DISUSUN OLEH :
Nuraisah Septiarini
NIM : 1112103000059
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan karunia yang
senantiasa tercurahkan kepada penulis. Segala kemudahan, kesehatan, dan kesemangatan
senantiasa dilimpahkan oleh-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
penelitian ini. Tidak lupa, shalawat serta salam penulis haturkan ke jungjungan Nabi
Besar Muhammad SAW serta keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi suri
tauladan bagi penulis. Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa banyak sekali
pihak yang turut memberikan bantuan serta dukungan. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Arif Sumantri SKM Mkes selaku dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K), SH, Maftuhah, M.Kep, Ph.D, dan Fase
Badriah, SKM, Mkes, Ph.D selaku pembantu dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. dr. Achmad Zaki, SpOT, M.Epid selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. dr. Yanti Susianti, Sp. A (K) selaku pembimbing 1 yang telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan motivasi dan semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. dr. Achmad Luthfi, Sp. B-KBD selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi saran dan kritik dalam membantu penulis
menyelesaikan penelitian ini.
5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS FACS dan dr. Flori Ratna Sari, PhD selaku
penanggung jawab riset PSPD 2012 yang telah memfasilitasi penulis untuk
melakukan penelitian ini.
6. Mama dan Papa atas doa, dukungan, motivasi, saran yang tidak pernah berhenti
diberikan untuk penulis baik untuk penelitian ini maupun segala studi yang
sedang penulis jalani.
7. Mbak Ima dan Oki yang selalu membuat semangat kembali ketika penulis sedang
mengalami fase jenuh terhadap penelitian ini.
8. Teman-teman sekelompok, Safira dan Fajr, yang sudah memberikan waktunya
untuk mengerjakan penelitian ini bersama-sama dan selalu memberikan semangat
ketika penulis sedang depresi.
9. Seluruh penghuni Rumah Kontrakan Puri Laras 2, Adlina Zahra, Imtiyazi Nabila,
Arvionita Utami, Sarah Attauhidah, dan Aiefa Asyifa yang sudah membantu
saya.
10. M. Zikri dan Lulu Zakiah yang mulai dari perancangan judul hingga sampai
sebelum mengolah data sudah memberikan pelajaran yang berharga untuk saya.
11. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 tersayang yang tidak pernah berhenti
memberikan semangat untuk selalu berjuang belajar disini. Semoga setelah tiga
tahun bersama membuat kekompakan ini semakin erat hingga menjadi dokter
nanti.
Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis berharap mendapatkan saran dan
kritik demi kebaikan di kemudian hari. Demikian laporan penelitian ini penulis susun,
semoga dapat memberikan manfaat di dunia dan akhirat.
Nuraisah Septiarini
vi
ABSTRAK
Nuraisah Septiarini. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Status
Gizi dan Asupan Protein pada Anak Usia 13-15 Tahun di Madrasah
Pembangunan Tsanawiyah Ciputat 2015
Latar Belakang: Angka prevalensi gizi kurang dan buruk di Indonesia dari hasil
riskesdas 2013 adalah sebesar 11,1%, angka ini naik dari hasil riskesdas 2010
yang menyatakan bahwa prevalensi gizi kurang dan buruk di Indonesia adalah
sebesar 10,1%. Asupan nutrisi protein yang kurang menjadi salah satu faktor
status gizi buruk.
Metode: Penelitian ini memakai pendekatan potong lintang dengan sampel
sebanyak 52 dan bertempat di Ciputat. Pengambilan sampel memakai random
sampling. Kuisioner yang dipakai adalah Food Frequency Questionnaire.
Pengukuran antropometri menggunakan timbangan dan alat ukur tinggi badan
digital bermerek SECA. Hasil data diolah menggunakan SPSS 21.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan status gizi terbanyak untuk anak Madrasah
Pembangunan Tsanawiyah Ciputat adalah status gizi baik. Asupan protein anak
Madrasah Pembangunan tergolong kurang.
Saran: Disarankan untuk lebih sering memakan makanan sumber protein seperti
ikan, tahu, dan tempe.
Kata Kunci : Status Gizi, Asupan Protein, Madrasah Pembangunan Tsanawiyah
Ciputat
ABSTRACT
Nuraisah Septiarini. Physician Education Courses. Description of Nutritional
Status and Protein Intake of Children Aged 13-15 Years in Madrasah
Pembangunan Tsanawiyah, Ciputat 2015.
Background: The prevalence of malnutrition and severe malnutrition in
Indonesia according to Riskesdas 2013 was 11.1%, the result has increased from
riskesdas 2010 which states that the prevalence of malnutrition and severe
malnutrition in Indonesia is 10.1%. Nutritional intake is one factor that
contributes to malnutrition and severe malnutrition status.
Methods: The study used cross sectional approach with a sample of 52 in Ciputat.
Samples were put on random sampling. Questionnaire used is the Food
Frequency Questionnaire. Anthropometric measurements using scales and height
measuring devices branded digital SECA. The data were analyzed using SPSS 21.
Results: The results showed the nutritional status of children at Madrasah
Pembangunan Tsanawiyah is a normal nutritional status. Protein intake is less
than normal intake among children.
Suggestion: It is recommended to eat more frequent food sources of protein such
as fish, tofu, and tempeh.
Keywords: Nutritional status, intake of protein, Madrasah Pembangunan
Tsanawiyah Ciputat.
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................
1.4.1 Manfaat untuk Masyarakat ............................................................. 4
1.4.2 Manfaat untuk Institusi Pendidikan .............................................. 4
1.4.3 Manfaat untuk Peneliti ................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Protein ........................................................................................................ 5
2.2
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi asam amino menurut esensial, esensial bersyarat, dan
tidak esensial ..................................................................................... 5
Tabel 2.2 Jenis asam amino .............................................................................. 6
Tabel 2.3 Nilai protein berbagai bahan makanan ............................................. 11
Tabel 2.4 Kategori Indeks Massa Tubuh Menurut Asia Pasifik ....................... 13
Tabel 2.5 Kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000 untuk menentukan
status gizi .......................................................................................... 14
Tabel 2.6 Klasifikasi status gizi menurut indikator IMT/U ............................. 15
Tabel 2.7 Definisi Operasional ......................................................................... 20
Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan umur . 27
Tabel 4.2 Sebaran Berat Badan dan Tinggi Badan .......................................... 27
Tabel 4.3 Sebaran subyek berdasarkan klasifikasi indikator status gizi .......... 28
Tabel 4.4 Sebaran subyek berdasarkan asupan protein .................................... 28
Tabel 4.5 Tabel korelasi status gizi dan asupan protein.................................... 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
xi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1
Kerangka Teori....................................................................... 18
Bagan 2.2
Bagan 3.4.2
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
CDC
BB/PB
BB/TB
BB/U
FFQ
NCHS
IMT/U
ISPA
Riskesdas
TB/U
WHO
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi, yang dalam bahasa Inggris disebut nutrition, berasal dari bahasa
Arab ghidza yang artinya adalah makanan, sedangkan menurut dialek Mesir, gizi
dibaca ghizi. Gizi (nutrisi) adalah suatu proses organisme hidup mendapatkan dan
menggunakan makanan untuk menyokong keberadaan mereka. Di dalam nutrisi
terdapat berbagai macam nutrien yang beraneka ragam pula fungsinya.
Secara tradisional definisi nutrien adalah zat yang terkandung dalam suatu
makanan yang dibutuhkan atau digunakan oleh tubuh sebagai energi, struktur,
regulasi, atau reaksi kimia.1 Sebagai contoh, karbohidrat dan protein menyediakan
energi sebagai bahan bakar untuk aktivitas tubuh kita. Kalsium dan fosfor adalah
zat yang penting untuk tulang dan gigi kita, dan vitamin-vitamin yang sangat
esensial untuk reaksi kimia melindungi sel-sel dari efek kerusakan yang
ditimbulkan oleh cahaya matahari dan polusi udara. Masih banyak lagi zat-zat di
makanan yang dapat menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.
Seperti penjabaran di atas, gizi sangat penting untuk kehidupan kita. Jika
salah satu komponen dari gizi tidak terpenuhi akan menyebabkan penyakit gizi
kurang, salah satunya adalah marasmus. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan gizi tidak terpenuhi dengan optimal di dalam tubuh kita. Faktorfaktor tersebut tercantum dalam gambar 1.
Salah satu faktor masalah gizi adalah konsumsi asupan makanan yang
tidak seimbang. Kurangnya konsumsi makanan akan membuat tubuh seseorang
tidak mendapatkan energi dan bahan bakar sehingga sel imun akan melemah dan
pada akhirnya akan mempermudah terjadi infeksi. Kurangnya konsumsi makanan
juga akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga akan mempengaruhi status gizi anak tersebut.
1.4.2
1.4.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Protein
Protein berasal dari kata Yunani yaitu proteos (yang utama atau yang
didahulukan). Protein tersusun dari kumpulan asam amino yang terikat secara
kovalen yang disebut ikatan peptida.6 Jika dilihat dari penyusun protein, terdapat
protein sederhana dan protein kompleks.7 Protein yang penyusunnya hanya terdiri
dari asam amino saja disebut protein sederhana, sedangkan protein yang dibentuk
oleh bahan selain asam amino (contohnya turunan vitamin, lemak, dan
karbohidrat) disebut sebagai protein kompleks.7
Asam amino sendiri terbagi menjadi dua, yaitu asam amino esensial dan
asam amino nonesensial. Diketahui bahwa terdapat dua puluh jenis asam amino
yang terbagi menjadi sembilan asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat
disintesis oleh tubuh dan sumbernya harus dari luar tubuh contohnya makanan)
dan sebelas asam amino nonesensial (disintesis oleh tubuh dan diperlukan untuk
pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh). Asam amino nonesensial
dikelompokkan menjadi asam amino esensial bersyarat dan asam amino yang
tidak esensial.8
Tabel 2.1 Klasifikasi asam amino menurut esensial, esensial bersyarat, dan
tidak esensial
Esensial
Leusin
Isoleusin
Valin
Triptofan
Fenilalanin
Metionin
Treonin
Lisin
Histidin
Asam Amino
Esensial bersyarat
Prolin
Serin
Arginin
Tirosin
Sistein
Glisin
Tidak esensial
Alanin
Asam glutamat
Glutamin
Asam aspartat
Asparagin
Simbol tiga-huruf
Alanin
Ala
Arginin
Arg
Asparagin
Asn
Asam aspartat
Asp
Sistein
Cys
Glutamin
Gln
Asam glutamat
Glu
Glisin
Gly
Histidin
His
Isoleusin
Ile
Leusin
Leu
Lisin
Lys
Metionin
Met
Fenilalanin
Phe
Prolin
Pro
Serin
Ser
Treonin
Thr
Triptofan
Trp
Tirosin
Tyr
Valin
Val
hidrofobik, dan interaksi van der Waals. Struktur yang terakhir, yaitu struktur
kuartener, menunjukkan interaksi nonkovalen yang mengikat beberapa rantai
polipeptida ke dalam satu molekul tunggal protein, contohnya hemoglobin. 9
10
11
2.3
Nilai
Bahan Makanan
Kacang kedelai
Kacang merah
Kacang
tanah
terkelupas
Kacang hijau
Biji jambu monyet
(mente)
Tempe
kacang
kedelai murni
Tahu
Daging sapi
Ayam
Telur bebek
Telur ayam
Udang segar
Ikan segar
Tepung susu skim
Tepung susu
protein
berbagai
Nilai Protein
34,9
29,1
25,3
22,2
21,2
18,3
7,8
18,8
18,2
13,1
12
21
16
35,6
24,6
bahan
makanan
(gram/100
Bahan Makanan
Keju
Kerupuk udang
Jagung
kuning,
pipil
Roti putih
Mie kering
Beras
setengah
giling
Kentang
Gaplek
Ketela
pohon
(singkong)
Daun singkong
Bayam
Kangkung
Wortel
Tomat masak
Mangga
harumanis
gram).8
Nilai Protein
22,8
17,2
9,2
8
7,9
7,6
2
1,5
1,2
6,8
3,5
3
1,2
1
0,4
12
13
Terdapat dua parameter yang digunakan untuk mengukur IMT, yaitu berat badan
dan tinggi badan.
1. Berat badan
Merupakan parameter massa tubuh yang sering digunakan dan bisa
digunakan untuk mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti
protein, lemak, air, dan mineral.14
2. Tinggi badan
Parameter ukuran panjang tubuh dan dapat dilihat sebagai parameter
pertumbuhan skeletal.15
Indeks massa tubuh dihitung dengan cara berat badan dalam satuan
kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.14
IMT
IMT (kg/m)
Kekurangan berat badan <17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,1 18,4
tingkat ringan
Normal
18,5 25,0
Gemuk
14
pengukuran
dimasukkan
ke
dalam
grafik
pertumbuhan
World
Health
Organization (WHO) dan Center of Disease and Control (CDC) 2000. Grafik
WHO digunakan untuk anak yang berusia kurang dari 5 tahun sedangkan kurva
CDC 2000 digunakan untuk anak yang berusia lebih dari 5 tahun. 17 Grafik WHO
2006 mempunyai keunggulan metodologi dan subyeknya berasal dari 5 benua
yang
mempunyai
lingkungan
untuk
mendukung
pertumbuhan
optimal
dibandingkan grafik CDC 2000. Akan tetapi untuk usia 5-18 tahun menggunakan
grafik CDC 2000 karena grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BB/TB dan data
dari WHO 2007 adalah smoothing dari National Center for Health Statistic
(NCHS) 1981.17
Status gizi yang memakai grafik WHO 2006 menggunakan cut off z-score
dan grafik CDC 2000 menggunakan kriteria Waterlow untuk persentase berat
badan ideal.17 Z score yang digunakan kurva WHO adalah nilai rata-rata dari
populasi dan nilai z score positif atau negatif adalah nilai standar deviasi dari nilai
di atas atau di bawah nilai rata-rata.18 WHO mendeskripsikan status gizi lebih
dengan kurva IMT/U antara nilai persentil 85 sampai persentil 95 dan obesitas di
atas nilai persentil 95.18 Sedikit berbeda dengan kurva CDC, kurva IMT/U CDC
mendeskripsikan status gizi lebih di atas nilai persentil 95 dan status gizi obesitas
di atas nilai persentil 97. 18
Tabel 2.5 Kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000 untuk menentukan
status gizi
Status gizi
BB/TB (%median)
BB/TB
2006
Obesitas
> 120
> +3
Overweight
> 110
Normal
> 90
+2 SD hingga -2
SD
Gizi kurang
70 90
<-2SD hingga -3
SD
Gizi buruk
< 70
<-3 SD
(Sumber : Sjarif, 2011)17
>P95
15
Classification
95th percentile
Obese
Overweight
Healthy Weight
Underweight
(Sumber : Riskesdas, 2010)16
16
1. Diet History
Metode ini digunakan untuk memperkirakan makanan yang biasanya
dimakan dan pola makan seseorang dari periode waktu yang panjang
biasanya bulan. Terdiri dari 3 komponen, komponen pertama adalah
wawancara tentang pola makan dari partisipan, termasuk jam untuk makan
kecil (cemilan) dan jumlah dari yang dimakan. Komponen kedua adalah
mengecek dan memeriksa kuisioner yang akan dipakai untuk menanyakan
jenis makanan. Komponen ini untuk mengecek dan memastikan informasi
tentang jenis dan jumlah makanan yang biasa dimakan dari komponen
pertama. Komponen ketiga adalah partisipan mencatat aupan makanan
mereka selama di rumah untuk 3 hari. Ukuran porsi yang dipakai untuk
komponen ketiga bervariasi, contohnya ukuran standar cangkir dan
sendok, memakai food model, memakai foto makanan, atau dengan
makanan asli.14
2. 24 hr recall
Orang yang diwawancara biasanya adalah subyek itu sendiri, pada anakanak atau orang dewasa dengan gangguan mental maka orang yang
diwawancarai biasanya adalah orangtua. Pewawancara menanyakan
asupan makanan yang sudah dikonsumsi selama 24 jam sebelumya atau
dari malam sebelumnya ke malam berikutnya.14, 19 Metode ini bisa menilai
asupan yang sudah dikonsumsi oleh seseorang. Akan tetapi, single 24 hr
recall tidak bisa menggambarkan asupan makanan yang biasa dikonsumsi
oleh seseorang dan nutrisi yang didapat dari metode ini lebih rendah dari
metode diet history atau food records. Untuk bisa menggambarkan asupan
seseorang dibutuhkan multiple 24 hr recall untuk beberapa hari dan untuk
individu yang sama.14, 20
3. Food Record
Partisipan diminta untuk membuat catatan jenis dan jumlah makanan
dalam periode waktu tertentu, biasanya 1-7 hari dengan menuliskan nama
mereka makanan jika dianggap penting.14,15 Waktu makan juga harus
dicantumkan untuk meminimalisir terjadinya lupa atau bergantung pada
memori.21 Partisipan harus sudah dilatih untuk menjaga catatan tersebut
17
18
Kerangka Teori
Kwashiorkor
Asidosis,
dehidrasi
Marasmus
Cukup
Kurang
Lebih
Protein
Jenis
Jumlah
Genetik
Sosioekonomi
Asupan
Makanan
Penyakit
Pendidikan
Faktor
Status Gizi
Kurva
Pertumbuhan
Gizi Kurang
Usia 0 2
Tahun
Usia 2 19
Tahun
WHO
CDC 2000
Gizi Normal
Bagan 1. Kerangka Teori
Gizi Lebih
Obesitas
19
Kerangka Konsep
Protein
Asupan Makanan
Indikator BB/U
Sosio-ekonomi
Indikator TB/U
Status gizi
Penyakit
Indikator BB/TB
Genetik
: Diteliti
Bagan 2. Kerangka Konsep
Indikator IMT/U
: Tidak Diteliti
20
3.
4.
5.
6.
Tinggi
badan
rata-rata
hasil
dua
kali
pengukuran dari panjang badan
subyek yang diukur dari puncak
kepala sampai mata kaki pada
saat dilakukan pengumpulan
data. Pengukuran tinggi badan
menggunakan alat ukur gmtd150
dengan merek SECA
Berat badan Rata-rata
hasil
dua
kali
pengukuran dari massa tubuh
subyek yang ditimbang saat
pengumpulan data. Berat badan
diukur dengan alat timbangan
gmtd150 dengan merek SECA.
Usia
Selisih dari tanggal pengambilan
data dengan tanggal lahir subyek
dan dinyatakan dalam tahun.
Asupan
Asupan
makanan
yang
protein
didalamnya terkandung zat
makromolekul yaitu protein.
Angka
Kecukupan
Gizi
Hasil Ukur
Kriteria
waterlow
untuk BB/U
dan TB/U,
kriteria
CDC untuk
IMT/U
gmtd150
bermerek
SECA
Dinyatakan
dalam
centimeter
(cm).
gmtd150
bermerek
SECA
Dinyatakan
dalam
kilogram
(kg)
Kalkulator.
Tahun.
Aplikasi
Nutrisurvey
dan
kalkulator.
Total asupan
protein dikali
4 dan dibagi
jumlah kalori
selama 1 hari
lalu dikali 100
persen.
Kalkulator.
Dinyatakan
dalam
satuan gram
(g).
Dinyatakan
dalam
persen.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain penelitian
Metode potong lintang dipakai di penelitian ini dengan menggunakan data
primer yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sebaran status gizi dan sebaran
asupan protein perhari pada anak usia 13-15 tahun di Ciputat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan data untuk penelitian dilakukan di Madrasah Pembangunan
Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan dan pengolahan data dilakukan di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Ciputat. Waktu untuk pengambilan data dilaksanakan pada
tanggal 6 - 17 April 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
Penelitian ini mempunyai populasi anak sekolah menengah pertama
berusia 13 15 tahun dan bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah,
Ciputat, Tangerang Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan random
sampling pada anak kelas 2 MTs dan yang memenuhi kriteria inklusi pada setiap
kelas. Pengambilan sampel menggunakan rumus deskriptif kategorik 22 :
(Z)2 x P Q
n=
____________________
d2
Keterangan :
n
22
yaitu 11,1 %.
Q
= 1 p.
___________________________
(0,085)2
= 52.46
52
asupan protein
Variabel kedua
status gizi
23
2. Mengikuti
pendidikan
Pembangunan
formal
Tsanawiyah,
di
Ciputat
Madrasah
pada
saat
pengambilan data
3. Duduk di kelas 2 Madrasah Pembangunan Tsanawiyah
Ciputat
4. Masuk sekolah pada saat pengambilan data
5. Diizinkan oleh orangtua untuk menjadi sampel
3.3.2.2 Kriteria Eksklusi
Subyek yang tidak bisa menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Sedang mengikuti ujian.
2. Menderita penyakit, baik akut maupun kronik.
3. Meminum obat-obatan yang mengganggu kesadaran
dalam
menjawab
pertanyaan
peneliti
(morfin,
chlorfeniramin maleat)
24
tinggi badan yang bermerek SECA. Cara pengambilan untuk data berat
badan dan tinggi badan adalah 21, 23 :
1. Tekan tombol ON pada alat.
2. Setel dalam berat badan (kg)
3. Anak melepas sepatunya serta alat atau bahan berat yang
menempel di tubuhnya.
4. Anak diminta berdiri di tengah timbangan dengan sikap tegak.
5. Baca hasilnya dan catat
6. Lakukan pengukuran berat badan sebanyak dua kali
7. Untuk tinggi badan, dilakukan saat anak berdiri di atas
timbangan.
8. Setel alat pengukur tinggi sesuai dengan tinggi anak
9. Baca hasilnya dan catat
10. Lakukan pengukuran tinggi badan sebanyak dua kali
25
Membuat
Proposal
Membuat
Kode Etik
Membuat Surat
Perizinan ke mp
Menyebarkan
Lembar Informed
Consent
Wawancara
dengan
kuesioner FFQ
Pengambilan
Data
Diolah dengan
SPSS 21
Pengukuran
antropometri
Penyajian hasil
penelitian dalam
bentuk skripsi
26
interquartil range. Data yang sudah diolah ditulis dalam bentuk tabel serta disertai
penjelasan deskriptif dan dilaporkan sebagai skripsi. Data dan hasil analisis
dilaporkan dalam bentuk makalah laporan penelitian dan dipresentasikan di depan
pembimbing dan penguji skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sebaran Sosio Demografik Subyek
Berikut adalah tabel dari hasil penelitian yang sudah dimasukkan ke dalam
SPSS 21.
Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin dan
umur (n=54)
Karakteristik
responden
Jumlah
Persen (%)
Laki-laki
19
35,2
Perempuan
35
64,8
13
36
66,7
14
18
33,3
Jenis Kelamin
Umur
Laki laki
Perempuan
Berdasarkan tabel 4.2, rata rata berat badan laki-laki distribusinya tidak
normal sehingga memakai nilai median dengan interquartil range sedangkan
untuk tinggi badan laki laki serta tinggi badan dan berat badan perempuan
distribusinya normal sehingga memakai nilai mean dengan standar deviasi.
28
Persentase (%)
13
24,1
14,8
21
38,9
11
20,4
1,9
Tinggi, 110-120%
5,6
Normal, 90-110%
50
92,6
Pendek, 70-90%
1,9
13
Gizi lebih, 85 95
9,3
41
75,9
1,9
th
Berdasarkan tabel 4.3, status gizi berdasarkan BB/U dari seluruh subyek
mempunyai jumlah dan nilai yang paling banyak untuk gizi baik dengan jumlah
21. Status gizi berdasarkan TB/U mempunyai jumlah dan persentase yang paling
banyak di tinggi badan normal dengan 50 (92,6%). Status gizi berdasarkan IMT/U
dari seluruh subyek paling banyak mempunyai status gizi baik dengan jumlah 41
(75,9%). Status gizi kurang hanya ditemukan 1 orang (1,9%).
29
Asupan Protein
Jumlah
Persen (%)
Kurang
26
48,1
Cukup
23
42,6
Lebih
9,3
Dari hasil tabel 4.4, hampir setengah dari subyek yang mengkonsumsi
protein kurang dari 15-20% dari total kalori dan berjumlah sebanyak 26 (48,1%),
mengkonsumsi dengan jumlah cukup berjumlah 23 (42,6%), dan mengkonsumsi
protein dalam jumlah kurang sebanyak 5 (9,3%).
Tabel 4.5 Tabel Korelasi status Gizi dan Asupan Protein
Status Gizi IMT/U
Asupan Protein
Kurang
Normal
Lebih
Kurang
1 (1,85%)
Normal
20 (37,03%)
17 (31,48%)
4 (7,4%)
Overweight
3 (5,5%)
2 (3,7%)
Obesitas
2 (3,7%)
4 (7,4%)
1 (1,85%)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa walaupun status gizi subjek overweight dan
obesitas namun asupan proteinnya tidak normal, bahkan tergolong kurang. Status
gizi normal juga mengkonsumsi protein dalam jumlah kurang dengan jumla 20
subjek (37,03%).
4.4 Pembahasan
Untuk usia dan status gizi, sejalan dengan salah satu penelitian, hasil
penelitian di Yogyakarta yang meneliti anak usia 13-15 tahun dengan desain
potong lintang dan jumlah sampel sebanyak 80 orang menyebutkan bahwa anak
usia 13-15 tahun mempunyai status gizi normal dengan persentase 87,4%.24
Berbeda dengan di Brazil, penelitian dengan metode systematic review
menyebutkan terdapat perbedaan prevalensi gizi lebih dan obesitas di beberapa
30
daerah Brazil. Di daerah selatan, nilai prevalensinya 25,7% dan 10,4% dengan
rentang usia 6-18 tahun. Di daerah tenggara, prevalensi gizi lebih 13,7% dan
obesitas 15,4% dengan rentang usia 2-19 tahun. Di daerah timur laut, gizi lebih
sebanyak 15,8% dan obesitas 4,3% dengan populasi usia 6-19 tahun. Di daerah
utara, hanya terdapat satu studi yang menemukan bahwa prevalensi obesitas
28,8% dengan rentang usia populasi 6-19 tahun. Sama halnya dengan di daerah
barat tengah, hanya terdapat satu studi yang menyebutkan prevalensi gizi lebih
16,8% dan obesitas 5,3% di anak-anak yang berusia 6-10 tahun.25 Penelitian di
Kumasi Metropolis, Ghana dengan jumlah sampel 500 di rentang usia 10-20
menyebutkan bahwa prevalensi status gizi kurang sebesar 7,40%, normal 79,60%,
overweight 12,20%, dan obesitas sebanyak 0,80%.26
Untuk asupan protein, penelitian yang mengambil tempat di Yogyakarta
dengan pendekatan potong lintang dan jumlah sampel sebanyak 126 sampel
menyebutkan bahwa asupan protein kurang memiliki jumlah sebanyak 61 orang
dengan persentase 48,4% dan asupan protein baik sebanyak 65 orang dengan
persentase 51,6% dan asupan protein kurang dengan persentase terbesar berasal
dari subyek laki-laki sedangkan asupan protein baik dengan persentase terbesar
berasal dari subyek perempuan.24
Penelitian terhadap anak usia 6-16 tahun sebanyak 11237 sampel dengan
metode potong lintang di Pakistan menyebutkan bahwa anak usia sekolah
mengkonsumsi protein dalam jumlah yang kurang dalam makanan sehariharinya.27 Penelitian tersebut memakai 24 hrs recall dengan pengambilan sampel
menggunakan multistage stratified sampling.27
Hal tersebut bisa terjadi karena kebanyakan subyek lebih banyak
mengkonsumsi karbohidrat ataupun lemak sehingga asupan protein menjadi
kurang. Kebanyakan makanan sehari-hari yang dikonsumsi subyek adalah sumber
karbohidrat seperti nasi, mie, roti tawar, dan kentang sebanyak 2-3 kali dalam
sehari. Untuk sumber protein sendiri seperti daging ayam, daging sapi, tahu, dan
tempe, lebih sering dikonsumsi 1 kali dalam sehari dan 3 kali dalam seminggu,
hal ini yang mungkin menyebabkan asupan protein dari subyek menjadi kurang.
31
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian ini mempunyai kesimpulan :
1. Status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah
Ciputat berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U memiliki
prevalensi status gizi normal terbanyak dan diikuti status gizi obesitas.
Terdapat 1 orang anak berdasarkan indikator IMT/U mempuyai status gizi
buruk.
2. Tingkat asupan protein yang terbanyak dari anak usia 13-15 tahun di
Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat adalah asupan protein yang
tergolong kurang.
5.2 Saran
1. Anak yang memiliki status gizi normal diberikan edukasi untuk menjaga
berat badannya, seperti menjaga pola makannya dan tetap beraktivitas.
2. Anak yang memiliki status gizi obesitas disarankan untuk mengatur pola
makan dan asupannya serta memperbanyak aktivitas fisik sehingga status
gizinya bisa kembali normal.
3. Anak yang memiliki status gizi kurang diberikan edukasi terkait
bahayanya gizi buruk dan diwajibkan untuk meningkatkan asupan
makanannya.
4. Anak yang mengkonsumsi protein dalam jumlah kurang untuk status gizi
kurang, normal,
disarankan untuk
34
DAFTAR PUSTAKA
1. Beerman KA. and McGuire M. Carbohydrates. In: Beerman KA. and
McGuire M. Nutritional Sciences : From Fundamentals to Food. 2nd
edition. USA : Wadsworth Cengage Learning ; 2011. p. 145-50.
2. Vorster HH. Introduction to human nutrition : A global perspective on
food and nutrition. In: Gibney MJ, Lanhamnew SA., Cassidy A, and
Vorster HH., editor. The Nutrition Society Textbook Series : Introduction
to Human Nutrition. 2nd edition. USA : Wiley-Blackwell ; 2009. p. 70-3.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar ; 2010. p. 50.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar ; 2013. p. 219-20.
5. Setyawati VAV dan Faizah Z. Hubungan antara asupan protein, besi, dan
seng dengan status gizi pada anak balita gizi buruk di wilayah kerja dinas
kesehatan Kota Semarang. Jurnal Visikes. April 2012;11;48.
6. Elrod SL and Stansfield W. Dasar Biokimiawi Hereditas. In: Elrod SL and
Stansfield W. Genetika. Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Erlangga ; 2006.
p. 55.
7. Devi N. Protein. In: Devi N. Nutrition and Food : Gizi untuk Keluarga.
Jakarta : PT Kompas Media Nusantara ; 2010. p. 33-40.
35
Depok :
36
25. Niehues JR, Gonzales AI, Lemos RR, Bezerra PP, Haas P. Prevalence of
Overweight and Obesity in Children and Adolescents from the Age Range
of 2 to 19 Years Old in Brazil. Int J of Pediatrics [Internet]. 2014 June
[cited 2015 September 21]; 2014(583207):2-5. Available from :
http://dx.doi.org/10.1155/2014/583207
26. Center for Disease Control and Prevention [Internet]. United States of
America : Center for Disease Control and Prevention; 2014. [updated 2014
May 9; cited 2015 September 26]. Available from :
http://www.cdc.gov/nccdphp/dnpao/growthcharts/training/bmiage/page4.html
27. Azis S and Hosain K. Carbohydrate (CHO), protein and fat intake of
healthy Pakistani school children in a 24 hour period. J Park Med Assoc
2014:1255;64.
37
Lampiran 1
Kode Etik
38
Lampiran 2
Hasil
Berat Badan Laki-laki dan tinggi badan laki-laki
Descriptives
Statistic
Mean
BBL
TBL
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Std. Error
60.8713
5.26964
49.8002
71.9424
59.0098
52.2250
527.613
22.96983
33.40
121.85
88.45
33.65
1.257
1.257
165.0526
.524
1.014
1.90934
161.0413
169.0640
165.1251
164.7500
69.266
8.32262
149.25
179.55
30.30
10.05
-.008
-.408
.524
1.014
.227
.122
df
Shapiro-Wilk
Sig.
19
19
.011
.200*
Statistic
.878
.978
df
Sig.
19
19
.020
.914
39
48.3546
Lower Bound
45.4171
Upper Bound
51.2920
5% Trimmed Mean
47.8686
Median
46.5200
Variance
bbp
8.55116
Minimum
34.25
Maximum
74.70
Range
40.45
Interquartile Range
11.40
Skewness
Kurtosis
Mean
tbp
.975
.398
1.332
154.8243
.778
1.10042
Lower Bound
152.5880
Upper Bound
157.0606
5% Trimmed Mean
154.6437
Median
153.5000
Variance
Std. Deviation
1.44541
73.122
Std. Deviation
Std. Error
42.382
6.51015
Minimum
140.95
Maximum
172.70
Range
31.75
Interquartile Range
10.50
Skewness
.434
.398
Kurtosis
.328
.778
40
df
Shapiro-Wilk
Sig.
.122
.095
35
35
Statistic
.200*
.200*
df
.945
.969
Sig.
35
35
.078
.405
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
26
48.1
48.1
48.1
2.00
23
42.6
42.6
90.7
3.00
9.3
9.3
100.0
Total
54
100.0
100.0
BBumur
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1.9
1.9
1.9
11
20.4
20.4
22.2
21
38.9
38.9
61.1
14.8
14.8
75.9
13
24.1
24.1
100.0
Total
54
100.0
100.0
TBumur
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
1.9
1.9
1.9
50
92.6
92.6
94.4
5.6
5.6
100.0
54
100.0
100.0
Total
41
IMTumur
Frequency
Valid
Missing
Total
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
16.7
17.0
17.0
23
42.6
43.4
60.4
14.8
15.1
75.5
13
24.1
24.5
100.0
Total
System
53
1
54
98.1
1.9
100.0
100.0
42
Lampiran 3
Lembar Informed Consent
Yth
Orangtua / Wali Murid Tsanawiyah
di tempat
Ciputat, 6 April 2015
Assalamualaikum wr.wb.
Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan sebuah karya ilmiah yang baru. Penelitian juga menjadi salah satu
syarat untuk lulus dari sebuah universitas.
Kami sebagai mahasiswa/i pendidikan tinggi di UIN akan melakukan
penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi anak.
Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi
Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta
izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk
mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun
data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar perut, status gizi, serta hasil wawancara tentang asupan makanan. Data
dari putra/i Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan ke publik dan nama putra/i
Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya akan dipakai sebagai bahan
peneltian.
Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami
ucapkan terimakasih.
Wass.wr.wb
Muhammad Zikri
Safira Indriakasia
Nuraisah Septiarini
1112103000050
1112103000058
1112103000059
Lulu Zakiah
1112103000069
Fajr Muzzammil
11121030000100
43
: ........................................................................
Nama Murid
: ........................................................................
Kelas
: ........................................................................
(__________________)
44
Nama
: ..........................................................................
Umur
: ..........................................................................
Alamat
: ..........................................................................
No.telepon
: ..........................................................................
No. HP
: ..........................................................................
Kelas
: ..........................................................................
Wali Kelas
: ..........................................................................
: ..........................................................................
: ..........................................................................
45
Lampiran 4
Kuisioner penelitian
Tanggal:
Nama Siswa :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P
Tanggal lahir :
Usia:
ANTROPOMETRI
NO
PEMERIKSAAN
1 BERAT BADAN
2 TINGGI BADAN
3 LINGKAR LENGAN ATAS
4 IMT
II
RATA-RATA
46
Frekuensi
Bahan Makanan
KARBOHIDRAT
Nasi
Mie
bihun
roti tawar
kentang
singkong
Ubi
Talas
jagung
ketan
tepung
PROTEIN HEWANI
daging sapi
Harian
Mingguan
Bulanan
Jumlah
jarang/tdk
URT
Gram
ket
47
daging ayam
daging kambing
Ikan segar
ikan asin
ikan kalengan
udang segar
hati sapi
hati ayam
hati kambing
Otak
telur ayam
telur bebek
telur puyuh
PROTEIN NABATI
tempe
Tehu
48
kacang tanah
kacang hijau
kacang kedelai
kacang merah
oncom
selai kacang
LEMAK
margarin
mentega
santan
minyak kelapa sawit
minyak kelapa
minyak jagung
minyak zaitun
lemak sapi
SUSU DAN PRODUKNYA
49
susu formula
susu kental manis
susu pasteurisasi
Keju
es krim
yogurt
susu segar
Milo
dancow
SAYURAN
bayam
kangkung
buncis
kacang panjang
daun singkong
sawi hijau
50
sawi putih
caisin
touge
Kol
kembang kol
brokoli
labu siam
wortel
tomat
seledri
daun bawang
BUAH-BUAHAN
pisang
pepaya
jeruk
semangka
51
melon
Apel
mangga
Pir
jambu air
jambu biji
rambutan
Duku
nangka
kelengkeng
durian
anggur
manggis
buah naga
LAIN- LAIN
gula pasir
52
gula merah
madu
Selai
The
Kopi
Sirup
kecap
saus tomat
saus sambel
agar-agar
permen
biskuit
JAJANAN
cimol
nutrijel
makaroni goreng
53
nyam nyam
nasi goreng
kentang ulir
kwetiau
tistick keju
burger
roti manis
ayam sabana
ayam katsu
mie ayam
soto betawi
makaroni scotel
Sosis
bakso
Es
cincau
54
nougat
spaghetti
Oreo
somay
batagor
martabak telur
takoyaki
dimsum
bubur ayam
pizza sosis
pisang keju
kue bolu
sate donat
burger
baso malang
nasi bakar ayam
55
56
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Nuraisah Septiarini
Alamat
No. HP
: 08567171902
: namikaze.nuraisah@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. TK Gorontalo
(1998-1999)
(1999-2001)
(2001-2005)
(2005-2008)
5. SMAN 59 Jakarta
(2008-2011)
(2012-sekarang)
57