Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1. DEFINISI
Pengertian rumah tinggal dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Rumah
a. Bangunan untuk tempat tinggal (http://kbbi.web.id/rumah)
b. Bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu
tertentu. Rumah dapat menjadi tempat tinggal manusia maupun
hewan. Namun, tempat tinggal khusus hewan biasa disebut
sangkar, sarang, atau kandang. (http://wikipedia.co.id)
2. House adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung
kegiatan

hunian

bagi

penghuni

yang

tinggal

di

dalamnya.

(http://home/viewer.php.htm)
3. Home adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menampung
kegiatan bagi penghuni yang tinggal di dalamnya dimana antara
penghuni tersebut saling berinteraksi satu sama lain (ada proses
sosialisasi). (http://home/viewer.php.htm)
Sedangkan pengertian lingkungan rumah tinggal juga dibedakan
sebagai berikut:
1. Perumahan (housing)

adalah

suatu

daerah

yang

terdiri

dari

sekelompok rumah tinggal (sekelompok rumah dengan ruang-ruang


di dalamnnya, halaman dan utilitas dalam rumah).
2. Pemukiman (settlement) adalah suatu daerah yang terdiri dari
sekelompok rumah dengan sarana dan prasarana pendukungnya,
yang di dalam daerah tersebut terjadi proses sosialisasi. Yang
dimaksud dengan sarana pendukung adalah utilitas rumah dan
lingkungan, sedangkan prasarana pendukung adalah fasilitas ibadah,
fasilitas

pendidikan

(digilib.petra.ac.id)
Rumah tinggal

dan
minimalis

fasilitas
adalah

pendukung
rumah

lainnya.

tinggal

yang

menampilkan kesederhanaan dengang penggunaan elemen yang


sesuai dengan kebutuhan saja namun tetap terkesan elegan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut rumah tinggal yang
tepat yang akan dirancang menerapkan rumah tinggal sebagai home
dengan mengangkat konsep minimalis dan back to nature untuk

keluarga Ibu dr. Ismiarti A, Sp.A, M.ke, seorang dokter spesialis anak yang
ada di daerah karanganyar. Rumah tinggal yang

akan dirancang

disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, terutama kebutuhan ibu


Ismiarti yang membutuhkan ruang praktek untuk memeriksa pasienpasiennya. Selain itu rumah harus dapat digunakan untuk menjalani
kegiatan hunian dan dapat terjadi interaksi antar penghuni rumah
dengan nyaman, aman, dan sehat tanpa adanya gangguan dari luar
rumah.
2. LATAR BELAKANG
Setiap orang butuh wadah untuk menaungi semua kegiatannya,
keluarga Ibu Ismiarti misalnya, terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang
anak serta seorang pembantu yang telah lama bekerja dengan
keluarga ini. Rumah tinggal yang akan dirancang menerapkan rumah
tinggal tipe home dengan konsep minimalis. Rumah minimalis dengan
tipe home yang dimaksud adalah rumah yang dapat menjadi tempat
berlindung dari cuaca dan bahaya, tempat melakukan aktivitas dan
beristirahat setelah melakukan serangkaian aktivitas, serta tempat
berkumpul bersama keluarga dalam jangka waktu yang lama.
Rumah tinggal ini akan dirancang pada sebuah lahan yang
berada di Jl. Raya-Solo-Tawangmangu km 7, Jumog, Karanganyar.
Lahan yang dimiliki akan digunakan untuk rumah tinggal Ibu Ismiarti
seluas 400 m2 dengan luas bangunan yang tidak lebih dari 60% luas
lahan. Rumah tinggal akan dirancang sesuai dengan kebutuhan dan
aktivitas penghuni. Ibu Ismiarti yang memiliki profesi sebagai seorang
dokter spesialis anak memerlukan beberapa ruang khusus agar bisa
berinteraksi dengan pasiennya serta ruangan yang disiapkan untuk
pasien anak-anak bermain.
Untuk memenuhi semua kegiatan tersebut maka rumah yang
akan dirancang harus memiliki 4 zona yaitu Publik, Semi Publik,
Private, dan Service. Zona public meliputi Halaman dan Teras yang
dapat dimasuki oleh siapa saja. Zona Semi Publik meliputi Ruang
tamu, Ruang Keluarga, dan Ruang Praktek yang dapat dimasuki oleh
orang luar apabila pemilik rumah mengijinkan. Zona Private meliputi
Ruang Makan, kamar tidur utama, kamar mandi utama, kamar tidur

anak, serta kamar mandi keluarga (anak) yang hanya diperbolehkan


bagi penghuni rumah atau keluarga dekat. Zona yang terakhir adalah
zona Service yang meliputi kamar tidur pembantu, kamar mandi
pembantu, tempat cuci, gudang, tempat jemur, garasi/carport, serta
dapur.
Ibu Ismiarti menginginkan rumah tinggal yang minimalis dengan
bukaan-bukaan yang lebar sehingga udara dapat dengan lancar
keluar-masuk rumah. Rumah tinggal juga harus nyaman, sehat, dan
memiliki sirkulasi yang baik. Sehingga rumah tidak memerlukan
pendingin ruangan buatan dan diharapkan rumah tersebut dapat
menjadi wadah yang nyaman, aman, dan sehat bagi keluarga yang
bahagia dan tentram hingga berpuluh-puluh tahun ke depan.
3. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
a. Permasalahan
Bagaimana merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi
wadah kegiatan seluruh anggota keluarga dengan menerapkan
rumah tinggal yang nyaman, aman, dan sehat

tanpa adanya

kebisingan dan gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk


sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya?
b. Persoalan
Konsep rumah tinggal yang diinginkan Ibu Ismiarti adalah
Konsep Minimalis. Ruamah minimalis memiliki bentuk dan garis
geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan perulangan garis
vertical/horizontal;

terdapat

bukaan-bukaan

yang

lebar;

atap

cenderung datar atau nyaris datar. Rumah diharapkan dapat


menyatu

dengan

lingkungan

sekitarnya

dan

tetap

terlihat

indah/elegan tanpa harus memberikan sentuhan-sentuhan yang


berlebihan pada rumah. Konsep rumah minimalis yang akan
dirancang kan didukung oleh tiga sub konsep sebagai berikut
1) Rumah yang nyaman
Rumah yang nyaman dapat dilihat dari sirkulasi
peruangannya. Selain itu, dapat diatur dari system penghawaan,
pencahayaan, posisi rumah, dan volume ruang. Penggunaan
bukaan-bukaan yang lebar pada rumah serta jendela-jendela
yang banyak dapat membantu udara serta cahaya masuk
dengan lancer ke dalam rumah. Dengan memperhatikan letak

bukaan dan jendela yang benar cahaya dan udara yang masukkeluar dapat dioptimalkan dengan baik.
Posisi rumah terhadap matahari juga sangat berpengaruh
terhadap kenyamanan sebuah rumah tinggal. Biasanya posisi
rumah mempengaruhi letak pintu masuk dan bukaan-bukaan.
Jendela dan bukaan pada rumah sebaiknya dioptimalkan di
sebelah timur agar matahari pagi dapat masuk dengan baik
sedangkan untuk arah barat sebisa mungkin diminimalkan
karena matahari sore tidak baik. Untuk arah pintu masuk,
sebaiknya diletakkan di arah selatan atau utara. Sinar matahari
yang masuk dari arah tersebut tidak sedikit dan juga tidak terlalu
berlebihan sehingga sangat cocok jiga pintu mengarah kedua
arah tersebut.
Volume ruang mempengaruhi sirkulasi udara yang masuk
dan keluar. Salah satunya dengan permainan plafond. Ibu Ismiarti
menginginkan plafon yang tinggi hal ini disebabkan karena
dengan penggunaan plafond yang tinggi, rumah akan terasa
lebih dingin dan sejuk. Plafond yang tinggi akan memudahkan
udara panas bertukar ke udara dingin sebelum mencapai ke
bawah.
2) Rumah yang sehat
Rumah yang sehat dapat dicapai dengan system sanitasi
yang benar. Adanya drainase yang dapat mengalirkan air ke
sungai atau tempat pembuangan akan meminimalkan terjadinya
peluapan air. Perlunya septictank dengan ukuran yang tepat
untuk menampung tinja dan kotoran yang berasal dari saluran air
kamar mandi. Perlu adanya bak control yang menyimpan air
bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Penghawaan dan pencahayaan dalam rumah juga menjadi salah
satu factor utama agar rumah dapat memiliki konsep sehat.
3) Rumah yang aman
Rumah yang aman dapat diwujudkan dengan penggunaan
pagar di sekeliling rumah. Pagar yang tidak terlalu tinggi tapi
dibuat tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan rambat setidaknya
dapat menutupi sebagian rumah dari pandangan luar. Tetapi,

penghuni rumah tetap dapat berinteraksi secara intens dengan


tetangga dan orang luar. Pemberian vegetasi di sekitar rumah
juga akan menghalangi pandangan orang luar secara langsung.
Konsep Minimalis yang diterapkan juga akan membantu
rumah lebih aman karena konsep minimalis memaksa rumah
untuk terlihat sederhana dari luar.
4. TUJUAN DAN SASARAN
a. Tujuan
Merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah
kegiatan seluruh anggota keluarga dengan menerapkan konsep
rumah tinggal minimalis yang nyaman, aman, dan sehat

tanpa

adanya

dapat

kebisingan

dan

gangguan

dari

luar

sehingga

terbentuk sebuah keluarga yang bahagia dan tentram di dalamnya.


b. Sasaran
1) Merancang Rumah dengan konsep minimalis yang nyaman,
aman, dan sehat sehingga dapat membuat keluarga bahagia dan
tentram.
2) Merancang rumah tinggal yang nyaman dengan mengoptimalkan
utilitas pada bangunan.
3) Merancang rumah tinggal yang sehat dengan mengoptimalkan
utilitas pada bangunan.
4) Merancang rumah tinggal yang aman dapat dilakukan dengan
pemanfaatan tapak dan vegetasi-vegetasi yang ada di sekitar
bangunan.

BAB II

METODA DAN METODE PEMBAHASAN


1. PENYAJIAN POLA PIKIR
2. PENYAJIAN DATA-DATA FISIK DAN NON FISIK
a. Data pengguna/ User
1) Ibu
Nama
: dr. Ismiarti A, Sp.A, M.kes
Usia
: 41 tahun
Pekerjaan
: Dokter Spesialis Anak
Hobby : Mendengarkan musik
2) Ayah
Nama
:
Usia
: 49 tahun
Pekerjaan
: Notaris
Hobby : Berkebun
3) Anak ke-1
Nama
:
Usia
: 15 tahun
Hobby : Menulis, bermain gitar & keyboard
4) Anak ke-2 (SMP)
Nama
:
Usia
: 13 tahun
Hobby : Main komputer
5) Anak ke-3 (TK)
Nama
:
Usia
: 6 tahun
Hobby : Berpetualang, pecinta binatang
6) Pembantu
Nama
:
Usia
: 20 tahun
b. Tabel aktivitas keluarga

User
Ibu
PAGI

SIANG
SOREMALAM
MALAM
Ayah
PAGI

SIANG
SORE
MALAM
Anak 1
PAGI

SIANG

SORE

MALAM
Anak 2
PAGI

SIANG

SORE

Aktivitas
Bangun
Solat
Mandi
Sarapan
Mengantar anak sekolah
Pergi ke kantor
Pulang kantor
Makan siang
Solat
Istirahat
Praktek
Makan malam
Ngobrol
Tidur
Bangun
Solat
Mandi
Sarapan
Mengantar anak sekolah
Pergi ke kantor
Pulang kantor
Makan siang
Solat
Istirahat
Berkebun
Makan malam
Ngobrol
Tidur
Bangun
Solat
Mandi
Sarapan
Berangkat sekolah
Pulang sekolah
c. SITE
Makan siang
Istirahat
Bermain keyboard
Nonton tv
MASJI
SIT
Mandi
Solat
JALAN
RAYA SOLO-TAWANGMANGU, JUMOK,
Makan malam
KARANGANYAR
Belajar
R.
TA
Tidur
RUMAHTOKO
MAKA
KELONT
N
MA
Bangun
ONG
N
Solat
Mandi
Sarapan
Berangkat sekolah
Pulang sekolah
Makan siang
Istirahat
Bermain komputer
Bermain gitar
Mandi

Kondisi fisik site


Luas lahan 400 m2
Kontur tanah relatif datar
Orientasi site menghadap ke Selatan
Batas-batas site
Utara
: Rumah penduduk
Timur
: Rumah penduduk
Selatan : Jalan Raya Solo-Tawangmangu, Jumok, Karanganyar
Barat
: Rumah Penduduk
d. Konteks
Site ini terletak di pinggir jalan raya dan memiliki kondisi
ekonomi

menengah-keatas,

(tidak

berada

di

dareah

kumuh),

walaupun begitu, budaya saling hormat menghormati antar warga


masih kuat. Keluarga ibu ismiarti sering berkomunikasi dengan
tetangga sekitar namun tetap menjaga privasi masing-masing. Di
sekitar lingkungan sering diadakan perkumpulan arisan, pkk, dan
kegiatan masjid.
3. METODA
Metoda perancangan yang di gunakan dalam proses perancangan
rumah tinggal Ibu Ismiarti adalah metoda analisis-deskriptif.
Analisis/analisaadalah merupakan sebuah aktivitas berfikir untuk
menguraikan suatu permasalahan secara menyeruluh dari data-data
yang telah di kumpulkan sehingga dapat ditarik menjadi sebuah
informasi baru (berupa kesimpulan analisis).
Deskriptif adalah salah satu kaedah upaya pengolahan data
menjadi sesuatu yang dapat di utarakan secara jelas dan tepat dengan
tujuan agar dapat di mengerti oleh orang lain yang tidak langsung
mengalaminya sendiri.
Metode penelitian analisis-deskriptif adalah sebuah metode
penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menganalisa
data dan fakta yang telah di kumpulkan dan menerangkannya menjadi
sebuah paragraf deskripsi agar mudah dipahami da n di mengerti oleh
orang lain.
Dalam

Metoda

perancangan

Analisis-deskriptif,

Terdapat

beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil


akhir dari sebuah perancangan. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Mencari Masalah/Problem dan Membuat gambaran awal Project

Yang di lakukan pada tahap pertama ini adalah mencari


masalah/problem berdasarkan data yang di peroleh dari User
sehingga dapat menemukan latar belakang issue, fakta, kajian
teoritik, presden dan Empirik. Masalah tersebut dapat diketahui
dengan pertanyaan 5W/1H (Who, What, When, Where, Which dan
How).
Setelah merumuskan permasalahan-permasalahan yang ada,
selanjutnya adalah membuat gambaran awal project, dengan cara
menentukan

Tujuan (goal), Sasaran desain dan juga Gambaran

project yang akan di bangun nantinya (dalam hal ini, rumah tinggal).
2. Mengumpulkan data dan informasi
Pada tahap kedua ini, Yang dilakukan adalah mengumpulkan datadata dan informasi (information gathering). Data-data yang perlu di
ketahui adalah:
a. User
Mencari data dan informasi tentang siapakah usernya, usia,
profesi, hobi, dan aktivitas sehari-harinya
b. Site
Mencari data dan informasi tentang kondisi fisik Site, Luasan,
Kontur, Orientasi dari Site, serta batas-batas di sekeliling Site
(dari arah Utara, Timur, Selatan dan Barat)
c. Konteks
Mencari data dan informasi tentang Tapak, kondisi ekonomi,
social-budaya dan teknologi di lingkungan sekitar Site.
3. Merumuskan konsep perencanaan
Pada Tahapan ke tiga ini, perancang melakukan pendekatan
terhadap data-data dan informasi yang telah di kumpulkan untuk
memuat sebuah konsep perencanaan.
Pendekatan ini di lakukan dengan cara menganalisis data-data
dan informasi yang sudah di kumpulkan pada tahap kedua.
Pada tahap ini, Perancang juga memulai melakukan
pendekatan untuk merumuskan kriteria dan konsep perancangan.
4. Merumuskan kriteria desain/perancangan
Pada tahapan ini, perancang menentukan kriteria-kriteria
perancangangan. Kriteria tersebut antara lain adalah :
a. Kriteria Penataan Tapak
Perancang menata Tapak berdasarkan

factor-faktor

tertentu, misalnya terhadap Entrance (Jalur masuk), Zona


Kebisingan, zona sinar matahari, Privasi dll.

b. Kriteria Peruangan
Perancang menentukan organisasi ruang akhir sehingga
dapat diperoleh pembentuk organisasi denah yang final.
c. Kriteria Bentuk dan Tampilan
Perancang
menentukan
bentuk-bentuk
yang
akan
digunakan

dan

gambaran

tampilan

seperti

misalnya

kriteria bentuk atap, dan bentuk bangunan.


d. Kriteria Sruktur
Perancang menentukan kritera struktur seperti misalnya,
material-material yang digunakan, dll.
e. Kriteria Utilitas
Perancang
menentukan
kriteria

berdasarkan

fungsi.Misalnya saja penentuan tentang tata letak bukaanbukaan (jendela, pitu, bouvenlight) dll.
5. Transformasi desain (Trandes)
Tahapan terakir dari sebuah programming

perancangan

adalah Transformasi Desain yang merupakan sintesis dari konsep


perancangan.Pada tahapan ini, perancang mengembangkan desaindesain gambarnya sehingga menghasilkan sebuah desain yang
dapat memenuhi Tujuan dari didirikannya bangunan tersebut.
Untuk

lebih

jelasnya,

phase

metode

perancangan

dapat

dilihat

berdasarkan bagan di bawah ini:


METODE PERANCANGAN
KONSEP
PERENCANAA
N

PROBLEM

DATA DAN
INFORMASI

Kriteria dan
Konsep
Perancangan

METOD
E

METODE PENDEKATAN PROGRAMATIK ARSITEKTURAL

DESAIN

Pendekatan
Program
Fungsional

USER

SETTING
PERILAKU

PENDEKATAN PROGRAM
ARSITEKTURAL

Pendekatan
Program
performancy

TAPAK

KONTEKS

Pendekatan:
Pemilihan Lokasi
Penataan Tapak
Sistem
Peruangan
Bentuk
dan Tata Masa
Struktur dan
Konstruksi
Utilitas

TAPAK,SOSIAL,BUDAYA,EKONOMI,TEKNOLOGI

BAB III

TINJAUAN TEORI RUMAH TINGGAL


Gambaran rumah yang akan dirancang didapat dari keinginan Ibu
Ismiarti yang menginginkan konsep minimalis untuk rumahnya. Konsep
minimalis memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya
didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal; terdapat bukaanbukaan yang lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar.

Hampir

seluruh fasad rumah minimalis sangat sederhana bahkan material yang


digunakan. Namun, kesederhanaan tersebut tetap dapat memberikan
kesan elegan terhadap rumah. Ruangan terdiri dari Ruang tamu, Ruang
keluarga, Ruang makan, Kamar tidur utama + Kamar mandi, 3 Kamar tidur anak
+ 1 Kamar mandi, Kamar tidur pembantu + Kamar mandi Dapur, Tempat
cuci+jemur, Garasi, Gudang, Ruang praktek, Kandang anjing. Rumah memiliki
komposisi ruang yang terpusat. Pusat dari komposisi tersebut berada di meja
makan.

Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap ke arah selatan


atau utara. Karena mendapatkan sinar matahari yang optimal, tidak
berlebihan. Berbeda bila bangunan menghadap ke arah timur atau barat.
Sinar matahari akan langsung masuk ke dalam rumah dan membuat
rumah terasa panas, terutama dari arah barat.
Penggunaan ventilasi silang pada rumah akan memudahkan sirkulasi
udara. Udara dingin yang masuk tidak akan hanya melewati sati titik saja
tetapi akan menyebar ke sudut-sudut ruangan apabila menggunakan
ventilasi silang ini. Lalu penggunaan tritisan yang semakin lebar akan
membuat rumah lebih teduh karena bayangan tritisan akan membantu
menutupi bagian dalam rumah dari hujan maupun matahari.
Pemanfaatan vegetasi tidak hanya sebagai pengurang polusi tetapi
dapat juga sebagai barrier rumah. Dimana saat angina tau hujan yang
kencang datang, rumah tidak akan langsung terkena karena ada vegetasivegetasi yang menahannya. Vegetasi juga dapat dimafaatkan sebagai alat
kedap suara
PERATURAN BANGUNAN:
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 06/PRT/M/2007 tanggal 16
Maret 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
Bagian III RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

Rencana Umum
Secara Fisik dan Non Fisik, meliputi penataan:
Pola, dimensi, dan standar umum
(i) Penetapan batasan umum terhadap blok, kaveling dan massa
bangunan dengan arahan pengembangan dan fungsi/kegiatan
yang mewadahinya
(ii) Penetapan batasan Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis
Samping/Belakang

Bangunan

(GSpB/GSbB),

Garis

Muka

Bangunan (GMB), ataupun batasan spesifik lain, seperti Garis


Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang terkait
dengan kondisi kawasan perencanaan
(iii) Penetapan arahan umum dimensi/luas bangunan dengan
merujuk pada kebutuhan tipe dan langgan bangunan yang akan
diciptakan

Prinsip prinsip pengembangan rancangan


Aturan Aturan Dasar
(a) Seluruh aturan yang wajib diikuti,
pemberlakuan

pada

jenjang

Gubernur/Walikota/Bupati adalah:
(i) Peruntukan Lahan
(ii) Luas Lahan dan Batas Lahan
(iii) Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
(iv) Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
(v) Ketinggian Maksimum Bangunan
(vi) Transfer KLB >10%
(vii) Standar Perencanaan Kota
(b) Seluruh aturan yang wajib diikuti,

dengan

kewenangan

tertinggi

dengan

seperti

kewenangan

pemberlakuan dapat pada jenjang Kepala Dinas Tata teknis

setempat adalah:
(i) Garis Sempadan Bangunan (GSB)
(ii) Jarak Bebas
(iii) Transfer KLB <10% di dalam satu blok
GSB pada site ini tergantung lebar jalan yang berada di depan site

tersebut
Buillding Covering 60%
BAB IV

ANALISIS KONSEP PERENCANAAN DAN


PERANCANGAN
1. PERENCANAAN
Ibu Ismiarti menginginkan rumah minimalis yang memiliki
suasana

nyaman,

sehat

dan

aman

sehingga

dapat

membuat

keluarganya merasa bahagia dan tentram. Rumah minimalis memiliki


bentuk dan garis geometri yang tegas, biasanya didominasi dengan

perulangan garis vertical/horizontal; terdapat bukaan-bukaan yang


lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Fasadnya dibuat
sederhana tetapi tetap terkesan elegan. Selain minimalis, ibu Ismiarti
menginginkan rumah tinggalnya memiliki penghawaan yang baik
sehingga rumahnya tidak panas dan lembab. Selain itu, ia juga
menginginkan plafond rumah dibuat tinggi agar udara lebih terasa
dingin.
Kriteria ruang :

Ruang tamu ada 2 ( di dalam & di teras ) yang di teras untuk tamu
yang hanya sekedar mampir atau untuk tukang pengirim paket.
Ruang tamu yang di dalam dekat dengan ruang keluarga / ruang

makan, namun tidak langsung.


Ruang keluarga dekat dengan ruang makan. Ruang keluarga

sebagai tempat anak-anak belajar.


Ruang makan lebih private dari ruang keluarga. Sebagai tempat
berkumpulnya keluarga untuk berbincang-bincang. Sebagai pusat

sirkulasi.
Tempat jemur berada ditempat terbuka namun ada atapnya agar
apabila terjadi hujan, pakaian yang masih berada di jemuran tidak

basah.
Penentuan letak bangunan disesuaikan dengan proporsi dari luas

lahan 400 m2
Desain dapat memenuhi kebutuhan ruang secara optimal
Organisasi ruang yang ada pada desain rumah dapat memudahkan

penghuni untuk melakukan aktivitasnya.


Baik sirkulasi antar ruang, udara, maupun pencahayaan harus
disusun sebaik dan seefisien mungkin.
Ruang praktek berada dekat dengan ruang keluarga. Ada ruang

tunggu. Ada kamar mandi. Ada wastafel dan kulkas yang letaknya
tersamar. Tempat bermain pasien anak. Furniture yang digunakan tidak
berbahaya untuk anak (jangan bersudut dan pegangan laci tersamar).
Suasana tidak seram. Memiliki sirkulasi udara yang baik. Hembusan
angin harus dari arah tempat duduk dokter ke arah tempat duduk
pasien. Sirkulasi pasien hanya 10-15 menit.

Ayah yang sangat menyukai barang-barang antic/kuno senang


mengoleksi barang-barang seperti itu sehingga beberapa sudut rumah
dan dinding rumah dipasang barang-barang antic yang digunakan
sebagai hiasan.
2. PERANCANGAN
Berikut ini adalah table yang menunjukan hubungan antara aktivitas penghuni
dengan wadah/peruangan yang di perluhkan
User
Ayah

Ibu

Aktivitas
Parkir mobil
Mencuci mobil
Berkebun
Santai, duduk-duduk,
menonton tv
Makan
Tidur
MCK
Menerima tamu
Parkir
Praktek (memeriksa
pasien)
Santai, duduk-duduk,

Anak ke-1

menonton tv
Makan
Tidur
MCK
Menerima tamu
Berkebun
Parkir
Bermain gitar, menulis

Wadah
Garasi
Carport
Halaman
Ruang keluarga

Anak ke-2

menonton tv
Makan
Tidur
MCK
Santai, duduk-duduk,
menonton tv
Makan

Anak ke-3

Ruang makan
Kamar tidur utama
KM dalam
Ruang tamu
Garasi

Ruang Praktek

Ruang keluarga
Ruang makan
Kamar tidur utama
KM dalam
Ruang tamu
Kebun/taman
Garasi
Kamar tidur
Ruang Keluarga

Santai, duduk-duduk,

Besaran (m2)

Ruang keluarga
Ruang makan
Kamar tidur anak
KM luar anak
Ruang keluarga

Ruang makan

Bermain Komputer

Kamar Tidur

Tidur
MCK
Santai, duduk-duduk,

Kamar tidur anak


KM luar anak
Ruang keluarga

menonton tv

Berpetualang
Bermain dengan

Pembantu

peliharaan
Makan
Tidur
MCK
Tidur

Halaman

Halaman

Ruang makan
Kamar tidur anak
KM luar anak
Kamar tidur pembantu

MCK
Memasak
Menyuguhi tamu

KM luar
Dapur
Pantry

Menyimpan barang

Gudang

Menyetrika

R. setrika

Mencuci
Menjemur

Ruang cuci
Tempat jemur

Di halaman

MAIN ENTRANCE

CARPORT

3. ANALISIS KEBUTUHAN RUANG


TERAS
KAMAR MANDI UTAMA (DALAM)

GARASI

Berikut ini adalah Diagram yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang


berdasarkan respon user terhadap organisasi ruang:
KM/WC

KAMAR TIDUR UTAMA


TEMPAT
BERMAIN
ANAK

RUANG
PRAKTEK

KAMAR TIDUR ANAK KE-1

GUDANG

RUANG
TAMU
RUANG
TUNGGU

RUANG
KELUARGA

RUANG
Makan

SIDE ENTRANCE

DAPUR
KAMAR MANDI ANAK (LUAR)

KAMAR TIDUR PEMBANTU


KAMAR MANDI LUAR

KAMAR TIDUR ANAK KE-2

RUANG SETRIKA

RUANG CUCI

KETERANGAN

WARNA

ZONA
PUBLIC
SERVICE
SEMI PRIVATE
PRIVATE
table yang menunjukkan hubungan antara aktivitas User dengan pemograman
ruang:

USER
AYAH
IBU
ANAK ke-I
AYAH
IBU
IBU

AKTIVITAS

MOTOR/MOBIL

GARASI

MENYAMBUT TAMU

TERAS
R.TAMU

R. PRAKTEK

IBU

MEMBACA,

ANAK KE-1

MENGOBROL DAN

ANAK KE-2
AYAH

MENONTON TV

IBU
ANAK KE-1
ANAK KE-2
PEMBANT
U

PUBLIC

PRAKTEK
PASIEN)
BERKUMPUL,

ANAK KE-2
AYAH

ZONE

N (m2)

AYAH

ANAK KE-1

BESARA

CARPORT

PARKIR, MENCUCI

(MEMERIKSA

IBU

PROGRAM RUANG

SEMI
R.KELUARGA

R.MAKAN

K.TIDUR UTAMA

K.TIDUR ANAK I

K.TIDUR ANAK II

K.TIDUR PEMBANTU

PUBLIK

SARAPAN, MAKAN
SIANG DAN MAKAN
MALAM BERSAMA

TIDUR,
BERISTIRAHAT,
BELAJAR

PRIVATE

AYAH
IBU
ANAK KE-1
ANAK KE-2
PEMBANT

KAMAR MANDI UTAMA

KAMAR MANDI ANAK

KAMAR MANDI LUAR

DAPUR/PANTRY

TEMPAT CUCI

RUANG SETRIKA

GUDANG

KEGIATAN MCK
(MANDI CUCI
KAKUS)

U
MENYIAPKAN
MAKAN/MINUM,
MEMASAK, CUCI
PIRING
PEMBANT

MENCUCI PAKAIAN

MELIPAT PAKAIAN,
MENYETRIKA

SERVICE

PAKAIAN
MENYIMPAN
BARANG

Berikut ini adalah Diagram Hubungan Ruang Makro berdasarkan pembagian


zonanya

Zone I

Zone II

keramaian dan kebisingan.


: Semi Publik
Digunakan untuk kegiatan yang bersifat semi umum, Tamu

Zone III

dapat masuk ke zona ini apabila telah mendapat izin


: Private
Digunakan untuk kegiatan intern yang membutuhkan

: Publik
Digunakan sebgai zona pelayanan umum, Menimbulkan

ketenangan yang tinggi. Zona ini hanya dapat di masuki oleh

Zone IV

orang-orang tertentu
: Service
Digunakan sebagai zona Pelayanan

ZONA I

ZONA IV

ZONA II

ZONA III

KETERANGAN:
: HUBUNGAN DEKAT
: HUBUNGAN SEDANG
: HUBUNGAN JAUH

Berikut ini adalah Diagram hubungan Ruang Mikro berdasarkan komponen ruang
tiap zone,

Zone I
1
2
3
4

1
2
3
4
5
6
7
8

Carport
Garasi
Teras
Ruang tamu

Zone II
1
2

:
2

Ruang keluarga
Ruang Praktek

Zone III

Kamar Tidur Utama


Kamar Anak I
Kamar Anak II
Kamar
1 Pembantu
Dapur
KM/WC
Utama
(dalam)
2
Ruang
Cuci
KM/WC
(luar)
3 Anak
Ruang
Setrika
KM/WC
Luar
4
Gudang
Ruang Makan

Zone IV :
8

KETERANGAN:

: HUBUNGAN
DEKAT

: HUBUNGAN
SEDANG

4. ANALISIS BESARAN RUANG

: HUBUNGAN JAUH

a. Detail Besaran Ruang


Nama Ruangan
Garasi
Carport
Teras
Ruang tamu
Ruang Praktek
Ruang Keluarga
Ruang Makan
Kamar Utama
Kamar Mandi Utama
Kamar Anak ke-1

Besaran
(m2)

Kamar Anak ke-2


Kamar Anak ke-3
Kamar Mandi Anak (luar)
Dapur
Kamar Tidur Pembantu
Kamar Mandi pembantu (luar)
Ruang Cuci
Gudang
R. setrika
Kandang Anjing

keterangan:
Garasi dan carport tidak terhitung luasan lantainya
Teras terhitung dari luasan aslinya
b. Lokasi/ Tapak
Lokasi bangunan yang akan dibangun terletak di Jalan. Raya-SoloTawangmangu km 7, Jumog, Karanganyar dengan lebar jalan di
depannya m.

20 m

Garis Sepadan Bangunan (GSB)

Skala 1:300

5. PENGOLAHAN TAPAK
a. Penataan Tapak
1) Entrance
KETERANGAN:
A : PUBLIK
B : SEMI
PUBLIK
C : PRIVAT

B
A

Zona A pada tapak mendapat sinar matahari pagi


secara maksimal.Zona A digunakan utuk area
bercocok tanaman berupa ladang sayuran pada
lingkungan voidnya.Sayuran dataran tinggi sangat
membutuhkan snar matahari pagi supaya
pertumbuhannya maksimal sehingga ditempatkan di
area timur yang paling banyak mendapat
sianr.Untuk lingkungan solidnya digunakan sebagai
area servis, ruang keluarga dan kamar tidur.Area
servis dibuat di kontur yang lebih rendah sehingga
sinar matahari pagi dapat secara maksimal
menembus kamar tidur.
Zona B pada tapak digunakan untuk zona semi

Tapak berada pada selatan jalan utama perumahan. Di


sebelah timur dan barat sudah ada rumah yang dihuni dan jalan
pada sisi selatan.Dengan mempertimbangkan keadaan tapak, maka
alternatif pilihan untuk entrance adalah pada sisi selatan di mana
terdapat akses jalan. Sisi utara tapak akan dibuat dua entrance,

yaitu main entrance untuk memudahkan user (tuan rumah dan


tamu) untuk memasuki tapak dan side entrance untuk sirkulasi
pembantu, penjaga dan kebutuhan servis lainnya juga tidak
mengganggu sirkulasi tuan rumah dan tamu.

2) Zoning
- Kebisingan
C

B
A

KETERANGAN:

A : BISING
B : SEDIKIT
BISING
C : TIDAK BISING

Sisi selatan tapak mempunyai tingkat kebisingan yang tinggi


karena merupakan jalur utama yang banyak dilewati kendaraan.
Zona A bagian utara pada gambar difungsikan sebagai zona publik
di mana menjadi area sirkulasi tuan rumah dan tamu. Zona B
difungsikan sebagai zona semi publik dan zona servis dengan
tingkat kebisingan yang lebih rendah dan zona C difungsikan
sebagai zona privat dengan tingkat kebisingan minimal sebagai
tempat istirahat.
-

Terhadap Matahari
KETERANGAN:
B

A: SINAR MATAHARI PAGI


B: SINAR MATAHARI

Zona A pada tapak mendapat sinar matahari pagi secara


maksimal.Zona A digunakan untuk area privat seperti kamar tidur
dan

area

berkebun

untuk

menanam

tanaman

yang

sangat

membutuhkan sinar matahari pagi supaya pertumbuhannya.Zona B


pada tapak digunakan untuk zona semi publik dan servis.
-

Privasi
C

KETERANGAN
A

A : PERLU PRIVASI
B : SEDIKIT PRIVASI
C : SERVIS

Privasi user diperlukan terutama pada saat ingin beristirahat


di ruang pribadi. Berdasarkan hal tersebut, zona A pada tapak
digunakan untuk zona yang membutuhkan privasi seperti kamar
tidur. Lokasinya yang jauh dari kebisingan cocok untuk user yang
membutuhkan ketenangan.Kemudian zona B digunakan untuk
ruang yang bersifat semi publik seperti ruang makan dan ruang
keluarga.Zona B masih membutuhkan sedikit privasi untuk kegiatan
berkumpul bersama keluarga.Zona C menjadi area servis dan tidak
terlalu membutuhkan privasi.
b. Peruangan
Bagan Studi penentuan organisasi ruang akhir
Side Entrance
Main Entrance

Carport

Garasi

Ruang Tamu

KM/WC Utama

TEMPAT
BERMAIN

KM/WC

Teras

Gudang

r.
tunggu
r.
praktek

Halaman

K. Tidur Utama

Ruang Keluarga

K. Tidur Anak I

Ruang Makan

KM/WC Anak

Dapur

K. Tidur Anak II
K.Tidur Pembantu
R. Setrika

R. Cuci
Halaman

KM/WC Luar

WARN

ZONA

A
PUBLIC
SERVICE
SEMI PRIVATE
PRIVATE

Pembentuk Organisasi Denah

Diagram Bubble

UMUM

BERSAM
A

Keterangan:
: Hubungan langsung
: Hubungan tak langsung

PRIVAT

SERVIS

1. Bentuk dan Tampilan


Atap bangunan yang dirancang akan didominasi menggunakan
atap dak beton dengan adanya penambahan atap pelana dan

limasan
Bentuk bangunan yang akan dirancang mengambil bentuk dasar
kubus disertasi dengan perubahan bentuk akibat penambahan
seperlunya.

2. Struktur

Konsep rumah Minimalis yang diinginkan Ibu Ismiarti mempengaruhi


bentuk atap rumah tinggal. Rumah minimalis memiliki atap yang
datar atau nyaris datar dengan tetap mempertimbangkan kekuatan
dan kestabilan bahan yang digunakan. Selain itu konsep rumah
minimalis

lebih

mengacu

pada

garis-garis

vertical

maupun

horizontal. Dimana hal itu terlihat sangat sederhana tetapi terkesan


elegan
Pemilihan

struktur

untuk

bangunan

berdasarkan

beberapa

pertimbangan:
- Kesetabilan struktur
- Pemilihan bahan
- Bentang bangunan
Atap bangunan menggunakan bahan dari beton dan sedikit kayu

pada bagian yang menggunakan atap limas atau pelana


Struktur pada bagian bawah bangunan menggunakan pondasi
lajur

3. Utilitas
Bukaan yang diletakkan pada fasad bangunan, sebagai jendela,
pintu, bouven, dll, berfungsi sebagai:
- Pencahayaan agar mendapat cahaya yang cukup
- Sirkulasi udara agar kondisi udara di dalam bangunan tetap

sehat
- Tidak panas dan tidak lembab
- Kenyamanan
Tritisan lebar sebagai penghalang sinar masuk yang tidak

dibutuhkan
Sudut atap yang rendah membuat bagian atap memerlukan

talang air agar air hujan tidak menggenang di atap.


Saluran sanitasi digunakan untuk menyalurkan air hujan yang
turun dari atap lalu di salurkan melalui saluran air hujan untuk
kemudian dialirkan ke roil kota. Begitu juga dengan drainase dari

dalam bangunan.
Penghawaan

Berdasarkan konsep yang digunakan merupakan rumah


tinggal

yang

menyatu

dengan

alam,

maka

penggunaan

penghawan buatan seperti AC atau kipas angin diminimalkan.


Penghawaan berasal dari luar (alami) dengan pemakaian bukaan
yang besar yang langsung menghadap ke arahluar sehingga
udara segar dapat didapat dengan maksimal pada ruangan.

Air
Penggunaan air dalam rumah menggunakan sumber air
sendiri berupa sumur, selain itu juga menggunakan air dari PAM
jika air sumur sedang berkurang.

Pengolahan limbah
Untuk mendapatkan rumah tinggal yang sehat dan nyaman
perlu diperhatikan dalam masalah limbah, limbah yang dimaskud
berupa limbah rumah tangga cair dan padat, serta sampah
organik maupun an organik. Untuk saluran pembuangan limbah
padat dialirkan ke septictank, sedangkan limbah cair sebagian
disalurkan dalam sumur peresapan sebagian lagi dialirkan ke
kanal kota. Untuk sampah berupa organik maupun an organik
dibuang ke TPS menggunakan jasa pengangkut sampah

Listrik
Bukaan yang banyak, selain untuk memaksimalkan view
dan penghawaan, juga untuk mengurangi penggunaan listrik di
siang hari. Karena cahaya buatan (lampu) tidak perlu digunakan
ketika ruangan sudah terang secara alami (dengan banyaknya
bukaan).

Anda mungkin juga menyukai