Anda di halaman 1dari 2

Samokari, Elisabeth

Sec A

GAMBARAN SANITASI DASAR KANTIN DAN TINGKAT KEPADATAN


LALAT PADA KANTIN SEKOLAH ADVENT UNKLAB AIRMADIDI.
Pendahuluan
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor tersebut, di negara yang sedang berkembang,
faktor perilaku dan faktor lingkungan mempunyai peranan yang sangat besar disamping faktorfaktor lainnya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Sanitasi lingkungan
merupakan satu dari keempat factor yang mempengaruhi derajat kesehatan, oleh sebab itu kantin
sekolah pun perlu diperhatikan sanitasi dasarnya dalam menekan pengembang biakan bibit
penyakit lewat vektor.
Penelitian tentang sanitasi rumah makan di wilayah kota Gorontalo menunjukkan sebanyak 13
rumah makan (34.2%) memiliki sarana pembuangan sampah yang tidak baik (Prasetya, 2010)
Hasil observasi yang telah dilakukan ternyata ditemukan bahwa ada penjamah makanan yang
memiliki kuku panjang dan kotor, selain itu penjamah makanan pun tidak mencuci tangan
setelah memegang alat makan yang kotor maupun bahan mentah. dengan demikian hasil
penelitiannya yaitu ada hubungan antara pengolahan makanan dengan angka kuman ikan bawel
bakar. Selain itu berdasarkan rasio prevalens sebesar 7 yang berarti pengolahan makanan yang
buruk akan terkena kontaminasi angka kuman melebihi ambang batas 7 kali lebih besar
dibanding dengan perilaku penjamah yang baik (Suryani 2013).
Beberapa penelitian yang menunjang yaitu oleh Ardhiana (2011) menyebutkan bahwa sarana
sanitasi dasar dan tingkat kepadatan lalat di kantin SMA kecamatan Medan Barat Kota Medan
masih belum memenuhi syarat, karena dari 8 kantin di 8 SMA, hanya satu yang memenuhi syarat
dalam hal pengelolaan sampah (Ardhiana, 2011).
Sebagaimana diketahui bahwa lalat merupakan salah satu vektor penyakit pada system
pencernaan yang memiliki tempat perindukan di tempat-tempat sampah, bahwa ada hubungan
antara sarana tempat sampah dengan kejadian diare pada balita. Ada 75% responden yang
memiliki personal hygiene kurang baik memiliki balita dengan riwayat diare (Mafazah, 2013).
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan salah satu yang termasuk dalam cakupan
program pembinaan siswa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan.
ada 2 kantin (25%) yang tidak mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah. Sedangkan 6
kantin (75%) mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.
Demikian pula SMP di Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan menjadi bagian di
dalamnya yaitu mengenai sanitasi kantin sekolah yang termasuk dalam kegiatan pembinaan
siswa untuk penyehatan jasmani. Ada 5 SMP di Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa
Selatan, dengan total kantin sebanyak 8 buah kantin sekolah.
Perihal sanitasi kantin di seluruh Indonesia yang masih belum memenuhi syarat kesehatan serta
masih meragukannya sanitasi kantin yang ada di kota Manado membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang serupa.

Samokari, Elisabeth
Sec A

BAHAYA MIE INSTAN

Pendahuluan
Semakin berkembangnya zaman dan semakin tingginya tekhnologi manusia. Membuat
manusia selalu disibukkan setiap harinya, bahkan banyak diantara mereka yang sampai
melupakan salah satu kebutuhan pokok mereka yang sangat penting dalam kehidupan mereka.
Makan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat pokok dalam kehidupan manusia. Namun,
dengan kesibukkan yang mereka lakukan mereka selalu berupaya dalam melakukan sesuatu
dengan serba instan atau cepat.
Begitupun dengan makannya, manusia cenderung memakan makanan yang serba instan.
Salah satunya adalah mi instan. Bahkan ada sebagian dari mereka yang menjadikan mi sebagai
makanan pokok mereka sehari-hari ataupun sebagai pengganti makanan jika mereka berada di
suatu daerah yang mana mereka tidak menyukai makanan di daerah tersebut, sehingga mereka
menggantinya dengan mi instan.
Bahkan ada juga beberapa diantara mereka yang sudah menjadikan mi instan sebagai
makanan sehari-hari dari kecil dan ada juga yang menjadikan sebagai makanan utama dalam
keluarga mereka.
Mi instan yang beredar saat ini, ternyata cukup membahayakan telah diketahui bahwa permukaan mi
instan dilapisi oleh lilin inilah kenapa mi tidak pernah lengket satu sama lain. Lilin ini sangat
membahayakan kesehatan tubuh,karena tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin ini, yakni
sekitar dua kali, jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit
kanker sangatlah tinggi misalnya: kanker hati, usus atau leukemia. Tak hanya lilin mi instan. Bumbunya
pun yang mengandung banyak zat aditif seperti MSG yang bisa menjadi pemicu kanker dalam tubuh
banyak kasus nyata tentang orang yang sakit dan diduga disebabkan karena terlalu banyak
mengkomsumsi mi instan. Karena itu, sebaiknya anda pun mulai mengurangi mengkomsumsi makanan
ini.
Mengkomsumsi mi instan terus menerus sama dengan menumpuk zat-zat kimia berbahaya dalam
tubuh dan efeknya bisa merusakkan sel-sel jaringan otak. Akibatnya, akan terjadi penurunan transmisi
sinyal dalam otak. Selain itu, kerusakan jaringan sel otak ini. Juga akan memicu penyakit-penyakit lain.
Seperti Stroke atau kelumpuhan.

Anda mungkin juga menyukai