Iklim Indonesia
Iklim Indonesia
IKLIM INDONESIA
Singapura , Malaysia, Filipina, Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik (di
sebelah utara)
Sebagai negara kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera,
maka wilayah Indonesia dapat dikatakan merupakan kelanjutan dari benua Asia dan
Australia dengan celah yang menghubungkan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik
pada cekungan tengahnya.
PEMBAGIAN WILAYAH
Berdasarkan perbedaan waktu maka Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah
waktu yang masing-masing berselisih satu jam, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB),
yang meliputi : Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan Barat; Waktu Indonesia
Tengah (WITA), meliputi wilayah : Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan
Timur-Timur; dan Waktu Indonesia Timur (WIT), yang meliputi wilayah : Maluku dan
Irian Jaya. Sebagai contoh, jika di Jakarta pukul 07.00, maka di Ujung Pandang pukul
08.00, dan di Jayapura pukul 09.00. Jika dibagi menurut pembagian daerah administrasi
maka Negara Republik Indonesia dibagi menjadi:
27 Propinsi
243 Kabupaten
60 Kotamadya
3.839 Kecamatan
65.198 Desa
karena wilayahnya yang luas, keadaan geografisnya yang berbeda- beda serta
daerahnya yang dibelah oleh garis khatulistiwa maka sering terjadi perbedaan atau
penyimpangan musim.
Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara berkisar antara 20 oC sampai 30 oC. Semakin tinggi suatu tempat,
semakin rendah pula suhunya. Misalnya, di berbagai dataran tinggi atau di daerah daerah yang dikelilingi pegunungan, suhu malam hari pada musim kemarau terkadang
dapat menjadi sangat rendah. Secara umum dapat digambarkan bahwa pada daerah
yang berada sampai 700 meter di atas permukaan laut merupakan daerah panas
dengan suhu 22oC keatas. Daerah dengan ketinggian antara 700 - 1500 meter
merupakan daerah sedang dan suhunya berkisar antara 15oC sampai 22oC. Daerah
dengan ketinggian antara 1500 - 2500 meter termasuk daerah sejuk dengan suhu
antara 11oC sampai 15oC dan daerah dengan ketinggian antara 2500 - 4000 meter, yaitu
daerah dingin, suhunya berkisar 11o kebawah.
Curah Hujan dan Keadaan Angin
Jumlah curah hujan bervariasi menurut bulan dan menurut letak stasiun
pengamat. Pada umumnya curah hujan di Indonesia Bagian Timur lebih sedikit dari
pada di Indonesia Bagian Barat. Namun demikian ada daerah di Indonesia Bagian Timur
yang mendapat curah hujan yang cukup banyak yaitu : Maluku dan Irian Jaya. Kecuali di
beberapa tempat tertentu, curah hujan di Indonesia rata-rata 2.000 - 3.000 milimeter
setahun. Selama tahun 1993, curah hujan tertinggi terdapat di kota Kupang yaitu 34.3
milimeter (Januari), sedangkan curah hujan terendah ada di Sulawesi Tenggara yaitu
0.02 milimeter (Juli). Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan
angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal sebagai
Musim Barat. Pada musim kemarau angin timur cukup kencang bertiup dari benua
Australia. Kecepatan angin hampir di seluruh propinsi di Indonesia yang dipantau pada
tahun 1993 umumnya merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran 0 hingga 30 knot,
kecuali di propinsi Bengkulu dan Sulawesi Utara. Angin kencang yang biasa terjadi di
laut mempunyai kecepatan antara 30 - 60 knot. Pada masa peralihan (April - Mei dan
Oktober-Nopember) arah angin tidak beraturan.
C.
1. Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai
timur.
2. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan
berderet dari barat ketimur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang
sempit, sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan-akan satu
pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa disebelah timur curah hujan lebih kecil,
kalau dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat dari jejeran pulau ini
adalah pantai Barat Jawa Barat.
3. Selain bertambahnya jumlah dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya
dari dataran rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600
900 m.
4. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim pancaroba.
Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak daerah konvergensi antartropik.
6.
Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari barat ke timur. Pantai Barat Pulau
Sumatera sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November; Lampung
Bangka, yang letaknya sedikit ke Timur, pada bulan Desember. Sedangkan Jawa
(utara), Bali, NTB, NTT pada bulan Januari Februari, yang letaknya lebih ketimur
lagi.
Temperatur
Temperatur adalah derajat panas dari aktivitas molekul dalam atmosfer.
Persebaran horizontal
Persebaran temperature horizontal di perlihatkan dalam peta oleh isotherm.
Isotherm yaitu garis hayal dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
mempunyai suhu yang sama. Persebaran horizontal secara tidak teratur di
pengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perbedaan temperatur daratan dan
lautan.
Persebaran Vertikal
Persebaran Vertikal di pengaruhi oleh letak/posisi tinggi lintang dan musim. Sebabsebab adanya perbedaan temperatur, yaitu:
a) Panas dari sinar matahari dapat menembus lebih dalam di lautan daripada di
daratan.
b) Panas yang di serap oleh air di sebabkan oleh arus vertikal dan horizontal
sedangkan daratan tidak.
c) Air dapat menyerap panas lebih baik daripada tanah.
Suhu di Indonesia tidak berubah karena musim seperti yang sering terjadi
pada daerah-daerah yang terletak di luar daerah tropik. Perubahan suhu di
Indonesia adalah:
Dalam waktu 24 jam, atau antara siang dan malam, dengan suhu tertinggi biasanya
terdapat antara pukul 14-15, dan suhu terendah pukul 06-07 pagi.
Menurut ketinggian tempat, setiap naik 100 meter suhu turun 0,5 0C. Adanya
perairan, seperti selat dan laut sangat besar peranannya pada pengendalian suhu,
sehingga tidak terjadi perbedaan suhu terendah dan suhu tertinggi yang sangat
besar, seperti misalnya di Siberia dan Mongolia yang letaknya jauh dari lautan.
b.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah. Tekanan udara berhubungan erat dengan temperatur.
Bila temperatur tinggi maka tekanannya rendah.
Tekanan udara pada berbagai wilayah di muka bumi tidak sama. Daerah tropic,
terutama di sekitar equator (100LU-100LS), mempunyai tekanan udara rendah. Daerah
pusat tekanan udara rendah pada wilayah ini disebut daerah minimum ukuatorial
(daerah Doldrum). Hal ini disebabkan oleh suhu rata-rata yang selalu tinggi sepanjang
tahun. Sebaliknya daerah subtropik merupakan pusat tekanan udara tinggi (Daerah
Maksimum Subtropik), karena kurang mendapatkan sinar matahari.
Adanya tekanan udara menyebabkan terjadinya angin. Gejala ini sesuai dengan
hukum Boys Ballot bahwa udara akan senantiasa mengalir dari daerah bertekanan
tinggi kedaerah yang bertekanan rendah dan dibelahan bumi utara angin berbelok
kekanan, dibelahan bumi selatan angin berbelok kekiri. Dengan demikian maka di
daerah tropik akan terjadi angin dari daerah maksimum subtropik kedaerah minimum
ekuator. Angin ini disebut angin passsat timur laut dibelahan bumi utara dan angin pasat
tenggara dibelahan bumi selatan. Angin passat ini banyak membawa uap air karena
berhembus di laut lepas. Akan tetapi, pada beberapa wilayah dipermukaan bumi angin
passat tersebut mengalami perubahan arah akibat pengaruh lingkungan alam setempat.
Di Indonesia yang secara geografis terletak di antara dua benua dan dua
samudera, angin passat tersebut mengalami perubahan menjadi angin musim (angin
muson). Perubahan ini disebabkan oleh pergeseran semu tahunan matahari antara
garis balik utara dan garis balik selatan.
Pada bulan Oktober sampai dengan April, matahari berada pada belahan langit
selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari
benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah (depressi)
sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompressi). Keadaan itu
menyebabkan terjadinya arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia,
angin tersebut merupakan angin musim timur laut di belahan bumi utara dan angin barat
di belahan bumi selatan. Oleh karena angin ini melewati samudera Pasifik dan
Samudera Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di
Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi hampir seluruh wilayah
Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Makin ketimur, curah hujan makin
berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April sampai dengan Oktober, matahari berada dibelahan langit
utara, sehingga benua Asia lebih panas dari pada benua Australia. Akibatnya, di Asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusatpusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju ke
Asia. Di Indonesia, terjadi angin musim timur dibelahan bumi selatan dan angin musim
barat daya dibelahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka
pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatera,
Sulawesi Tenggara dan pantai Selatan Irian Jaya.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu: Musim Kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan
ke musim kemarau, dan Musim Labuh yang merupakan peralihan dari musim kemarau
kemusim penghujan.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba antara lain yaitu: udara terasa panas, arah
angin tidak teratur, dan sering terjadi hujan secara tiba-tiba, dalam waktu yang sangat
singkat dan lebat .
Disamping angin musim tersebut, di Indonesia terdapat angin setempat yang
antara lain dibedakan sebagai berikut .
2)
Angin darat dan angin laut. Angin ini terjadi di daerah pantai. Kejadian ini
diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan dan lautan. Pada malam hari
daratan lebih dingin dari pada lautan, sehingga di daratan merupakan daerah
maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat. Sebaliknya, pada siang
hari terjadi angin laut.
3)
4)
Angin terjun atau angin jatuh. Angin ini menuruni lereng pegunungan, yang
memiliki sifat kencang dan kering. Di Indonesia, angin jatuh ini disamping
kencang dan kering juga bersifat panas. Peristiwa ini disebabkan oleh adanya
angin yang menuju kepuncak gunung yang membawa uap air, yang suhunya
makin keatas makin turun, sehingga terjadi kondensasi yang menyebabkan
terjadinya hujan pada lereng bagian depan pegunungan. Angin yang menuruni
lereng belakang pegunungan sifatnya panas, kencang, dan kering.
mempengaruhi Angin seperti itu banyak, tetapi yang dikenal dengan nama
tertentu hanyalah beberapa saja, seperti: Angin Bahorok (Sumatera Utara),
Angin Kumbang (Cirebon),
Angin puyuh atau angin putting beliung. Angin ini terjadi pada musim pancaroba
disaat pemanasan setempat cukup tinggi, tetapi suhu daerah sekitarnya masih
dibawah suhu tempat itu. Akibatnya, terjadi angin kencang yang bergerak keatas
dan berpusing. Kerugian yang diakibatkan angin demikian ini cukup besar.
Nirkayanto pernah mengadakan penelitian tentang angin ini dipulau Jawa
terutama terjadi pada bulan Maret, April dan Nopember dan tempatnya yang dilanda
kebanyakan daerah pedalaman seperti Purwokerto, Boyolali, Blora.
c.
Tekanan udara
Tekanan udara adalah gaya yang ditimbulkan oleh kolom udara secara vertical
pada bidang yang luasnya 1 cm2. Tekanan udara diukur dengan barometer dan
dinyatakan dengan milibar (mb).
Macam-macam tekanan udara:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
curah hujan
curah hujan yang jatuh di suatu daerah di Indonesia dipengaruhi oleh factor-
3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai. Factor ini menyebabkan suhu yang
konstan sehingga curah hujan sedikit/endah. Contoh: Pantai Utara Pulau Jawa,
Pulau Madura, Pantai Barat Pualai Bali.
4) Jarak perjalanan angin diatas medan datar. Angin yang berasal dari daerah perairan
menuju kedaratan pada umumnya dapat menimbulkan hujan. Jika dataran yang
dilewati angin itu lebar, sedengkan sifat permukaannya tidak berubah maka pada
kawasan sekitar pantai kemungkinan akan terjadi hujan, tetapi didaerah pedalaman
tidak terjdi hujan. Kemungkinan hujan akan turun lagi apa bila medannya mulai naik.
Sebaliknya, jika uap air yang dibawa angin dari daerah perairan belum cukup
menimbulkn hujan dikawasan pantai maka daerah dipedalaman kemungkinan akan
terjadi hujan, sedangkan pada daerah yang medannya mulai naik tidak akan terjadi
lagi hujan. Peristiwa demikian sering sekali terjadi pada kawasan Jakarta, Cibinong,
dan Bogor. Pada bulan Januari-Februari hujan turun di Jakarta dan Bogor,
sedangkan di Cibinong udara cerah. Sebaliknya, pada bulan April-Mei Jakarta dan
Bogor cerah, tetapi Cibinong terjadi hujan.
Kita dapat menggolongkan macam-macam hujan berdasarkan butiran yang
dicurahkan dan asal terjadinya.
1) berdasarkan butiran-butiran yang dicurahkan hujan dapat dibedakan menjadi
empat macam.
-
Hujan batu es
Hujan front. Hujan front adalah hujan yang terjadi antara pertemuan dua
jenis udara yang berbeda temperatur, yakni udara panas/lembab dengan
udara dingin sehingga berkondensasi dan turun hujan.
Hujan buatan. Hujan ini dibuat dengan merangsang awan dengan garamgaraman sehingga uap air diudara dengan ketinggian 3.000 kaki lebih
cepat berkondensasi menjadi air dan turun sebagai hujan.
Hujan orografi atau hujan gunung. Hujan orografi terjadi dari udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin mendaki lereng pegunungan.
e.
Kelembapan udara
Adalah perbandingan antara uap air dengan udara pada saat tertentu dan dari
suatu tempat tertentu dan merupakan ukuran banyaknya uap air di udara. Klasifikasi
kelembapan dibedakan menjadi beberapa hal sebagai berikut.
1) kelembapan spesifik, yaitu perbandingan antara masa udara sebenarnya di
atmosfer dengan satu masa udara, biasanya dinyatakan dalam sistim matrik,
gram/kilogram.
2) Nisbi Campuran (Mixing ratio), yaitu massa uap air per satuan massa udara
kering.
3) Kelembapan mutlak, yaitu masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara,
dinyatakan dalam gram/m3.
4) Kelembapan nisbi (relatif humidity), yaitu perbandingan antara masa uap air
yang ada di dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang
maksimum dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena itu
kelembapan nisbi dapat pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air
(actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Satuan
kelembapan nisbi dinyatakan dalam bentuk %. Alat untuk mengukur kelembapan
udara disebut psychrometer atau hygrometer.
Kandungan uap air di atmosfer secara rata-rata cendrung konstan sekalipun ada
perubahan musim dan variasi cuaca.
Udara di atas Indonesia senantiasa lembap. Di dataran rendah, dekat pantai,
rawa, hutan tropik, atau sungai-sungai besar, kelembapan uadara selalu tinggi, yaitu
diatas 60 persen. Didaerah pedalaman atau di daerah-daerah yang tinggi di lereng
gunung, kelembapan udara yang tinggi, lebih memungkinkan adanya turun hujan.
Karena sifat kepulauannya, maka kelembapan udara diatas Indonesia selalu tinggi.
Penurunan suhu tadi menyebabkan kapasitas udara (jumlah uap air yang
terkandung di udara) akan turun sampai kapasitas tetap sama dengan jumlah uap air
yang sebenarnya terkandung di udara. Penurunan suhu merupakan panas alam yang
penting dalam menjenuhkan udara. Bila suhu terus turun sampai dibawah suhu udara
jenuh, maka terjadi kelebihan uap air dibandingkan dengan kapasitas udara pada suhu
baru yang lebih rendah itu.
Akibatnya, uap air akan berubah menjadi bentuk titik-titik air atau es. Suhu pada
waktu kejenuhan itu terjadi menyebabkan perubahan uap air menjadi air disebut titik
embun.