PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO sehat
adalah
keadaan
keseimbangan
yang
sempurna baik fisik, mental dan social, tidak hanya bebas dari
penyakit dan kelemahan. Menurut UU Kesehatan RI no. 23 tahun
1992, sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, social yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara social dan
ekonomis.
Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia,
termasuk sejumlah system biologis dan kondisi penyesuaian.
Kesehatan jiwa adalah satu kondisi sehat emosional psikologis,
dan
social
yang
terlihat
dari
hubungan
interpersonal
yang
sindrom
atau
perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan
dikaitakan dengan adanya distress (misalnya gejala nyeri) atau
disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting)
(Videbeck, 2008)
Ancaman atau kebutuhan yang tidak terpenuhi mengakibatkan
seseorang stress berat membuat orang marah bahkan kehilangan
kontrol kesadaran diri, misalnya: memaki-maki orang di sekitarnya,
membantingbanting barang, menciderai diri sendiri dan orang lain,
bahkan membakar rumah, mobil dan sepeda montor. Umumnya klien
dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit jiwa.
Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan
dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang
lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan
alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga.
Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga
selama
perawatan
klien
seyogyanya
sekeluarga
mendapat
perilaku
kekerasan
perlu
ditingkatkan
serta
dengan
ini
kelompok
mengkhususkan
pembahasan
tentang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh
gelisah atau amuk dimana seseorang marah berspon terhadap suatu
stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (yosep, 2010)
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik diri
sediri, orang lain dan lingkungan ( sturt dan sundeen,1998 )
Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu individu
beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun
orang lain ( Carpenito,2000 )
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk
melukai
seseorang,
baik
secara
fisik
maupun
(riwayat
perilaku
kekerasan).(Keliat,
Keperawatan
secara
verbal
maupun
nonverbal,
bertujuan
untuk
Perilaku
kekerasan
adalah
suatu
keadaan
dimana
klien
termasuk
orang
lain
dan
barang-barang
(Menurut
diantaranya adalah :
1. Fisik
mata melotot atau pandangan tajam, tangan mengepal, rahang
mengatup, wajah memerah dan tegang serta postur tubuh kaku.
1. Verbal
mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara
dengan nada keras, kasar dan ketus.
2. Perilaku
Menyerang orang lain, melukai diri sendiri, atau orang lain,
merusak lingkungan, amuk atau agresif.
3. Emosi
tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk
ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
4. Intelektual
mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan dan
tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
5. Spiritual
merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak
bermoral dan kreatifitas terhambat.
6. Sosial
menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan
sindiran.
7. Perhatian
bolos, melarikan diri dan melakukan penyimpangan seksual.
C. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Teori biologi
Beardasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya
pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus ternyata
menimbulkan prilaku agresif, dimana jika terjadi kerusakan
fungsi limbic (untuk emosi dan perilaku) lobus frontal (untuk
4
dari
sistem
saraf
seperti
synap,
penelitian
pada
jam-jam
tertentu
manusia
seperti
menjelang
masuk
kerja
dan
menjelang
norepinephrin,
dopamin,
asetikolin,
dan
anak
tidak
mendapatkan
kasih
sayang
dan
sikap
agresif
dan
bermusuhan
setelah
mengakibatkan
tidak
berkembangnya
ego
dan
keras
pukulanya
akan
diberi
coklat),
anak
lain
menerima
kekecewaan
dan
mengamati
bagaimana
lingkungan
sekitar
menjadi
peduli,
bertanya,
melakukan
kekerasan
dalam
menyelesaikan
konflik.
d. ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang
dewasa.
e. adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan
obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya
pada saat menghadapi rasa frustasi.
f. kematian anggota keluarga yang
terpenting,
kehilangan
Frustasi
Pasif
Agresif
Amuk
dan
mekanisme
pertahanan
yang
digunakan
untuk
melindungi diri.
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul
karena adanya ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai
pada klien marah untuk melindungi diri antara lain:
1. Proyeksi : Menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda
yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual terhadap
rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya tersebut
mencoba merayu, mencumbunya.
2. Sublimasi : Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya
di mata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami
hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya seseorang yang
8
Mencegah
pikiran
yang
menyakitkan
atau
bila
meningkat,
konstipasi,
kewaspadaan
juga
meningkat
membantu
10
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian perilaku kekerasan merupakan salah satu respon
terhadap stressor yang di hadapi oleh seseorang.Respons ini dapat
menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan.Melihat
dampak
dari
kerugian
yang
di
timbulkan,
pandangan
mata
tajam,
mondar
mandir,
memukul,
bermusuhan
dan
sakit
hati,
menyalahkan
dan
menuntut.
c. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan
melalui proses intelektual, peran pasca indra sangat penting
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya di olah
dalam proses intelaktual sebagai suatu pengalaman. Perawat
perlu mengkaji cara pasien marah, mengidentifikasi penyebab
kemarahan bagai mana informasi di proses, di klarifikasi dan di
integrasikan.
d. Aspek social
Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep, rasa percaya, dan
ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan
orang lain. Klien sering kali menyalurkan kemarahan dengan
mengkritik tingkah laku orang lain sehingga orang lain merasa
sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan
disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan
individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak
mengikuti aturan.
e. Aspek spiritual
Kepercayaan nilai moral mempengaruhi hubungan individu
dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang
12
secara
komprehensif
meliputi
aspek
fisik,
emosi,
memahami
dan
membedakan
berbagai
lingkungan
Core Promblem
Causal
Perilaku kekerasan
B. Diagnosa
Perilaku kekerasan
C. Intervensi
1. TUK 1 Membina hubungan saling percaya
a.
Criteria hasil
1) Klien mau membalas salam
2) Klien mau menjabat tangan
3) Klien mau menyebutkan nama
4) Klien mau tersenyumklien mau kontak mata
13
b.
hubungan selanjutnya
2. TUK 2 Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
a. Criteria hasil
1) Klien dapat mengungkapkan perasaannya
2) Klien
dapat
mengungkapkan
penyebab
perasaan
mengurangi
stress
dan
penyebab
perasaan
jengkel/kesal
3. TUK 3 Mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
a. Criteria hasil
1) Klien dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel
2) Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami
b. Intervensi
1) Anjurkan klien mengungkapkan apa yang di alami saat
marah/jengkel
2) Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien
3) Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel/kesal yang
dialami klien
c. Rasional
1) Untuk mengetahui hal yang dialami dan dirasa saat jengkel
2) Untuk mengetahui tanda-tanda klien jengkel/kesal
3) Menarik kesimpulan bersama klien supaya klien mengetahui
4. TUK
a.
yang
biasa
dilakukan.
Criteria hasil
14
cara
yang
biasa
dapat
sesuai
dengan
perilaku
menyelesaikan masalah
5. TUK 5 Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
a. Criteria hasil
Klien dapat menjelaskan akaibat dari cara yang di gunakan
klien
b.
Intervensi
1) Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan klien
2) Bersama klien klien menyimpulkan akibat cara yang
c.
secara konstruktif
Intervensi
15
atau
memerlukan tenag
Secara verbal :
olah
raga
katakana
atau
pekerjaan
bahwa
anda
yang
sedang
keinginan say
Secara social; lakukan dalam kelompok cara-cara marah
yang seha; latihan ansentif, latihan manajemen perilaku
c.
kekerasan
Secara spiritual : anjurkan klien sembahyang, berdoa
mempelajari
cara
yang
lain
yang
kontruktif
2) Mengidentifikasi cara yang kontruktif dalam merespon
terhadap kemarahan dapat membantu klien menemukan
cara
yang
baik
untuk
mengurangi
kejengkelannya
memotivasi
klien
dan
: Flamboyan
Tanggal Dirawat
23 Maret 2016
Tanggal Pengkajian : 30-03-2016
RM No
042553
I. Identitas
Inisial
Umur
: Ny. V
: 22 tahun
Informasi : pasien
II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS
Klien sering mengamuk dirumah
17
Tindakan kriminal
Jelaskan no 1,2,3 :
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa akibat kekerasan dalam
rumah tangga
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena pasien tidak
minum obat
3. Klien mengalami kekerasan dalam rumah tangga di usia 15 tahun
Gejala
pengobatan/petawatan
Adik kandung
Depresi
Riwayat
berhasil
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenagkan :
Klien bekerja di kafe sebagai pelayan
Masalah keperawatan : Tidak ada
IV.
FISIK
1. Tanda Vital : TD : 100/70 mmgh, N : 80
2. Ukuran
: TB : 152 Kg, BB : 50 Kg
3. Keluhan Fisik :
Iya
Tidak
X/M, P : 20
X/M
Jelaskan :
V.
41
?
18
28
Ket :
26
22
16
: laki laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
Jelaskan :
- Dalam keluarga klien anak ketiga dari lima bersaudara
- Dalam keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa seperti
klien adalah anak ke 4
- Dalam keluarga klien ibu sebagai pengambil keputusan
- Masalah keperawatannya perilaku kekerasan
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :- klien menyukai dengan keadaan fisiknya
sekarang
-klien mengatakan tubuhnya sempurna
b. Identitas :
- Klien mengatakan status dan posisi klien sebelum dirawat
baik-baik
- klien meyadari dirinya sebagai wanita
- kepuasan klien terhadap status dan posisinya ditempat kerja
klien merasa tidak puas disebabkan karena merasa tidak
dihargai.
c. Peran : kemampuan dalam melaksakan tugas atau peran baik
d. Ideal diri :
- klien berharap dirinya tetap sehat
-klien berharap mendapat suami yang lebih baik
- klien berharap dilingkungan keluarganya dan masyarakat
dapat diterima dengan baik
e.
Masalah keperawatan :
VI.
STATUS MENTAL
1. Penampilan :
Tidak rapi
Penggunaan pakain
Keras
Gagap
Apatis
lambat
Membisu
Tidak mampu memulaipembicaraan
longhorea
Echolalia
Jelaskan : klien berbicara keras
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku kekerasan
3. Aktivitas motorik :
lesu
Agitas
Tegang
Tik
Gelisah
Grimasen
Tremor
Kompulsif
Jelaskan : klien tegang disebabkan karena saat pengkajian, klien
tengah bertengkar dengan ibunya
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
4. Alam perasaan :
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : klien mudah marah
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
5. Afek :
Datar
Tumpul
labil
Tidak
sesuai
Jelaskan : klien labil : klien mudah tersinggung jika ada yang
mengan
ggunya
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara :
Bermusuhan
koperatif Curiga
Defensif
Tidak
Jelaskan : baik
Masalah keperawatan : Tidak ada
8. Proses pikir :
Sirkumentasial
Tangesial
Kehilangan Asosiasi
Bloking
Fligt of ideas
Neologisme
Pengulangan pembicaraan
Jelaskan : fligt of ideas : - Pembicaraannya sering meloncat dari satu
topik ke topik yang lainnya, masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai
tujuan
Neologisme : - Pembicaraanya kadang tidak masuk
akal (keras kepala), selalu mendengar kata-katanya
Masalah keperawatan : Resiko kekerasan
9. Isi pikir :
Obsesi
Fobia
Hipokandria
Pikiran magis
Somatik
Kebesaran
Curiga
Jelaskan
yang
Nihilistik
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
: ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian
terjadidilingkungan
keluarga
bermakna
dan
terkait
pada
kesalahan ibunya
Masalah keperawatan: Resiko kekerasan
10. Tingkat kesadaran :
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
:
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan : orientasi waktu, tempat dan orang cukup jelas
Masalah keperawatan :
11. Memori :
Gangguan daya ingat juangka panjang
Gangguan daya ingat juangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : tidak ada masalah
Masalah keperawatan: tidak ada
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung secara
sederhana
Jelaskan: klien mampu berhitung
Masalah keperawatan: Tidak ada
13. Kemampuan penilaian :
Gangguan ringan
Gangguan
bermakna
Jelaskan : tidak ada masalah
21
Bantuan minimal
Bantuan total
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : Mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada
3. Mandi :
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan: Mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada
4. Berpakaian/berhias :
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan: Mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada
5. Istrahat dan tidur :
Tidur siang
Tidur malam
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan: Mandiri
Masalah keperawatan: Tidak ada
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan :
Ya
Sistem pendukung :
Jelaskan:
Masalah keperawatan:
Tidak
Ya
Tidak
Tidak ada
Ya
Tidak
22
Ya
Pengaturan keuangan
Tidak
Ya
:
Tidak
Ya
Tidak
Transportasi :
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Lain-lain
Ya
Tidak
Jelaskan:
Masalah keperawatan: Tidak ada
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi
Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
Menghindar
Olah raga
Mencederai diri
Lain-lainnya
Lain-lainnya
Sistem pendukung
Faktor predisposisi
Penyakit fisik
Koping
Obat-obatan
Lain-lainnya:
Jelaskan: klien mampu menjawab pertanyaan dengan benar
Masalah keperawatan: Tidak ada
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia residual
Terapi medik : cpz 100 mg 3x1
Hlp 5 mg 2x1
Thp 2 mg 3x1
Diaz 5 mg 2x1
XII. DAFTAR MASALAH KEPERWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Harga diri rendah
3. Resiko mencederai diri sediri,orang lain dan lingkungan
24
ANALISA DATA
Data
Data subyektif:
- Ibu klien mengatakan klien sering mengamuk di
Masalah
Resiko Perilaku
kekerasan
rumah
- Klien mengatakan sering mengancam ibunya
jika keinginananya tidak terpenuhi
Data obyektif :
-Pembicaraan keras
-Kontak mata tajam
-Klien mudah marah
-Klien tampak merokok
Data subyektif:
- Klien mengatakan malu dengan oarng orang di
sekitarnya
- Klien mengatakan jika dilingkungan keluarga
dan dimasyarakat ingin diterima dengan baik
Data obyektif :
-Alam perasaan sedih
-Klien hanya mau berbicara pada perawat
-Keadaan ekonomi klien terbatas
-Klien hanya besekolah sampai SMP
-Klien bekerja sebagai pelayan Cafe
Data subyektif:
- Ibu klien mengatakan klien sering mengamuk di
rumah
- Klien mengatakan sering mengancam ibunya
Resiko mencederai
diri sediri,orang lain
dan lingkungan
Causal
26
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 )
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Hari/Tanggal
Pertemuan : ke 2
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien :
Data Subjektif : Klien mengatakan benci dan kesal pada seseorang
Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang jesal atau marah
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainya
Data objektif : Mata merah, wajah agak merah
Nada suara tinggi dan keras
Bicara menguasai
Ekspresi wajah saat membicarakan orang
2. Diagnosa keperawatan : Resiko Perilaku kekerasan
3. Tujuan :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan
d) Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekrasan yang biasa di
lakukakn
e) Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukan
f) Klien dapat menyebutkan/mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik 1 (tarik napas dalam)
4. Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya :
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan intervensi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
b) Diskuskan bersama klien jika terjadi perilaku kekerasan saat ini
dan yang lalu
c) Diskusikan bersama klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
1) Diskusikan tanda dan gejalah perilaku kekerasan secara fisik
2) Diskusikan tanda dan gejalah perilaku kekerasan secara verbal
3) Diskusikan tanda dan gejalah perilaku kekerasan secara sosial
27
pasien
perilaku
kekerasan
yang
biasa
cara itu stress ibu busa hilang ? iya atau tidak. Apa kerugian cara
ibu lakukan tadi ? maukah ibu belajar mengungkapkan kemarahan
tanpa menimbulkan kerugia ?
Ada berapa cara untuk mengontrol kemarahan ibu, salah satunya
adalah dengan cara fisik 1 dan 2. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah marah
Ada berapa carah, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu ?
Begini ibu, kalau tanda tanda marah tadi sudah ibu rasakan maka
ibu boleh berdiri dan tarik dari hidung dan perlahan lahan keluarkan
lewat mulut seperti mengeluarkan kemarahan . Ayo ibu teknik ini
dilakukan secara berulangulang sampai marahnya hilang ya bu.
Ayomibu coballagi, tarik napas dari hidung, bagus,,, tahan ya
perlahn lahan keluarkan melalui mulut yaa,, bagus kali i u sudah
bisa melakukanya. Bagaimana Perasaanya ?
Nah sebaiknya latihan ini ibu seara rutin, sehingga kita sewaktu
waktu rasa marah itu muncul, ibu sudah terbiasa melakukanya.
3. Fase terminasi
1). Evaluasi subejektif
bagaimana perasaan ibu setelah berbincang bincang tentang
mengontrol kemarah ibu ?
2). Evaluasi objektif
coba sebutkan kembali siap nama saya ? dan apa penyebab dari
kemarah ibu. Apa tanda tanda dari ibu marah, apa yang terjadi
setelah ibu marah ? sebutkan cara cara mengotrol perilaku
kekerasan.
3). Rencana tidak lanjud
jika kemarahan itu, tolong ibu praktekan cara yang sudah saya
ajarkan, dan masukan dalam jadwal harian ibu
4. Kontrak yang akan datang
1). Topik : Baiklah ibu pertemuan kita tutup sampai disini, besok
saya datang lagi untuk memastikan apakah ibu sudah bisa
latihan mengoontrol marah denga cara fisik 1
2). Waktu : waktunya mau jam berapa ibu ? bagaimana kalau jam
09.00 yaa..
Apa ibu bersedia ?
3). Tempatya : Diruang perawatan ibu saja yaa..
Sampai nanti ya bu, assalamalaiku
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
29
N
o
1
Hari/
tanggal/j
am
Selasa
29/03/201
6
Tindakan
keperawatan
1. BHSP
2. Mengidentifikasi
penyebab perilaku
kekerasan
3. Mengidentifikasi
tanda tanda
perilaku kekerasan
4. Menyeutkan jenis
jenis perilaku
kekerasan
5. Menyebutkan cara
cara mengontrol
perilaku kekerasan
6. Mengajarkan klien
latihan cara fisik 1
perilaku kekerasan
latihan nafas
dalam
Evaluasi
S : - Klien mengatakan
namanya nur vina biasa di
panggil vina
- klien mangatakan hanya
mau berbicara selama 10
menit
- klien mengatakan mudah
marah jika keinginanaya
tidak terpenuhi
- klien sering mengancam
ibunya jika tidak diberi
uang
- klien mengatakan hanya
rokok yang membuat
perasaanya nyaman
- klien mengatakan
setujununtuk melakuakan
cara mengontrol marah
dengan tarik napas dalam
- klien mengatakan mau
mengontrol marah setiap
jam 05.00 subuh ketika
bangun, jam 09.00 pagi
kemudian jam 13.00 siang
O : - Pembicaraan agak keras
- Kontak mata +
- Bicara sambil merokok
A : - Klien dapat mengontrol
marah dengan cara fisik
1 tarik napas dalam.
P : - Perawat : mengajarkan
mengontrol marah secara
fisik 2 memukul bantal
dan kasur
- Klien : memasukan
jadwal kegiatan harian
tarik napas dalam setiap
jam 05.00 dan 13.00
30
Pertemuan : Ke 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subyektif :
- Klien mengatakan nurvina, senang dipanggil vina
- Klien mengatakan mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi
- Klien sering mengancam ingin membunuh ibunya jika tidak diberi
-
uang
Klien mengatakan hanya rokok yang membuat perasaanya nyaman
Klien mengatakan mau latihan mengontrol marah dengan cara
tarik nafas dalam
Data obyektif
-
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku kekerasan
3. Tujuan
Mengontrol marah dengan cara fisik 2 yaitu memukul bantal atau
kasur
4. Tindakan
1. Mengevaluasi kembali latihan mengontrol marah dengan cara fisik 1
latihan nafas dalam
2. Mengajarkan klien cara mengontrol marah dengan cara fisik 2 yaitu
memukul bantal/ kasur
B. Strategi Pelaksanaan
31
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamualaikum, selamat pagi ibu,,,sesuai dengan janji saya
kemarin saya akan datang lagi pagi ini
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana paeasaan ibu hari ini? Adakah hal yang menyebabkan
ibu marah?
c. Kontrak
- Topik : Baiklah sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan
-
2. Fase Kerja
Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam ibu dapat melakukan
pukul bantal atau kasur
Sekarang mari kita latihan memukul bantal/kasur, mana tempat tidur
ibu? Jadi nti klu ibu kesal dan ingin marah, langsung ke tempat tidur
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul bantal/kasur
Nah...cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?
b. Evaluaa isi obyektif
ada berapa cara yang sudah kita latih? Coba ibu sebutkan lagi?
Bagus...
c. Rencana tindak lanjut
Nanti kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan hari-hari ibu, pukul
kasur dan bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bagun
tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi yaa setiap ibu bangun sholat subuh
dan jam 13.00 setelah minum obat siang.
d. Kontrak yang akan datang
32
Topik : baiklah ibu pertemuan kita cukup sampai disini, besok saya
datang lagi untuk memastikan apakah ibu sudah melakukan latihan
mengontrol marah dengan cara fisik 2
Waktu : ibu maunya waktu prakteknya jam berapa ? bagaimana
kalau jam 00.09 wita. Apakah ib u bersedia ?
Tempat : tempatnya seperti biasa yaa diruangan perawatan ibu
sendiri. Sampai nanti ya bu, assalamlaikum
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
tgl/ jam
Rabu,
30/03/20
16
Tindakan
keperawatan
Mengevaluasi
kembali latihan
mengontrol
marah fisik 1 :
tarik nafas dalam
Mengajarkan cara
mengontrol
marah dengan
cara fisik 2 :
memukul kasur
dan bantal
Evaluasi
S : - Klien mengatakan marah
kepada temanya yang BAB dan
tidak menyiramnya
- Klien mengatakan marah
kepada teman temanya yang
malas
- Klein mengatakan hanya mau
bicara selama 15 menit
- Klien mengatakan minta
diajarkan cara mengontrol
marahdengan memukul bantal
dan kasur
- Klien mengatakan jika marah
akan lansung memukul bantal
dan kasur untuk melampiaskan
marahnya
O : - Pandangan tajam
- Klien tampak berteriak
- Klien mengungkapkan
keluhanya kepada perawat
- Klien menjawap pertanyaan
perawata dengan suara keras
A : Klien dapat mengontrol marah
dengan cara fisik 2 : memukul
bantal dan kasur
P : Perawat :- Mengajarkan cara
mengontrol marah
dengan cara verbal
33
Menganjurkan klien
amemasukan dalam
jadwal harian
Klien : Memasukan dalam
jadwal harian pukul
bantal dan kasur setiap
jam 009.00 s/d 13.00,
19.00
-
STRATEGI PELAKSANAAN 3
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Hari/Tanggal
Pertemuan : ke 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data subyektif
- Klien mengatakan marah kepada temannya yang BAB karena tidak
menyiramnya
- Klien mengatakan marahi teman-temannya yang malas
- Klien minta diajarkan cara mengontrol marah dengn memukul
kasur/bantal
- Klien mengatakan nanti jika marah klien akan langsung memukul
kasur/bantal untuk melampiaskan marahnya.
- Pandangan tajam, klien Nampak berteriak, klien menggungkapkan
keluhannya pada perawat, klien menjawab pertanyaan dengan
benar
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku kekerasan
34
3. Tujuan
Mengontrol rasa marah dengan cara latihan verbal diantaranya :
- Meminta dengan baik
- Menolk dengan baik
- Mengungkapkan perasaan dengan baik
4. Tindakan
1. Mengevaluasi kembali jadwal harian cara mengontrol dua cara fisik
2. Mengontrol rasa marah dengan cara latihan secara verbal,
diantaranya:
- Meminta dengan baik
- Menolak dengan baik
- Mengungkapkan perasaan dengan baik
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
assalamualaikum ibu vina,, sesuai dengan janji saya kemarin
sekarang kita ketemu lagi
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana ibu apakah sudah
melakukan latihan nafas dalam dan pukul kasur/bantal?? Apa
yang dirasakan setelah melakukn latihan secara teratur??
c. Kontrak
- Topik : bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara
-
kita
berbincang-bincang?
bilang penyebab marahnya karena tidak diberi uang oleh ibu saat
meminta. Coba minta dengan baik : Bu..saya perlu uang untuk
membeli rokok Nanti bisa dicoba disini untuk meminta baju,
minta obat dan lain-lain. Coba ibu praktekkan, bagus bu..
2. Menolak dengan baik, bila ada yang meminta dan ibu tdak ingin
melakukannya
karena
sedang
ada
kegiatan,.
Coba
ibu
praktekkan!!! Bagus
3. Mengungkapkkan perasaan kesa, jika diperlakukan orang lain
membuat kesal ibu dapat mengatakan : saja jadi ingn marah
karena perkataanmu itu. Coba praktekkan!!! Bagus.
3. Fase Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang
cara mengontrol marah dengn bicara yang dekat??
b. Evaluasi obyektif
Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari
Bagus sekalii, sekarang mari kita masukkan kedalam jadwal.
Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara dengan baik?? Bisa kita
buat jadwalnya??
2. Rencana tindak lanjut
Nanti kita akan bicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah
ibu yaitu dengan cara ibadah, ibu setuju?? Mau dinama ibu? Disini
lagi? Baik sampai nanti yaa,,,,
3. Kontrak
-
36
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Hari/tgl/Ja
m
Jumat
01 April
2016
09.00
Tindakan
Evaluasi
keperawatan
Mengevaluasi
jadwal
mengontrol marah
05.00 subuh
- Klien mengatakan setiap
kembali
dengan
cara
dan
memukul
kasur
dan bantal
Mengajarkan
cara
mengontrol marah
dengan
verbal :
sosial
tidak
perlu
bicara
dengan
- Meminta
dengan
baik
- Menolak
dengan
klien
baik
- Mengungkapkan
perasaan
dengan
baik
tidak
harus
mau
menolaknya
dengan baik
- Klien mengatakan
kesal
klien
kepada
jikan
temanya
klien
harus
mengungkapkan
perasaanya dengan baik
O : - Klien kooperatif
- Klien terlihat tenang
A : Klien dapat mengontrol
marah dengan cara sisoal
verbal
P : Perawat : mengajarkan cara
mengontrol
marah
beribadah
harian
cara
mengontrol
marah
secara
verbal
sosial
05.00 wita
Klien mengatakan setiap jam 09.00 wita pagi dia akan latihan
38
marah tapi klien harus berbicara dengan suara pelan dan sopan
Klien mengatakan jika ada yang menyuruhnya klien harus
kesal
pada
temannya
klien
harus
cara
39
cara
penggunaan
obat
yang
benar
untuk
40
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tangg
Tindakan
Evaluasi
al
keperawatan
Jam
Sabtu,
02- 1. mengevalusi kembali S : - klien mengatakan sudah
04-2016
latihan
menyampaikan
kekerasan
temanya
- Klien
mengatakan
secara
sosial
kekerasan
dengan
cara
spritual tercapai
P: Perawat : lanjutkan cara
mengontrol
marah
dengan
minum
obat
cara
dengan
cara
5
41
benar
Klien:Memasukkan latihan
mengontrol
marah
STRATEGI PELAKSANAAN 5
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Hari/tanggal: Senin 04 April 2016
Pertemuan : Ke 7
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
Data subyektif :
- Klien mengatakan sudah menyiapkan sesuatau yang baik pada
-
temannya
Klien mengatakan sudah latihan fisik 1 dan 2, secara social verbal
Data obyektif :
- Klien kooperatif
- Kontak mata baik
- Klien selalu melihat catatan jadwal hariannya
2. Diagnosa keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan :
a. Melatih klien mengontrol perilaku kekersan dengan cara minum
obat dengan prinsip 5 benar obat
b. Menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian
B. Stategi pelaksanaan
42
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamu allaikum selamat pagi ibu, sesuai dengan janji saya
kemarin hari ini kita bertemu lagi
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas
dalam,pukul kasur bantal, bicara yang baik serta shalat ? bagus
seklai ib.. apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur ? coba kita lihat kegiatannya
c. Kontrak
1. Topik
Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan
latihan tentang
perasaannya
ibu
setelah
1) Topik
Baiklah ibu sampai disini pertemuan kita hari ini. Hari senin kita
latihan lagi mengontrol marah dari awal yaa, kita mengevaluasi
kembalu semua materi yang ibu pelajari.
2) Waktu
Waktunya ibu mau berapa lama ? bagaimana kalau 20 menit lagi
yaa
3) Tempat
Tempat seperti biasa disini saja yaa bu.
CATATAN PERKEMBANGAN
N
o
1.
Hari/tangga
l/
jam
Senin
04/04/2016
10.00 pagi
Implementasi
Evaluasi
1. Mengevaluasi
jadwal
kegiatan
harian klien
2. Melatih
klien
mengontrol perilaku
kekerasan
cara
mengatakan
lupa
nama obat
klien mengatakan
lupa
fungsi obatnya
klien
mengatakan
dengan
minum
dengan
S:
- klien
obat
prinsip
pasien
benar nama obat
benar
cara
minum obat
benar
waktu
kembali
mengenai
minum obat
- benar dosis obat
3. menganjurkan klien
dengan
obat
kekerasan
cara
minum
dengan
prinsip
memasukan
kedalam
jadwal
P
P:
mengulang
kembali
44
kegiatan
harian
klien
melatih
klien
mengontrol
perilaku
kekerasan
dengan
cara
minum
denagn
obat
prinsip
benar obat.
K: motivasi klien untuk
belajar
perilaku
kekerasan
dengan
cara
dengan
minum
obat
prinsip
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Perilaku kekerasan atau tindak kekerasan merupakan ungkapan
perasaan marah dan bermusuhan sebagai respon terhadap
kecemasan/kebutuhan yang tidak terpenuhi yang mengakibatkan
hilangnya kontrol diri dimana individu bisa berperilaku menyerang
atau melakukan suatu tindakan yang dapat membahayakan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat kami buat yaitu
untuk lebih memperdalam lagi tentang asuhan keperawatan dengan
resiko perilaku kekerasan dan perilaku kekerasan karena dalam
makalah kami tentunya masih banyak kekurangannya.
45
DAFTAR PUSTAKA
46