: Riva Listiani
Nim
: 101314004
Kelas
:B
Kelompok
:V
Makassar,
Mei 2013
Koordinator Asisten
Asisten
M. Risal
Andi Nursanti
Mengetahui,
Dosen Penanggungjawab
A. Judul Percobaan
Kalium bikromat.
B. Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengetahui cara mensintesis kalium bikromat dari senyawa-senyawa
penyusunnya.
2. Mengetahui warna dan bentuk dari kristal kalium bikromat.
C. Landasan Teori
Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang senyawa koordinasi disebut
kimia koordinasi. Sifat-sifat senyawa koordinasi dapat diprediksi dari sifat ion
pusatnya, Mn+, dan ligan, L1, L2, ... dst. Hal yang sangat spesifik dari senyawa
kompleks adalah adanya spesies bagian dari senyawa itu yang tidak berubah baik
dalam padatan maupun dalam larutan, walaupun sedikit ada disosiasi. Spesies
tersebut dapat berupa nonionik, kation atau anion, bergantung pada muatan
penyusunnya. Jika bermuatan maka spesies itu disebut ion kompleks atau lebih
sederhana disebut spesies kompleks (Ramlawati, 2005 : 1).
Senyawa kompleks dapat merupakan senyawa kompleks netral seperti
[Ni(CO)4] atau senyawa kompleks ionik seperti [Ag(NH3)2]NO3. Senyawa
kompleks ionik terdiri atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Dalam
senyawa kompleks ionik salah satu dari ion tersebut atau keduanya dapat
merupakan ion kompleks (Effendy, 2011 : 3).
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun atas satu atom
pusat yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul netral. Anion atau
molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut
dengan ligan (Ramlawati, 2005 : 1). Bentuk ion kompleks juga dipengaruhi oleh
jumlah ligan, jenis ligan, dan jenis kation logam transisi. Secara umum bentuk ion
kompleks dapat ditentukan melalui bilangan koordinasi (Wirma, 2012 : 2).
Kromium merupakan logam masif, berwarna putih perak, dan lembek. Jika
murni dengan titik leleh kira-kira 19000C dan titik didih kira-kira 26900C. Logam
ini sangat tahan terhadap korosi, karena reaksi dengan udara menghasilkan lapisan
kromium (III) oksida yang bersifat pori-pori sehingga mampu melindungi logam
yang terlapisi dari reaksi lebih lanjut. Oksida kromium bersama ion-ionnya yang
penting yaitu Cr2O3 hijau dan CrO3 merah tua. Kromium (IV) oksida mengadopsi
struktur rantai unit-unit tetrahedral CrO4 yang bersekutu pada salah satu titik
sudutnya (Sugiyarto, 2003 : 217).
Kromium adalah logam kristalin yang putih, melebur pada 1765 0C. Logam
ini larut dalam asam klorida encer atau pekat. Jika tak terkena udara, akan
terbentuk ion-ion kromium (II) :
Cr + 2H+
Cr + 2HCl
Cr2+ + H2
Cr2+ + 2Cl- + H2
4Cr3+ + 2H2O
Ion kromium (III) atau kromi (Cr3+) adalah stabil, dan diturunkan dari dikromium
trioksida (kromium trioksida), Cr2O3. Dalam larutan, ion-ion ini berwarna hijau
atau
lembayung.
Dalam
larutan
hijau,
terdapat
kompleks
Cr2O72-(aq) + 3H2O(l)
1 buah
b. Cawan porselin
2 buah
c. Batang pengaduk
1 buah
d. Pembakar spiritus
1 buah
e. Kaki tiga
1 buah
f. Kasa asbes
1 buah
g. Gelas ukur 10 mL
1 buah
h. Gelas ukur 50 mL
1 buah
i. Pompa vakum
1 buah
j. Corong buchner
1 buah
1 buah
l. Gelas arloji
2 buah
m. Tanur listrik
1 buah
n. Labu semprot
1 buah
o. Gegep kayu
1 buah
p. Pipet tetes
2 buah
q. Spatula
1 buah
2. Bahan
a. KOH (kalium hidroksida)
b. Cr2O3 (kromium (III) oksida)
c. KNO3 (kalium nitrat)
d. CH3COOH (asam asetat) glasial
e. Aquadest (H2O)
f. Korek
g. Es batu
h. Kertas saring whattman
E. Prosedur Kerja
1. Sebanyak 3,5 g kalium hidroksida dipanaskan sampai meleleh sempurna
di atas pembakar spiritus.
2. Sebanyak 2,5 g kromium (III) oksida dipanaskan di dalam tanur listrik
selama 30 menit pada suhu 6000C.
3. Kalium hidroksida yang meleleh ditambahkan ke dalam kromium oksida,
lalu ditambah 3,5 g kalium nitrat sambil dipanaskan sampai terbentuk
pasta kental.
4. Pasta kental didinginkan pada suhu kamar kemudian ditambahkan 30 mL
aquadest, diaduk sampai larut.
5. Larutan di atas dipanaskan selama 15 menit.
6. Larutan disaring dalam keadaan panas dengan menggunakan corong
buchner dibantu dengan pompa vakum.
7. Filtrat kemudian diuapkan di atas pembakar spiritus sampai jenuh, lalu
ditambahkan tetes demi tetes sebanyak 3 mL asam asetat glasial sampai
larutan berwarna pink.
8. Larutan jenuh didinginkan secara perlahan-lahan pada suhu kamar,
kemudian dalam wadah berisi es.
9. Larutan dan kristal disaring dengan menggunakan corong Buchner, dan
dicuci dengan air.
10. Kristal yang larut dalam filtrat direkristalisasi dengan menguapkan filtrat
sampai jenuh.
11. Larutan jenuh didinginkan pada suhu kamar, lalu didinginkan dalam air
es.
12. Kristal mulai terbentuk, disaring dengan menggunakan corong Buchner.
13. Kristal beserta kertas saring dipindahkan ke tempat/gelas arloji, lalu
kristal dikeringkan.
14. Kristal ditimbang.
F.
Hasil Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1.
2.
(III)
oksida
4.
5.
6.
Ditambah 30 mL aquadest
7.
8.
9.
kuning
Filtrat diuapkan
Larutan jenuh
10. Larutan
jenuh
tetes
demi
bening,
orange,
mulai
terbentuk kristal
11. Didinginkan
pada
suhu
kamar,
lalu Larutan
orange
kekuningan
orange
berupa
larutan
bening,
kristal
pada
suhu
kamar,
G. Analisis Data
Dik : Mr KOH
: 56 g/mol
Dit
Mr Cr2O3
: 152 g/mol
Mr KNO3
: 101 g/mol
Mr K2Cr2O7
: 294 g/mol
Massa KOH
: 3,5 g
Massa Cr2O3
: 2,5 g
Massa KNO3
: 3,5 g
Massa K2Cr2O7
: 0,1 g
: % rendemen = ..?
Peny :
mol KOH =
massa KOH
Mr KOH
mol Cr2O3 =
mol KNO3 =
massa Cr2 O 3
Mr Cr2 O 3
massa KNO3
Mr KNO3
3,5 g
56 g/mol
= 0,0625 mol
2,5 g
152 g/mol
= 0,0164 mol
3,5 g
101 g/mol
= 0,0346 mol
Reaksinya :
2 KOH + Cr2O3 + 2 KNO3
awal
2 K2CrO4 + H2O + 2 NO
0,0625
0,0164
0,0346
bereaksi 0,0164
0,0164
0,0164
0,0164
0,0182
0,0164
akhir
0,0461
2 K2CrO4 + 2 CH3COOH
mol K2CrO4
mol K2Cr2O7
mol K2CrO4
0,0164 mol
% rendemen =
0,1000 g
4,8216 g
100%
100%
= 2,07%
H. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan,untuk mensintesis kalium bikromat berdasarkan
reaksi oksidasi Cr oleh KOH. Kalium bikromat disintesis darikromium (III)
oksida, kalium hodroksida dan kalium nitrat. Kromium (III) oksida dipanaskan di
dalam tanur listrik pada suhu 6000C bertujuan agar ion Cr3+ lebih reaktif dan untuk
menghilangkan zat-zat pengotornya, dimana Cr2O3 dapat disintesis dari reaksi
reduksi-oksidasi disproporsionasi. Adapun KOH dipanaskan sampai meleleh.
Dalam kondisi lelehan ini maka kalium hidroksida berada dalam keadaan ionik
sehingga reaksi dengan Cr2O3 lebih mudah terjadi. Ketika KOH telah meleleh
sempurna maka ditambahkan Cr2O3 dan KNO3. Pada saat penambahan kromium
(III) oksida dan kalium nitrat api dimatikan untuk mencegah terjadinya letupanletupan sehingga lelehan tidak terpercik keluar. Cr2O3 berfungsi sebagai
penyumbang ion bikromat (Cr2O72-) setelah mengalami oksidasi, dan KOH serta
KNO3 sebagai pendonor atom K (kalium) pada pembentukan kalium bikromat.
Campuran selanjutnya dipanaskan kembali untuk mempercepat reaksi dan
diaduk agar campuran dapat homogen. Campuran yang homogen membentuk
pasta kental dididnginkan. Penambahan air dilakukan setelah pasta kental dingin
lalu dipanaskan kembali untuk mempercepat reaksi dan agar proses pelarutan
berlangsung lebih maksimal. Larutan disaring dalam keadaan panas menggunakan
corong Buchner untuk mencegah terjadinya kristalisasi pada kertas saring (jika
dalam keadaan dingin). Filtrat yang diperoleh berwarna kuning bening yang
merupakan kalium kromat dan endapan hijau pada kertas saring. Pada tahap ini
telah terjadi oksidasi dari Cr3+ menjadi Cr6+, adapun hijau adalah kromium (III)
Hidroksida, yaitu kromium (III) oksida yang telah teroksidasi. Reaksinya adalah :
K2CrO4 + Cr(OH)3 + NO
H2O
Cr3+
Cr6+
hijau
kuning
Cr2O72- + H2O
Kuning
orange
K2
Cr
Cr
O
tetrahedral
triklinik
Reaksi lengkap pembentukan kalium bikromat :
KOH + Cr2O3 + 2 KNO3
K2CrO4 + Cr(OH)3 + NO
2 K2CrO4 + 2 CH3COOH
kuning
orange
I. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil percobaan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa:
a. Kalium bikromat dapat disintesis berdasarkan reaksi oksidasi yang terjadi
antara kromium (III) oksida, kalium hidroksida, kalium nitrat dan air.
b. Kristal kalium bikromat berwarna orange,
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Tulis persamaan reaksi yang terjadi pada pembuatan kalium bikromat!
Jawab:
KOH + Cr2O3 + 2 KNO3
K2CrO4 + Cr(OH)3 + NO
2 K2CrO4 + 2 CH3COOH
b. Rendemen.
c. Pengamatan warna.
3. Berapakah kelarutan kalium bikromat dalam air?
Jawab:
Kelarutan kalium bikromat dalam air yaitu:
a. 5 g/100 mL pada suhu 0oC.
b. 102 g/100 mL pada suhu 100oC.