Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan benar menyatakan bahwa tugas
review jurnal ini saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah Swamedikasi pada
Program Studi S1 Farmasi Universitas Pakuan Bogor seluruhnya hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan review jurnal yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian review jurnal ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia
menerima sanksi.

Bogor, 29 Januari 2016


Yang membuat pernyataan,

Siti Meira Putri Sakinah


(0661 13 253)

RIVIEW JURNAL

Luar Negeri (LN)

Dalam Negeri (DN)

Latar Belakang
Jurnal ini menjelaskan tentang
Jurnal ini menjelaskan tentang
dasar pengetahuan dan persepsi termasuk pengaruh pengetahuan dan sikap orang tua
diskusi untuk membeli dan menggunakan terhadap swamedikasi obat demam pada
obat bebas yang dapat meringankan rasa anak-anak.
Swamedikasi
adalah
sakit di negara Amerika dan Jerman.
pengobatan sendiri dalam pengertian
Dalam jurnal ini penulis umumnya adalah upaya yang dilakukan
menemukan secara signifikan bahwa untuk
mengobati
disir
sendiri
orang
Amerika
lebih
banyak menggunakan obat, atau cara lain tanpa
menggunakan
obat
bebas
yang nasihat
tenaga
kesehatan.
Dalam
meringankan rasa sakit dibandingkan melakukan suatu swamedikasi dipengaruhi
orang Jerman. Sehingga beberpa dosen pengetahuan dan sikap.
pembimbing mencoba menyelidiki untuk
Sehingga dilakukan penilitian
mengidentifikasi
persamaan
dan pengetahuan tentang swamedikasi oleh
perbedaan di dalam pengetahuan, orang tua terhadap penyakit demam pada
persepsi
dan
kebiasaan
diantara anak-anak, dan sikap orang tua tentang
konsumen Jerman dan Amerika.
swamedikasi
sebagai
variabel
independennya, serta swamedikasi atau
pemilihan obat sendiri terhadap obat
demam pada anak-anak tanpa bantuan
tenaga farmasi atau bantuan medis sebagai
variabel dependennya.
Penelitian ini dilaksanakan di desa
Dusun Cepor, Sendangtirto, Berbah,
Sleman yang memiliki anak 1 sampai 12
yang berjumlah 172 KK.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk
untuk lebih memahami tentang dasar mengetahui pengaruh pengetahuan dan
pengetahuan dan persepsi termasuk sikap orang tua terhadap swamedikasi obat
diskusi untuk membeli dan menggunakan demam pada anak-anak.
obat bebas yang dapat meringankan rasa
sakit dengan mengambil ke arah
lingkungan yang sesuai.
Analis Situasi
Permasalahan yang terjadi adalah
Permasalahan yang terjadi adalah
di luar negri yaitu di Jerman dan di di Indonesia tepatnya di desa yang
Amerika tentang swamedikasi terdapat dilakukan penelitian apakah pengetahuan
kebiasaan atau perbedaan presepsi atau dan sikap sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan yang signifikan. Pada orang swamedikasi obat.

Amerika kurang pengetahuan tentang


Kategori Tingkat pengetahuan
efek samping dibandingkan dengan orang yaitu dapat memahami, menganalisis,
jerman sehingga orang Amerika lebih sintesis,
mengaplikasikan,
dan
banyak menggunakan obat bebas yang mengevaluasi.
meringankan rasa sakit dibandingkan
Sedangkan sikap yaitu menerima,
orang Jerman. Hal ini faktor lingkungan merespon mengarhargai, dan bertanggung
telah menolong untuk menjelaskan jawab.
perbedaan
diantara
pengertahuan,
presepsi, dan kebiasaan antara mahasiswa
Jerman dan Amerika.
Telaah Substansi
Isi :
Isi :
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian jurnal
jurnal ini adalah tentang pengetahuan, ini adalah tentang bahwa terdapat
presepsi, dan kebiasaan mahasiswa pengaruh pengetahuan orang tua terhadap
Jerman mengenai obat bebas untuk swamedikasi obat demam pada anak-anak.
meringankan rasa sakit (OTCPRs). Dan tidak terdapat pengaruh sikap orang
Penelitian ini dibandingan dengan tua terhadap swamedikasi obat demam
mahasiswa di Amerika. Dan terdapat pada anak-anak.
perbedaan diantara keduanya tentang Harapan :
pengetahuan, presepsi, dan kebiasaan
Masyarakat diharapkan dapat
mengkonsumsi mengenai obat bebas berpengaruh terhadap swamedikasi dengan
untuk meringankan rasa sakit (OTCPRs). adanya pengetahuan yang luas. Dengan
Harapan :
tingkat pendidikan dan pengetahuan yang
Penulis mengaharapkan bahwa tinggi berpengaruh terhadap perilaku
perbedaan dalam akses dan pemasaran pengobatan sendiri. Serta edukasi dapat
akan mempengaruhi apa yang diberikan meningkatkan
pengetahuan
tentang
pada 108 mahasiswa yang belum lulus di swamediaksi dan rasionalisme dalam
united states an Germany (masing menggunaan obat secara mandiri, artinya
masing, 57 dan 50 partisipan)
bahwa masyarakat perlu lebih diberikan
Hasil :
penyeluhan tentang obat agar lebih
Peenulis menemukan secara meningkatkan
pengetahuan
mereka
signifikan
bahwa
orang Amerika tentang obat-obatan untuk pengunaan
dibandingkan dengan orang Jerman lebih seharihari..
banyak menggunakan obat bebas yang Hasil:
meringankan rasa sakit. Melihat kurang
Setelah
dilakukan
penelitian
pengetahuan orang Amerika tentang efek terhadap
62
responden
tentang
samping dibandingkan dengan para ahli pengetahuan orang tua didapatkan hasil
Jerman. Ketika diminta kapan mereka analisi yang ditunjukan pada tabel I.
berkonsultasi tentang etiket
pada Kategori pada variabel pengetahuan
kemasan, orang amerika melaporkan diperoleh dari standar nilai sebagai
bahwa mereka lebih suka melakukannya berikut: Nilai 1 untuk jawaban Benar,
sebelum membeli produk. Disamping itu Nilai 0 untuk Jawaban Salah, dengan
orang
jerman
melaporkan bahwa rentang nilai 0-20 dan standar nilai tinggi

konsultasikan etiket sebelum menagmbil


OTCPRs untuk pertama kali.
Etiket pada kemasan lebih
banyak memperngaruhi keputusan orangorang Amerika untuk membeli OTCPRs,
orang-orang Amerika juga kurang
menyukai konsultsi kedokter ketika
mereka merasakan sakit tetapi lebih suka
menggunakan obat untuk meringannkan
rasa sakit, orang Amerika melihat bahwa
lebih bahaya OTCPRs setelah status
mereka berubah dari hanya sekedar
menggapi, sebaliknya orang Jerman
percaya bahwa sikap mereka mengurangi
resiko.

15-20, sedang 9-14 dan nilai rendah 0-8.


Tabel I. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Orang Tua (n=62)
Variabel
Kategotri
F
%
Rendah
7
11.3
Pengethua
Sedang
33
53.2
Tinggi
22
35.5
n
Jumlah
62
100.0
Untuk sikap orang tua diperoleh
data yang ditunjukan pada tabel II.
Kategori pada variabel Sikap diperoleh
dari standar nilai sebagai berikut: Nilai 2
untuk jawaban Selalu, Nilai 1 untuk
jawaban Jarang, dan Nilai 0 untuk jawaban
Tidak Pernah dengan rentang nilai 0-20
dan standar nila Baik 15-20, Cukup 9-14
dan nilai Kurang 0-8.
Tabel II. Distribusi Frekuensi Sikap
Orang Tua (n=62)
Variabel
Kategotri
F
%
Kurang
11
17.7
Cukup
42
67.7
Sikap
Baik
9
14.5
Jumlah
62
100.0
Sedangkan untuk swamedikasi
obat demam diperoleh pada tabel III.
Kategori pada variabel pengetahuan
diperoleh dari standar nilai sebagai
berikut: Nilai 1 untuk jawaban Selalu,
Nilai 0 untuk jawaban Tidak Pernah,
dengan rentang nilai 0-20 dan standar nilai
tinggi 11-20, dan nilai rendah 0-10.
Tabel
III.
Distribusi
Frekuesi
Swamedikasi Obat Deman pada Anakanak (n=62)
Variabel
Kategotri
F
%
Rendah
30
48,4
Swamedikas
Tinggi
32
51,6
i
Jumlah
62
100.0

Selanjutnya dilakukan analisis


bivariat untuk variabel Pengetahuan dan
Sikap Orang Tua terhadap Swamedikasi
Obat Demam pada Anak-anak dengan
hasil yang ditunjukan pada tabel IV. Tabel
IV menunjukan ada Pengaruh positif orang
tua secara signifikan pengetahuan orang
tua dengan swamedikasi obat demam pada
anak-anak. Pengetahuan orang tua yang
tinggi terhadap obat demam kemungkinan
memiliki kemampuan swamedikasi obat
demam pada anak-anak yang baik
(p<0,25).
Tabel IV. Hasil Analisis Bivariat
Pengaruh Pengetahuan Orang Tua dengan
Swamedikasi Obat Demam pada Anakanak
Pengetahua
n Orang Tua
Rendah
Sedang
Tinggi
Total

Swamedikasi Obat Demam Pada


Anak-anak
Renda
Tinggi
Total
P
h
7
(100%)
22
(66,7%)
1
(4,5%)
30
(48,4%)

0
11
(33,3%)
21
(95,5%)
32
(51,6%)

7
(100%)
33
(100%)
22
(100%)
62
(100%)

0,0

Tabel V menunjukan terdapat


Pengaruh dan secara statistik signifikan
antara
sikap
orang
tua
dengan
swamedikasi obat demam pada anak-anak.
Orang tua yang mempunyai sikap yang
baik terhadap obat memiliki sikap yang
baik terhadap swamedikasi obat demam
pada anak-anak (p<0,25)
Tabel V. Hasil Analisis Bivariat Pengaruh
Sikap Orang Tua dengan Swamedikasi
Obat Demam pada Anak-anak
Sikap
Orang
Tua
Kurang

Swamedikasi Obat Demam Pada


Anak-anak
Renda
Tinggi
Total
P
h
10

11

0,222

Cukup

(90,9%)
20
(47,6%)

Baik

Total

30
(48,4%)

(9,1%)
22
(52,4%)
9
(100%)
32
(51,6%)

(100%)
42
(100%)
9
(100%)
62
(100%)

Selanjutnya dilakukan analisis


logistik ganda dengan hasil sebagai
berikut: berdasarkan hasil analisis data
diatas bahwa pengetahuan orang tua dalam
penelitian ini adalah sedang sebanyak 33
responden (53,2%). Data penelitian yang
diperoleh tentang pengetahuan orang tua
sebagian besar memiliki kategori sedang,
artinya pengetahuan orang tua terhadap
penggunaan
obat
secara
mandiri
dimasyarakat
Dusun Cepor
masih
tergolong sedang. Hasil analisis regresi
logistik menunjukan bahwa variabel
pengetahuan orang tua berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan orang tua
dalam swamedikasi obat demam pada
anak-anak, hal ini diketahui bahwa nilai
signifikansi 0,003 yang kurang dari 0,05
(p<0,05)
adanya
pengaruh
dalam
penelitian ini disebabkan karena informasi
tentang obat sudah cukup banyak
diperoleh orang tua baik oleh tenaga
kesehatan maupun iklan di media.
Tabel VI. Hasil Analisis Logisyik Ganda
Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Orang
Tua dengan Swamedikasi Obat Demam
pada Anak-anak
Variabel
Independen
Konstanta
Pengetahuan
Orang tua
Sikap Orang
tua
N observasi
-2 log
likelihood

Swamedikasi Obat Demam Pada


Anak-anak
Odds
Batas
Batas
P
Ratio Bawah
Atas
1,067
28,464

3,087

262,467

0,003

3,049

0,320

29,021

0,332

62
49,176

Nagelkerke
R Square

0,596

Diskusi dan Pembahasan


Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hasil
penelitian
menunjukan
terdapat perbedaan dalam dua populasi
bahwa orang tua warga di Dusun Cepor
diindefikasi. Pertama, kami menemukan
yang mempunyai pengetahuan sedang
bahwa orang Amerika membaca lebih
memiliki peluang 28,464 kali dalam
lanjut paket label dan lebih dipengaruhi
meningkatkan
kemampuan
dalam
oleh mereka (lebih dari 72% dari
swamedikasi obat demam pada anak-anak.
Amerika kita jadikan sampel digunakan
Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin
paket label sebagai sumber informasi
tinggi pengetahuan orang tua terhadap
utama mereka). Jerman lebih mungkin
obat dan penggunaannya maka akan
untuk berbicara dengan keluarga atau
semakin baik mereka dalam melaksanakan
teman-teman. Karena otoritas kesehatan
swamedikasi khususnya obat demam pada
Amerika telah ditunjukan paket label
anak-anak.
sebagai sember informasi utama
Berdasarkan analisi data diatas
perlindungan dan pendidikan bagi
bahwa sikap orang tua dalam penelitian ini
konsumen. Ini tidak mengherankan, dan
terbanyak adalah cukup sebanyak 42
hal itu memperkuat pentingnya
responden (67,7%). Data penelitian yang
perlabelan telah sesuai.
diperoleh tentang sikap orang tua sebagian
Temuai lain yang penting adalah Jerman
besar memiliki kategori cukup, artinya
biasanya mengidentifikasi OTCPRs
sikap orang tua terhadap penggunaan obat
dengan nama lain obat generik mereka,
secara mandiri dimasyarakat Dusub Cepor
sedangkan orang Amerika cenderung
sudah tergolong cukup baik.
untuk memberikan nama-nama merek.
Hasil analisis regresi logistik
Tingkatan konsumen lebih akrab bahan
menunjukan bahwa variabel sikap orang
aktif daripada pereda nyeri yang memiliki tua tidak berpengaruh signifikan terhadap
beberapa implikasi untuk pemasaran serta swamedikasi obat demam pada anak-anak,
untuk keselamatan.
hal ini ketahui dari nilai signifikan 0,332
Akhirnya, orang Amerika mengkonsumsi yang lebih dari 0,05 (p>0,05), artinya
OTCPRs secara lebih signifikan dan lebih dengan sikap yang cukup saja tidak
mungkin untuk membambil dosis mampu dalam meningkatkan swamedikasi
maksimum yang tersedia. Perbedaan ini obat demam pada anak-anak.
mungkin terbukti menjadi penting dalam
Berdasarkan hasil regresi logistik
kaitannya dengan penyakit hati, sebagai terdapat hubungan positif dan secara
kasus terbaru ditemukan hubungan antara statistik signifikan antara pengetahuan
peningkatan SGPT dan konsumsi orang tua dengan swamedikasi obat
maksimum harian acetaminpohen yang demam pada anak-anak. Orang tua dengan
direkomendasikan
dosis
4g/hari. tingkat pengetahuan tentang obat yang
Ameriak mengandalkan lebih banyak paa baik memiliki timgkat swamedikasi tang
penggunaan tanpa pengawasan dari baik dan tinggi 28,464 x lebih besar
OTCPRs ketika sakit. Sedangkan jerman daripada yang pengetahuan sedang atau
secara signifikan lebih mungkin untuk kurang (OR= 28,464 ; CI 95% 3,087
melihat seorang profesional perawatan sampai dengan 262,467 ; p= 0,003).

kesehatan. Mengingat bahwa seluruh


sampel kami memiliki asuransi kesehatan
(termasuk manfaat obat), tidak mungkin
bahwa ini adalah masalah ekonomi atau
akses.
Kami
berhipotesis
bahwa
ketersediaan yang lebih besar dari
OTCPRs di Amerika Serikat hanya
membuatnya lebih mudah mereka untuk
membeli daripada berkonsultasi kepada
profesional kesehatan.

Tidak terdapat pengaruh positif


dan secara statistik signifikan antara sikap
orang tua dengan swamedikasi obat
demam pada anak-anak. Sikap orang tua
mempunyai kemungkinan lebih tinggi
3,049 x lebih besar dari pada tidak
mempunyai sikap (OR= 3,049; CI 95%
0,320 sampai dengan 29,021; p= 0,332).
Berdasarkan hasil analisis diatas
bahwa pengetahuan orang tua dan sikap
orang tua secara bersama-sama tidak
memberikan
konstribusi
terhadap
swamedikasi pada anak-anak hal tersebut
dapat dilihat dari signifikansi sikap yang
lebih dari 0,05 dan nilai Nagelkerke R
Square sebesar 0,596 memiliki pengertian
bahwa 59,6 % swamedikasi obat demam
pada anak-anak dipengaruhi secara
bersama-sama oleh variabel pengetahuan
orang tua dan sikap orang tua, dan sisanya
40,4% dipengaruhi atau dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti diantarnya
adalah faktor internal: tingkat ekonomi,
pendidikan orang tua dan faktor eksternal:
iklan obat, penyuluhan dan sebagainya.
Aspek Swamedikasi
Subjek : 108 mahasiswa sebagai Subjek
:
Warga
Dusun
Cepor,
partisipan dalam penelitian ini. 38 orang Sendangtirto, Berbah, Sleman yang
dari mereka (31 wanita) belajar di memiliki anak usia 1-12 tahun yang
Universitas Amerika, dan 50 orang (21 berjumlah 172 KK, dan diperoleh sampel
wanita) yang dipilih dari Universitas sebanyak 62 sampel.
Jerman.
Objek : Pengaruh pengetahuan dan sikap
Objek : Pengetahuan, presepsi, dan orang tua terhadap swamedikasi obat
kebiasaan mahasiswa mengenai obat demam pada anak-anak.
bebas untuk meringankan rasa sakit Media : Penelitian analisis cross sectional
(OTCPRs).
dengan populasi dalam penelitian. Dan
Media : Kuisioner yang tersusun dari 27 analisis data pada penelitian menggunakan
pertanyaan terbuka dan pilihan ganda analisis bivariat dan regresi logistik
tentang pengetahuan, presepsi, dan berganda.
kebiasaan mahasiswa mengenai obat Output : Pengambilan data dilakukan
bebas untuk meringankan rasa sakit dengan menggunakan kuesioner dengan
(OTCPRs).
tiga variabel penelitian yaitu pengetahuan
Output : Hasil dari Kuisioner yaitu tentang swamedikasi oleh orang tua
tentang pertanyaan-pertanyaan mencari terhadap penyakit demam pada anak-anak,

informasi tentang hal yang berkaitan,


presepsi
tentang
resiko,
dan
pemakaiannya.
Dampak Kesehatan Sosial : -

dan sikap orang tua tentang swamedikasi


sebagai variabel independennya, serta
swamedikasi atau pemilihan obat sendiri
terhadap obat demam pada anak-anak
tanpa bantuan tenaga farmasi atau medis
sebagai vaeiabel dependennya.
Dampak Kesehatan sosial : Kesimpulan
Penelitian
ini
menganalisis
Berdasarkan pada hasil penelitian
kebiasaan terkait kesehatan dengan serta analisis terhadap data-data yang telah
melihat bagaimana faktor lingkungan dikumpulkan disertai dengan perhitungan
membentuk hasil proses keputusan untuk secara statistik, maka dapat diambil
penggunaan obat bebas.
kesimpulan sebagai berikit:
Hasil menunjukan bahwa dengan
a. Terdapat pengaruh pengetahuan
melihat faktor lingkungan telah menolong
orang tua terhadap swamedikasi
untuk menjelaskan perbedaan diantara
obat demam pada anak-anak
pengetahuan, presepsi, dan kebiasaan
dimana diperoleh nilai (OR=
antara mahasiswa Jerman dan Amerika
28,464 ; CI 95% 3,087 sampai
dengan 262,467 ; p= 0,003).
b. Tidak terdapat pengaruh sikap orag
tua terhadap swamedikasi obat
demam pada anak-anak dimana
diperoleh nilai (OR= 3,049; CI
95% 0,320 sampai dengan 29,021;
p= 0,332).
Saran
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Danang Yulianto dan Aziz Ikhsanudi
(2013) orang tua harus mendapatkan
informasi tentang pengobatan demam pada
nak-anak yang benar dari sumber yang
bisa dipercaya dalam hal ini petugas
kesehatan terutama apoteker agar tidak
terjadi kesalahan dalam melaksanakan
swamedikasi
Daftar Pustaka
Cohen, j. P., Paquette, C., & Cairns, C, P.
Arikunto, S, 2010, Prosedur Penelitian,
(2005). Switching prescription to
Jakarta., PT. Rhineka Cipta.
over-drugs to over the counter.
Azwar, s, 2011, Sikap Manusia Teori dan
British Medical Journal, 330, 39Pengukurannya, Jakarta : Pustaka
41.
Pelajar.
Glasziou, P.P. 2002 . Analgesia and public Departemen Kesehatan RI, 2006.,
health: What are the challenges
Undang-Undang Kesehatan no.36
America Journal of therapeutics,
tahun 2009. Jakarta.

9, 207-213
Simon, H, A 1956. Rational choice and the
stricture of the enviroment.
Psychological Review, 63, 129138.
Roumie, C, L., & Griffin, M, R 2004.
Over-the-counter analgesics in
older adults Drugs and Aging 21,
485-498.

Notoatmodjo,
Soekidjo.
2002.,
Pendidikan
Dan
Perilaku
Kesehatan, Jakarta ; Rineka Cipta.
Depatemen
Kesehatan
RI,
2006,
Pedoman
Penggunaan
Obat
Bebas Dan Obat Terbatas.
Direktorat
Bina
farmasi
Komunitas Dan Klinik Ditjen bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan,
Jakarta.
Hermawati, D, 2012, Pengaruh Edukasi
Terhadap Tingkat Pengetahuan
dan Rasionalitas Penggunaan
Obat Swamedikasi pengunjungan
di dua Apotek Kecamatan
Cimanggis Depok, Skripsi FMIPA
UI.
Notosiswoyo,
M.
Supardi.
2005,
Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk dan Pilek pada
Masyarakat di Desa Ciwalen
Kecamatan
Warungkondang
Kabupaten Cianjur Jawa Barat,
Jakarta, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehtan Depkes
RI.
Safrina, Miranti LU, 2008, kajian
Swamedikasi Pada Penyakit Kulit
Di
Masyarakat
Kecamatan
Mentawa Baru Ketapang Propinsi
Kalimantan
Tengah.
Thesis,
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
WHO, 1998, The Role of The Pharmacist
in Self-Care and Self-Medication.
The Hague, The Netherlands:
WHO, p.1-11.
WHO, 1998, The Role of The Pharmacist
in Self-Care and Self-Medication,
The Hague, The Netherlands.
FIP, 1999. Joint Statement By The
international
Pharmaceutical
Federation and The World selfMedication Industry: Responsible

Selg-Medication, FIP & WSMI, p.


1-2.

Anda mungkin juga menyukai