Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Gede Cahya Widiangga

Nim : 1403005094
Mk
: Hukum Tata Negara
ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA
Obyek asas Hukum Tata Negara sebagaimana obyek yang dipelajari dalam Hukum Tata Negara,
sebagai tambahan menurut Boedisoesetyo bahwa mempelajari asas Hukum Tata Negara sesuatu
Negara tidak luput dari penyelidikan tentang hukum positifnya yaitu UUD karena dari situlah
kemudian ditentukan tipe negara dan asas kenegaraan bersangkutan.
Asas-asas Hukum Tata Negara yaitu:
Asas Pancasila
Setiap negara didirikan atas filsafah tertentu. Filsafah itu merupakan perwujudan dari keinginan
rakyat dan bangsanya. Oleh Karena itu setiap negara memiliki filsafahnya masing-masing.
Pancasila diputuskan sebagai dasr negara Indonesia oleh BPUPKI yang mana setiap tindakan
harus sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pancasila. Dalam bidang hukum, pancasila
merupakan sumber hukum materil, karena setiap isi peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengannya dan jika hal itu terjadi, maka peraturan tersebut harus segera di cabut.
Pancasila sebagai Azas Hukum Tata Negara dapat dilihat dalam Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945.
Asas Negara Hukum
Dalam kepustakaan Indonesia, istilah negara hukum merupakan terjemahaan langsung dari
Rechstaats. Yang lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya
revolusioner. Selain itu arti pengertian dari asas negara hukum itu sendiri yaitu negara yang
berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga negaranya. Asas Negara hukum
(rechtsstaat) cirinya yaitu pertama, adanya UUD atau konstitusi yang memuat tentang hubungan
antara penguasa dan rakyat, kedua adanya pembagian kekuasaan, diakui dan dilindungi adanya
hak-hak kebebasan rakyat.
Unsur-unsur / ciri-ciri khas daripada suatu Negara hukum atau Rechstaat
adalah :
1. Adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia yang mengandung
persamaan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kultur dan pendidikan.
2. Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak dipengaruhi oleh suatu kekuasaan
atau kekuatan lain apapun.
3. Adanya legalitas dalam arti hukum dalam semua bentuknya.
4. Adanya Undang-Undang Dasaer yang memuat ketentuan tertulis tentang hubungan antara
penguasa dengan rakyat.

Asas Hukum, Kedaulatan rakyat dan Demokrasi


Asas kedaulatan dan demokrasi menurut jimly Asshiddiqie gagasan kedaulatan rakyat dalam
negara Indonesia, mencari keseimbangan individualisme dan kolektivitas dalam kebijakan
demokrasi politik dan ekonomi. Dengan demikian, makna demokrasi sebagai dasar hidup
bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan
ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan
negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat. Dengan kata lain, bahwa
negara yang menganut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan
kehendak dan kemauan rakyat. Azas kedaulatan menghendaki agar setiap tindakan dari
pemerintah harus berdasarkan dengan kemauan rakyat dan pada akhirnya pemerintah harus dapat
dipertanggung jawabkan kepada rakyat melalui wakil-wakilnya sesuai dengan hukum.
Asas Demokrasi
Adalah suatu pemerintahan dimana rakyat ikut serta memerintah baik secara langsung maupun
tak langsung. Azas Demokrasi yang timbul hidup di Indonesia adalah Azas kekeluargaan.
Asas Negara Kesatuan
Model negara kesatuan, asumsi dasarnya berbeda secara diametric dari negara federal.asas
negara kesatuan yaitu adalah suatu cara untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu dan damai
tanpa adanya perselisihan sehingga terciptanya rasa aman tanpa khawatir adanya diskriminasi.
Asas Negara kesatuan pada prinsipnya tanggung jawab tugas-tugas pemerintahan pada dasarnya
tetap berada di tangan pemerintah pusat. Akan tetapi, sistem pemerintahan di Indonesia yang
salah satunya menganut asas Negara kesatuan yang di desentralisasikan menyebabkan adanya
tugas-tugas tertentu yang diurus sendiri sehingga menimbulkan hubungan timbal balik yang
melahirkan hubungan kewenangan dan pengawasan.
Asas Pembagian Kekuasaan dan Check Belances
Berbicara tentang pembagian kekuasaan selalu dihubungkan dengan Montesquieu. Menurutnya,
dalam setiap pemerintahan terdapat lonis kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif, di
mana ketiga jenis kekuasaan itu mesti terpisah satu sama lainnya, baik mengenai alat tugas
(fuctie) maupun mengenai alat perlengkapan (orgaan) yang melakukannya. Menurut ajaran ini
tidak dibenarkan adanya campur tangan atau pengaruh memengaruhi, antara kekuasaan yang satu
dengan yang lainnya, masing-masing terpisah dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang
berbeda-beda itu. Oleh karena itu, ajaran Montesquieu disebut pemisahan kekuasaan, artinya
ketiga kekuasaan itu masing-masing harus terpisah baik lembaganya maupun orang
menanganinya.Yang berarti pembagian kekuasaan negara itu terpisah-pisah dalam beberapa
bagian baik mengenai fungsinya.

Beberapa bagian seperti dikemukakan oleh John Locke yaitu :


1. Kekuasaan Legislatif
2. Kekuasaan Eksekutif
3. Kekuasaan Federatif
Asas legalitas
Dimana asas legalitas tidak dikehendaki pejabat melakukan tindakan tanpa berdasarkan undangundang yang berlaku. Atau dengan kata lain the rule of law not of man dengan dasar hukum
demikian maka harus ada jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun berdasarkan prinsipprinsip demokrasi
Argumen / Pendapat :
Asas hukum merupakan meta-kaidah yang berada di belakang kaidah, yang memuat kriteria nilai
yang untuk dapat menjadi pedoman berperilaku memerlukan penjabaran atau konkretisasi ke
dalam aturan-aturan hukum. Asas-asas hukum berfungsi, antara lain, untuk menetapkan wilayah
penerapan aturan hukum pada penafsiran atau penemuan hukum, sebagai kaidah kritis terhadap
aturan hukum, kaidah penilai dalam menetapkan legitimitas aturan hukum, kaidah yang
mempersatukan aturan-aturan atau kaidah-kaidah hukum, menjaga/memelihara konsistensi dan
koherensi aturan-aturan hukum.
Simpulan Argument :
Tiap aturan hukum berakhir pada suatu asas hukum yakni suatu nilai yang diyakini berkaitan
dengan penataan masyarakat secara tepat dan adil. Jadi asas-asas hukum itu sebagai sarana
control dalam suatu pembuatan atau perumusan suatu peraturan perundang-undangan.

Pertanyaan :
1.Bagaimanakah asas pemisahan kekuasaan di Indonesia ?
2.Bolehkah hukum positif suatu negara tidak mengindahkan asas-asas hukum itu?
3.Apa perbedaan Adigium dan Asas?
4.Apakah ada sanksi jika hukum positif tidak mengindahkan asas-asas hukum itu?

Anda mungkin juga menyukai