Anda di halaman 1dari 8

8.

URAIAN: HIDROKELEKTOMI
8.1. Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan cairan dan memotong sebagian tunika vaginalis
testis
b. Ruang lingkup
Semua penderita yang datang dengan keluhan pembengkakan skrotum dan pada pemeriksaan
didapatkan tes transiluminasi yang positif.
Hidrokel adalah penumpukan cairan antara tunika vaginalis dan testis.
Dalam kaitan penegakan diagnosis dan pengobatan, diperlukan disiplin ilmu yang terkait yaitu
Radiologi.
c. Indikasi operasi
Hidrokel yang:
- besar sehingga dapat menekan pembuluh darah yang menuju testis
- mengganggu kenyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari
- menganggu kosmetik
d. Kontra indikasi operasi:
Umum
e. Diagnosis Banding
- Tumor testis
- Kista epididimis
- Spermatocele
- Hernia scrotalis
f. Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi bila pemeriksaan klinis meragukan.

8.3. Algoritma dan Prosedur


Algoritma
Massa pada skrotum
Anamnesis: benjolan tidak nyeri
PF: Kistik, troriluminasi
USG
Hidrokel

Hidrokelektomi
8.4. Tehnik Operasi
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dengan pembiusan regional atau umum.
Posisi pasien terlentang (supinasi).
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai
tampak tunika vaginalis.
Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali
dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:

Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan


diplikasi dengan benang chromic cat gut.
o Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang
chromic cat gut.
Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut.
8.5. Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi.
8.6. Mortalitas (tidak ada)
8.7. Perawatan Pasca Bedah
Rawat luka hari ke 3.
o

blogspot.com
Dioptimalkan 4 jam yang lalu
Lihat yang asliSegarkan
BEDAH UMUM FKUI

SENIN, 12 JANUARI 2015


Penatalaksanaan Hidrokel dengam Hidrokelektomi

Penatalaksanaan Hidrokel dengan Hidrokeletomi


Alldila Hendy PS*, Gampo Alam**
*) Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM
**) Departemen Urologi FKUI-RSCM
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di rongga antara lapisan parietal dan
viseral tunika vaginalis (cavum vaginalis). Dalam keadaan normal, terdapat produksi cairan
di cavum vaginalis yang diimbangi oleh reabsorbsi sistem limfatik sekitarnya. Kelainan ini
ditemukan pada 80-90% bayi laki-laki, 90 -95% di antaranya akan menghilang spontan
sebelum usia 2 tahun. Hanya sekitar 6% kasus hidrokel memiliki gejala klinis. Hidrokel juga
ditemukan pada satu dari seratus laki-laki dewasa, biasanya terjadi setelah dekade kedua
kehidupan.
Patofisiologi terjadinya kelainan ini adalah belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke cavum vaginalis, disertai dengan
proses reabsorbsi oleh sistem limfatik di daerah tersebut yang kurang adekuat. Apabila
terdapat hubungan antara hidrokel dengan rongga abdomen maka disebut hidrokel
komunikans, terutama ditemukan pada anak-anak.
Penyebab lain hidrokel adalah kelainan yang didapat pada testis atau epididimis sehingga
menyebabkan terjadinya akumulasi cairan yang berlebihan pada cavum vaginalis. Pada
keadaan ini, tidak terdapat adanya hubungan hidrokel dengan rongga abdomen, disebut juga
dengan hidrokel nonkomunikans. Etiologi hidrokel jenis ini antara lain: tumor, infeksi, atau
trauma pada testis/epididimis, dan merupakan penyebab hidrokel pada penderita dewasa.
Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis yang
tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen dan tunika
vaginalis testis disebut hidrokel funikulus, namun kelainan ini jarang ditemukan.
Gambar 1. Klasifikasi hidrokel
Panduan Penatalaksanaan Hidrokel

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 12-24 bulan dengan
harapan prosesus vaginalis dapat menutup, dan hidrokel akan sembuh dengan sendirinya. Jika
hidrokel masih ada atau bertambah besar, disebut juga dengan hidrokel persisten, maka perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Prinsip utama penatalaksanaan hidrokel adalah dengan mengatasi penyebab yang
mendasarinya. Terdapat beberapa indikasi dilakukannya intervensi: ukuran hidrokel yang
semakin membesar dan dapat menekan pembuluh darah, adanya tanda-tanda infeksi, adanya
keluhan tidak nyaman/nyeri dan juga indikasi kosmetik. Berbagai macam tindakan intervensi
digunakan untuk mengobati penyakit hidrokel, baik invasif maupun minimal invasif.
Salah satu metode minimal invasif pada terapi hidrokel yaitu metode aspirasi-skleroterapi.
Pada metode ini, dilakukan aspirasi cairan hidrokel dan disuntikkan zat sklerotik (tetrasiklin,
natrium tetra desil sulfat atau urea) agar mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan.
Metode ini mudah dan aman dilakukan, namun efektivitas dan kepuasan pasien terhadap
terapi lebih rendah dibandingkan tindakan pembedahan.
Hidrokelektomi merupakan tindakan baku emas pada hidrokel. Hidrokelektomi dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti yang akan dijelaskan pada artikel ini.
Gambar 2. Pilihan penatalaksanaan hidrokel
Hidrokelektomi Pada Dewasa
Pendekatan pembedahan melalui skrotum
Pada tindakan pembedahan dengan pendekatan skrotum, insisi dapat dilakukan di samping
mediana raphe secara vertikal (pararaphe) atau insisi transversal. Teknik hidrokeletomi
memiliki berbagai macam variasi dan nama, secara garis besar hidrokeletomi dibagi menjadi
dua teknik yaitu dengan teknik eksisi dan teknik dengan plikasi. Teknik-teknik
hidrokelektomi tersebut yang populer dilakukan adalah teknik Jaboulay (eksisi) dan teknik
plikasi Lord.
Pada teknik Jaboulay, dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis dengan
meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat dijahit bersamaan
setelah dlakukan eversi kantong kebelakang testis dan funikulus spermatikus. Teknik ini
sangat berguna untuk kantong hidrokel yang lebar, berat dan tipis.
Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis namun tidak
dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar, panjang dan tebal karena teknik ini
akan meninggalkan ikatan-ikatan lipatan dari jaringan yang diplikasi pada skrotum. Prinsip
teknik Lord dilakukan dengan membuka kantong hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong,
menjahit tepi kantong hidrokel dan dengan menggunakan jahitan interrupted, secara radial
dijahit untuk plikasi kantong.
AB
Gambar 3. Pendekatan skrotal:
A. teknik Jaboulay, B. teknik plikasi Lord
Langkah-langkah pendekatan pembedahan melalui skrotum:
1. Insisi dilakukan di paramediana raphe, sepanjang 6-10 cm pada permukaan anterior
skrotum diatas bagian dari hidrokel.
2. Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia cremaster hingga tampak
lapisan parietal dari tunica vaginalis dimana lapisan ini adalah dinding luar dari kantong
hernia.
3. Insisi dinding luar hidrokel, cairan hidrokel dievakuasi dengan menggunakan
suction
4. Kantong hidrokel dipisahkan dari skrotum, setelah lalu dibuka secara utuh sehingga
tampak jelas bagian funikulus spermatikus dan testis..

5. Pada teknik Jaboulay, dinding kantong hidrokel dipotong dengan gunting dengan
hanya menyisakan batas dinding sekitar 2 cm dari testis, epididimis dan funikulus
spermatikus tepi dinding hidrokel yang tersisa lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus
spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat menggunakan jahitan continues (untuk
meminimalisir rembesan darah dari tepi luka), sehingga bagian kantong hidrokel tereversi.
6. Pada teknik plikasi Lord, dilakukan jahitan plikasi (terbentuknya lipatan-lipatan
seperti plika) di sekitar dinding hidrokel dengan jahitan interupted
-Dilakukan kontrol perdarahan untuk mencegah terjadinya hematoma,
- 7. Testis dan funikulus spermatikus ditempatkan kembali pada skrotum secara hati-hati
untuk menghindari pluntiran, bila perlu dilekatkan ke bagian dasar dinding skrotum dengan
satu hingga dua jahitan absorbable.
8. Fasia dartos ditutup dengan jahitan interupted absorbable. Lalu dipasang drainase
Penrose pada celah insisi yang telah dibuat (jika diperlukan), untuk mengurangi resiko
terjadinya hematom
9. Kulit ditutup dengan jahitan subkutan.

Gambar 4. Teknik operasi Jaboulay


Gambar 7. Teknik plikasi Lord
Beberapa teknik hidrokeletomi lainnya adalah sebagai berikut:
1. Teknik Von Bergmann : tepi luka dinding hidrokele yang telah dieksisi dijahit
bersamaan namun tidak dilakukan penjahitan kebelakang testis (eversi) seperti teknik
Jaboulay
2. Teknik Winkelmann : teknik ini sama dengan teknik Jaboulay, istilah ini biasa
dipakai di Jerman
- 3. Teknik Andrew : dikenal dengan bloody technique dikarenakan dilakukan dengan cara
tunika vaginalis digunting, lalu dieversi mengeliling testis, namun tepi luka tidak dijahit.
Kemudia dimasukan kembali ke skrotum dan ditutup lapis demi lapis.
Pendekatan pembedahan melalui inguinal
Laki-laki yang didiagnosa dengan hidrokel, dimana dicurigai adanya keganasan, sebaiknya
dilakukan pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat mengendalikan funikulus
spermatikus untuk persiapan kemungkinan dilakukan orchiektomi.
Gambar 7. Pendekatan hidrokelektomi melalui inguinal (dewasa)
Langkah-langkah Teknik Inguinal Dewasa:
- 1. Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari titik tepat di
atas tuberkulum pubikum.
- 2. Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis musculus
obliqus externus terlihat.
3. Aponeurosismusculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan
spermatical cord. Spermatical cord dipreservasi lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan)
dengan pungsi menggunakan spuit atau diberikan insisi pada dinding kantong hidrokel lalu
dimasukan suction.
4. Kantong hidrokel yang telah dinsisi kemudian dapat dilanjutkan dengan penjahitan
yang digunakan pada teknik Jaboulay atau teknik Lord.

5. Testis dan spermatic cord dikembalikan ke tempat awal.


6. Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.
7. Kulit dijahit dengan jahitan subcuticular.
Hidrokelektomi pada Anak
Pada beberapa penelitian , temuan intraoperasi pada anak usia di bawah 10 tahun terbanyak
adalah hidrokel komunikans dimana merupakan indikasi dilakukan teknik ligasi tinggi.
Hidrokel komunikans kerap disertai dengan hernia inguinalis sehingga diperlukan tindakan
herniorafi . Sebaliknya, pada anak usia di atas 10-12 tahun, 80-86% temuan intraoperasi
adalah hidrokel nonkomunikans sehingga pendekatan melalui skrotum sudah dapat
dilakukan. Tidak dianjurkan penanganan hidrokel pada anak dengan menggunakan aspirasiskleroterapi.
Langkah-langkah Teknik Inguinal (Ligasi Tinggi pada Anak):
1. Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat
di atas tuberkulum pubikum.
2. Fascia superfisialis telah diinsisi. Aponeurosis musculus obliqus externus
terlihat.
3. Aponeurosis musculus obliqus externus telah diinsisi, tampak kantung hidrokel dan
cord. Lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan).
4. Aponeurosis oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan
fascia spermaticus interna melapisi kantung dan cord.
5. Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan
dari cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan
high ligation pada leher kantung.
6. Ujung proksimal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan
merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung. Setelah
dijahit, jahitan

blogspot.com
Dioptimalkan 4 jam yang lalu
Lihat yang asliSegarkan
BEDAH UMUM FKUI

SENIN, 12 JANUARI 2015


Penatalaksanaan Hidrokel dengam Hidrokelektomi

Penatalaksanaan Hidrokel dengan Hidrokeletomi


Alldila Hendy PS*, Gampo Alam**
*) Departemen Ilmu Bedah FKUI-RSCM
**) Departemen Urologi FKUI-RSCM
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di rongga antara lapisan parietal dan
viseral tunika vaginalis (cavum vaginalis). Dalam keadaan normal, terdapat produksi cairan
di cavum vaginalis yang diimbangi oleh reabsorbsi sistem limfatik sekitarnya. Kelainan ini
ditemukan pada 80-90% bayi laki-laki, 90 -95% di antaranya akan menghilang spontan
sebelum usia 2 tahun. Hanya sekitar 6% kasus hidrokel memiliki gejala klinis. Hidrokel juga

ditemukan pada satu dari seratus laki-laki dewasa, biasanya terjadi setelah dekade kedua
kehidupan.
Patofisiologi terjadinya kelainan ini adalah belum sempurnanya penutupan prosesus
vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke cavum vaginalis, disertai dengan
proses reabsorbsi oleh sistem limfatik di daerah tersebut yang kurang adekuat. Apabila
terdapat hubungan antara hidrokel dengan rongga abdomen maka disebut hidrokel
komunikans, terutama ditemukan pada anak-anak.
Penyebab lain hidrokel adalah kelainan yang didapat pada testis atau epididimis sehingga
menyebabkan terjadinya akumulasi cairan yang berlebihan pada cavum vaginalis. Pada
keadaan ini, tidak terdapat adanya hubungan hidrokel dengan rongga abdomen, disebut juga
dengan hidrokel nonkomunikans. Etiologi hidrokel jenis ini antara lain: tumor, infeksi, atau
trauma pada testis/epididimis, dan merupakan penyebab hidrokel pada penderita dewasa.
Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis yang
tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen dan tunika
vaginalis testis disebut hidrokel funikulus, namun kelainan ini jarang ditemukan.
Gambar 1. Klasifikasi hidrokel
Panduan Penatalaksanaan Hidrokel
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 12-24 bulan dengan
harapan prosesus vaginalis dapat menutup, dan hidrokel akan sembuh dengan sendirinya. Jika
hidrokel masih ada atau bertambah besar, disebut juga dengan hidrokel persisten, maka perlu
dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Prinsip utama penatalaksanaan hidrokel adalah dengan mengatasi penyebab yang
mendasarinya. Terdapat beberapa indikasi dilakukannya intervensi: ukuran hidrokel yang
semakin membesar dan dapat menekan pembuluh darah, adanya tanda-tanda infeksi, adanya
keluhan tidak nyaman/nyeri dan juga indikasi kosmetik. Berbagai macam tindakan intervensi
digunakan untuk mengobati penyakit hidrokel, baik invasif maupun minimal invasif.
Salah satu metode minimal invasif pada terapi hidrokel yaitu metode aspirasi-skleroterapi.
Pada metode ini, dilakukan aspirasi cairan hidrokel dan disuntikkan zat sklerotik (tetrasiklin,
natrium tetra desil sulfat atau urea) agar mukosa menjadi kering dan terjadi perlengketan.
Metode ini mudah dan aman dilakukan, namun efektivitas dan kepuasan pasien terhadap
terapi lebih rendah dibandingkan tindakan pembedahan.
Hidrokelektomi merupakan tindakan baku emas pada hidrokel. Hidrokelektomi dapat
dilakukan dengan berbagai metode seperti yang akan dijelaskan pada artikel ini.
Gambar 2. Pilihan penatalaksanaan hidrokel
Hidrokelektomi Pada Dewasa
Pendekatan pembedahan melalui skrotum
Pada tindakan pembedahan dengan pendekatan skrotum, insisi dapat dilakukan di samping
mediana raphe secara vertikal (pararaphe) atau insisi transversal. Teknik hidrokeletomi
memiliki berbagai macam variasi dan nama, secara garis besar hidrokeletomi dibagi menjadi
dua teknik yaitu dengan teknik eksisi dan teknik dengan plikasi. Teknik-teknik
hidrokelektomi tersebut yang populer dilakukan adalah teknik Jaboulay (eksisi) dan teknik
plikasi Lord.
Pada teknik Jaboulay, dilakukan eksisi pada kantong hidrokel secara tipis dengan
meninggalkan sisa lapisan kantong yang cukup banyak sehingga dapat dijahit bersamaan
setelah dlakukan eversi kantong kebelakang testis dan funikulus spermatikus. Teknik ini
sangat berguna untuk kantong hidrokel yang lebar, berat dan tipis.
Teknik plikasi Lord dapat digunakan pada dinding hidrokel yang tipis namun tidak
dianjurkan untuk digunakan pada kantong yang lebar, panjang dan tebal karena teknik ini

akan meninggalkan ikatan-ikatan lipatan dari jaringan yang diplikasi pada skrotum. Prinsip
teknik Lord dilakukan dengan membuka kantong hidrokel, mengeluarkan testis dari kantong,
menjahit tepi kantong hidrokel dan dengan menggunakan jahitan interrupted, secara radial
dijahit untuk plikasi kantong.
AB
Gambar 3. Pendekatan skrotal:
A. teknik Jaboulay, B. teknik plikasi Lord
Langkah-langkah pendekatan pembedahan melalui skrotum:
1. Insisi dilakukan di paramediana raphe, sepanjang 6-10 cm pada permukaan anterior
skrotum diatas bagian dari hidrokel.
2. Insisi lapis demi lapis dari kulit, lapisan otot dartos, fasia cremaster hingga tampak
lapisan parietal dari tunica vaginalis dimana lapisan ini adalah dinding luar dari kantong
hernia.
3. Insisi dinding luar hidrokel, cairan hidrokel dievakuasi dengan menggunakan
suction
4. Kantong hidrokel dipisahkan dari skrotum, setelah lalu dibuka secara utuh sehingga
tampak jelas bagian funikulus spermatikus dan testis..
5. Pada teknik Jaboulay, dinding kantong hidrokel dipotong dengan gunting dengan
hanya menyisakan batas dinding sekitar 2 cm dari testis, epididimis dan funikulus
spermatikus tepi dinding hidrokel yang tersisa lalu dijahitkan dibelakang testis dan funikulus
spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat menggunakan jahitan continues (untuk
meminimalisir rembesan darah dari tepi luka), sehingga bagian kantong hidrokel tereversi.
6. Pada teknik plikasi Lord, dilakukan jahitan plikasi (terbentuknya lipatan-lipatan
seperti plika) di sekitar dinding hidrokel dengan jahitan interupted
-Dilakukan kontrol perdarahan untuk mencegah terjadinya hematoma,
- 7. Testis dan funikulus spermatikus ditempatkan kembali pada skrotum secara hati-hati
untuk menghindari pluntiran, bila perlu dilekatkan ke bagian dasar dinding skrotum dengan
satu hingga dua jahitan absorbable.
8. Fasia dartos ditutup dengan jahitan interupted absorbable. Lalu dipasang drainase
Penrose pada celah insisi yang telah dibuat (jika diperlukan), untuk mengurangi resiko
terjadinya hematom
9. Kulit ditutup dengan jahitan subkutan.

Gambar 4. Teknik operasi Jaboulay


Gambar 7. Teknik plikasi Lord
Beberapa teknik hidrokeletomi lainnya adalah sebagai berikut:
1. Teknik Von Bergmann : tepi luka dinding hidrokele yang telah dieksisi dijahit
bersamaan namun tidak dilakukan penjahitan kebelakang testis (eversi) seperti teknik
Jaboulay
2. Teknik Winkelmann : teknik ini sama dengan teknik Jaboulay, istilah ini biasa
dipakai di Jerman

- 3. Teknik Andrew : dikenal dengan bloody technique dikarenakan dilakukan dengan cara
tunika vaginalis digunting, lalu dieversi mengeliling testis, namun tepi luka tidak dijahit.
Kemudia dimasukan kembali ke skrotum dan ditutup lapis demi lapis.
Pendekatan pembedahan melalui inguinal
Laki-laki yang didiagnosa dengan hidrokel, dimana dicurigai adanya keganasan, sebaiknya
dilakukan pembedahan dengan pendekatan inguinal agar dapat mengendalikan funikulus
spermatikus untuk persiapan kemungkinan dilakukan orchiektomi.
Gambar 7. Pendekatan hidrokelektomi melalui inguinal (dewasa)
Langkah-langkah Teknik Inguinal Dewasa:
- 1. Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 4-6 cm, ke arah lateral dari titik tepat di
atas tuberkulum pubikum.
- 2. Insisi menembus kutis, subkutis, fascia camper, fascia scarpa. Aponeurosis musculus
obliqus externus terlihat.
3. Aponeurosismusculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan
spermatical cord. Spermatical cord dipreservasi lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan)
dengan pungsi menggunakan spuit atau diberikan insisi pada dinding kantong hidrokel lalu
dimasukan suction.
4. Kantong hidrokel yang telah dinsisi kemudian dapat dilanjutkan dengan penjahitan
yang digunakan pada teknik Jaboulay atau teknik Lord.
5. Testis dan spermatic cord dikembalikan ke tempat awal.
6. Aponeurosis musculus oblique externus dijahit, lapis demi lapis ditutup.
7. Kulit dijahit dengan jahitan subcuticular.
Hidrokelektomi pada Anak
Pada beberapa penelitian , temuan intraoperasi pada anak usia di bawah 10 tahun terbanyak
adalah hidrokel komunikans dimana merupakan indikasi dilakukan teknik ligasi tinggi.
Hidrokel komunikans kerap disertai dengan hernia inguinalis sehingga diperlukan tindakan
herniorafi . Sebaliknya, pada anak usia di atas 10-12 tahun, 80-86% temuan intraoperasi
adalah hidrokel nonkomunikans sehingga pendekatan melalui skrotum sudah dapat
dilakukan. Tidak dianjurkan penanganan hidrokel pada anak dengan menggunakan aspirasiskleroterapi.
Langkah-langkah Teknik Inguinal (Ligasi Tinggi pada Anak):
1. Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat
di atas tuberkulum pubikum.
2. Fascia superfisialis telah diinsisi. Aponeurosis musculus obliqus externus
terlihat.
3. Aponeurosis musculus obliqus externus telah diinsisi, tampak kantung hidrokel dan
cord. Lalu keluarkan isi kantong hidrokel (cairan).
4. Aponeurosis oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan
fascia spermaticus interna melapisi kantung dan cord.
5. Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan
dari cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan
high ligation pada leher kantung.
6. Ujung proksimal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan
merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung. Setelah
dijahit, jahitan

Anda mungkin juga menyukai