Bab Ii Dan Bab Iii
Bab Ii Dan Bab Iii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dengan demikian maka setelah tumbuhan tersebut mati , belum mengalami proses
transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses coalification.
Jenis batu bara yang terbentuk dengan cara ini mempunyai penyebaran luas dan
merata , kualitasnya lebih baik karena kadar abunya relative kecil, batubara yang
Batubara ketel uap atau batubara termal atau yang disebut steam coal, banyak
digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik, pembakaran umum seperti pada
industri bata atau genteng, dan industri semen.
e). Gambut
Gambut berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
paling rendah.
Analisis ash
carbon
volatile matter
Semakin tinggi fuel ratio maka karbon yang tidak terbakar semakin banyak.
d. Karbon Padat (Fixed Carbon)
Karbon padat adalah karbon yang terdapat pada batubara yang berupa zat padat.
Jumlah karbon terlambat ditentukan oleh kandungan air bawaan, abu dan zat
terbang. Semakin tinggi kandungan karbon padat maka semakin tinggi peringkat
batubaranya. Dalam nilai karbon padat dapat di ambil rata-ratanya.
e. Total Sulphur
Jumlah kandungan belerang pirit, sulfat dan organik secara keseluruhan yang
terkandung di dalam batubara didefinisikan sebagai kandungan belerang total (total
sulfur).
f.
Nilai Kalor
Harga nilai kalor merupakan penjumlahan dari harga-harga panas pembakaran dari
unsur-unsur pembentuk batubara. Nilai kalor ini bila dilakukan pencampuran
nilainya dapat di ambil rata-ratanya.
sukarnya batubara untuk digerus.. Makin tinggi harga HGI, makin mudah tergerus
batubara tersebut. Suatu PLTU biasanya disiapkan untuk menggunakan kapasitas
penggerusan terhadap suatu jenis batubara dengan harga HGI tertentu.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Tambang North Kawi dengan jarak ke Coal Crushing Plant di Beras Belange
55 Km.
2. Lokasi Tambang Central kawi dengan jarak ke Coal Crushing Plant di Beras
Belange 42 Km.
3. Lokasi Tambang SE Mantubuh dengan jarak ke Coal Crushing Plant di Beras
Belange 46 Km.
4. Lokasi Tambang Manyango dengan jarak ke Coal Crushing Plant di Beras Belange
45 Km.
Untuk mencapai lokasi wilayah izin Usaha Pertambangan PT.Marunda
Grahamineral dapat melalui rute sebagai berikut:
-
Dari kota Palangka Raya menuju Muara Teweh dengan melewati perjalanan darat
selama 10 jam, perjalanan sejauh 300 Km.
Dari Muara Teweh kemudian perjalanan dapat dilanjutkan melalui jalur air
menyusuri sungai Barito menuju Desa Beras Belange kecamatan Laung Tuhup
dengan menggunakan speed boat selama 2,5 jam. Setelah itu untuk menuju ke
lokasi pengamatan di Site Jamut 10 menit dari pelabuhan Desa Belange ke lokasi
penelitian.
Tabel 3.1. Data Rata-rata Curah Hujan Pada Tahun 2014 di PT. Marunda Grahamineral
No
Bulan
Jumlah Curah
Hujan
1
Januari
248
2
Februari
148
3
Maret
252
4
April
554
5
Mei
326
6
Juni
200
7
Juni
249
8
Agustus
183
9
September
33
10
Oktober
122
11
November
365
12
Desember
507
Sumber. PT.Marunda Grahamineral
Curah Hujan
(mm/hari)
8.00
5.29
8.13
18.47
10.52
6.67
8.03
5.90
1.10
3.94
12.17
16.35
monyet, rusa serta beberapa jenis burung. Binatang peliharaan terdiri dari anjing,
ayam, babi, kucing yang terdapat di sekitar pemukiman.
Mine Operator Manager atau Kepala Teknik Tambang (KTT) yang membawahi
beberapa departement head. Di bawah departement head diisi oleh kedudukan
superintendent yang memimpin supervisor dan dibawah supervisor ada junior
supervisor, selanjutnya junior supervisor mengawasi para crewnya. Struktur organisasi
dapat dilihat di lampiran.
wilayah
sedang-kuat,
morfologi
perbukitan
lemah-sedang,
morfologi
2. Stratigrafi Regional
Daerah Sungai Laung dan sekitarnya termasuk ke dalam Cekungan Barito
Utara atau merupakan bagian tepi dari pengendapan Tersier di Cekungan Barito.
Stratigrafi regional daerah penelitian dan sekitarnya terdiri formasi batuan sedimen
yang mempunyai hubungan saling selaras, saling menjari, saling tidak selaras dan
satuan batuan beku baik berupa intrusive maupun ekstusif. Penjelasan masingmasing formasi tersebut (dari tua ke muda) yaitu sebagai berikut:
Batu Ayau ini disusun oleh batupasir, batulempung, dan batulanau, umumnya
karbonan setempat bersisipan tufa dan batubara. Formasi Halog dicirikan oleh
batupasir
kuarsa,
sedikit
konglomerat,
batulumpur,
dan
batugamping
mengingat slitologi di daerah ini didominasi oleh batuan yang berumur Tersier
sehingga kehadiran sesar, kelurusan dan lipatan diduga berhubungan erat dengan
kegiatan tektonik yang terjadi pada jaman itu (Tersier).
Formasi Tanjung
Merupakan formasi batuan sedimen tertua pada cekungan Barito ini yang
diendapkan pada Eosen Bawah. Formasi Tanjung terdiri dari persilangan batu
pasir (kuarsa), batu lempung, dan batu lanau sisipan batubara, batu gamping, dan
konglomerat. Pada formasi ini PT. Marunda grahamineral tidak dilaluinya.
batu ayau dan formasi batu kelau ini berada di wilayah konsesi dari PT. Marunda
Grahamineral yang letaknya berada di blok IV dan juga blok III sebelah utara.
Formasi Warukin
Formasi Warukin diendapkan tidak selaras di atas Formasi Karamuan dan
Formasi Puruk cahu, berumur Miosen Tengah, dan pada umumnya tersebar di
bagian timur daerah penelitian. Formasi ini dicirikan oleh batupasir kuarsa
berbutir halussedang, bersisipan batulempung karbonan dan batulanau karbonan.
Formasi-formasi batuan sedimen di atas diterobos oleh intrusi batuan beku
andesitdiorit dan batuan gunung api Bondang (andesit dan basalt).
mempunyai
Morfologi
SE
Mantubuh
Gelombang Kuat
Menyang
o
Gelombang Kuat
Central
Kawi
Gelombang
lemah
North
Kawi
Gelombang
lemah
Bondang
Pegunungan
Tahujan
Gelombang
lemah
Formasi Batuan
Puruk Cahu danKaramuan
Puruk Cahu danKaramuan
Batu
ayau,
Halog,
Batu Kelau
Batu Ayau, Halog
Batu Kelau
Warukin
Puruh Cahu dan
Karamuan
Struktur
Intrusi batuan beku
Patahan
Kekar
Patahan
Intrusi batuan beku
Intrusi batuan beku
Patahan
Kekar
Lipatan
-
Kertas/buku
Kamera
Laptop
berkaitan dengan masalah yang dibahas. Sasaran utama studi pendahuluan ini adalah
gambaran umum daerah penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam pengamatan ini mencakup data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung
dilapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan, meliputi
pengumpulan data curah hujan, keadaan regional geologi daerah penelitian, Flow
Sheet dan lain-lain. Sumber data sekunder yaitu dari studi pustaka dan dari
Perusahaan, yakni PT.Marunda Grahamineral.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan pengamatan ke lapangan untuk
mengetahui kontrol kualitas batubara di stockpile tambang.
4. Tahap Penyusunan Laporan
Hasil dari data keseluruhan di rangkum ke dalam laporan tertulis untuk
dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan.
3.4.2. Metode
Metode pengamatan yang digunakan sebagai referensi dalam penyusunan
laporan kerja praktik dengan judul Pengamatan Kontrol Kualitas Batubara di
Stockpile Pada PT. Marunda Grahamineral Kecamatan Laung Tuhup Kabupaten
Murung Raya adalah:
1. Observasi
Adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan mengamati
secara langsung di lapangan.
2. Interview
Adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara bertanya
langsung pada kariawan atau nara sumber yang terkait.
3. Studi Pustaka
Selain dari kedua cara diatas, penulis juga memperoleh data dari referensi buku atau
modul dari perusahaan serta buku lain yang relevan untuk digunakan sebagai data
laporan.
Rumusan Permasalahan
Studi Literatur
Pengamatan dan
Pengambilan Data
Data Primer:
Cara
pengambilan
sample
produksi dan loading
Tahap-tahap preparasi sample
Cara analisa kualitas batubara di
laboratorium
Data Sekunder:
Sejarah Perusahaan
Kondisi dan kesampaian daerah
Kondisi geologi daerah penelitian
Peta-peta
Data curah hujan
Pembuatan
Laporan
April
II
III
IV
Mei
II
III
IV