Bioprospeksi Kelautan
Agus Trianto
BUKU AJAR
Buku Ajar Bioprospeksi Kelautan
Semester 5 (3 SKS)
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Buku Ajar Bioprospeksi Kelautan Agus Trianto
Copyright 2016
Agus Trianto
All rights reserved.
xxx hal + xvi
ISBN: 978-650-xyy-xzz-x
diterbitkan oleh : LP2MP UNDIP.
Gedung Widya Puraya Sayap Timur
Jl Prof Soedarto, Kampus Tembalang, Semarang 50271
www.undip.ac.id
dicetak oleh: UNDIP Press
Daftar Isi
I.
LAUT 4
2.1. Dasar Teori
13
14
15
16
3.2.1. Bahan : 16
3.2.2. Peralatan 16
3.2.3. Cara Melakukan Ekstraksi
17
19
I.
1.1.
Deskripsi Singkat
Mata kuliah Bioprospeksi Kelautan merupakan mata
kuliah yang mempelajari tentang
hayati
laut
(SDHL)
dari
eksploitasi sumberdaya
meliputi
plankton
(phyto-
dalam
pelbagai
bidang
seperti
(pengolahan
limbah),
potential
secondary
1.2.
1.3.
Standar Kompetensi
Mahasiswa
mampu
mengidentifikasi
potensi
Kompetisi Dasar
Mahasiswa mampu menghubungkan metode ekstraksi
dengan target senyawa serta biota sumbernya.
1.5.
Indikator
Mahasiswa mampu menjelaskan (C2) definisi dan tujuan
ekstraksi bahan bioaktif dar biota laut.
Mahasiswa mampu menjelaskan (C2) tentang metode
ekstraksi dan pemilihan pelarut yang tepat sesuai dengan
target senyawanya.
I. Tinjauan Umum
1.1. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman
biota paling paling tinggi di dunia, walaupun hanya mempunyai 1,3
% luas wilayah di dunia akan tetapi 17 % dari seluruh spesies
terdapat di Indonesia. Wilayah pantainya yang kaya akan variasi
lingkungan seperti estuaria, mangrove, terumbu karang (coral reef),
lamun
(seagrass),
dan
daerah
alga,
sangat
memperkaya
baru terus dilakukan, bukan hanya pada bahan obat tradisional tetapi
juga pada semua jenis biota.
1.2. Bahan Bioaktif dari Organisme Laut
Rumput laut merupakan salah satu sumber bahan bioaktif
yang penting dari lautan. Karageenan yang dihasilkan dari rumput
laut Hipnea muscifomiis,
mengandung
karageenan.
Studi
lebih
lanjut
membuktikan
CH2OH
O
OR
O
OH
OR
R = OH atau R = -SO3-
Br
Br
Br
O
H
O
H
Isolaurantinol
Laurantinol
10
Me
OH O
Cl
Cl
O
N
O
H2N
OH
O
HO
O
O
O
Aurantosides A
OH
MeO
Me
OH
11
H3C
O
CH3
CH3
O
H3C
Sarcophytolide
Sarcophytolide juga dilaporkan aktif terhadap bakteri
S.
OH
O
O
HO
OH
12
umum
tahapan
yang
harus
dilakukan
dalam
ekstrak
tersebut,
misalnya
dengan
flash
column
(Si-60) dan
awal
biasanya
digunakan
low
pressure
chromatography
(CCCC),
droplet
counter-current
High
(UV)
spectrum, mass-spectrum
15
BIOASSAY
guide fractination
Identification of Samples
Biological assay
for screening of samples
Structure Elucidation
IN VITRO Test
IN VIVO Test
PRECLINICAL Test
COMMERCIAL DRUG
obat / produk
LATIHAN SOAL
A. PILIHAN GANDA
Berikan tanda silang pada pilihan A, B, C maupun D yang
Anda anggap sebagai jawaban benar!
1. Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman
biota paling tinggi di dunia. Meskipun hanya mempunyai
1,3%
habitatnya
b. Sulitnya mencarisampel biota laut
c. Kurangnya tenaga ahli
d. sampel biota sudah banyak yang masuk kategori langka
4. Perkembangan penggunaan obat yang berasal dari laut sangat
sedikit dibandingkan dengan obat obat tradisional dari
tumbuhan darat. Salah satu upaya pengembangan obat dari
lautan dengan cara . . . .
a. Melakukan skrining test ekstrak dari organisme laut.
b. Melakukan pengambilan sampel dari organisme laut
c. Melakukan kultur dari organisme yang berada di laut
d. Melakukan pengawetan organisme yang berasal dari laut.
5. Uji
skrining
ekstrak
dari
organisme
laut
bertujuan
18
7. Perkembangan
kimia
mengarahkanpada
bahan
proses
laut
eksplorasi
dewasa
dan
ini
telah
eksploitasi
a.
b.
c.
d.
Antikanker
Antivirus
Antibakteri
Antimalaria
Sinularia flexibilis
a.
b.
c.
d.
Tunikata
Spons
Karang
Nudibranchia
OH
O
HO
O
OH
21
B. ESSAY
Tulislah jawaban dari pertanyaan di bawah ini!
1. Mengapa peneliti Indonesia perlu mengadakan riset mengenai
eksplorasi bahan hayati laut?
22
phase digunakan?
10. Sebutkan macam macam metode yang digunakan untuk
proses ekstraksi!
23
II.1.
II. BIOPROSPEKSI
Pendahuluan
Tingginya diversitas atau keanekaragaman hayati (makro dan
membantu
dalam
pemanfaatan
sumber
daya
tersebut.
24
berkembang
lain
yang
memiliki
lingkungan
dengan
Bioprospeksi
sebagai
Sumber
Daya
25
Baru
dan
2.2.1.Bioprospeksi
Kegiatan bioprospeksi sudah dimulai pada tahun 1990 an
dengan membentuk sebuah kongres atau perjanjian yang
bernama Convention on Biological Diversity (CBD). Reid et. al.
(1993) menyatakan bahwa bioprospeksi adalah kegiatan
eksplorasi material material biologis dengan mendapatkan gen
dan sifat biokimia yang dapat dikomersialkan. Pernyataan
tersebut disempurnakan oleh Lohan dan Johnston (2003), bahwa
bioprospeksi merupakan suatu kegiatan eksplorasi, koleksi,
penelitian, dan pemanfaatan sumber daya genetik dan biologi
secara sistematis guna mendapatkansumber sumberbaru
senyawa kimia, gen,organisme, dan produk alami lainnya yang
memiliki
nilai
ilmiah
dan
atau
komersial
tanpa
bidang
farmasi.
Sumber
daya
hayati
tersebut
etnofarmakologi
atau
27
melakukan
screening.
anti
virus.
Contoh
lain
adalah
senyawa
2.2.2.Proses Bioprospeksi
Lingkungan yang ekstrim membuat sumberdaya baik di
darat maupun laut memiliki karakteristik unik untuk dapat
bertahan hidup. Proses biologi dan bahan bahan yang
digunakam sumberdaya hayati untuk bertahan hidup dari suhu
yang ekstrim, pH, tekanan, dan kondisi ekstrim lainnya
menjadikan sebagai sumber yang sangat berpotensi untuk
pengembangan ilmu dan kegiatan bioprospeksi.
Secara umum, proses bioprospeksi terdiri dari empat
tahap, yaitu :
28
29
30
biologis
ataupun
sintesis
shingga
dapat
melalui
aplikasi
bioteknologi
dapat
di
makanan
dan
pakan
hewan,
enzim
dan
Sebagian
besar
keanekaragaman
hayati
(Sekitar
di negara-negara
dan
memiliki
potensi
untuk
komersialisasijika
kesepakatan internasional CBD dimana harus ada sharingbenefit yang jelas antara pelaku bioprospeksi (prospektor)
dengan masyarakat sekitar. Sehingga, kegiatan bioprospeksi
tidak akan dilakukan sebelu mendapatkan Prior Informed
Consent (PIC)atau izin yang berlaku dan sah (Anonim, 2001).
Biopiracy sering terjadi karena adanya keterlibatan
dengan
perusahaan
komersial
besar
dalam
pelaksanaan
dari
hasil
bioprospeksi
itu
sendiri
tanpa
sharing of benefit
dari kegiatan
di
negara
negara
yang
meimiliki
informasi
Keutungan Materia
hasil
penelitian
pengembanganya
sampel
Kolaborasi dan kerjasama, dalam pemanfaatan Biaya kesepakatan
sumber daya
awal)
Partisipasi (keikutserataan) dalam pengembangan
Biaya royalti (hak pa
produk
Adanya akses dalam penggunaan fasilitas
Biaya untuk komersia
(genetika molekular)
Adanya transfer teknologi
Biaya untuk organisa
Pembentukan badan (institusi)
Gaji yang telah disep
Pemberdayaan masyarakat dalam menjaga sumber
Dana Penelitian
daya dan akses penggunaan (administrasi)
Peningkatan ekonomi lokal (masyarakat setempat) Dana untuk terjalinny
Terjalin pelatihan pada daerah kaya sumber daya
Dana kepemilikan
Terbentuknya kelembagaan dan kesepakatan
secara profesional
Menjaga sumber
daya
sebagai
bersama
39
kepemilikan
Penutup
Bioprospeksi merupakan kegiatan eksplorasi materi biologis
dengan
mendapatkan
gen
dan
sifat
biokimia
yang
dapat
40
A. PILIHAN GANDA
Berikan tanda silang pada pilihan A, B, C maupun D yang
Anda anggap sebagai jawaban benar!
1.
2.
Perampasan
kekayaan
sumberdaya
hayati
(makro
hingga
41
d. Biointimidation
3.
4.
c. Etnobotani
d. Etnobatoni
42
ilmu
9. Isu
lingkungan
yang
sering
muncul
mengenai
kegiatan
43
(IPRTRS)
Doha Declaration
United States Trade Representative (USTR)
44
apabila
terjadi
pelanggaran kesepakatan
20. Senyawa antikanker yang diisolasi dari tumbuhan obat tradisional
Podophyllum peltatum asal Amerika Utara adalah
a. Podophylloxin
c. Podophyllomicilin
b. Podophyllotoxin
d.Cyclopodophyllosporine
B. ESSAY
45
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Biopiracy dan mengapa hal ini
terjadi!
7. Tuliskan beberapa hasil bioprospeksi laut yang telah dikomersialisasi
hingga saat ini!
8. Tuliskan keuntungan moneter dan non-moneter dari kegiatan
bioprospeksi!
9. Jelaskan bagaimana
hubungan
antara
bioteknologi
dengan
bioprospeksi!
10. Sebutkan cara cara dari sharing of benefit untuk kegiatan
bioprospeksi!
III.
3.1. Pendahuluan
Koleksi sampel adalah proses pengumpulan biota laut yang
akan diteliti atau dieksplorasi potensinya, misalnya sebagai sumber
46
47
biota
49
Aksesibilitas
Akomodasi
Kondisi ekosistem
Topografi
51
maka
akan
sangat
berbeda
teknik
penyelamannya
54
sampel seperti:
- Foto bawah air
Foto
In
situ
seringkali
sangat
dibutuhkan
untuk
56
a. Preservasi alga
Dalam koleksi disamping untuk isolasi bahan bioaktif, juga
dibutuhkan sampel untuk identifikasi, karena itu membutuhkan
penanganan yang berbeda. Beberapa preservasi bahan yang
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi alga adalah
sebagai berikut :
- Larutan 3-5 % formalin-air laut. Sampel simpan dalam larutan
ini untuk jangka waktu lama.
- Sampel disimpan dalam FPA yang terdiri dari formalin, asam
propionat, etanol 95 % dan akuades dengan perbandingan 2 :
1 : 10 : 7. FPA ini direkomendasikan untuk sectioning.
- Gliserin dan 3-5 % formalin-air laut. Preservasi alga koralin
disarankan mengunakan Gliserin dan 3-5 % formalin-air laut
dengan perbaindingan 1 : 1.
Alga ini disimpan dalam larutan tersebut selama seminggu,
kemudian dikeringkan dan disimpan di dalam wadah kering.
b. Preservasi Invertebrata
Beberapa jenis invertebrata akan segera mengalami
perubahan warna dan bentuk seperti : mengkerut, pecah dan
bentuknya tak beraturan, segera setelah diambil atau disimpan
dalam preservative agent, sehingga akan menyulitkan untuk
identifikasi sampel. Masalah tersebut dapat dihindari dengan
59
menggunakan
narcotizing
agent
sebelum
dimasukan
invertebrata
sampai
tidak
responsif,
organisme
yang
sensitif,
larutan
MgCl2
dengan
4. Chloretone (Chlorbutanol)
Chloretone ditebarkan pada permukaan air yang berisi
invertebrata
hingga
organisme
tersebut
responsif.
5. Urethane (Ethyl carbamate, NH2COOC2H5)
61
tidak
62
LATIHAN SOAL
C. PILIHAN GANDA
Berilah tanda silang pada pilihan A, B, C maupun D yang
Anda anggap sebagai jawaban yang paling tepat!
64
12. Jenis sampel yang paling mudah berubah warna dan bentuk
setelah dikoleksi sehingga menyulitkan proses identifikasi adalah
.....
a. lamun
b. mangrove
c. nudibranchia
d. spons
13. Yang bukan merupakan hal penting dalam pendokumentasian
suatu sampel adalah .....
a. foto bawah air
b. cuplikan sampel
c. foto dari referensi
d. foto sampel segar
14. Spikula merupakan bagian yang harus dilihat pada proses
identifikasi organisme .....
a. spons dan tunikata
b. spons dan nudibranchia
c. spons dan karang lunak
d. spons dan ubur ubur
15. Preservasi untuk sampel yang akan dianalisis enzimnya harus
disimpan pada suhu ..... dengan menggunakan .....
a. 0 oC dan nitrogen cair
b. -80 oC dan nitrogen cair
c. 37 oC dan Zobel
d. 25 oC dan etanol 70%
16. Beberapa bahan yang digunakan dalam preservasi alga adalah .....
a. formalin, aceton, gliserin, akuades
b. formalin, etanol, asam propionat, air laut
c. formalin, metanol, akuabides, etanol
66
68
IV.
Solid-Liquid
Extraction
umumnya
69
Konstanta Den
Pelarut
Rumus Kimia
Titik Didih
Pentane
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
36 C
1.84
0.
Cyclopentane
40 C
1.97
0.
Hexane
C5H10
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-
69 C
1.88
0.
Cyclohexane
CH3
C6H12
81 C
2.02
0.
Benzene
C6H6
80 C
2.3
0.
Toluene
C6H5-CH3
111 C
2.38
0.
1,4-Dioxane
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\
101 C
2.3
1.
Chloroform
CHCl3
61 C
4.81
1.
Diethyl ether
Dichloromethane
CH3-CH2-O-CH2-CH3
35 C
4.3
0.
CH2Cl2
40 C
9.1
1.3
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\
66 C
7.5
0.
Ethyl acetate
CH3-C(=O)-O-CH2-CH3
77 C
6.02
0.
Acetone
CH3-C(=O)-CH3
56 C
21
0.
(DCM)
Tetrahydrofuran
(THF)
71
dielektrik (g
Dimethylformamide
(DMF)
Acetonitrile
(MeCN)
Dimethyl sulfoxide
(DMSO)
Propylene
H-C(=O)N(CH3)2
153 C
38
0.
CH3-CN
82 C
37.5
0.
CH3-S(=O)-CH3
189 C
46.7
1.
C4H6O3
240 C
64
1.
carbonate
merendam dan
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel sel
simplisia yang dilalui sampai keadaan jenuh.
Rotary Evaporator
Pada rotavapour pelarut diuapkan pada tekanan yang rendah.
75
Evaporating flask
Kondensator
Receiving flask
Water bath
Gambar
5.
6.
7.
8.
76
dalam metode ini adalah conical vial, yang biasa digunakan untuk
percobaan skala mikro dan separatory funel, yang biasa digunakan
untuk percobaan skala makro.
Dalam metode ini pelarut yang digunakan untuk mengekstrak
sangat tergantung pada jenis senyawa yang akan diekstrak. Pada
umumnya senyawa di alam dalam jaringan tumbuhan atau hewan
mempunyai kandungan air yang tinggi. Ekstraksi zat yang bersifat
non-polar harus menggunakan pelarut non-polar. Pelarut yang
umumnya dipakai adalah dietil eter (eter), heksana, petroleum eter,
ligroin, dan metilena klorida.
4.2.4. Conical Vial
Conical Vial seperti yang diilustrasikan pada Gambar 4.4.
adalah peralatan yang sangat sederhana yang umumnya digunakan
77
78
79
80
secara
hati-hati
dan
pelepasan
tekanan,
82
83
C2
K =
C1
Dimana :
K : Koefisien distribusi
C2 : Konsentrasi molekul pada pelarut 2 (mg/ml atau g/L)
C1 : Konsentrasi molekul pada pelarut 2 (mg/ml atau g/L)
Tidak semua molekul terlarut dapat ditransfer pada pelarut
2 dengan hanya melakukan satu kali proses ekstrak, kecuali nilai Knya sangat besar. Dianjurkan untuk melakukan beberapa kali
pengulangan ekstrak dengan jumlah pelarut yang kecil, daripada
melakukan satu kali ekstrak dengan menggunakan pelarut dalam
jumlah besar.
4.3. Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography
(TLC))
TLC atau yang sering diterjemahkan sebagai kromatografi
lapis tipis (KLT) adalah metode yang sangat berguna untuk
pemisahan secara cepat dan untuk menganalisa sampel yang
jumlahnya kecil. KLT juga digunakan dalam mencari pelarut untuk
metode kromatografi yang lain (misal ; HPLC, OCC).
KLT
terdiri
dari
adsorben
yang
dilekatkan
pada
85
jika
kejenuhan
dan
uap
dalam
bejana
o Teknik percobaan.
Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metode
aliran penaikan yang hanya diperhatikan, karena cara
ini yang paling umum meskipun teknik aliran
penurunan dan mendatar juga digunakan).
o Jumlah cuplikan yang digunakan.
Penetesan cuplikan dalam jumlah yang
berlebihan memberikan hasil penyebaran noda-noda
dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak
kesetimbangan lainnya, hingga akan mengakibatkan
kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf.
o Suhu.
Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan
pada suhu tetap, hal ini terutama untuk mencegah
perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang
disebabkan oleh penguapan atau perubahan-perubahan
fase.
o
Kesetimbangan.
Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan
tipis lebih penting dalam kromatografi kertas, hingga
perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh
dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam
bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan
pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan
88
dan
b. tinggi
c. rendah
d. maximum
4. Jenis pelarut yang Immesible yang umum dipakai pada Liquid
-Liquid Extraction adalah...
a. heksana, ligroin, eter
b. etilena, pentana, klorida
c. eter, pentana, ligroin
d. klorida, butana, klorin
5. Pipet kapiler disebut juga...
a. spotter
b. spot
c. development chamber
d. plate
6. Pada kromatografi lapis tipis senyawa manakah yang memiliki
gerakan lambat?
a. senyawa polar
b. senyawa non polar
c. senyawa semi polar
d. senyawa semi non polar
90
d. solid extraction
11. Kelebihan evaporator antara lain...
a. cocok untuk cairan
b. baik untuk cairan non-viskos
c. baik untuk cairan viskos
d. bisa memperbaiki sirkulasi cairan
12. Pelarut yang biasa digunakan dalam eksperimen kimia organik
adalah...
a. etil, butana, hexana
b. butana, kloroform, toluena
c. etil, kloroform, hexana
d. benzena, toluena, pentana
13. Pelarut dibawah ini dengan titik didih tertinggi adalah...
a. cyclopentana
b. pentana
c. benzena
d. dietil eter
14. Pelarut dibawah ini dengan densitas terendah adalah...
a. 1,4 dioxane
b. toluena
92
c. kloroform
d. dietil eter
15. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi hampir semua
senyawa adalah...
a. liquid extraction
b. conical vial
c. rotary evaporator
d. soxlet extractor
16. Pengurangan tekanan pada rotary evaporator dilakukan
dengan...
a. round bottom flask
b. water bath
c. vacuum pump
d. bumping
17. Alat yang menggunakan motor untuk memutar pada rotary
evaporator adalah...
a. round bottom flask.
b. water bath
c. vacuum pump
d. bumping
93
d. Chromatography
94
B. ESSAY
Tulislah jawaban dari pertanyaan di bawah ini!
1. Mengapa pada soxlet extractor menggunakan pelarut dengan
titik didih yang rendah ?
2. Apakah yang dimaksud dengan dua pelarut yang immiscible ?
3. Mengapa dalam pencampuran larutan kimia, pelarut organik
menempati lapisan atas ?
4. Sebutkan perbedaan soxlet extractor dan rotary evaporator ?
5. Sebutkan kelemahan dan kelebihan metode sokletasi !
6. Jelaskan prosedur mendapatkan ekstrak murni menggunakan
conical vial !
7. Bagaimana prinsip utama pada liquid-liquid extraction ?
8. Mengapa pada proses ekstraksi lebih baik menggunakan
jumlah pelarut yang kecil daripada pelarut dalam jumlah
besar ?
9. Sebutkan keuntungan menggunakan TLC (Thin Layer
Chromatography) !
10.Jelaskan cara ekstraksi sampel !
95
kromatografi
cair
(liquid
gas
(gas
chromatography)
chromatography)
dengan
dan
Mass
97
Dimana:
K
Dimana:
K
= Faktor kapasitas
98
Water-soluble
Water-insoluble
MR > 2000
partition, adsorption
Sampel
Water-insoluble
partition
non-ionic
basic
cation-exchange
Water-soluble
acid
ionic
anion-exchange
partition
exclusion
99
Pesatnya
perkembangan
kromatografi
sekarang
ini,
5.2. Adsorbent
5.2.1. Dasar Pemisahan Adsorbent
Berdasarkan cara kerjanya, adsorbent atau fase diam pada
prinsipnya dapat dibedakan menjadi normal phase, reverse phase,
ion-exchange dan gel permeation. Normal phase yaitu memisahkan
suatu campuran berdasarkan perbedaan polaritas dari substansi dalam
campuran tersebut. Adsorbent yang digunakan pada normal phase
adalah silika gel (Si-60) SiO2.xH2O atau Alumina (Al2O3). Senyawa
tersebut sudah tersedia dalam bentuk powder dengan ukuran mesh
200-400 yang sudah dipasarkan. Secara umum, cara kerja dari suatu
adsorbent dapat dilihat pada Tabel 5.1.
100
Cara kerja
Adsorpsi
Dasar pemisahan
Polaritas
RP-18
Partisi
Kelarutan
Resin
Ion-exchange
Muatan
LH-20
Size exclusion
Ukuran molekul
Pirkle phase
Chiral
Optis aktif
N-hydroxysuccinimyl
Affinity
Aktivitas biologi
esters
5.2.2. Interaksi
Jika bubuk alumina aiau silica gel ditambahkan pada larutan
yang mengandung suatu senyawa organik maka beberapa senyawa
organik akan ter-adsorb ke atas atau melekat pada partikel halus dan
alumina. Banyak jenis dan gaya intermolekul yang menyebabkan
molekul organik terikat pada alumina. Gaya ini berubah ubah atau
berkekuatan sesuai dengan tipenya. Senyawa non polar akan terikat
pada alumina dengan memanfaatkan gaya Van der Waals yang
mempunyai daya ikat yang lemah. Molekul non polar tidak dapat
terikat kuat kecuali jika mereka mempunyai molekul yang tinggi.
Interaksi yang lebih penting adalah digunakannya alumina oleh
101
senyawa ionik pada gaya dan tipe dipol dipol atau meliputi
beberapa interaksi pendek secara langsung (koordinasi, ikatan
hidrogen, atau formasi garam). Tipe ini minip dengan interaksi yang
terjadi pada silica gel yang memiliki kekuatan dengan interaksi yang
berbeda beda. Urutan interaksinya adalah sebagai berikut; formasi
garam > koordinasi > ikatan hydrogen > dipol dipol > gaya Van der
Waals.
Kekuatan dan interaksi dapat bervaniasi untuk beberapa
senyawa, sebagai contoh adalah senyawa amine yang memiliki dasar
yang kuat, akan terikat lebih kuat daripada lainnya yang memiliki
dasar lemah (koordinasinya). Pada kenyataannya, basa dan asam kuat
seringkali berinteraksi sangat kuat sehingga harus melarutkan
alumina pada beberapa tingkatan. Salah satu aturan yang biasa
digunakan adalah Functional Group yang lebih polar ataupun lebih
kuat akan mengikat pada alumina (silica gel). Daftar berbagai jenis
adsorbent (fase padat / diam) yang digunakan pada kromatografi
kolom dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Pemilihan adsorbent tergantung pada tipe senyawa yang akan
102
Kertas
Selulosa
Pati
Gula
Magnesium
Silikat
Kalsium sulfat
Asam cilicic
Silica gel
Flonisil
Magnesium oksida
Aluminium oksida (alumina)
Charcoal
yang
dinamis
seperti
yang
disebutkan
Kolom
Terbuka
atau
Open
Column
107
Pengurangan
tekanan
akan
menyebabkan
timbulnya
alumina dan silica gel, maka kekuatan penyerapan akan naik seiring
dengan kenaikan polaritas dari zat yang diserap tersebut. Berikut
adalah kekuatan elusi dari deret deret pelarut untuk senyawa
senyawa dalam kolom dengan menggunakan silica gel : air murni <
metanol < etanol < propanol < aseton < etil asetat < dietil eter <
kloroform < metilena klorida benzene < toluene < trikloroetilena <
karbon tetraklorida < sikloheksana < heksana. Zat zat aktif yang
digunakan sebagai penyerap dalam kromatografi kolom merupakan
katalisator yang baik.
5.3.1. Pelarut
Beberapa pelarut (solven) yang umum digunakan dalam
kromatografi adalah kloroform, metilene klorida, dietil eter, etil
asetat, aseton, etanol, metanol, dan air (Tabel 5.3). Polaritas pelarut
merupakan
kunci keberhasilan
Pertambahan polaritas
Aseton
Pyridin
Etanol
Metanol
Air
Asam asetat
sampel dalam pipet tersebut akan terserap. Pipet kapiler ini juga
biasa disebut spotter.
TLC yang telah diberi sampel kemudian dimasukan ke dalam
botol (development chamber) yang berisi pelarut. Pelarut tersebut
secara otomatis akan naik pada plate karena adanya gaya kapiler.
Bersamaan dengan naiknya pelarut tersebut, sampel pada TLC
tersebut juga akan ikut naik yang mengakibatkan terjadinya
pemisahan fraksi fraksi atau senyawa senyawa dalam sampel.
Pemisahan ini berdasarkan pada kesetimbangan gaya tarik
menarik antara sampel pelarut (fase bergerak) dengan sampel
adsorbent (fase diam). Pada TLC fase normal, fraksi atau senyawa
non polar akan bergerak paling cepat dan fraksi atau senyawa polar
akan bergerak lambat atau bahkan tetap pada titik awal. Sedangkan
sebaliknya pada TLC fase terbalik, fraksi atau senyawa polar akan
bergerak lebih cepat dan fraksi atau senyawa non polar akan bergerak
lambat.
Pelarut yang umumnya digunakan pada TLC fase normal
antara lain heksan, klorofom, metilene klorida, dan etil asetat. Aseton
113
asam sulfat atau campuran asam sulfat vanilin. Dengan metode ini
kita dapat melihat hampir semua jenis senyawa. Namun dengan
menggunakan metode ini, senyawa tersebut akan rusak. Visualisasi
tidak hanya berfungsi untuk melihat jumlah spot, tetapi juga dapat
digunakan untuk identifikasi kelas senyawa. Sebagai contoh adalah
ninhydrin dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa yang
mengandung gugus amina.
OH
H3N CHCO-+ 2
O
N
OH
BIRU UNGU
ninhydrin
+
RCOH
+ CO2 +
3H 2O
H+
117
Gambar 5.3.
Penggunanaan TLC untuk mengelompokan fraksifraksi hasil OCC. Visualisasi TLC menggunakan sinar
UV (foto: dokumentasi penelitian Maesaroh, 2014).
118
LATIHAN SOAL
A. PILIHAN GANDA
Berikan tanda silang pada pilihan A, B, C maupun D yang
Anda anggap sebagai jawaban benar!
1. Pemisahan suatu senyawa merupakan hal yang perlu
dilakukan pada tahapan penelitian berikut
a. Ekstraksi
b. Sampling
c. Bioassay
d. Purifikasi
2. Kromatografi merupakan metode pemisahan suatu
campuran dua atau lebih senyawa atau ion dengan distribusi
antara dua fase yaitu
a. Fase diam dan fase mengalir
b. Fase tenang dan fase mengalir
c. Fase diam dan fase bergerak
d. Fase tenang dan fase bergerak
3. Kromatografi dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tipe
fasenya, diantaranya adalah sebagai berikut, kecuali
..
a. Solid-liquid
b. Liquid-liquid
c. Gas-liquid
d. Solid-solid
4. Beberapa alat di bawah ini yang bukan merupakan alat-alat
analitik untuk pemisahan dan analisis suatu campuran
senyawa adalah .
a. Spectrofotometry
119
a. Oksigen
b. Sifat senyawa
c. Absorbent
d. Absolent
7. Berdasarkan cara kerjanya adsorbent atau fase diam pada
prinsipnya dapat dibedakan menjadi, kecuali .
a. normal phase
b. abnormal phase
c. reverse phase
d. ion-exchange
8. Adsorbent resin memisahkan suatu senyawa dengan
cara ........... pemisahannya berdasarkan .........
a. afinitas, aktivitas biologi
b. chiral, optis aktif
c. ion-exchange, muatan
d. adsorbsi, polaritas
9. Adsorbent yang digunakan pada normal phase adalah ..
a. Si-60
b. RP-18
120
c. Resin
d. LH-20
10. Berikut merupakan urutan yang benar dari interaksi yang
terjadi pada kekuatan silika gel .......
a. dipol-dipol>gaya van deer waals>formasi
garam>koordinasi>ikatan hydrogen
b. ikatan hydrogen>koordinasi>formasi garam>dipoldipol>gaya van deer waals
c. formasi garam>koordinasi>ikatan hidrogen>dipoldipol>gaya van deer waals
d. formasi garam>ikatan hydrogen>koordinasi>dipoldipol>gaya van deer waals
11. Pemilihan adsorben sering kali tergantung pada tipe senyawa
yang akan dipisahkan, sebagai contoh adsorben selulosa, pati
dan gula umumnya digunakan untuk memisahkan produkproduk dari ...........
a. Bakteri
b. Invertebrate
c. Jamur
d. Tumbuhan
12. Berikut merupakan urutan jenis absorbent yang benar
berdasarkan kekuatan dan interaksi terhadap senyawa polar
dari tinggi ke rendah adalah ..........
a. charcoal>alumina>magnesium oksida>flonisil
b. silica gel>asam cilicic>kalsium sulfat>pati
c. magnesium>gula>pati>magnesium oksida
d. selulosa>magnesium>flonisil>charcoal
121
122
c. karboksilat
d. hidroksil
B. ESSAY
Tulislah jawaban dari pertanyaan di bawah ini!
1. Apakah yang dimaksud kromatografi? Sebutkan alat-alat yang
memiliki prinsip kerja kromatografi minimal 3!
2. Jelaskan pengertian dari:
a. Analit
b. Eluen
c. Kromatogram
d. Waktu retensi
e. Volume retensi
3. Buatlah tabel tipe adsorbent, cara kerja, dan dasar pemisahannya
minimal 4 jenis!
4. Apakah yang dimaksud zwitterion?
5. Jelaskan secara singkat dan jelas mengenai prinsip dan metode
pemisahan kromatografi kolom!
6. Tuliskan rumus dari Retardation factor suatu senyawa beserta
keterangannya!
7. Apakah yang dimaksud dengan spotter?
8. Sebutkan minimal 8 pelarut yang sering digunakan dalam
kromatografi!
9. Sebutkan adsorben yang digunakan pada metode TLC!
Jelaskan hal-hal yang perlu diamati dalam penilaian suatu
kromatogram!
124
PUSTAKA ACUAN
125
126
3. D
4. A
5. B
6. B
7. A
8. C
9. A
10. C
11. B
12. D
13. D
14. A
15. B
16. A
17. B
18. A
19. B
20. D
B. Essay
1. Peneliti Indonesia perlu mengadakan riset mengenai
eksplorasi bahan hayati laut karena 2/3 wilayah Indonesia
merupakan lautan dan masih sedikit peneliti yang fokus
mengeksplor kekayaan dan potensi laut Indonesia, di sisi
lain banyak peneliti asing yang justru meneliti hal tersebut.
2. Hal ini disebabkan kurangnya informasi tentang biota laut
di Indonesia dan habitatnya, sulitnya mencari sampel
biota laut dan kurangnya tenaga ahli.
3. Berikut merupakan alasan Indonesia memiliki
keanekaragaman yang tinggi:
a. merupakan negara kepulauan;
b. memiliki unsur flora dan fauna yang berkisar dari
wilayah Indomalaya sampai ke Australia;
c. terbagi menjadi 2 zona biogeografi, yakni wilayah
oriental dan wilayah Australian. Wilayah oriental
132
133
2.
-
dimanfaatkan dengan
senyawa bioaktif baru
berbagai
macam
penemuan
Nama
senyawa
Nama
dagang
Sumber
organisme
Kegunaan
Ziconotide
Prialt
Cone snail
Conus magus
Analgesik
Cytarabine
Cytosar-U
Spons
Cryptotheca
crypta
Pengobatan
kanker dan
leukimia
ET-743
Yondelis
Tunikata
Ecteinascidia
turbinate
Pengobatan
kanker rahim
Vidarabine
Vira-A
Spons Tethya
Antivirus
137
crypta
Erybulin
mesylate
E7389
Spons
Halichondria
okadai
Pengobatan
kanker
payudara
Keutungan Material
KOLEKSI
A. Pilihan Ganda
1. B
2. A
3. A
4. B
5. C
6. B
7. A
8. A
9. D
10. A
11. B
12. D
13. C
14. C
15. B
16. B
17. C
18. A
19. D
20. C
B. Essay
1. Contoh sumber daya hayati laut adalah sebagai
berikut:
plankton (phyto-zooplankton)
tumbuhan laut (mangrove, lamun, rumput laut)
fin fish (perikanan)
140
2.
3.
4.
5.
141
EKSTRAKSI
A. Pilihan Ganda
1. A
2. B
3. C
4. A
5. A
6. A
7. A
8. A
9. A
10. C
11. B
12. D
13. C
14. D
15. C
16. C
17. A
18. A
19. A
20. A
143
B. Essay
1. Pada soxlet extractor pelarut yang digunakan harus
mempunyai titik didih yang rendah, karena pelarut
tersebut harus dapat diuapkan dengan cepat
2. Dua pelarut yang immiscible, yaitu pelarut yang
mengandung ekstak dan pelarut yang digunakan
untuk mengekstrak
3. Pada umumnya pelarut organik mempunyai densitas
yang lebih rendah dari pada air yaitu densitasnya
kurang daripada 1 mg/ml, sehingga akan menempati
lapisan atas.
4. Soxlet extractor lebih umum digunakan untuk
mengisolasi senyawa non-polar, sedangkan rotary
evaporator dapat digunakan untuk mengekstrak
hampir semua senyawa.
5. Kelebihan metode sokletasi adalah sampel terekstraksi
dengan sempurna, proses ekstraksi lebih cepat dan
pelarut yang digunakan sedikit. Sedangkan kelemahan
dari metode soxhletasi adalah sampel sampel yang
digunakan harus sampel yang digunakan harus sampel
yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada
sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang
tidak tahan panas akan teroksidasi atau tereduksi
ketika proses sokletasi berlangsung.
6.
144
Keterangan gambar:
1. Pelarut 1 mengandung campuran molekulmolekul hitam dan putih.
2. Setelah dikocok dengan pelarut 2, sebagian
besar molekul putih terlarut dalam pelarut 2,
sedangkan molekul hitam terlarut dalam
pelarut 1.
3. Lapisan bawah diambil dengan pasteur pipet,
maka sebagian besar molekul hitam dan putih
terpisah.
7. Prinsip ekstrak cair-cair adalah kesetimbangan
kelarutan zat atau molekul yang menjadi target pada
dua macam pelarut yaitu pelarut yang mengandung
senyawa target (pelarut 1) dan pelarut yang
dipergunakan untuk mengekstrak (pelarut 2), dimana
kedua pelarut tersebut tidak dapat bercampur satu
sama lain (immiscible).
8. Pada proses ekstraksi lebih baik menggunakan jumlah
pelarut yang kecil daripada pelarut dalam jumlah
besar untuk menghemat biaya
9. Beberapa keuntungan dari kromatografi lapis tipis ini
adalah sebagai berikut :
- Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk
tujuan analisis.
145
V.
KROMATOGRAFI
A. Pilihan Ganda
1. D
2. C
3. D
4. A
5. D
6. A
7. B
8. C
9. A
10. C
11. D
12. A
13. B
14. A
15. C
16. B
17. C
147
18. D
19. C
20. B
B. Essay
1. Kromatografi adalah suatu metoda pemisahan suatu
campuran dua atau lebih senyawa atau ion dengan
distribusi antara dua fase, yaitu fase diam (stationary
phase) dan fase bergerak (moving phase).
Alat-alat yang memiliki prinsip kerja kromatografi
adalah sebagai berikut:
Gas chromatograpy-Mass Spectrofotometry
Liquid chromatograpy-Mass Spectrofotometry
Gas chromatograpy Fourier-transform infrared
spectroscopy (GC-FTIR)
Diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS)
2. Pengertian dari :
a. Analit adalah zat yang dipisahkan
b. Eluen adalah pelarut yang digunakan untuk
memisahan analit
c. Kromatogram adalah output visual yang dperoleh
dari hasil pemisahan. Adannya puncak
karakteristik yang berbeda menunjukkan adanya
senyawa yang berbeda
d. Waktu retensi adalah waktu yang diperlukan analit
untu melewati system
e. Volume retensi adalah volume fasa gerak yang
dibutuhkan untuk mengelusi komponen analit.
3. Tabel Adsorbent, cara kerja, dan dasar pemisahannya
148
8. Jawab:
Petrolium ether
Cyclohexane
Karbon tetraklorida
Toluena
Kloroform
Metilene klorida
Dietil eter
Etil asetat
Aseton
Pyridin
Etanol
Metanol
Air
Asam asetat
9. Silica gel (Si-60), C-18, alumina, atau amina
10. Jawaban:
a. Jarak pengembangan komponen larutan cuplikan
dibandingkan dengan jarak larutan pembanding.
Jika ada beberapa larutan cuplikan, cuplikan yang
satu dibandingkan dengan cuplikan yang lain.
b. Beberapa sifat, misalnya fluoresensi atau
pemadaman fluoresensi dan terutama warna hasil
reaksi warna.
c. Perbandingan luas bercak memberi informasi
mengenai angka banding kuantitatif.
150