1. Pertimbangan topografi
Lembah sungai yang sempit berbentuk huruf V dan tidak terlalu dalam adalah lokasi yang ideal untuk lokasi bendung, karena pada lokasi ini
volume tubuh bendung dapat menjadi minimal.Apakah topografinya terjal sehingga mungkin terjadi longsoran atau tidak. Topografi juga harus
dikaitkan dengan karakter hidrograf banjir, yang akan mempengaruhi kinerja bendung pengamatan elevasi hamparan tertinggi yang harus
diairi. Analisa ketersediaan selisih tinggi energi antara elevasi puncak bendung pada lokasi terpilih dan elevasi muka air pada sawah tertinggi
dengan keperluan energi untuk membawa air ke sawah tersebut akan menentukan tinggi rendahnya bendung yang diperlukan. Atau kalau perlu
menggeser ke hulu atau ke hilir dari lokasi yang sementara terpilih. Hal ini dilakukan mengingat tinggi bendung sebaiknya dibatasi 6-7 m.
Bendung yang lebih tinggi akan memerlukan kolam olak ganda (double jump)
2. Kemantapan geoteknik
Keadaan geoteknik fondasi bendung harus terdiri dari formasi batuan yang baik dan mantap. Pada tanah aluvial kemantapan fondasi
ditunjukkan dengan angka standar penetration test (SPT)>40. Bila angka SPT<40 sedang batuan keras jauh dibawah permukaan, dalam batasbatas tertentu dapat dibangun bendung dengan tiang pancang. Namun kalau tiang pancang terlalu dalam dan mahal sebaiknya dipertimbangkan
pindah lokasi.
Stratigrafi batuan lebih disukai menunjukkan lapisan miring ke arah hulu. Kemiringan ke arah hilir akan mudah terjadinya kebocoran dan erosi
buluh. Sesar tanah aktif harus secara mutlak dihindari, sesar tanah pasif masih dapat dipertimbangkan tergantung justifikasi ekonomis untuk
melakukan perbaikan fondasi.
Geoteknik tebing kanan dan kiri bendung juga harus dipertimbangkan terhadap kemungkinan bocornya air melewati sisi kanan dan kiri
bendung. Formasi batuan hilir kolam harus dicek ketahanan terhadap gerusan air akibat energi sisa air yang tidak bisa dihancurkan dalam
kolam olak.
Akhirnya muara dari pertimbangan geoteknik ini adalah daya dukung fondasi bendung dan kemungkinan terjadi erosi buluh dibawah dan
samping tubuh bendung, serta ketahanan batuan terhadap gerusan.
3. Pengaruh Hidraulik
Keadaan hidraulik yang paling ideal bila ditemukan lokasi bendung pada sungai yang lurus. Pada lokasi ini arah aliran sejajar, sedikit arus
turbulen, dan kecenderungan gerusan dan endapan tebing kiri kanan relatif sedikit. Dalam keadaan terpaksa, bila tidak ditemukan bagian yang
lurus, dapat ditolerir lokasi bendung tidak pada bagian sungai yang lurus betul. Perhatian khusus harus diberikan pada posisi bangunan
pengambilan yang harus terletak pada tikungan luar sungai.
mungkin dihindari. Kalau dijumpai hal yang demikian, lokasi bendung digeser sedikit ke hilir untuk mendapatkan solusi yang kompromistis
antara luas area yang didapat dan kemudahan pembuatan saluran induk.