Anda di halaman 1dari 4

Menurut KBBI, selamat mempunyai arti, 1 a terbebas dr bahaya, malapetaka,

bencana; terhindar dr bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak
mendapat gangguan; kerusakan; 2 a sehat; 3 a tercapai maksud; tidak gagal; 4 n doa
(ucapan, pernyataan, dsb) yg mengandung harapan supaya sejahtera (beruntung, tidak
kurang suatu apa, dsb) 5 n pemberian salam mudah-mudahan dl keadaan baik
(sejahtera, sehat dan afiat, dsb).
Setiap agama pasti mempunyai arti keselamatannya masing-masing. Tidak ada
ajaran yang salah mengenai keselamatan pada suatu agama karena tiap agama
berfokus pada Tuhan. Tidak ada agama yang mengajarkan sesuatu yang salah kepada
umatnya. Hanya penyampaiannya yang berbeda pada setiap agama.
Kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai penganut agama
Katholik. Berikut adalah hasil wawancara saya.
HASIL WAWANCARA
Matius 25 : 34 (Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, TERIMALAH KERAJAAN YANG
TELAH DISEDIAKAN BAGIMU SEJAK DUNIA DIJADIKAN).
Ayat 35 sampai ayat 45 menceriterakan bahwa baik Domba maupun Kambing tidak
merasa berbuat / melakukan seperti apa yang dikatakan oleh Gembala tersebut,
namun yang diterima sangat berbeda
Matius 25 : 46 (Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi
orang benar ke dalam hidup yang kekal)
Maka saya berkesimpulan bahwa keselamatan itu adalah ANUGERAH dari Allah.
Jawaban:

1. Ya, benar, memang keselamatan adalah anugerah Allah. Tepatnya Rasul


Paulus mengatakan, Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh
iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Ef 2:8). Jadi
keselamatan bukan diperoleh karena hasil melakukan hukum sunat, tetapi oleh
Roh Kudus, seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, Sebab bagi orangorang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak
mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. (Gal 5:6)
Maka, kita melihat bahwa keselamatan diperoleh karena kasih karunia Allah melalui
iman yang bekerja oleh kasih.
2. Jika kita membaca kisah Penghakiman Terakhir pada Mat 25:31-46, kita
mengetahui bahwa memang keselamatan diberikan karena anugerah/ karunia
Allah, namun ini tak bisa dipisahkan dari perbuatan kasih yang dilakukan oleh
setiap orang. Sebab, yang tidak disadari oleh orang-orang itu adalah bahwa
apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) terhadap saudara yang terkecil/
terhina itu mereka lakukan terhadap Kristus Tuhan. Kristus dapat
mengidentifikasikan diriNya di dalam mereka yang menderita itu disebabkan
karena Kristus telah menebus mereka dengan korban salib-Nya.
Namun semua orang itu, terutama yang melakukan perbuatan kasih, tentu sadar akan
apa yang dilakukan mereka, sebab untuk melakukan sesuatu (atau tidak melakukan
sesuatu)

itu

umumnya

melibatkan

kesadaran

dan

kehendak

manusia.

Hal ini nyata dalam pengalaman kita sehari-hari, di mana untuk berbuat baik, itu
melibatkan kehendak kita; ataupun kalau kita menolak untuk berbuat baik, itu juga
melibatkan keputusan kita.
3. Memang karena pengetahuan Allah yang tak terbatas, maka sejak dari awal
mula memang Tuhan telah mengetahui akan segala keputusan kita,
apakah kita akan bekerja sama dengan kasih karunia-Nya atau tidak.

Namun Allah tidak dari awal menjadikan kita seperti boneka wayang, yang
hanya mengikuti saja apa yang ditentukan-Nya, seolah- olah sejak dari awal
Tuhan menakdirkan sebagian orang untuk masuk surga dan sebagian yang lain
masuk neraka. Tuhan menghendaki semua orang diselamatkan dan
memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2:4). Jika manusia sampai
masuk ke neraka, itu disebabkan bukan karena Tuhan yang secara aktif
memasukkan mereka ke dalam neraka, tetapi karena orang-orang itu sendiri
yang menolak untuk bekerja sama dengan rahmat Allah yang diberikan
kepada mereka [dan semua orang]untuk keselamatan.
Pada perikop Mat 25 tersebut terlihat bahwa mereka yang telah bekerja-sama dengan
karunia Allah itu dengan melakukan perbuatan kasih, maka Tuhan berkenan, dan
menyelamatkan mereka, sedangkan mereka yang tidak bekerja sama dengan rahmat
Allah itu, dengan tidak berbuat kasih kepada sesama, maka Tuhan tidak berkenan.
4. Mungkin yang paling jelas adalah pengajaran Yesus sendiri tentang
bagaimana caranya memperoleh hidup kekal yaitu keselamatan. Yesus
mengajarkan kepada orang muda yang kaya itu, jikalau engkau ingin
masuk ke dalam hidup [yang kekal], turutilah segala perintah Allah.(Mat
19:17) Dan ketika ditanya perintah yang mana, Yesus menjawabnya dengan
perintah kasih, kepada orang tua, dan kepada sesama terutama orang-orang
miskin (Mat 19: 19-21).
Maka dari sini kita mengetahui bahwa keselamatan tak semata-mata anugerah yang
tidak perlu diikuti oleh perbuatan kasih, melainkan harus menjadi kesatuan: anugerah
Allah yang menyebabkan seseorang dapat beriman, namun iman itu harus dinyatakan
dengan kasih, dan ini tidak terpisahkan. Silakan membaca lebih lanjut penjelasan
tentang iman dan kasih ini seperti yang diajarkan oleh Paus Benediktus XVI tentang
Sola Fide menurut pandangan Gereja Katolik.

Keselamatan adalah anugerah dari Allah memang menjadi perdebatan oleh banyak
orang Kristen. Karena jika keselamatan itu anugerah, maka tidak sedikit orang,
termasuk orang percaya mempasrahkan hidupnya sehingga tidak melakukan apa-apa.
Iman bukanlah merasa puas dengan hidup yang menantikan anugerah Allah.
Melainkan ia mencari apa yang menjadi kehendak Allah serta mengusahakan apa
yang dikatakan Allah.

Anda mungkin juga menyukai