Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk
kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah bukan hanya
sekedar tempat hidup, tetapi lebih dari itu tanah memberikan sumber daya bagi
keberlangsungan hidup umat manusia.
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang
sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah menjadi sangat penting karena tanah
menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan
untuk proses fotosintesis. Suatu tanah tersusun atas partikel-partikel tanah itu sendiri.
Perbandingan partikel-partikel tanah itu disebut dengan tekstur tanah. Tekstur tanah
lalu dibagi kembali menjadi 3, yaitu pasir, debu dan liat.
Tanah tersebut dapat kita analisa dengan menggukan dua metode yaitu metode
ayakan dan metode hidrometer di laboratorium dengan sampekl tanah yang
sebelumnya telah kita lakukan dilapangan adapun faktor yang dapat mempengaruhi
agregat tanah antara lain lima faktor yang sangat penting didalam proses
pembentukkan tanah atau agregat tanah yaitu bahan induk, iklim,,tanaman ,organisme
tanah dan waktu.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum dari praktikum ini untuk mengetahui ukuran
agregat tanah yang lolos pada nomor ayakan 8,10,dan 12.

Universitas Sriwijaya
1

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tanah
Klasifikasi tanah adalah suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang
berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang serupa ke dalam kelompok dan
subkelompok berdasarkan pemakaiannya. Sistem klasifikasi ini menjelaskan
secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi namun tidak ada
yang benar-benar memberikan penjelasan yang tegas mengenai kemungkinan
pemakainya (Das, 2007).
Sistem klasifikasi tanah dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang
karakteristik dan sifat-sifat fisik tanah serta mengelompokkannya sesuai dengan
perilaku umum dari tanah tersebut. Tanah-tanah yang dikelompokkan dalam
urutan berdasarkan suatu kondisi fisik tertentu. Tujuan klasifikasi tanah adalah
untuk menentukan kesesuaian terhadap pemakaian tertentu, serta untuk
menginformasikan tentang keadaan tanah dari suatu daerah kepada daerah lainnya
dalam bentuk berupa data dasar. Klasifikasi tanah juga berguna untuk studi yang
lebih terperinci mengenai keadaan tanah tersebut serta kebutuhan akan pengujian
untuk menentukan sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan
tanah, berat isi, dan sebagainya (Bowles, 2007).
2.2 Agregat tanah.
Agregat tanah terbentuk jika partikel-partikel tanah menyatu membentuk
unit-unit yang lebih besar. Kemper dan Rosenau (2009),
mendefinisikan agregat tanah sebagai kesatuan partikel tanah yang melekat
satu dengan lainnya lebih kuat dibandingkan dengan partikel sekitarnya. Dua
proses dipertimbangkan sebagai proses awal dari pembentukan agregat tanah,
yaitu flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi jika partikel tanah yang pada
awalnya dalam keadaan terdispersi, kemudian bergabung membentuk agregat.
Sedangkan fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan masif, kemudian
terpecah-pecah membentuk agregat yang lebih kecil (Martin et al., 2011).
Tanah yang teragregasi dengan baik biasanya dicirikan oleh tingkat infiltrasi,
permeabilitas, dan ketersediaan air yang tinggi. Sifat lain adalah tanah tersebut

mudah diolah, aerasi baik, menyediakan media respirasi akar dan aktivitas
mikrobia tanah yang baik (Russel, 2011)
2.3 Metode ayakan
Analisa Saringan atau analisa ayakan adalah prosedur yang digunakan untuk
mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi ukuran partikel
merupakan hal yang sangat penting . Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis
non-organik atau organik bahan butiran termasuk pasir, tanah liat, granit, batu
bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk gandum dan biji-bijian.
Sejumlah sample yang mewakili sample tertentu ditimbang dan ditaruh diatas
ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang
besar ditempatkan pada bagian atas dn pada bagian paling bawah ditempatkan pan
(wadah) sebagai tempat penerimaan/penampungan terakhir, namun tidak
selamanya metode seperti tersebut diatas selalu digunakan, ada beberapa cara atau
metode yang dapat digunakan tergantung dari material yang akan dianalisa.
( Zaeneal M.K.2010)
Ayakan dengan gerakan melempar Disini Gerakan dengan arah membuang
bekerja pada sampel. Sampel terlempar keatas secara vertikal dengan sedikit
gerakan melingkar sehingga menyebabkan penyebaran pada sampel dan terjadi
pemisahan secara menyeluruh , pada saat yang bersamaan sampel yang terlempar
keatas akan berputar (rotasi) dan jatuh diatas permukaan ayakan, sampel dengan
ukuran yang lebih kecil dari lubang ayakan akan melewati saringan dan yang
ukuran lebih besar akan dilemparkan keatas lagi dan begitu seterusnya dan
Standar ukuran ayakan (screen) Ukuran yang digunakan bisa dinyatakan dengan
mesh maupun mm (metrik). Yang dimaksud mesh adalah ukuran dari jumlah
lubang suatu jaring atau kasa pada luasan 1 inch persegi jaring/kasa yang bisa
dilalui oleh material padat. Mesh 20 memilki arti terdapat 20 lubang pada bidang
jaring/kasa seluas 1 inch.( Handayani.s dan Sunariminto.2007)

BAB 3
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 06 oktober 2016 di Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis, neraca
coding, neraca analitic, saringan (no.8, 10 dan 12), wadah (nampan), kantong
palstik. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu sampel tanah agregat utuh.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum penetapan ukuran agregat tanah ini yaitu,
meliputi:
(1) Timbang tanah sebanyak 500 gram dengan menggunakan neraca
coding.
(2) Kemudian susun ayakan sesuai dengan No. ayakan, dan masukkan
tanah ke dalam ayakan yang paling atas.
(3) Ayak tanah dari arah ke atas ke bawah.
(4) Pisahkan dan masukkan tanah yang tertinggal di dalam saringan dan
tanah yang lolos semua saringan ke dalam kantong plastik dan beri
label.
(5) Timbang kembali hasil dari masing-masing tanah yang tersaring.
(6) Catat dan dokumentasi hasilnya.
(7) Hitung hasil yang dicatat dan sesuaikan dengan kurva distribusi ukuran
partikel tanah, dengan menggunakan rumus :
Koefisien keseragaman (Cu) = D60 / D10
Koefisien gradasi (Cc)

= (D30)2 / D10 x D60

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum penetapan agregat tanah, yaitu
sebagai berikut :

No.Ayakan

Diameter(mm)

Massa Tanah

Persentase

Yang Tertinggal

Yang Lolos

Pada Tiap Ayakan

Ayakan

Persentase

(gram)

(%)

(%)

8
10

0
2,36
2

0 gram
25,52 gram
29,59 gram

63,628 %
5,104 %
5,918 %

100 %
36,372 %
31,268 %

12

1,7

115,88 gram

23,176 %

25,35 %

Perhitungan :
318,14
x 100% = 63,628 %
500

Kolom 4 :

25,52
500

x 100% = 5,104 %

29,59
500

x 100% = 5,918 %

115,88
x 100% = 23,176 %
500
Kolom 5 :

100 63,628 =36,372

36,372 5,104 = 31,268


31,268 5,918 = 25,35
D10 = 1,2
D30 = 1,9
D60 = 2,1
Cu =

D 60
D 10

Cc =

D30 2
D 60 xD 10

,2,1
1,2
=

= 1,90
,

1,36

4.2 Pembahasan
Adapun hasil yang kita dapat dari praktikum biofisika dan mekanika
tanah yang telah kita lakukan pada penentuan agregat tanah tujuan dari tujuan
dari praktikum dari praktikum ini untuk mengetahui ukuran agregat tanah yang
lolos pada nomor ayakan 8,10,dan 12. Adapun ini mengalami beberapa kendala
dalam proses penimbangan, pengayakan agregat tanah yang utuh pada nomor
ayakan 8,10 ,dan 12. Kendala pada proses penetapan agregata tanah ini sama
praktikum sebelumnya waktu yang tidak menentu serta alat yang digunakan
untuk melekukan proses pengayakan ini sangat sulit didapat.
Ketika menghitung tanah atau partikel yang lolos pada saat penyaringan
sampel yang dinggunakan adalah bongkahan utuh dan tanah yang terganggu pada

kedua sampel tersebut sebelum dilakukan pengayakan di timbang terlebih dahulu


masing-masing tanah tersebut dengan berat sampel 500 gram pada tanah yang
terganggu sesuai 500 gram sedangkan pada bongkahan alami atau tanh yang
berada disekitar ring sampel kurang dari 500 gram jadi pada proses pengayakan
tersebut ada yang memiliki berat yang tidak sesuai dengan percobaan dikarenakan
pada saat menggambil sampel tersebut terlalu sedikit sampel yang diambil dari
lahan tersebut.
Pada perhitunganya didiperoleh hasil pada mesh nomor 8 mendapatkan agregat
sebesar 2,36 gram dan pada mesh nomor 10 sebesar 2 kemudian pada mesh nomor
12 yaitu 1,7 Dalam menetukan kurva perhitungan yang dilakukan pada analisa
saringan dan hydrometer kita terlebih daluhu melakukan perhitungan dimana pada
rumus kita membagi sesuai berat pada bongkahan sebelum di ayak an yaitu
sebesar 250 gram lalu dikalikan dengan 100 % dimana kita hitung sesuai dari
nomor ayakan 8,10 hingga 12 serta yang lolos dari semua saringan yang ada.
Kemudian kita dapat mengetahui hasil pengayakan tersebut setelah kita
menentukan nilai dari d10,d30,d60 dalam pehitungan dapat kita lihat dari kurva dan
tinggal kita tarik kurva tersebut melihat dengan jeli dari kurva tersebut dan setelah
itu kita menentukan nilai yang akan dicari yaitu cu dan cc dimana kita telah
didapatkan rumus dan tinggal memasukan angka yang akan kita hitung dan
selanjutnay kita memperoleh hasil dari masing-masing perhitungan.

BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran
2. agregat penentuan tanah dapat dilakukan dengan 2 cara yaritu metode
ayakan dan metode hydrometer.
3.Agregat tanah terbentuk jika partikel-partikel tanah menyatu membentuk
unit-unit yang lebih besar.
4. agregat tanah adalah kumpulan pasir halus,pasir,tanah liat serta partikel
organic seperti sel mikroba sendiri yang menggumpal karena adanya gum.
5. Beberapa yang perlu diperhatikan dalam pengayakan yaitu jenis ayakan,
cara pengayakan, kecepatan pengayakan, ukuran ayakan, waktu pengayakan,
serta sifat bahan yang akan diayak.
5.2 SARAN
Dalam praktikum ini para prarikan seharusnya lebih memahami proses
atau cara penentuan agregat tanah serta harus peralat yang akan digunakan
pada praktikum biofisika dan mekanika tanah harus lengkap agar tidak
banyak memakan waktu pada saat praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Bowles, 2007. BIologi Tanah Dalam Praktek. Pusat Antar Universitas Biotek
IPB :Bogor
Das. 2007. penuntun praktikum satuan operasi I. Palembang : Politeknik Negeri
Sriwijaya
Kemper dan Rosenau. 2009. Kajian Structural Tanah Lapis Oleh Agihan Ukuran
dan Dispersitas Agregat.jurnal ilmu tanah dan lingkungan.3(1):10-17
Karmil dkk. 2009. Ilmu Tanah .Bharata karya askara :Jakarta
Martin et al.. 2011. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Erlanga, Jakarta
Russel. 2011. Mekanika Tanah. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Zaeneal M.K. 2010. Metode Ayakan.UMM:Madang

Anda mungkin juga menyukai