri payudara.
f.
g.
h.
Tidak
boleh
diberikan
pada
perempuan
menyusui
(mengurangi ASI).
i.
j.
k.
5. Suntikan Kobinasi
80
Jenis
suntikan
kombinasi
adalah
25
minggu
depo
b.
c.
d.
Jangka panjang.
e.
f.
Kerugian:
a.
81
b.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
c.
d.
e.
Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor
hati.
f.
g.
h.
6.
Profil:
Sangat efektif, aman, dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia
reproduksi, Kembalinya kesuburan lebih lambat (rata-rata 4 bulan), cocok
untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
Jenis-Jenis:
82
a.
b.
Cara Kerja:
a.
Mencegah ovulasi.
b.
c.
d.
Efektivitas:
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki effektivitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditemukan.
Keuntungan:
a.
Sangat efektif.
b.
c.
d.
83
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Keterbatasan:
1.
2.
Siklus
haid
yang
atau sedikit,
4.
84
kembali
kesuburan
bukan
karena
terjadinya
85
mengalami
transformasi
lebih
awal
sehingga
86
30-60%
mengalami
gangguan
haid
(perdarahan
sela,spotting, amenorea).
b. Peningkatan atau penurunan berat badan.
c. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
d. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
e. Payudara menjadi tegang,mual, pusing, dermatitis, atau jerawat.
f. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan), tapi
resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang
tidak menggunakan minipil.
87
Kontrasepsi Implant
Profil
a. Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, indoplant,
atau Implanon.
b. Nyaman.
c. Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.
d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.
f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak dan amenorea.
Jenis
a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kirakira 40 mm, dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
88
89
90
yang
mengandungprogesteron
dari
Mirena
yang
mengandung levonorgestrel.
Cara kerja
a.
b.
c.
d.
Menginaktifkan sperma.
Efektivitas
Sangat efektif, yaitu 0,5 1 kehamilan per 100 perempuan selama satu
tahun pertama penggunaan.
Keuntungan kontrasepsi
91
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Keuntungan Nonkontrasepsi:
a.
b.
c.
d.
e.
Merupakan
kontrasepsi
pilihan
utama
pada
perempuan
perimenopause.
f.
Keterbatasan :
a.
92
b.
c.
d.
e.
Dapat terjadi perforasi uterus pada saat insersi (< 1/1000 kasus).
f.
g.
h.
Mahal.
i.
j.
Progestin
dapat
menurunkan
kadar
HDL-kolesterol
pada
l.
93
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis:
AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia
di Indonesia dan terdapat dimana-mana.
AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).
Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT-380A.
Cara Kerja:
a.
b.
c.
d.
94
Keuntungan:
a.
b.
c.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cut-380A dan tidak
perlu diganti).
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Kerugian:
Efek samping yang umum terjadi:
95
a.
b.
c.
d.
e.
Komplikasi lain:
1.
2.
3.
f.
96
k. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan
terlatih yang harus melepas AKDR.
l. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila
AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).
a.
b.
11. Tubektomi
Profil
a.
b.
c.
d.
Minilaparatomi.
b.
Laparaskopi.
Mekanisme kerja
97
b.
Permanen.
c.
d.
e.
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang
serius.
f.
g.
h.
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada
produksi hormon ovarium).
Nonkontrasepsi
Berkurangnya risiko kanker ovarium
Keterbatasan:
a.
b.
c.
98
d.
e.
f.
12. Vasektomi
Profil
a.
b.
c.
d.
e.
Batasan
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa diferensia sehingga
alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi.
Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana
fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan
pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Konseling, informasi, dan Persetujuan Tindakan Medis
99
a.
b.
seluruhnya.
Secara
empirik,
sperma-analis
akan
100
(Sumber:
KEPUTUSAN
INDONESIA
NOMOR:
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
900/MENKES/SK/VII/2002
TENTANG
101