Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus famili Flaviviridae
dan disebarkan oleh nyamuk Aedes.Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah
satu penyakit menular berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat
dan sering menimbulkan wabah.
Di Indonesia, tahun ini terdapat lebih dari 100.000 kasus penularan dan 1.100
penderita meninggal dunia. Situasi tersebut mendekati data tahun 2006 di mana terdapat
114.000 kasus dengan jumlah korban tewas 1.100 orang.Sejak Januari sampai dengan 5
Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh propinsi di Indonesia sudah mencapai
26.015, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ). Kasus tertinggi
terdapat di Propinsi DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di
Propinsi NTT (3,96%).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk /Aedes
aegypti/ dan /Aedes albopictus/. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti
flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD
bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak RSCM
menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual,
maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan
dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian
pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patofisiologi, dan
ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap,
diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu terutama
bila gejala klinis kurang memadai.
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit,
disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman
baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk, terdapatnya
1

vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel tipe virus yang
bersirkulasi sepanjang tahun. Departemen kesehatan telah mengupayakan berbagai
strategi dalam mengatasi kasus ini. Pada awalnya strategi yang digunakan adalah
memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan
menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit
dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan
hasil yang memuaskan.
B. RUMUSAN MASALAH
Mengingat masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sangat luas, maka masalahmasalah yang akan dikaji dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi dan ruang lingkup penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Bagaimana aspek epidemiologi di tinjau dari segi Person, Place, and Time penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bagaimana program pencegahan dan pengobatan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD).
C. TUJUAN PENYUSUNAN
Tujuan penyusunan makalah ini yang merujuk pada rumusan masalah yaitu :
1. Untuk definisi dan ruang lingkup penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Untuk aspek epidemiologi di tinjau dari segi Person, Place, and Time penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Untuk program pencegahan dan pengobatan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD).
D. MANFAAT PENYUSUNAN
Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung yaitu sebagai berikut :
1. Makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai Demam Berdarah
Dengue (DBD)
2. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan bahan diskusi bagi pembaca

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2

A. DEFINISI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Demam dengue merupakan penyakit yang ditularkan melalui perantaraan
nyamuk, dan disebabkan oleh virus serotip DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 dari
genus Flavivirus. Infeksi oleh salah satu serotip menyebabkan imunitas jangka panjang
terhadap serotip tersebut. Oleh karena itu, seseorang dapat terkena infeksi virus dengue
untuk kedua kalinya oleh serotip lainnya, dan infeksi kedua menyebabkan resiko tinggi
untuk terjadinya demam berdarah dengue, bentuk yang berat dari penyakit ini. demam
berdarah dengue bermanifestasi dengan perdarahan, trombositopeni dan meningkatnya
permeabilitas vaskular yang dapat menyebabkan sindrom syok dengue, suatu keadaan
yang dapat membahayakan kehidupan.
B. PENYEBAB
Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus yang
berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan serotipenya adalah DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan
kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain.
Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi
sebanyak 4 kali seumur hidupnya.
Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Faktor resiko penting
pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor penderita seperti umur, status imunitas, dan
predisposisi genetis.Nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini menyerang sistem pembekuan
darah. Ini bisa diketahui dari turunnya kadar trombosit dalam darah. Darah yang tidak
bisa membeku akan mengakibatkan perdarahan.
C. EPIDEMIOLOGI
3

Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan
Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin
meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi.
Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga,
kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.
Antara tahun 2008 hingga 2010 jumlah rata-rata kasus dilaporkan sebanyak 150.822
kasus dengan rata-rata 1.321 kematian. Situasi kasus DBD tahun 2011 sampai dengan
Juni 2011 dilaporkan sebanyak 16.612 orang dengan kematian sebanyak 142 orang. Dari
jumlah kasus tersebut, proporsi penderita DBD pada perempuan sebesar 50,33% dan lakilaki sebesar 49,67% . Disisi lain angka kematian akibat DBD pada perempuan lebih
tinggi dibanding laki-laki.3,5
Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka pola
terjadinya penyakit agak berbeda untuk setiap tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi
virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak
terdapat pada sekitar bulan April hingga Mei setiap tahun1,2,5
D. GEJALA DAN TANDA KLINIS
Penyakit demam berdarah ditunjukkan melalui munculnya beberapa gejala yakni :
Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (380C- 400C).
Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif, puspura pendarahan,

konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.


Hepatomegali (pembesaran hati).
Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai

80 mmHg atau lebih rendah.


Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombositsampai 100.000

/mm.
Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah,

sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.


Pendarahan pada hidung dan gusi.
Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.

Demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia

dan arthralgia) dan ruam-ruam.


Radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntahmuntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi waspada ini perlu
disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus
segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari
berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal
karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat

mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri pada
tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di
bawah kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan
dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut,
dubur dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Derajat Penyakit Demam Berdarah Dengue menurut WHO :
Derajat I:

Demam disertai gejala tidak khas dan satu satunya manifestasi

ialah uji tourniquet positif.


Derajat II:

Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau

perdarahan lain.
Derajat III:

Didapatkan kegagalan sirekulasi, yaitu nadi cepat dan lambat,

tekanan mulut, kulit dingin atau lembab dan penderita tampak gelisah.
Derajat IV: Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.

E. MASA INKUBASI
Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari. Demam berdarah umumnya lamanya sekitar
enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa
5

demam. Secara klinis jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril. Sesudah
masa tunas atau inkubasi selama 3-15 hari orang yang tertular dapat mengalami atau
menderita penyakit DBD.
F. PENULARAN
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti/Aedes albopictus
betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam
berdarah lain. Nyamuk /Aedes aegypti/ berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering
menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam
berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di
lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah
tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat
pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.
G. PATOGENESIS
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama
mungkin memberi gejala sebagai demam dengue. Reaksi yang amat berbeda akan tampak
bila seseorang mendapat infeksi yang berulang dengan tipe virus dengue yang
berlainan.2,3,5
Hipotesis infeksi sekunder menyatakan bahwa demam berdarah dengue dapat
terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali mendapat infeksi berulang
dengue lainnya. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi amnestif antibodi yang
akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limsofit
dengan menghasilkan titik tinggi antibodi Ig G antidengue.2,3,5
Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam limsofit yang
bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini akan
mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen antibodi (virus antibody complex)
yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen pelepasan C3a dan C5a
akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitis dinding pembuluh
darah dan merembesnya plasing dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular.2,3,5
H. PENYEBARAN
6

Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953.
Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan
jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke
beberapa propinsi di Indonesia, denganjumlah kasus sebagai berikut :

Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.234
orang.
Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 1.414
orang (terjadi ledakan)
Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.
Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai 26.015
orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

2.5. PATOGENESIS

Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
pertama mungkin memberi gejala sebagai demam dengue. Reaksi yang amat
berbeda akan tampak bila seseorang mendapat infeksi yang berulang dengan
tipe virus dengue yang berlainan.2,3,5

Hipotesis infeksi sekunder menyatakan bahwa demam berdarah dengue dapat


terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali mendapat infeksi
berulang dengue lainnya. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi
amnestif antibodi yang akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan
proliferasi dan transformasi limsofit dengan menghasilkan titik tinggi antibodi
Ig G antidengue.2,3,5

Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam limsofit yang
bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini
akan mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen antibodi (virus
antibody complex) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem
komplemen pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan
peningkatan permeabilitis dinding pembuluh darah dan merembesnya plasing
7

dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular.2,3,5


I.
J.

PENCEGAHAN
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk /Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. Sebagai contoh:
Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah
dan lain sebagainya.
2. Biologis. Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air
seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu
menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus seperti
memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan
repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala,dll sesuai dengan
kondisi setempat.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana

menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
B. SARAN
1. Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus
dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
2. Early Warning Outbreak Recognition System (EWORS) perlu dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna.
3. Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah DBD.

DAFTAR PUSTAKA
Fachrizal, Achmad, dkk. Pemberdayaan Siswa Pemantau Jentik (Wamantik) Sebagai
Upaya Pencegahan Kejadian Luar Biasa (Klb) Demam Berdarah Dengue. Jurnal
PKMM-3-7-1.

10

Marini, Dina. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Mengenai DBD
pada Keluarga di Kelurahan Padang Bulan Tahun 2009. Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Sitorus, Rotua Sumihar. 2009. Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit
Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Medan Johor Kota Medan Tahun 2009.
Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara.
Sukowinarsih, Tur Endah dan Widya Harry Cahyati. 2010. Hubungan Sanitasi Rumah
Dengan Angka Bebas Jentik Aedes Aegypti Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sekaran Kota Semarang. Jurnal KEMAS - Volume 6 / No. 1 / Juli - Desember 2010.
Suyasa, I N Gede, dkk. 2008. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku
Masyarakat dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD) di
Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal ECOTROPHIC 3 (1) : 1 6
http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah
http://ginaseptiani.wordpress.com/2009/04/25/demam-berdarah-dengue-masalah-dancara-penanggulangannya/
http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd.html
http://www.blogdokter.net/2008/06/27/demam-berdarah-dengue/
http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/demam-berdarah-denguedbd.html
http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm
http://organisasi.org/penyakit-demam-berdarah-dengue-dbd-pengertian-penyabab-gejaladbd
http://www.drjaka.com/2010/03/demam-berdarah-dengue-etiologi-dan.html
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/demam-berdarah-dengue/
http://alfredsaleh.wordpress.com/2006/10/10/penyakit-demam-berdarah/

11

Anda mungkin juga menyukai