Anda di halaman 1dari 3

JASAJURNAL .

COM

Home

Jurnal

Terjemahan

Slide Presentasi

IG @Jasa_jurnal

Contact

Mekanisme Terjadinya Inflamasi


Inflamasi adalah reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang merugikan misalnya mikroba dan
sel yang rusak (biasanya nekrosis), yang berupa respon vaskuler, migrasi dan aktivasi leukosit
serta reaksi sitemik. Gambaran umum inflamasi adalah reaksi pembuluh darah, yang
menyebabkan akumulasi cairan dan leukosit di jaringan ekstravaskuler. Respon inflamasi
berkaitan erat dengan proses perbaikan. Inflamasi berfungsi menghancurkan, mengencerkan
atau membatasi agen yang merugikan dan memicu terjadinya serangkaian proses yang mencoba
untuk
memulihkan
dan
mengantikan
jaringan
yang
rusak.
Inflamasi pada dasarnya adalah suatu respon protektif, dengan tujuan untuk menyingkirkan
organisme penyebab awal cedera (misalnya mikroba, toksin) dan konsekuensi cedera (misalnya
sel dan jaringan nekrotik). Tanpa inflamasi, infeksi akan terus berkembang, luka idak akan
pernah sembuh, dan organ yang cedera dapat menjadi luka yang terus bernanah1,2. Respon
inflamasi terdiri atas dua komponen utama yaitu reaksi vaskuler dan reaksi seluler. Reaksi
vaskuler dan seluler pada inflamasi diperantarai oleh mediator-mediator kimiawi yang berasal
dari protein plasma atau sel dan diproduksi sebagai respon terhadap rangsangan inflamasi.
Banyak jaringan dan sel yang terlibat dalam reaksi-reaksi ini, termasuk cairan dan protein
plasma, sel dalam darah, pembuluh darah serta konstituen seluler dan ekstraseluler dari
jaringan. Inflamasi akan berhenti apabila agen penyebab telah dieliminasi dan mediatormediator
yang
dilepaskan
telah
diuraikan
atau
disingkirkan.
Referat ini membahas tentang kejadian pada inflamasi akut serta mekanisme structural dan
molekuler yang mendasarinya, dan kemudian mengulas mediator-mediator yang memulai
proses
ini,
kemudian
tentang
gambaran
utama
inflamasi
kronis.
Tipe

reaksi

inflamasi

berkembang

melalui

beberapa

tahapan

(1) Agen penyebab, yang berlokasi di jaringan extraseluler berfungsi mengenali sel host dan
molekul. Leukosit dan protein plasma dibawa dari sirkulasi ke tempat dimana lokasi agen
penyebab.
(2) Leukosit dan protein kemudian diaktivasi dan bekerja bersama untuk menghancurkan dan
menghilangkan
substansi
penyebab.
(3)

Reaksi

(4)

Reaksi
(1)

di

kontrol

Kerusakan

inflamasi
Infeksi

dipicu
(bakteri,

dan

diterminasi.

jaringan

oleh
virus,

berbagai
jamur,

diperbaiki1.

rangsangan
parasit)

dan

(gambar
toksin

1)

bakteri

(2) Nekrosis jaringan mendatangkan inflamasi tanpa memperhatikan penyebab dari kematian
sel, proses iskemik akan menurunkan aliran darah (pada kasus myocard infark)
(3) Trauma atau cedera fisik dan trauma kimia (seperti cedera kebakaran atau kerusakan kulit
akibat
suhu
ekstrim,
radiasi
(terpapar
lingkungan
kimia)
(4) Benda asing (serpihan, kotoran,sutura) yang mungkin menimbulkan inflamasi untuk
dirinya sendiri atau karena cedera jaringan akibat trauma atau dari mikroba
(5) Reaksi imunitas (juga disebut hipersensitivitas) dimana reaksi secara normal sistem imun
melindungi
dari
kerusakan
pada
jaringan
individunya
sendiri.
Pengenalan dari agen penganggu adalah tahap pertama dari seluruh reaksi inflamasi. Sel dan
reseptor akan melakukan fungsi untuk mengenali banyak agen perusak sebagai adaptasi dari
organisme multiseluler terhadap keberadaan mikroba dalam lingkungan dan respon mereka
memicu untuk pertahanan organisme. Beberapa reseptor seluler dan protein dalam sirkulasi
mampu untuk mengenali mikroba dan produk dari kerusakan sel dan inflamasi.
(1)

Reseptor

seluler

untuk

mikroba

Reseptor cepat sel di membran plasma (untuk mikroba ekstraseluler), endosom (untuk
mencerna mikroba), dan sitosol (untuk mikroba intraseluler) yang terdapat di sel untuk
mengenali adanya benda asing pada kompartemen seluler. Reseptor ini berekspresi pada
berbagai tipe sel, meliputi sel epitel, sel dendrit, makrofag dan leukosit lainnya
(2)

Sensor

kerusakan

sel

Semua sel memiliki reseptor sitosolik yang mengenali berbagai molekul yang menyebabkan

kerusakan sel. Reseptor ini diaktivasi oleh kompleks sitosolik multiprotein yang disebut
inflammasome, yang meningkatkan produksi sitokin interleukin-1 (IL-1). IL-1 diambil oleh
leukosit
dan
kemudian
menstimulus
inflamasi.
(3)

Reseptor

seluler

lain

yang

terlibat

pada

inflamasi

Reseptor ini mengenali mikroba yang melapisi antibodi dan komplemen (proses melapisi ini
disebut opsonisasi) dan meningkatkan pencernaan dan destruksi mikroba pada inflamasi.
(4)

Protein

di

sirkulasi

Protein di sirkulasi disebut mannose-binding lectin mengenali gula pada mikroba dan
meningkatkan pencernaan mikroba dan aktivasi sistem komplemen. Protein lain disebut
collectin
yang
juga
berikatan
dan
melawan
mikroba.

Anda mungkin juga menyukai