Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN PASCA RUMAH SAKIT


DI RUANG KEMUNING LANTAI 5 RSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:


Tiara Dwinda P
Rika Riyanti T
Ratu Irbath K S
Nurul Fatimah S
Irma Lusiana S
Ipah Saripah
Nardi
Siti Hanifah R F
Laksmita S S

220112160061
220112160082
220112160087
220112160094
220112160099
220112160101
220112160111
220112160112
220112160125

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXII


STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(PENDIDIKAN KESEHATAN)

Judul

: Pencegahan Infeksi di Rumah Pada Pasien Pasca Operasi

Sasaran

: Keluarga Pasien di Ruang Kemuning Lt.5 RSUP Hasan Sadikin Bandung

Hari/tgl

: Selasa, 1 November 2016

Pelaksana

: Kelompok 4 Stase KMB PPN 32 UNPAD

Waktu

WIB

TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga pasien memahami bagaimana
merawat luka bekas operasinya, sehingga pasien dan keluarga mampu mengantisipasi dan
menjaga lukanya agar cepat mambaik dan terhindar dari infeksi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan individu selama 1x60 menit, keluarga
pasien diharapkan dapat :
a. Memahami perawatan luka di rumah pada pasien pasca operasi
b. Memahami tanda dan gejala infeksi
c. Mengetahui cara pencegahan infeksi
MATERI
1. Merawat luka di rumah pada pasien pasca operasi
2. Tanda dan gejala infeksi
3. Cara pencegahan infeksi
METODE

Ceramah dan Tanya Jawab

Demonstrasi

MEDIA

Leaflet

RENCANA KEGIATAN
NO.
1

WAKTU
Sehari sebelum

KEGIATAN PENDIDIKAN
Kontrak waktu dengan pasien

pendkes dimulai

KEGIATAN PESERTA
1. Pasien dibebaskan
menentukan waktu
dimulainya pendidikan

10 menit sebelum
pendidikan
kesehatan dimulai

1. Pre test (5 soal)


Apa yang diketahui tentang

kesehatan
1. Pasien mengerjakan
pretest (10 menit)

perawatan luka di rumah pada


pasien pasca operasi ?
Apa yang pasien ketahui tentang
infeksi?
Infeksi biasanya penyebabnya
apa? (min 2)
Apa ciri-ciri infeksi? (min 2)
Bagaimana cara mencegah

Pendahuluan 5

infeksi?
Pembukaan :

menit

1. Mengucapkan salam dan

1. Menjawab salam dan

memperkenalkan diri

memfokuskan perhatian

2. Menjelaskan kontrak waktu

pada pembawa acara.

dan mekanisme kegiatan

2. Mendengarkan kontrak

3. Menyampaikan tujuan dan

pembelajaran

maksud dari penyuluhan

3. Mendengarkan tujuan

4. Menyebutkan materi

dari penyuluhan

penyuluhan yang akan diberikan 4. Mendengarkan materi


penyuluhan
4

Kegiatan inti 20

Pelaksanaan :

menit

1. Menggali pengetahuan dan

1. Memberikan pendapat

pengalaman sasaran

2. Mendengarkan dan

penyuluhan mengenai

memperhatikan

perawatan luka di rumah pada

3. Peserta mengajukan

pasien pasca operasi

pertanyaan tentang materi

2. Menjelaskan materi :

yang kurang dipahami

Merawat luka di rumah pada

4. Mendengarkan,

pasien pasca operasi

memperhatikan, dan

Pengertian infeksi

dapat memahami

Tanda dan gejala infeksi

penjelasan.

Pemberian nutrisi pada


pasien pasca operasi

3. Memberikan kesempatan
untuk peserta mengajukan
pertanyaan untuk materi yang
belum di pahami
4. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh sasaran
5

Penutup 5 menit

penyuluhan
Evaluasi :
1. Post test (kembali menjawab
pertanyaan seperti pada pre tes)
2. Menanyakan kembali materi
yang telah disampaikan
3. Penyuluh menyimpulkan
materi yang sudah disampaikan
4. Ucapan terima kasih
5. Salam

1. Para peserta menjawab


pertanyaan yang
diberikan penyuluh
2. Para peserta
mendengarkan
kesimpulan materi yang
disampaikan

PENGORGANISASIAN
Penyaji

: Nurul F S, Ipah Saripah, dan Ratu Irbath K S

Moderator

: Laksmita S

Observer dan Notulen : Siti Hanifah R F dan Tiara Dwinda


Fasilitator

: Rika Riyanti, Irma Lusiana S, dan Nardi

Pembimbing

: Urip Rahayu, M.Kep. dan Nandang Mustari, S.Kep., Ners.

JOB DESKRIPSI
1. Penyaji

: Menyampaikan materi tentang perawatan luka di rumah pada pasien pasca


operasi kepada peserta penyuluhan

2. Moderator : Memandu jalannya penyuluhan


3. Observer

: Memandu jalannya penyuluhan

4. Notulen

: Mencatat pertanyaan dan jawaban selama penyuluhan berjalan

5. Fasilitator : Memotivasi peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan


EVALUASI
1. Evaluasi Isi
a. Seluruh materi tersampaikan kepada peserta
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai rundown
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description
3. Evaluasi Hasil
a. 90% peserta hadir mengikuti penyuluhan
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan
c. Ada peningkatan skor pre test dan post test minimal 75%

MATERI PENYULUHAN
Pencegahan Infeksi di Rumah Pada Pasien Pasca Operasi
1.1 Merawat luka pasca oprasi
Perawatan luka pasca oprasi tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, perawatan luka
harus dilakukan oleh pelayanan kesehatan seperti puskesmas, home care, rumah sakit,
dokter ataupun klinik. Sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka pasca
oprasi. Adapun pengertian dari infeksi yaitu masuknya bakteri atau kuman ke dalam
tubuh dan jaringan yang terjadi pada individu. Infeksi luka post operasi bias terjadi 2-11
hari setelah post operasi di tandai dengan: kemerahan (rubor), bengkak (tumor),
nyeri(dolor), panas dan demam (color) (Mayo j morison, 2003).

1.2 Tanda dan gejala infeksi

Merasa panas pada daerah luka atau suhu badan panas

Merasa sakit atau nyeri pada daerah luka

Ada kemerahan pada kulit di daerah luka

Terjadi bengkak pada daerah luka

Gangguan fungsi gerak pada daerah luka

Luka berbau tidak sedap

Terdapat cairan nanah pada luka

Penyebab infeksi antara lain :

Adanya benda asing atau jaringan yang sudah mati di dalam tubuh

Luka terbuka dan kotor

Gizi buruk

Daya tahan tubuh lemah

Mobilisasi terbatas atau kurang gerak

1.3 Cara Pencegahan Infeksi


Terdapat beberapa cara untuk mencegah infeksi diantaranya:
1. Mandi 2 kali sehari, daerah yang terbalut luka jangan sampai terkena air atau basah
karena dapat meninkatkan kelembaban pada kulit yang terbungkus sehingga dapat
menjadi tempat berkembang biak kuman dan bakteri. Makanan yang dibutuhkan
makanan yang mengandung protein atau tinggi kalori tinggi protein (TKTP).
Makanan yang mengandung protein misalnya : susu, telur, madu, roti, ikan laut,
kacang-kacangan.
2. Ganti balutan minimal satu kali sehari, mencuci tangan sebelum dan sesudah
mengganti balutan, alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengganti balutan
harus dalam keadaan steril atau bersih, minum obat sesuai anjuran misalnya obat
antibiotic untuk mencegah infeksi. Adapun alat, cara perawatan luka dan hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
ALAT-ALAT PERAWATAN LUKA

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Peralatan tidak steril


Gunting perban
Plester
Alkohol 70% dalam tempatnya
Bensin dalam tempatnya
Bengkok
Kain pembalut atau verband
Alat-alat desinfektan dalam

Seperangkat peralatan steril

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pinset anatomi
Pinset chirurgi
Gunting lurus
Kapas lidi
Kasa steril
Kasa penekan
Kom kecil

tempatnya (misalnya bethadin solution)


h. Alat luka sesuai kebutuhan
CARA-CARA PERAWATAN LUKA
a. Cuci tangan sebelum melakan tindakan
b. Lepaskan verban/balutan dengan cara menyentuh bagian luarnya saja. Jika
kotor, pergunakan pinset.
c. Jika verban/balutan menempel pada luka, basahi dengan larutan NaCl atau
garam, buka kalau sudah longgar.
d. Buang verban/balutan yang kotor ke dalam kantong tahan air untuk dibakar.
e. Bersihkan luka dengan hati-hati dengan obat anti kuman dari dokter atau rumah
sakit.
f. Sarung tangan bebas kuman atau atau pinset bebas kuman dapat dipakai untuk
memegang gumpalan kasa.
g. Mulai dari atas atau dekat dengan luka dan terus makin keluar.
h. Buang kasa atau kapas yang digunakan untuk membersihkan setiap kali sekali
mengusap luka itu.
i. Tutup luka dengan verban/balutan bebas kuman, dengan memakai sarung
tangan bebas kuman, pinset bebas kuman atau hanya disentuh disebelah luar,
eratkan verban/balutan dengan plester.
j. Cuci tangan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
a. Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih
(1000C) dan ditunggu antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari
logam, kaca dan karet.
b. Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas air (sebaiknya dibawah air
mengalir) untuk menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam
didalam larutan desinfektan sekurang-kurangnya dua jam. Khusus peralatan
yang telah dipergunakan pada pasien berpenyakit menular, harus direndam
sekurang-kurangnya 24 jam.
c. Dibutuhkan verband steril dan kering untuk jangka waktu tertentu
d. Jaga jangan sampai luka tergesek-gesek oleh pakaian.
e. Langsung hubungi dokter jika tempat atau lokasi bekas luka terlihat
membangkak, demam tinggi, nyeri hebat, dan pengeluaran nanah yang
berlebih.

3. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi


penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang
memiliki sedikit pembuluh darah). Pada orang-orang yang gemuk penyembuhan luka
lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama
untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus.
Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan
pernapasan kronik pada perokok. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan
vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan
luka.
4. Terdapatnya bekuan darah yang besar pada luka menyebabkan tubuh memerlukan
waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan
luka.
5. Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya
suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin,
jaringan selmati dan lekosit (seldarahmerah), yang membentuk suatu cairan yang
kental yang disebut dengan nanah (Pus).
6. Balutan pada luka terlalu ketat menyebabkan penurunan suplai darah pada bagian
tubuh(Iskemia).
7. Diabetes (gula darah yang tinggi) menyebabkan nutrisi tidak dapat masuk kedalam
sel. Akibatnya akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh.

Selain itu adapula nutrisi yang dapat membantu dalam penyembuhan luka diantaranya:
1. Karbohidrat
Sebagai bagian dari proses penyembuhan tubuh memasuki fase hipermetabolik, di
mana ada peningkatan permintaan untuk karbohidrat. Aktivitas selular didorong oleh

adenosintrifosfat (ATP) yang berasal dari glukosa, menyediakan energy untuk respon
inflamasi terjadi. Oleh karena itu, dalam rangka untuk memperbaiki hipoalbuminemia,
karbohidrat diperlukan serta protein. Jika intake karbohidrat berkurang maka tubuh akan
memecah protein untuk dijadikan kalori. Jika ini terjadi maka akan mengganggu fungsi
utama protein sebagai pembentuk jaringan baru pada luka
2. Protein
Whey protein dan asam amino yang terdapat di dalam whey protein adalah dasar
untuk membentuk kulit baru dan memperbaiki sel yang rusak.Whey protein terdiri dari
empat pecahan protein mayor dan enam pecahan protein minor. Empat pecahan protein
mayor tersebut adalah beta-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, bovine serum albumin dan
immunoglobulin. Masing-masing dari keempat pecahan protein tersebut mempunyai efek
pencegah penyakit yang sangat penting bagi tubuh manusia. Karena itulah, whey protein
sering diproduksi sebagai suplemen untuk memacu pertumbuhan otot dan mempercepat
proses penyembuhan Sumber bahan makanan: keju, dan jenis-jenis kacang
3. Albumin
Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total
plasma protein, dengan nilai normal 3,5 5,5 g/dl Hipoalbumin sering dijumpai pada
pasien dengan prabedah, masa recovery atau pemulihan setelah tindakan operasi
ataupun dalam proses penyembuhan. Sumber bahan makanan :putih telur, ikan gabus.
4. Lemak
Sebagai pelarut vitamin (A, D, E dan K), sebagai pembentuk struktur membrane
sel dan fungsi (sintesis sel baru). Di jumpai dalam asam lemak esensial (ALE) yaitu
Linolenac dan linoleac (omega 3 dan omega 6). Sumber makanan: alpukat, tuna, salmon.
5. Vitamin

Vitamin A juga terlibat dalam silang kolagen dan proliferasi sel epitel.

B-Kompleks vitamin adalah co-faktoratau co-enzim dalam berbagai fungsi


metabolisme yang terlibat dalam penyembuhan luka, terutama dalam rilis energy dari
karbohidrat.

Vitamin C memiliki peran penting dalam sintesis kolagen, dalam pembentukan


ikatan antara helai serat kolagen, membantu memberikan kekuatan ekstra dan
stabilitas. Ada banyak bukti yang menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk
vitamin C selama cedera, stresdan sepsis, tetapi tidak ada bukti bahwa dosis mega
meningkatkan hasil klinis (Gray dan Cooper 2001).

Vitamin K adalah terlibat dalam pembentukan trombin, dan kekurangan dengan


adanya luka dapat menyebabkan hematoma.

6. Mineral

Seng/zinc dibutuhkan untuk sintesis protein dan juga merupakan co-faktor dalam
reaksi enzimatik. Ada peningkatan permintaan untuk seng selama proliferasi sel dan
sekresi protein. Seng juga memiliki efek penghambatan pada pertumbuhan bakteri,
dan terlibat dalam respon imun. Sumber makanan: daging merah(sapi, kambing) ikan
dan hasil laut, kacang-kacangan, susu.

Zat Besi/Fe adalah co-faktor dalam sintesis kolagen, jika terjadi defisiensi femaka
berpengaruh terhadap penundaan penyembuhan luka. Tembaga juga terlibat dalam
sintesis kolagen. Sumber makanan : ikan dan hasil laut, daging merah, kacang, telur (
dalam penyerapannya diperlukan vitamin c , dan menghindari asupan tannin dan
cafein).

DAFTAR PSUTAKA
Braga M, Gianotti L, Gentelini O, Liotta S, Di Carlo V. Feeding the gut early after digestive
surgery : results of a nine year experience. Clinical Nutrition,2002;21(1),59-65

Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S, PedomanTindakanMedikdanBedah, EGC


Jakarta 2000
Kaplan NE, Hentz VR, Emergency Management of Skin and Soft Tissue Wounds, An Illustrated
Guide, Little Brown, Boston, USA, 2003.
Karnadihardja W. Perioperative care of the critically ill surgical patient. Perioperative Course.
KolegiumIlmuBedahkolegiumAnestesiologidanReanimasi Indonesia.Jakarta.2005
Mazaki T, Ebisawa K. Enteral versus parenteral nutrition after gastrointestinal surgery: A
systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials in the English
literature. J Gastrointest Surg. 2008;12,739-755
Oswari E, Bedahdanperawatannya, Gramedia, Jakarta, 2004.
Saleh M, Sodera VK, IlustrasiIlmuBedah Minor, BinarupaAksara, Jakarta 2005
Singh K. Nutritional support for the surgical patient. Available at :www.sgrh.com. Accesed on
October 20,2008
Zachary CB, Basic Cutaneous Surgery, A Primer in Technique, Churchill Livingstone, London
GB, 2003.

Anda mungkin juga menyukai