PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan usaha mikrio, kecil dan menengah di Indonesia, atau lazim
disebut dengan UMKM, seperti halnya menjadi bagian tak terpisahkan dari nafas
ekonomi masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan sektor ini telah lolos uji
krisis ekonomi terdahsyat yang melanda Indonesia pada penghujung rezim orde
baru, yakni krisis ekonomi 1998. Hampir semua sektor perekonomian di tanah air
terpuruk. Namun sektor UMKM kokoh berdiri, meskipun jalannya terseok-seok.
UMKM dilihat dari wujudnya, merupakan usaha skala kecil yang
dijalankan oleh masyarakat dengan kemampuan modal yang sangat terbatas,
bahkan cenderung kurang. Tata kelola UMKM, mulai dari perencanaa, proses
produksi, manajemen perusahaan dan pasca produksi dijalankan secara tradisional
dan sederhana. Sebagian besar para pelaku disektor ini praktis hanya
mengandalkan keuletan dan kerja keras. Di luar itu, keilmuan tentang tata kelola
(manajerial sistem) yang baik, sentuhan teknologi maupun
inovasi belum
diterapkan dengan baik. Dengan kondisi apa adanya tersebut, sektor UMKM ratarata hanya mampu jalan ditempat atau dengan istilah lain hanya mampu bertahan
hidup dan tidak berkembang.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan beberapa hal mengenai
proses tata kelola manajerial sistem bagi bisnis atau UMKM yang akan terurai
seperti
dalam
fungsi-fungsi
manajemen,
yaitu
fungsi
perencanaan,
B. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi rumusan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana proses perencanaan UMKM ?
2. Bagaimana proses pengorganisasian UMKM ?
3. Bagaimana fungsi pengarahan (directing/actuating) dalam UMKM ?
4. Bagaimana fungsi pengawasan (controling/evaluating) dalam UMKM ?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses perencanaan UMKM
2. Untuk mengetahui proses pengorganisasian UMKM
3. Untuk mengetahui fungsi pengarahan (directing/actuating) dalam UMKM
4. Untuk mengetahui fungsi pengawasan (controling/evaluating) dalam
UMKM
BAB II
PEMBAHASAN
3) Sistem pelayanan
4) Prosedur perolehan/produksi
5) Standar pakaian kerja
6) Standar perlengkapanperalatan
7) Standar outlet/kantor
c. Sistem Pemasaran
1) Sistem penjualan
2) Standar promosi
3) Standar harga
4) Standar lokasi
5) Standar produk/jasa
d. Sistem Keuangan/Administrasi
1) Prosedur pencatatan pendapatan
2) Prosedur pencatatan pengeluaran
3) Prosedur pengeluaran dan penerimaan uang
4) Standar biaya administrasi dan umum
5) Standar biaya penyusutan dan amortisasi
6) Sistem penyusunan laporan keuangan
7) Prosedur pemeriksaan keuangan
3. Jenis-Jenis Perencanaan
Perencanaan
telah
diterapkan
pada
semua
jenis
kegiatan
dan
yang
dirumuskan
untuk
menarik,
mengembangkan
dan
&
Kurtz
menggambarkan
langkah-langkah
dalam
proses
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai
suksesnya pelaksanaan strategi. Definisi menurut R.W. Griffin (2004) bahwa
struktur organisasi adalah spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi serta cara-cara mengaitkan pekerjaan satu dengan yang lainnya.
Struktur organisasi mengidentifikasikan tanggung jawab untuk setiap
posisi. Secara rinci struktur organisasi itu menggambarkan :
a. Aktivitas kerja masing-masing unit dalam organisasi
b. Hubungan diantara masing-masing unit aktivitas
c. Jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok
d. Menentukan wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit
e. Memperjelas koordinasi antara masing-masing unit
10
bentuk-bentuk
organisasi
formal
R.W.Griffin
(2004)
11
PEMILIK
ASISTEN
Bagian
Keuangan
Bagian
Pengemas
an
Bagian
Produksi
Bagian
SDM
12
konseptual
untuk
mengambil
keputusan
d. Memiliki apresiasi tentang tanggung jawab bisnis terhadap
peningkatan kemakmuran masyarakat
e. Pengetahuan tentang bagaimana pentingnya menjaga
hubungan baik dengan seluruh orang dalam perusahaan
13
melaksanakan
personal
qualities
ini
terhadap
perhatian
terhadap
masalah
besar
dan
pengambilan
keputusan
pada
fakta
14
b. Tipe Paternalistik
15
tidak
diberikan
kesempatan
untuk
d. Tipe Demokratik
Manajemen melibatkan pekerja dalam proses membuat
keputusan tetapi keputusan final ditangani oleh atasan.
16
17
18
19
ini dapat digunakan : berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur
setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? Dalam bentuk apa (what form)
pengukuran akan dilakukan laporan tertulias, inspeksi visual, melalui telepon ?
Siapa (who ) yang akan terlibat ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dan tidak
mahal serta dapat diterangkan kepada karyawan.
Tahap 3 : Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan
pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terusmenerus. Ada beberapa cara untukmelakukan pengukuran pelaksanaan , yaitu 1)
pengamatan (observasi), 2) laporan-laporan, baik lisan maupun tulisan, 3) metodametoda otomatis, 4) pengujian (tes), atau dengan pengambilan sampel.
Tahap 4 : Pembandinagn pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dari proses pengawasan aalah pembandingan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar
tidak dapat dicapai.
Tahap 5 : pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunukan perlunya tindakan koreksi tindakan ini
harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar
mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan
4. Apa Saa Yang Perlu Dievaluasi ?
Yang perlu dievaluasi atau diawasi dari sebuah usaha yang sedang
dijalani adalah dapat dilihat dari berbagai sudut. Dari segi keuangan, sumber daya
manusia, dan pemasarannya.
a. Keuangan
Manajemen keuangan perusahaann besar tidak cocok untuk diterapkan di
20
Motivaasi
c. Pemasaran
Aspek ini mempunyai peran yang sangat besar dalam pengembangan
21
Penggunaan
strategi
marketing
(marketing
mix,
Costumer
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM dilihat dari wujudnya,
merupakan usaha skala kecil yang dijalankan oleh masyarakat dengan
kemampuan modal yang sangat terbatas, bahkan cenderung kurang. Tata kelola
UMKM, mulai dari perencanaa, proses produksi, manajemen perusahaan dan
pasca produksi dijalankan secara tradisional dan sederhana.
Perlu diperhatikan dalam hal penata kelolaan UMKM ini untuk
mengembangkan bisnis. Diantaranya adalah dengan memperhatikan fungsi-fungsi
manajeman yang dikenal dengan istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating,
Controling). Dalam UMKM juga fungsi-fungsi manaemen ini bisa diterapkan dan
dilaksanakan agar penata kelolaannya terarah dan dapat memperkuat UKM itu
sendiri dalam persaingan dengan yang lain.
B. Saran
Saran untuk UKM di Indonesia adalah mulailah menata kembali UKM
yang dijalankan dengan sistem keilmuan atau manajerial yang baik. Untuk
mahasiswa yang pasti dalam setiap diri mempunyai jiwa entrepreneurship
haruslah ambil posisi dalam pengembangan UKM di Indonesia. Yakinlah dengan
ilmu yang kita miliki kita dapat merubah Negara Indonesia menjadi Negara yang
lebih maju dari negara negara lainnya.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
T.Hani.
2011.
Manajemen.
Yogyakarta
Penerbit
BPEE-
YOGYAKARTA.
Hartono, Hadi. 2009. Cara Terbak Memulai Usaha dari Nol. Yogyakarta :
Penerbit Andi Yogyakarta.
H.Buchari, Alma. 2012.
Pengantar Bisnis,
Bandung.
25