Anda di halaman 1dari 10

KANKER PARU

dr Pantas Hasibuan SpP(K) Onk.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------PENDAHULUAN
Kanker paru merupakan salah satu penyakit keganasan yang menyerang manusia pada
posisi ke tiga setelah kanker payu dara dan kanker cervix, tetapi kanker paru
memberikan konstribusi angka kematian utama diseluruh dunia. Dimana 1/3 kematian
karena kanker pada laki-laki ternyata disebabkan oleh kanker paru . menurut WHO
terdapat sekitar 1,2 juta kasus baru setiap tahunnya . Dari data yang diperoleh The
American Cancer Society didapat pada tahun 2006 terdapat 174.470 (12,5%) kasus
baru kanker paru. Data yang kita kumpulkan di Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik
Medan dari tahun Februari 2005 hingga Desember 2009 telah kita rawat sekitar 195
kasus baru, dimana tendensi peningkatan dari tahun ketahun cukup tinggi sekitar 30-35
kasus pertahun. Peningkatan jumlah penderita yang ditemukan ,terutama pada 3 tahun
terakhir diakibatkan semakin mudahnya penderita mendapatkan pemeriksaan CT scan
Thoraks dan pemeriksaan bronkhoskopi , dimana telah adanya jaminan dari dana
kesehatan masyarakat (Jamkesmas ) . Ini menandakan bahwa sebelumnya juga kasus
kanker paru ini sudah cukup banyak hanya mungkin selama ini sarana pemeriksaannya
sulit dijangkau oleh masyarakat karena memerlukan dana yang cukup banyak atau sekitar
Rp 1.000.000.-. Salah satu faktor yang berperan sebagai penyebabnya adalah : rokok,
walaupun polusi akibat debu-debu organik atau debu yang berasal dari Asbestos dan
silica juga berperan penting, disamping faktor genetik. Dalam perkembangan ilmu
kedokteran biomolekuler, maka semakin jelas hasil sisa pembakaran tembakau-kertas
pembungkus serta bahan campuran lainnya merupakan faktor utama yang merusak atau
mengganggu pertumbuhan sel normal sehingga berubah

menjadi sel ganas. Sistem

penanganannya atau pengobatannya juga sudah cukup baik dimana obat chemoterapi juga
didapatkan dengan mudah.
Untuk menghindari keadaan ini maka deteksi dini atau pemeriksaan awal lebih penting
bagi seseorang perokok aktif maupun pasif.

DETEKSI DINI
Penyakit kanker paru sering terdapat pada usia sekitar 40 tahun, walapun ada beberapa
kasus ditemui pada usia antara 20 30 tahun. Gejala klinis yang timbul berupa : sesak
nafas ( 85% ), batuk kronis ( 85% ), nyeri dada ( 80%) , hilangnya nafsu makan ( 70% )
serta batuk darah ( 50 % ). Gejala klinis ini timbul terkadang bila ukuran besar

tumor/kanker paru > 3 cm. Gejala klinis yang dapat kita temui ini hamper mirip dengan
gejala klinis penyakit paru lainnya, sehingga sering terabaikan oleh pasien. Sering pasien
datang berobat setelah keadaan penyakitnya berat, dimana gejala klinis yang
dideritanya semakin sulit ditanganinya sendiri.
Dimana menurut hasil statistik penemuan kasus kanker paru 80% pada stadium IV, 21%
pada stadium III, 9% stadium II dan hanya 10% stadium I atau stadium awal. Diambil
satu batasan untuk deteksi dini penyakit kanker paru :
1. Usia 40 tahun atau lebih.
2. Perokok aktif dengan jumlah rokok > 10 batang/hari, atau perokok pasif dengan
lama beada dilingkungan perokok secara terus menerus 5 tahun.
3. Pekerja dilingkungan industri asbes atau pekerja bangunan yang berhubungan
dengan paparan asbes maupun semen lebih kurang 10 tahun .
4. Mempunyai riwayat keluarga penderita kanker.
Bagi perokok aktif juga dipengaruhi oleh dalamnya hisapan asap rokok serta jenis
sigaret yang diisap apakah rokok putih atau rokok kretek. Secara samar dijumpai
pengisap sigaret kretek lebih banyak dari pengisap rokok putih (walaupun sebenarnya
tidak terlalu significant).
Terjadinya proses keganasan di paru , bukanlah proses yang mendadak atau akut tetapi
proses ini berjalan cukup lama . Kita ketahui proses keganasan di paru dimulai dari
adanya faktor karsinogen berupa :
ENVIROMENT

GENETIC

(LINGKUNGAN)
1. Rokok
a. Poly Aromatic Hydrocarbon
b. Amine
c. Aromatic amin
d. Serta 3000 bahan lainnya yang

Gen

terkandung dalam asap rokok.


2. Polusi udara .
a. Gas CO2.
b. Asbestos
c. Silica.
d. Zat non organik- organik lainnya.

Masuknya asap rokok atau bahan polusi lainnya akan menimbulkan gangguan pada saluran
nafas,

awalnya

proses

iritasi

ringan-----irirasi

berat------inflamasi------gangguan

ketidak seimbangan faktor supressor gen dan onkogen (gen kanker), dimana supressor
gen dikalahkan oleh onkogen--------Cancer.
Pemeriksaan awal dilakukan dengan rutin Chest X ray dan bila ditemukan gambaran yang
meragukan pada Chest X ray :
a.
b.
c.
d.

Perselubungan homogen .
Atelektase.
Pleural efusi.
Kavitas.

Kita lanjutkan dengan pemeriksaan dengan PET scan ataupun dengan CT scan thoraks.
Pemeriksaan ini lebih kita tujukan pada orang yang terlingkup pada batasan deteksi dini
diatas atau juga pada orang yang sudah kita temukan gejala klinis yang berulang
walaupun telah mendapat terapi yang tepat.

PENCEGAHAN
Penyakit Kanker paru dapat dicegah bila kita mempunyai keinginan hidup sehat. Jelas
faktor penyebab utama adalah polusi asap rokok , kemudian polusi non rokok yang
terbanyak adalah terpapar debu asbes atau semen. Bisa kita bayangkan bila seseorang
perokok dan bekerja pula sebagai pekerja bangunan atau bekerja di industri yang
menggunakan asbes atau semen sebagai bahan dasarnya akan lebih mudah terkena
penyakit kanker paru. Perlu kita ingat faktor keturunan atau herediter sulit kita pantau
karena kemungkinan penderita tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh ayah-ibunya
ataupun ayah-ibu dari kedua orang tuanya. Jadi yang terpenting adalah : hindari
kebiasan

merokok

atau

MATIKAN

ROKOKMU

SEBELUM

ROKOK

MEMBUNUHMU. Serta biasakan hidup dengan lingkungan alam yang bersih.

PENGOBATAN :
Modul pengobatan kanker paru saat ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Operatif.
Chemoterapi.
Radioterapi.
Target terapi.
Gabungan radioterapi-chemoterapi-operasi.
Cryoterapi.
Peaksanaan pengobatan ini tergantung kepada beberapa factor/keadaan

ITU

1.
2.
3.
4.

Jenis sel atau histopatology .


Stage .
Status performance.
Pemeriksaan penunjnag lainnya : darah rutin, fungsi ginjal dan hati.

Sebelum kita menetukan melaksanakan penanganan/pengobatan perlu kita ketahui jenis


sel kanker paru. Ada 4 jenis sel kanker paru yang terbagi atas 2 group :
1. Kanker paru sel kecil ( small cell lung carcinoma ).
2. Kanker paru bukan sel kecil :
a. Adenokarsinoma paru.
b. Squamous sel kanker paru.
c. Sel besar kanker paru ( largecell lung carcinoma ).
Stage atau stadium yang menunjukkan kedudukan atau drajat kanker paru dibagi
berdasarkan system TMN 2009. ( Christian Manegoid , Non Small Cell Lung Carcinoma,
Cancer treatment,p 58 , Bremen, 2nd edition,2010 )
STADIUM
0
IA
IB
II A

II B
III A

III B
IV

T ( Ukuran/besar )
Tis
T1 a,b
T 2a
T 2b
T 1 a,b
T 2a
T 2b
T3
T 1a,b
T3
T4
T4
sembarang T
sembarang T

N (keterlibatankelenjar)
NO
NO
NO
NO
N1
N1
N1
NO
N2
N1, N2
NO,N1
N2
N3
sembarang N

M (metastase)
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
M!

Daftar diatas menunjukkan bahwa terjadi perkembangan / kemajuan dalam penentuan


stadium kanker dibanding dengan yang sebelumnya TMN system 1999.
Untuk status performance atau status penampilan pasien kita menggunakan standard
WHO :
Skala WHO
0
1
2
3
4
1. Operasi

KETERANGAN
Aktifitas normal
Ada keluhan tetapi masih aktif dan dapat mengurus diri sendiri
Cukup aktif , tapi pada keadaan tertentu butuh bantuan.
Kurang aktif perlu bantuan
Tetap ditempat tidur, perlu rawatan di rumah sakit .

Tindakan operasi pada pasien penderita kanker didasari pada stage yang sesuai dengan
aplikasi TMN system 2009. ( Christian M, non small cell lung treatment, 2 nd edition, p
97, 2010 )
Definite
STAGE

1A
IB
II A
II B
III A

Investigational
STAGE
Exceptional
STAGE

T1a,bNO
T2aNO
T2bNO ; T1a,bN1; T2aN1
T2bN1 ; T3NO
T3N1

III A N2; T4NO,1


III B N3; T4N2
IV single metastasis
IV multiple metastasis

Sebelum pelaksanaan tindakan operasi , masih diperlukan pemeriksaa faal paru dengan
spirometri dan analisa gas darah. Pada pemeriksaan spirometri :
1. Resiko ringan untuk pneumonektomi, bila KVP paru kontralateral baik VEP1 > 60 %
2. Resiko sedang bila KVP kontra lateral > 35%, VEP1 > 60%.

2. Chemoterapi :
Pengobatan dengan chemoterapi atau pemberian obat anti cancer melalui
pembuluh darah atau intra vena. Pemberian khemoterapi harus sesuai dengan
jenis sel yang ditemukan, serta stadium/grade. Khemoterapi ini didasari pada
prinsip :
1. Platinum based therapy.
2. Respon obyektif satu obat khemo > 15%.
3. Toksitas tidak melebihi grade 3 skala WHO.
4. Pemberian harus segera dihentikan bila dalam pemberian 2 siklus dinilai tumor
mengalami propgressivitas.
Disamping hal diatas persyaratan lainnya sebelum pengobatan dilaksanakan
juga harus terpenuhi :
a. Tampilan/status performance > 70 -80.
b. Hb > 10 g%.
c. Granulosit > 1500/mm3.
d. Trombosit > 100.000/mm3
e. Fungsi hati harus dalam batas normal.
f. Creatinine clereance > 70 ml/menit.

Pemberian dosis terapi didasarkan kepada Body surface area

atau luas permukaan

tubuh. Ada pula obat anti-kanker yang menggunakan perhitungan AUC, yang mempunyai
ukuran atau parameter tersendiri.
Obat anti-kanker yang saat ini kita pergunakan :
1.
2.
3.
4.
5.

Etoposide + Cisplatinum.
Paklitaxel + Cisplatinum atau Carboplatin.
Gemcitabine + Cisplatinum atau Carboplatin.
Doksitaxel + Cisplatinum atau Carboplatin.
ALIMTA ( Pemetrexed ).

Dibawah ini dapar kita lihat perkembangan khemoterapi kanker-paru

NSCLC is an approved indication for this combination.

3. Radiotheraphy
Radiotherapi pada kanker paru dapat bersifat terapi kuratif atau paliatif. Terapi
kuratif menjadi modul chemo-radioterapi neoajuvant untuk kanker paru jenis bukan sel
kecil pada stage IIIA; pada keadaan tertentu radioterapi harus pula segera
dilaksanakan terutama bertujuan untuk meringankan keluhan penderita. Mengenai dosis
radioterapi tergantung penilaian dari radioterapis.

4. Target terapi

Pada saat ini muncul cara terapi kanker paru dengan hanya memakan obat tablet, dimana
cara terapi ini lebih efisien terhadap pasien dimana ;
a. Tidak memerlukan rawat inap.
b. Dapat dilaksanakan tanpa mengganggu aktifitas.
Pemberian terapi ini mempunyai persyaratan tertentu :
a. Wanita ras Asia.
b. Tidak merokok.
c. Jenis sel adenokarsinoma paru.
Jenis obat yang saat ini ada di Indonesia : Iressa dan Tarcefa.
Setiap modul terapi mempunyai tata cara evaluasi tersendiri.
Menurut hasil survey yang kita lakukan sejak dari tahun 2005 2009, di Departemen
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi divisi Onkologi Paru RSUP H Adam Malik, pada
pasien yang diberikan khemoterapi cukup baik asalkan dibarengi dengan :
a. Factor gizi yang cukup.
b. Control atau evaluasi setiap bulannya.
c. Kepatuhan untuk tidak kembali merokok atau kembali ketempat lingkup pekerjaan
yang menimbulkan resiko mempercepat kekambuhan.

A. Modul terapi / pengobatan :


1. Operasi-atau pembedahan :
Operasi pengangkatan kanker paru dilakukan pada Kanker paru bukan sel kecil pada :

STAGE

IA

T1a,b N0

IB

T2a N0

II A

T2b N0, T 1a,N2, T2a N1.

II B

T2b N1, T3 N0

III A T3 N1

Pada pasien yang inoperable dapat diberikan

radioterapi disertai atau tidak

disertai dengan kemoterapi.


Tindakan yang dilakukan pada stage IIIA didahului dengan kemoterapi.
Prinsip pemedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan
Kelenjar

Getah

Bening

(KGB)

intrapulmoner

dengan

lobektomi

ataupun

pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji dilakukan jika faal paru tidak
memungkinkan untuk dilakukan lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong
beku untuk memastikan bahwa batas sayatan bronkhus bebas tumor. KGB
mediatinum diambil dengan reseksi sistematis serta dilakukan pemeriksaan patologi
anatomi.
Syarat untuk reseksi paru :

1. KVP paru kontralateral baik dan VEP1 > 60%.


2. KVP paru kontralateral > 35% dan VEP1 > 60%.

2 . Radioterapi
Radioterapi pada penyakit Kanker paru dapat bersifat kuratif atau paliatif. Pada
terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemo-radioterapi neoajuvant pada
Kanker paru bukan sel kecil stage III A. Pada kondisi tertentu radioterapi harus
segera dilaksanakan guna menolong keadaa pasien yang cukup serius yaitu pada
kasus Sindroma Vena Cava Superior. Bila radiasi dilakukan pasca pembedahan maka
harus diketahui :
a. Jenis pembedahan termasuk diseksi kelenjar yang dikerjakan.
b. Penilaian batas sayatan oleh dokter ahli patolgi anatomi.
Syarat standar sebelum pelaksanaan radioterapi :
1. Hb > 10 gr%.
2. Trombosit > 100.000/dl
3. Leukosit > 3000/dl.
Radiasi paliatif diberikan pada unfavourable group yaitu :
1. Status performance atau tampilan < 70
2. Penurunan BB > 5% dalam 2 bulan.
3. Funsi paru yang buruk.
Dapat pula diberikan kemotrapi dengan Gemcitabine atau Paklitaxel dalam dosis kecil
untuk menimbulkan efek radiosensitaizer .

3.Kemoterapi :
Kemoterapi dapat kita berikan pada semua kasus kanker paru. Tetapi

Anda mungkin juga menyukai