COM
Home
Jurnal
Terjemahan
Slide Presentasi
IG @Jasa_jurnal
Contact
reaksi
inflamasi
berkembang
melalui
beberapa
tahapan
(1) Agen penyebab, yang berlokasi di jaringan extraseluler berfungsi mengenali sel host dan
molekul. Leukosit dan protein plasma dibawa dari sirkulasi ke tempat dimana lokasi agen
penyebab.
(2) Leukosit dan protein kemudian diaktivasi dan bekerja bersama untuk menghancurkan dan
menghilangkan
substansi
penyebab.
(3)
Reaksi
(4)
Reaksi
(1)
di
kontrol
Kerusakan
inflamasi
Infeksi
dipicu
(bakteri,
dan
diterminasi.
jaringan
oleh
virus,
berbagai
jamur,
diperbaiki1.
rangsangan
parasit)
dan
(gambar
toksin
1)
bakteri
(2) Nekrosis jaringan mendatangkan inflamasi tanpa memperhatikan penyebab dari kematian
sel, proses iskemik akan menurunkan aliran darah (pada kasus myocard infark)
(3) Trauma atau cedera fisik dan trauma kimia (seperti cedera kebakaran atau kerusakan kulit
akibat
suhu
ekstrim,
radiasi
(terpapar
lingkungan
kimia)
(4) Benda asing (serpihan, kotoran,sutura) yang mungkin menimbulkan inflamasi untuk
dirinya sendiri atau karena cedera jaringan akibat trauma atau dari mikroba
(5) Reaksi imunitas (juga disebut hipersensitivitas) dimana reaksi secara normal sistem imun
melindungi
dari
kerusakan
pada
jaringan
individunya
sendiri.
Pengenalan dari agen penganggu adalah tahap pertama dari seluruh reaksi inflamasi. Sel dan
reseptor akan melakukan fungsi untuk mengenali banyak agen perusak sebagai adaptasi dari
organisme multiseluler terhadap keberadaan mikroba dalam lingkungan dan respon mereka
memicu untuk pertahanan organisme. Beberapa reseptor seluler dan protein dalam sirkulasi
mampu untuk mengenali mikroba dan produk dari kerusakan sel dan inflamasi.
(1)
Reseptor
seluler
untuk
mikroba
Reseptor cepat sel di membran plasma (untuk mikroba ekstraseluler), endosom (untuk
mencerna mikroba), dan sitosol (untuk mikroba intraseluler) yang terdapat di sel untuk
mengenali adanya benda asing pada kompartemen seluler. Reseptor ini berekspresi pada
berbagai tipe sel, meliputi sel epitel, sel dendrit, makrofag dan leukosit lainnya
(2)
Sensor
kerusakan
sel
Semua sel memiliki reseptor sitosolik yang mengenali berbagai molekul yang menyebabkan
kerusakan sel. Reseptor ini diaktivasi oleh kompleks sitosolik multiprotein yang disebut
inflammasome, yang meningkatkan produksi sitokin interleukin-1 (IL-1). IL-1 diambil oleh
leukosit
dan
kemudian
menstimulus
inflamasi.
(3)
Reseptor
seluler
lain
yang
terlibat
pada
inflamasi
Reseptor ini mengenali mikroba yang melapisi antibodi dan komplemen (proses melapisi ini
disebut opsonisasi) dan meningkatkan pencernaan dan destruksi mikroba pada inflamasi.
(4)
Protein
di
sirkulasi
Protein di sirkulasi disebut mannose-binding lectin mengenali gula pada mikroba dan
meningkatkan pencernaan mikroba dan aktivasi sistem komplemen. Protein lain disebut
collectin
yang
juga
berikatan
dan
melawan
mikroba.