Anda di halaman 1dari 17

1.

Tujuan penulis artikel


Tujuan utama penulis dalam pembuatan artikel adalah agar para pembaca
dapat

memahami

hal

apa

saja

yang

menyangkut

keprofesional

dan

pengimplemantasikan terhadap pengembangan kurikullum yang ada.

2. Kelebihan artikel
Setelah membaca artikel tersebut, didapat banyak kelebihan dari artikel. Dimana
penyusunan artikel sudah baik dan sistematis sehingga memudahkan pembaca dalam memehami
isi artikel serta menyerap informasi yang disajikan di dalamnya. Isi artikel sudah sesuai dengan
tujuan dari dibuatnya artikel tersebut. Isi artikel sangat bagus dimana dalam isi disajikan faktafakta yang dapat memberikan ilmu dan memperluas wawasan bagi kami seorang calon pendidik.
Pembuatan artikel bukan semata-mata hanya mengungkap pendapat penulis saja, melainkan di
ambil dari berbagai sumber yang relevan sehingga artikel tersebut dapat digunakan sebagai
sumber bacaan bagi pembaca.
3.

Kekurangan artikel
Penbuatan artikel sudah baik, adapun kekurangan dari artikel tersebut tidak terlalu
mendasar, yaitu yang dapat saya amati adalah penyusunan antar paragraph dan pengaturan antar
kata. Selain itu terdapat beberapa kata yang hurufnya tidak lengkap. Untuk penyajian isi sudah
sistematis dan sesuai dengan tujuan pembuatan artikel.

4. Pandangan setelah membaca artikel


Materi yang disajikan dalam artikel sangat baik dan menarik, sesuai
dengan kbutuhan saya sebagai calon pendidik. Setelah membaca artiel
tersebut wawasan yang saya miliki bertambah banyak, dimana tugas
seorang guru itu sebenarnya bukan hanya mengajar dan menyampaikan
materi saja. Lebih dari itu seorang guru yang professional harus mampu
mengimplementasikan kurikulum yang telah berkembang pesat hingga saat
ini. Dimana seorang guru yang professional harus mampu mendisain suatu
pembelajaran seefektif dan semenarik mungkin sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran yang ingin dicapai serta sesuai dengan kurikulum yang ada.
Seorang

guru

yang

professional

harus

mampu

membuat

perangkat

pembelajaran sebaik mungkin. Guru yang professional akan mampu


mengimplementasikan kemampuan yang ia miliki terhadap kurikulum yang
ada, selain itu guru yang professional akan mampu mengembangkan
kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungan
pengajaranya.
5. Manfaat yang diperoleh setelah membaca artikel
Banyak manfaat yang dapat di ambil dari membaca artikel ini, selain
menambah informasi, wawasan dan pengetahuan yang saya miliki tentang
guru yang professional serta pengimplementasianya terhadap kurikulum,
atikel tersebut dapat mendorong saya sebagai calon guru agar lebih baik
dalam belajar, memuntut ilmu dalam perkuliahan, dan membaca. Karena
guru yang perofesional adalah guru yang tidak hanya memiliki ilmu yang
banyak menenai penguasaan materi, melainkan seorang guru yang mampu
menciptakan pembelajaran yang efektif dan menarik sesuai dengan tujuan
yang akan di capai dan kurikulum yang berkemban. Dengan banyak
membaca, kita akan dapat memperbanyak wawasan dan ilmu yang kita
miliki untuk menjadi seorang guru yang professional.

6. Daftar rujukan artikel


Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosda
karya. 2006: Bandung.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung Persada Press. 2006:
Jakarta
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosda karya.
2006: Bandung.
Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah. Pustaka
Belajar Offset: 2007: Jakarta

Kunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam
sertifikasi guru. Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja Grapindo
Persada. 2007: Jakarta.

LAMPIRAN

PROFESIONALISASI GURU DAN IMPLEMENTASI DALAM


PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta
didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk
memajukan suatu pandidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta
didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat
hubungannya, karena ketiga komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik
di perguruan tinggi. Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat
didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam pengembangan
kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing-masing.
Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar dalam
mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan
kurikulum

yang

ada

disekolahnya

masing-masing.

Hal

ini

bertujuan

untuk

mengembangkan Imu kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian
tujuan pembelajaran, secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan adanya keterangan diatas, maka penulis akan mengangakat judul
makalah

ini

dengan

tema

Profesionalisasi

Pengembangan Kurikulum Pendidikan.

Guru

dan

Implementasi

dalam

B.

Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:

1.

Hal apa saja yang dilakukan profesionalisasi dalam mengimplementasikan


pengembangan kurikulum yang ada disekolah?

2.

Bagaimana seorang profesionalisasi, mengimplementasikan dalam pengembangan


kurikulum kepada peserta didik?

C.

Tujuan Makalah
Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah
ini agar para pembaca dapat memahami hal apa saja yang menyangkut
keprofesional, pengimplemantasikan terhadap pengembangan kurikullum yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian Profesi Sacara Umum


Menurut

Martinis

Yamin

(2006:

2-3)

menyatakan

profesi

merupakan

seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, tehnik,


dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Dengan demikian profesi merupakan
makna, bahwa profesi yang disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah
suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
keahlian, dan ketelatenan untuk menciptakan anak memiliki perilaku suatu sesuai
dengan yang diharapkan.
Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai pendidik profesional,
guru bukan hanya dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga
harus memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional.
Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah seoarang guru dapat dari usaha
keras dan keahlian yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk tujuan seorang guru
dalam mengupayakan, membimbing, melatih, dan mengajar dengan sepenuh hati
untuk keinginan dan keberhasilan peserta didik yang diterakan dalam penjelasan

tujuan pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antar pendidik


(guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Seseorang guru yang dianggap profesional, yaitu guru atau pendidik yang
benar-benar melaksanakan keberhasilan peserta didik (siswa). Tugas pendidik untuk
keberhasilan siswa itu sangat berat, dengan demikian guru harus diberi kesempatan
yang sebanyak mungkin untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya seperti
mengikuti kursus, pelatihan, penataran, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
lagin dan biayanya dibantu oleh pemerintah. Hal ini semua bertujuan untuk
mengutamakan kesetaraan, bahwa profesi yang diemban sebagai guru itu sama
saja dengan profesi yang lain.
B.

Konsep Profesionalisasi Guru


Menurut Martinis Yamin (2006: 4) keterampilan dalam pekerjaan profesi
sangat didukung oleh teori yang dipelajarinya. Jadi, seorang guru yang profesional
dituntut banyak belajar, membaca dan mendalami teori tenteang profesi yang
digelutinya, suatu profesi bukanlah suatu permanen, ia akan mengalami perubahan
dan mengikuti perkembangan kebutuhan manusia, oleh sebab itu penelitian
terhadap suatu tugas profesi dianjurkan, didalam kegunaan dikenal dengan
penelitian action research.
Menurut Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai pendidik profesional,
guru bukan sja dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga
memiliki pengetahuan dan kemampuan profesional. Dalam diskusi pengembangan
modal pendidikan profesional tenaga kependidikan, yang dselenggarakan PPS IKIP
Bandung tahun 1990, dirumuskan 10 ciri sutu profesi, Yaitu:

1.

Memiliki fungsi dan signifikan social

2.

Memiliki keahlian/ keterampilan tertentu

3.

Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah

4.

Didasarkan atas disiplin ilmu ang jelas

5.

Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama

6.

Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesinal

7.

Memiliki kode etik

8.

Kebebasan untuk memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam


lingkup kerjanya

9.

Memiliki tanggung jawab profesional dan otanani

10. Ada pengetahuan dan masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya.
Dari perjalanan uraian diatas, meskipun bahan banyak seorang pendidik
melakukan atau menerapkan itu semua pada peserta didik, namun usaha untuk
berupaya untuk meningkatkan keberhasilan peserta didik selalu digalakkan.
Secara konseptual, bentuk kerja guru menurut, Depdiknas (1980) telah
merumuskan

kemampuan-kemampuan

yang

harus

dimiliki

guru

dan

mengelompokan atas tiga dimensi umum keterampilan, yaitu :


1.
a.

Kemampuan profesional mencangkup :


Penguasaan materi pelajaran, mencangkup bahan yang akan digagaskan dan
dasar keilmuan dari bahan pembelajaran tersebut.

b.

Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan keperguruan.

c.

Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa

2.

Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri deng tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar

3.

Kemampuan personal (pribadi) mencakup:

a)

Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.

b)

Pemahaman, penghayatan, dan penampilan-penampilan nilai yang selayaknya


dianut oleh seorang guru.

c)

Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi
para siswanya.

C.

Syarat-Syarat Menjadi Guru Profesional


Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang seperti yang
dibayangkan oleh banyak orang, dengan bermodal penguasaan materi dan
penyampaiannya kepada siswa sudah cukup, namun hal ini belumlah dapat
dikatakan

sebagai

guru

yang

profesional,

maka

harus

memiliki

berbagai

keterampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode eitk


guru, dan lain sebagainya.
Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar-mengajar (2001: 16),
guru profesional harus dapat memiliki persyaratan, yang meliputi:
1.

Memilik bakat seorang guru

2.

Memiliki keahlian seorang guru

3.

Memiliki keahlian sebagai guru yang baik dan teritregasi

4.

Memiliki mental yang sehat

5.

Berbadan sehat

6.

Memilki pengalaman dan penetahuan luas

7.

Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila

8.

Guru adalah seorang warga Negara yang baik

D.

Guru Profesional Dan Kurikulum


Didalam
pengetahuan

dunia

pendidikan

akademis,

akan

guru

tetapi

tidak
juga

hanya

bermodal

keterampilan

pengalaman,

(skiil).

Kurikulum

mengundang muatan akademis, namun penerapannya berdasarkan teknis dan


membutuhkan banyak pengalaman. David Berlo (dalam Abitar, 1989: 9) guru
sebagai sumber dalam menyampaikan pesan kepada audiens harus memiliki
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, dan memperhatikan kontek sosial
budaya.
Disamping

itu

guru

juga

memiliki

kesepakatan

terhadap

perubahan-

perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan,seperti perubahan kurikululum satu


kali dalam 10 tahun. Dan guru juga diminta untu cepat beradaptasi dengan
perubahan itu dengan cara penataran, workshop, dan belajar dengan teman seprofesi.
Menurut Martinus Yamin (2006: 49) guru menerapkan kurikulum yang telah
dirancang

oleh

pemerintah

dan

instansi,

dan

mereka

harus

mampu

mengajarkannya walaupun kurikulum baru berbeda dengan kurikulum sebelumnya,


hal ini terjadi karena pengaruh penilaian kemajuan zaman dan untuk kecerdasan
peserta didik sendiri dalam pengembangan pembelajaran.
Dilihat dari perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia, menurut
Kenandan (2007: 107) dalam perjalanan detik pendidikan diIndonesia telah
menerapkan enam kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum
1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetisi (meski
belum sempat disahkan oleh pemerintah, tetapi sempat berlaku dibeberapa sekolah
piloting project), dan terakhir sampai sekarang kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Permendiknas nomor 22 tentang

standar isi, permen nomor 23 tentang standar kelulusan

dan permen nomor 24

tentang pelaksanaan kedua permen tersebut.


Terjadinya pengembangan kurikulum dapat dikonsepsikan sebagai suatu
siklus lingkaran yang dimulai analisis mengenai maksud didirikannya sekolah.
Kurikulum

standar

menmencamkan

kompetensi

bentuk

menentukan

konsep

program

prioritas

yang

yang

tepat,

dan

merupakan

bagian

dari

pengembangan kurikulum. Dan dengan pengembangan kurikulum juga dituntut


menerapkan da mengatur perubahan yang ada.
Dan adanya perkembangan kurikulum, guru dituntut harus cekatan dan
tanggap karena guru bekerja dikelas dituntut untuk menyampaikan kurikulum real,
guru merupakan pengontorl kualitas belajar mulai dari awal sampai berakhirnya
pelajaran, dan berguna juga untuk terciptanya life skiil dikalangan siswa.
Sebagai guru yang profesionalis, maka guru harus dapat mengetahui prinsip
pengembangan kurikulum dan prinsip pelaksana kurikulum.
1.

Prinsip Pengembangan Kurikulum


Menurut Kunandar (2007: 139-141) pengembangan kurikulum dijenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah yang dikemangkan oleh sekolah dan
komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan standar isi, serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP, HARUS didasarkan perinsipperinsip sebagai berikut:

a)

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik


dan lingkungannya.

b)

Beragam dan terpadu

c)

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

d)

Rayuan dengan kebutuhan kehidupan

e)

Menyeluruh dan berkesinambungan

f)

Belajar sepanjang hayat

g)

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

2.

Perinsip Kurikulum
Menurut Kunandar (2007: 142-143) dalam pelaksanaan kurikulum disetiap
kesatuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a)

Pelaksanaan kurikulum berdasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi


peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna baginya.

b)

Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

1)

Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2)

Belajar untuk memahami dan menghayati

3)

Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

4)

Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

5)

Belajar untuk membangun dan menemukan jati dirinya, melalui proses pembelajaran
yang efektif, kreatif, aktif, dan menyenangkan

c)

Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang baik

d)

Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan bersifat membangun

e)

Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan


multimedia, yang sumber belajar bersifat keteknoloian.

f)

Kurkulum dlaksanakan dengan mendayagunakan, kondisi alam, sosial, dan budaya,


serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan
kajian secara optimal

g)

Kurikulum dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen kurikulum yang ada.


E.

Peranan Guru Dalam Pengembangan Kurikulum


Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 198) dilihat dari segi pengeluarannya,
pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan
desintralisasi. Dalam pengembangan kurikulu, yang sentralisasi bersifat uniform
untuk seluruh Negara, daerah atau jenjang jenis sekolah.
Di Indonesia dewasa ini terutama pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah digunakan modal ini. Kurikulum untuk sekolah dasar, sekolah lanjutan
tingkat pertama, sekolah menengah umum, dan sekolah menengah kejuruan pada
prinsipnya sama.

1.

Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi


Menurut Nana S. sukmadinata (2006: 200) dalam kurikulum yang bersifat
sentralisasi. Guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi
kurikulum yang bersifat makro disusun okeh tim atau komisi khusus, yang terdiri
atas para ahli, guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu
tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu atau berberapa teori
saja, hal ini juga disebut dengan satuan pelajaran. Program tahunan, semesteran,

satu catur wulan, ataupun satuan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan
evaluasi, hanya keluasan dan kedalamanya berbeda-beda.
Dengan adanya penjelasan diatas jelaslah menjadi tugas gurulah menyusun
dan memutuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun tahap pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak memiliki
metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat
evaluasi yang tepat. Suatu kurikulum tersusun secara sistematis akan memudahkan
dalam

pengimplementasiannya,

implementasi

kurikulum

hampir

seluruhnya

tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru. Guru


hendaknya
2.

Peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat disentralisasi


Menurut Nana. S Sukmadinata (2006: 201) kurikulum disentralisasi disusun
oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah.
Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan,
perkembangan daerah serta kemampuan. Sekolah atau sekolah-sekolah tersebut.
Kurikulum disentralisasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan-kelebihannya meliputi:
a)
b)

Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat


Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan
profesional, finannsial, maupun managerial.

c)

Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam


pelaksanaannya.

d)

Ada motivasi kepada sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri,
mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan
terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.

Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:


a)

Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi


persatuan nasional, bentuk ini kurang tepat.

b)

Tidak adanya standar penilaian yang sama,

c)

Adanya kesulitan bila terjadinya siswa pindahan siswa kesekolah.

d)

Sukar untuk mengelola dan penilaian secara nasional.

e)

Belum semua sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun dan


mengembangkan kurikulum sendiri.

F.

Implementasi guru terhadap kurikulum


Menurut Oemar Hamalik (2008: 237) implementasi merupakan suatu proses
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis
sehingga membentuk dampak, baik berupa perbuahan pengetahuan, keterampilan,
maupun nilai sikap.
Sedangakan kurikulum menurut M. Joko Susilo (2007: 77) jangka waktu
pendidikan yang harus ditempati oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh
ijazah.
Jadi implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktuyalisasi
kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa implementasi kurikulum
adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan
dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pealaksanaan dengan
pengelolaan,

sambil

sementara

dilaksanakan

penyesuaian

terhadap

ortuasi

lapangan dan karakteristik peserta didik , baik perkembangan intelektual,


emosional, serta fisiknya.
1.

Tahap-Tahap Implementasi Kurikulum


Menurut Oemar Hamalik (2008: 238) implementasi kurikulum mencangkup
tiga halaman pokok, yaitu:
a)

Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, atau catur


wulan, bulanan, mingguan, harian, dan ada juga bimbingan konseling.

b)

Pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses


intelektual antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan
prilaku yang lebih baik.

c)
2.

Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan sepanjang kurikulum berjalan.


Faktor yang mempengaruhi kurikulum

Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu:


a)

Karakteristik kurikulum, yang mencangkup ruang lingkup bahan ajar, tujuan,


fungsi, sifat, dan sebagaiannya.

b)

Strategi implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam pelaksanaan


kuriulum.

c)

Karakteristik penyusunan kurikulum, meliputi pengetahuan, keterampilan, serta


nilai-nilai sikap guru terhadap implementasi kurikulum dalam pembelajaran.

3.

Prinsip-Prinsip Implementasi Kurikulum


Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang
tercapainya keberhasilan, yaitu:
a)

perolehan kesempatan yang sama

b)

berpusat pada anak didik

c)

menggunakan pendekatan dan kemitraan

d)

kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.


Dari

pelaksanaan

keempat

prinsip

dalam

diatas

pengembangan

pada

dasarnya

kurikulum

yang

ingin

menciptakan

dilakukan

guru

atau
untuk

memperoleh hasil pembelajaran yang menandai baik secara efektif, kejuritif dan
psikomentarinya.
4.

Unsur-Unsur Implementasi Kurikulum


Menurut Oemar Hamalik (2008: 241-244) dalam implementasi kurikulum ,
terdapat berbagai unsur terkait sebagai berikut:
a)

Pelaksanaan kurikulum
pelaksanaan

kurikulum

menempatkan

prinsip-prisip

kesatuan

dalam

kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan standar nasional disusun oleh


pusat, dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan masing-masing daerah atau
sekolah.
b)

Bahasa pengantar
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi pengantar dalam kegiatan

pembelajaran, namun jika diperlukan bahasa dan juga bias digunakan sebagai
pengantar.
c)

Hari belajar
Jumlah hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari,

jumlah

minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan

pengaturannya

berdasarkan semesteran.
d)

Kegiatan kurikulum

Kegiatan

kurikulum

dikelompokan

ekstrakurikulum.
e)

Tenaga kependidikan

menjadi

kegiatan

intrakurikulum

dan

Guru diharuskan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk


menunjang pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan.
f)

Sarana dan prasarana pendidikan


Pelaksanaan pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku, dan alat

pembelajaran

yang

disediakan

pemerintah

dan

masyarakat

sesuai

dengan

kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.


g)

Remedial, pengayaan dan percepatan belajar


Sekolah memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan

belajar melalui kegiatan remedial.


h)

Bimbingan dan konseling


Sekolah memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam

konteks pengembangan kepribadian, sosial, karier dan belajar lanjutan.


i)

Pengembangan dan penyusunan silabus


Diberbagai daerah, sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan masing-masing, tetapi tetap dengan komisi standar kopetensi.


j)

Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan kurikulum disekolah dilakukan dengan memgunakan seluruh

unsure penyelenggra pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan,serta dunia


usaha dan industri dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan
pencapaian standar kompetensi
k)

Sekolah bertaraf nasional


Sekolah ini diberikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada

tingkat internasional.
Dari penjelasan beberapa unsur diatas, pada dasarnya merupakan mata
usaha untuk membentuk peserta didik mampu dalam pengimplementasian
kurikulum dalam kehidupan dunia pendidikan dan merupakan suatu usaha untuk
mewujudkan pencapaian kompetensi nasional, dan usaha mendidik peserta didik
agar mampu bersaing dalam bidang skill dibidang masyarakat.
5.

Komponen-komponen rencana implementasi kurikulum


Rencana implementasi kurikulum akan mengalami perbedaan dalam sistem
sekolah, tergantung pada struktur organisasi dan ruang lingkupnya. Selain itu,
rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana kurikulum jangka

panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi dan di implementasikan
dalam periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka waktu lima tahunan).
Adapun komponen rencana kurikulum menyangkut:
a.

Studi program baru

b.

Identifikasi sumber daya

c.

Penetapan peran

d.

Pengembangan proporsional

e.

Penjadwalan

f.

Sistem komunikasi

g.

Pelaksanaan monitoring

G.

Deskripsi Alternatif model implementasi kurikulum


Menurut Oemar Hamalik (2008: 248) dalam kaitannya dengan fungsi
pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru.
Namun, sebelum ada pestulat yang penting dipahami, terlebih dahulu harus dapat
menerapkan model pengembangan implementasi manajemen strategi:

1.

Implementasi

kurikulum dipandang sebagai sistem. Sedangkan fungsi-fungsi

pengelolaan dipandang sebagai elemen atau subsistem proses dari sistem


implementasi kurikulum.
2.

Dalam masing-masing komponen proses terdapat komponen-komponen lain yang


membentuk komponen tersebut.

3.

Dalam setiap tahap kegiatan selalu diperhatikan keadaan faktor internal dan
eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.

4.
5.

Setiap tahap terdapat pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi


Arah

tujuan

pada

setiap

tahapan

proses

implementasi

ditujukan

untuk

menghasilkan produk berkala yang saling berkaitan, dari secara keseluruhan


ditujukan untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan eksternal)
Dengan penjelasan diatas jelaslah bahwa tahapan implementasi secara garis
besar ada 3 yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan evaluasi.
a.

Implementasi dan evaluasi kurikulum


Menurut Nana S Sukmadinata (2006: 177) pengembangan kurikulum yang
menekankan

isi,

membutuhkan

waktu

mempersiapkan

situasi

belajar

dan

menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang


menekankan situasi, waktu, untuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan
kurikulum yang menekankan situasi, waktu untuk mempersiapkannya lebih pendek,
sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persiapannya hampir
sama dengan kurikulum yang menekankan isi.
Menurut

Oemar

Hamalik

(2008:

250)

mengatakan

dalam

evaluasi

implementasi bertujuan untuk melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan


sebagai fungsi kontrol apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana
dan sebagai fungsi perbaikan jika dalam kekurangan.
Dan tujuan kedua, melihat hasil akhir yang di capai, hasil ini merujuk pada
kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan. Dan
dalam implementasi kurikulum tidak terlepas dari model evaluasi yang digunakan
bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang diutamakan dalam proses pelaksanaan
kurikulum.
Dengan demikian, evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode,
sarana dan prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaan.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Dalam pengembangan kurikulum profesional guru, dan pengimplementasian
kurikulum sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru merupakan seorang
figur yang mulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru mendidik, membimbing,
mengajar, dan melatih anak didik dan bentuk upaya memajukan dan mencerdaskan
peserta didik untuk pencapaian. Tujuan yang berdasarkan kualitatif maupun
kuantitatif. Pengembangan kurikulum dapat dikonsepsi sebagai suatu siklus
lingkasan yang dimulai dengan analisis mengenai maksud dicirikan sekolah.
Sebagai guru yang profesional, maka guru harus dapat mengetahui prinsipprinsip pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam pengembangan
kurikulum. Hal ini semua bertujuan untuk kemajuan peserta didik dan membentuk
keterampilan peserta didik dalam pemantapan tujuan pendidikan, baik secara
efektif, kognitif, dan psikomotor.
Keprofesioanalan guru dalam pengembangan kurikulum implementasi sangat
diterapkan kepada suatu jenjang pendidikan dan pengklasifikasian kepada peserta
didik

itu

sendiri,

karena

implementasi

kurikulum

adalah

penerapan

atau

pelaksanaan kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya,


kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa
dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik,
baik perkembangan intelektual, emosional dan bentuk fisiknya.
Dalam pengembangan kurikulum implementasi juga tidak terlepas dari
berbagai komponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada tujuan dalam
dunia pendidikan.

B.

Saran
Dengan
profesionalisasi

makalah
guru

yang
dan

sudah

penulis

implementasi

selesaikan

dalam

ini,

dengan

pengembangan

judul

kurikulum

pendidikan, penulis menyadari kalau dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan, baik dalam bentuk kata maupun penulisannya. Dan penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca khususnya dosen pembimbing untuk
perbaikan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosda karya.
2006: Bandung.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung Persada Press. 2006:
Jakarta
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosda karya. 2006:
Bandung.
Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah. Pustaka Belajar
Offset: 2007: Jakarta
Kunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam
sertifikasi guru. Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja Grapindo
Persada. 2007: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai